Nama
NIM
:1147020076
Kelas
: Biologi 3B
Kelompok
: 5 (LIMA)
Nama Dosen
Asisten Dosen
: Edi Supriadi
Tanggal Praktikum
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015 M / 1437 H
Hasil
-
Larutan
berwarna
coklat kehijauan dan
timbul buih
Larutan biru kesusuan
Larutan berwarna biru
Larutan berwarna
coklat kehijauan dan
timbul buih
Larutan biru susu
Larutan berwana biru
toska
Perhitungan
Sample
Titrasi awal : 0,8 ml
Titrsi akhir : 13, 7 0,8 = 12, 9 ml
Blanko
Titrasi awal : 28- 13, 7 ml
Titrsi akhir : 38,9 28 = 10, 9 ml
Penentuan kadar gula reduksi
(Vtitrasi blanko Vtitrasi sampel )= 10, 9 ml 12, 9 ml = 2 ml
Artinya kadar glukosanya 2,4 mg
sampel yaitu pada jagung dengan metode luff schoorl. Luff schrool merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan dalam penentuan kadar karbohidrat secara kimiawi. Metode
ini yaitu untuk menentukan kuprooksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula
reduksi (titrasi blanko) dan sudah direaksikan dengan sample gula reduksi (titrasi sample).
Penentuannya dengan titrasi menggunakan Na2S2O3. pada percobaan ini sample yang
digunakan adalah jagung , pada jagung terdapat 80% karbohidrat pada seluruh bahan
kering biji dan terdapat sukrosa.
Pada perlakuan awal sample yaitu pertama-tama dihaluskan dengan digerus pada
lumpang dengan
menghaluskan iji jagung sehingga senyawa yang terkandung didalamnya mudah larut
dalam pelarut kemudian disaring dengan kertas saring, hasilnya filtarat berwarna kuning
sehingga filtrat dan redidu terpisah. Selanjutnya filtrat diencerkan dengan aquades pada
labu takar 50 ml, filtrat berwarna putih kuning hal tersebut terjadi karena aquads
merupakan pelarut yang bersifat netral yang merupakan reagen berfungsi sebgai pelarut
dan tidak menghambat hidrolisisamilum pada jagung.
Selanjutnya sampel filtrat
terjadinya letupan (bumping). Pemanasan ini dilakukan pada waterbath selama 46, 65
menit fungsi lat ini yaitu untuk menciptakan suhu yang kosntan dan pemanasan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi reduksi dari monosakariada pada gula
terhadap CuO menjadi Cu2O. Setelah dingin capuran ditambahkan NaOH 30 % hinga Ph
larutan netral Penambahan NaOH bertujuan untuk memberikan suasana basa pada larutan,
karena reaksi hanya bisa berlangsung dalam suasana basa.larutan pada larutan sample
jagung yaitu berwarna putih kekuningan
Perlakuan pada pembuatan sample blanko sam sepeti perlakuan sample jagung hanya
saja tidak menggunakan sample jagung yaitu 30 ml aquades + 4 ml HCl 25% + 2 buah batu
didih lalu dipanaskan pemanasan dilakukan berdampingan saat dengan larutan sample
hasilnya lrutan berwarna kekuningan dan setelah dingin ditambahkan larutan NaOH 30 %
hasilnya laruan menjadi netral.
Kemudian larutan sample dan blanko ditambhakan 10 ml luff schoorl dan
dipindahkan pada labu takar dan diencrkan sampai volume 50 ml kedua duanya stelah
ditambahkan larutan luff schoorl berwarna biru . Penambahan larutan Luff ini adalah untuk
memberikan warna biru pada larutan, serta sebagai bahan untuk direduksi oleh gula
pereduksi sehingga menghasilkan kompleks biru
Selanjutnya kedua sample dilakukan perlakuan analisa kuantitatif sample
Perlakuan pertama pada laruan sample yaitu sebnayak 25 ml sample dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer eudian ditambhakan 1 gr KI ( Serbuk putih) + 6 ml H2SO4
hasilnya larutan berwarna coklat dan timbul buih Fungsi dari penambahan larutan KI ini
adalah untuk untuk mereduksi kelebihan CuO sehingga I2 terlepas.Setelah itu, dilakukan
juga penambahan H2SO4 ke dalam larutan. Penambahan H2SO4 ini harus dilakukan dengan
sangat hati-hati, karena reaksi yang terjadi bersifat eksoterm sehingga menghasilkan panas.
Penambahan H2SO4 ini bertujuan untuk mengasamkan larutan karena pada suasana basa,
tio sebagai larutan standar akan tereduksi secara parsial menjadi sulfat. Setelah larutan
tercampur diakukan titrasi dengan Na2S2O3 dan menghasilkan warna biru putih kemudian
ditambahkan 5 tetes amilum dan titrasi kembali, titrasi cepat dilakukan untuk menghindari
penguapan KI. Indikator yang dipergunakan adalah amilum. Penambahan indicator amilum
dilakukan setelah campuran mendekati titik akhir, hal ini dilakukan karena apabila
dilakukan pada awal titrasi maka amilum dapat membungkus iod dan mengakibatkan
warna titik akhir menjadi tidak terlihat tajam. titrasi dengan menggunakan larutan tiosulfat
dengan indikator amilum akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Hasil dari titrasi menggunakan larutan sample tidak terjadiperubahan masih tetap
menjdi warna biru. Hal ini tidak sesuai literatur bahwa prinsip dari metode luf schorl yaitu
kuprooksida yang ada dalm reagen akan membebaskan iod dari gram k- iodida banyaknya
iod yang dibebaskan ekuivalen dengan menggunakan titrasi Na 2S2O3 dan amilum titrasi
hingga larutan berubah warna menjadi putih susu yang awalnya berwarna biru karena
larutan Luff (hingga mencapai titik ekuivalen). Percobaan yang kami lakukan tidak sesuia
ini disebabkan
menandakan bahwa proses titrasi belum selesai. Hal ii juga terjadi pada perlakuan blanko
sebanyak 25 ml laruran blanko + 1 gr KI +6 ml H2SO4 larutan berwarna kecoklatan + 5
tetes amilum hasilnya biru toska setelah dititrasi dengan Na2S2O3 hsilnya msih berwarna
biru , hal tersebut menunjukan proses titrasi belum selesai kesalahan lainnya mungkin
terjadi karena sbagian filtrat masih tersisa dalam dinding labu karena pembilasan dengan
aquades yang kurang sempurna. Titrasi akhir pada titrasi sample yaitu 12, 9 ml pada titrasi
blanko yaitu 10, 9 ml dan kadar gula reduksinya yaitu 2 ml
Persamaan reaksi
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa prinsip dasar
dari metode luff schoorl monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff
menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan
I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. kadar glukosa dalam
sample yaitu 4, 8 mg
Datar Pustaka
Dawn.B. Mark,.dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC
Hawab, H. M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang: Bayumedia Publishing.
Poedjiadi Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press
Rosnah dkk. 2011. Pedoman Praktikum Ilmu Kimia Makanan. Jakarta; UI Press.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.
Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Winarno, F. O. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.