KIMIA ANALITIK II
Iodometri
Disusun Oleh :
Rofiqoh Ghina R.
1311C2004
1311E2028
1311E2031
Elvita Wulandari H.
1311E2040
Novita Alen F.
1311E2046
Andita Hargiyanti
1311E2058
Deti Nurhidayah
1312C2009
Intan Purnamasari D.
1312E2002
JUDUL PRAKTIKUM
II.
TANGGAL PRAKTIKUM
III.
TANGGAL LAPORAN
IV.
TUJUAN PRAKTIKUM
V.
PRINSIP PERCOBAAN
DASAR TEORI
misalnya
penentuan
sulfite
dalam
minuman
anggur
dengan
Page 1
titrasi
redoks
yang
terkenal
adalah
iodimetri,
iodometri,
Permanganometri
Cerimetri
Bromometri, bromatometri
Nitrimetri
berbagai
macam
titrasi
redoks
yaitu
permanganometri,
semua
besi
direduksi
menjadi
Fe2+,
baru
dititrasi
secara
Page 2
Mudah dikeringkan
Stabil
tiosulfat.
Garam
ini
biasanya
berbentuk
sabagai
pentahidrat
Page 3
Analisa dengan cara titrasi redoks telah banyak dimanfaatkan, seperti dalam
analisis vitamin C (asam askorbat). Dalam analisis ini teknik iodimetri
dipergunakan. Pertama-tama, sampel ditimbang seberat 400 mg kemudian
dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas carbondioksida (CO2),
selanjutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sulfat encer
sebanyak 10 mL. Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi
gunakan larutan kanji atau amilosa.
Page 4
Alat
Bahan
Neraca analitis
Buret 50 mL
Aqua dest
Pipet seukuran 10 mL
KI
Botol semprot
H2SO4 2N
Amylum 1%
Batang pengaduk
Kertas timbang
Klem Buret
Kertas isap
Statif
Sendok/spatula
Tegel putih
VIII. LANGKAH KERJA
Page 5
DATA PENGAMATAN
A. Persamaan Reaksi
Cr2O72- (aq) + 6I- (aq) + 14H+ (aq) 3I2 (aq) + 2Cr3+ (aq) + 7H2O (l)
(jingga)
(tb)
(tb)
(coklat)
(hijau)
(tb)
(tb)
(tb)
(tb)
I2amyl (aq) + Na2S2O3 (aq) 2NaI (aq) + Amylum (aq) + S4O62- (aq)
(biru)
(tb)
(tb)
(tb)
(tb)
Titrasi Ke1
2
8,79
18,80
0,00
10,00
8,79
8,80
Biru Tepat Menghilang
8,80
C. Data Penimbangan
Zat yang ditimbang
Massa alat + zat (g)
Massa alat (g)
Massa zat (g)
K2Cr2O7
0,7525
0,5024
0,2501
KI
1,5246
0,5235
1,0011
D. Perhitungan Konsentrasi
[
X.
PEMBAHASAN
Page 6
XI.
KESIMPULAN
Konsentrasi natrium tiosulfat yang didapat dari hasil praktikum adalah 0,0580 N
XII.
DAFTAR PUSTAKA
Page 7
JUDUL PRAKTIKUM
II.
TANGGAL PRAKTIKUM
III.
TANGGAL LAPORAN
IV.
TUJUAN PRAKTIKUM
V.
PRINSIP PERCOBAAN
DASAR TEORI
Page 1
thiosulfat.
Garam
ini
biasanya
berbentuk
sebagai
pentahidrat
Page 2
Page 3
Alat
Bahan
Neraca analitis
Sampel KIO3
Buret 50 mL
Aqua dest
Pipet seukuran 10 mL
KI
Botol semprot
H2SO4 2N
Amylum 1%
Batang pengaduk
Kertas timbang
Klem Buret
Kertas isap
Statif
Sendok/spatula
Tegel putih
Page 4
DATA PENGAMATAN
A. Persamaan Reaksi
IO3- (aq) + 5I- (aq) + 6H+ (aq) 3I2 (aq) + 3H2O (l)
(tb)
(tb)
(tb)
(coklat)
(tb)
(tb)
(tb)
(tb)
I2amyl (aq) + Na2S2O3 (aq) 2NaI (aq) + Amylum (aq) + S4O62- (aq)
(biru)
(tb)
(tb)
(tb)
(tb)
Titrasi Ke1
2
24,00
49,05
0,00
25,00
24,00
24,05
Biru Tepat Menghilang
C. Data Penimbangan
Zat yang ditimbang
Massa alat + zat (g)
Massa alat (g)
Massa zat (g)
KIO3
0,1125
0,5024
0,5101
KI
1,5006
0,5005
1,0001
X.
PEMBAHASAN
Titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana oksidator yang dianalisis
kemudian direaksikan dengan ion Iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai
yang selanjutnya Iodium dibebaskan secara kuantatif dan dititrasi dengan larutan
Page 5
Disini Iod merupakan oksidator lemah sedangkan ion Iodida sering bertindak
sebagai reduktor . Oleh karena itu iodium dapat digunakan sebagai reduktor dan
oksidator.
Pada percobaan ini akan menentukan konsentrasi larutan kalium iodat
dengan larutan natrium tiosulfat menggunakan sebuah indikator kanji yang
tentunya menggunakan metode titrasi iodometri yang berprinsipkan berdasarkan
reaksi redoks yaitu serah terima elektron dimana elektron diberikan oleh
pereduksi dan diterima oleh pengoksidasi. Dalam prosedurnya akan melakukan
dua titrasi yaitu standarisasi larutan natrium tiosulfat oleh larutan kalium iodat dan
penentuan kadar sampel kalium iodat oleh larutan natrium tiosulfat.
Sebelum melakukan percobaan, semua alat gelas yang akan digunakan
dalam percobaan harus dicuci terlebih dahulu dan setelah itu dikeringkan. Alat
gelas yang digunakan dalam percobaan harus dalam keadaan bersih dan kering
agar kuantitatif, bebas dari zat-zat pengotor yang dapat mengganggu percobaan
sehingga hasilnya tidak akurat.
Titrasi pertama yaitu stadarisasi disini menggunakan larutan kalium iodat
sebagai larutan standar atau larutan baku primer karena sudah diketahui
konsentrasinya dan sifat-sifatnya sesuai dengan syarat larutan baku primer yaitu
tidak higrokopis( stabil terhadap udara) dan kemurniannya yang baik. Larutan
kalium iodat dipipet dan dimasukan kedalam labu titrasi, setelah itu ditambahkan
padatan kalium iodida. Padatan kalium iodida ini sangat bersifat higrokopis oleh
karena itu setelah penimbangan padatan kalium iodida harus ditutup dengan
plastik karena berkurangnya iodium akibat penguapan dan oksidasi udara dapat
menyebabkan banyak kesalahan untuk analisis selanjutnya. Fungsi penambahan
padatan kalium iodida ini untuk memperbesar kelarutan iodium yang sukar larut
dalam air dan kalium iodida ini untuk mereduksi analit sehingga bisa dijadikan
standarisasi. Kemudian ditambahkan larutan asam sulfat karena titrasi ini
dilakukan di suasana asam (pH < 8,0), bila pada pH > 8,0 maka akan bereaksi
dengan hidroksida, dengan reaksi :
I2 + 2OH- I- + IO- + H2O
Page 6
Page 7
Page 8
Page 9
Karena hal-hal diatas maka, dalam proses titrasi iodo dan iodimetri sebaiknya
menggunakan indicator larutan Natrium Amylumglikolat. Indicator ini dengan I 2
tidak akan membentuk kompleks Iod-amilum sehingga dapat ditambahkan pada
awal titrasi.
XI.
KESIMPULAN
Kadar kalium iodat yang didapat dari hasil praktikum adalah 97,52 %.
XII.
DAFTAR PUSTAKA
Page 10