Anda di halaman 1dari 9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

Lainnya

Blog Berikut

Buat Blog

Masuk

Hukum is Law
KAMIS, 08 NOVEMBER 2012

ARSIP BLOG

ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN


SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANGUNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

BAB I
PENDAHUL UAN
A. Latar Belakang
Salah satu cita-cita perjuangan bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang

2014 (5)
2012 (11)
Desember (7)
November (2)
ASPEK-ASPEK DALAM
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN
SEDERHAN...
ASPEK-ASPEKHUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN <!-[if !su...
Mei (2)

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, seiring dengan tujuan pembangunan
nasional adalah mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia secara

EVERYTHING
ABOUT MEE

adil dan merata. Salah satu unsur pokok kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya kebutuhan
perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga negara Indonesia dan
keluarganya, sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia.[1] Perumahan sangat berpengaruh
dalam pembentukan kepribadian bangsa. Perumahan tidak hanya dilihat sebagai sarana
kebutuhan hidup, tetapi perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, yang
berfungsi dalam mendukung terselenggaranya pendidikan, keluarga, persemaian budaya,
peningkatan kualitas generasi yang akan datang dan berjati diri serta menciptakan tatanan hidup
yang baik di dalam masyarakat.
Di Indonesia, kebutuhan terhadap perumahan juga telah mengalami peningkatan,
sebagaimana yang terjadi pada masyarakat dunia, terutama pada masyarakat perkotaan, di
mana populasi penduduknya sangat besar, sehingga memaksa pemerintah maupun swasta untuk

Ame e Poe nya


Chuuiiyy
untuk mencapai
kesuksesan
tidaklah
mudah,harus
butuh
pengorbanan
yang
banyak...LIFE IS
HARD
Lihat profil
lengkapku

melaksanakan pembangunan, terutama di bidang perumahan. Pembangunan perumahan


merupakan salah satu hal penting dalam strategi pengembangan wilayah, yang menyangkut
aspek-aspek yang luas di bidang kependudukan, dan berkaitan erat dengan pembangunan
ekonomi dan kehidupan sosial dalam rangka pemantapan ketahanan nasional. Terkait hal
tersebut maka pembangunan perumahan dan pemukiman sebagaimana yang tertuang ditujukan
untuk ;[2]
1.

Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam
rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

2. Mewujudkan pemukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, teratur.
3. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional.
4. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang lainnya.
Dengan demikian sasaran pembangunan perumahan dan pemukiman adalah untuk
menciptakan lingkungan dan ruang hidup manusia yang sesuai dengan kebutuhan hidup yang
hakiki, yaitu agar terpenuhinya kebutuhan akan keamanan, perlindungan, ketenangan,
pengembangan diri, kesehatan dan keindahan serta kebutuhan lainnya dalam pelestarian hidup
http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

1/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

manusiawi.
Untuk memenuhi kebutuhan rakyat akan perumahan dan pemukiman yang dapat
terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan/ atau untuk memenuhi tuntutan atau
pemenuhan pola hidup modern berupa bangunan pasar modern dan pemukiman modern,
pemerintah selalu dihadapkan pada permasalahan keterbatasan luas tanah yang tersedia untuk
pembangunan terutama di daerah perkotaan yang berpenduduk padat. Demi meningkatkan daya
guna dan hasil guna tanah yang jumlahnya terbatas tersebut, terutama bagi pembangunan
perumahan dan pemukiman, serta mengefektifkan penggunaan tanah terutama di daerah-daerah
yang berpenduduk padat, maka perlu adanya pengaturan, penatan dan penggunaan atas tanah,
sehingga bermanfaat bagi masyarakat banyak. Apalagi jika di hubungkan dengan hak asasi,
maka tempat tinggal (perumahan dan pemukiman) merupakan hak bagi setiap warga Negara,
sebagaimana diatur dalam pasal 28H ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi : Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan.
Dan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman pada Pasal 5 Ayat 1 yang berbunyi:
Setiap warga Negara mempunyai hak untuk menempati dan/atau menikmati
dan/atau memiliki rumah rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi dan teratur.
Pembangunan rumah susun adalah suatu cara yang jitu untuk memecahkan
masalah kebutuhan dari pemukiman dan perumahan pada lokasi yang padat, terutama
pada daerah perkotaan yang jumlah penduduk selalu meningkat, sedangkan tanah kian
lama kian terbatas serta sebagai upaya pemerintah guna memnuhi masyarakat perkotaan
akan papan yang layak dalam lingkungan yang sehat. Pembangunan rumah susun
tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota sehingga menjadi lebih lega
dan dalam hal ini juga membantu adanya peremajaan dari kota, sehingga makin hari
maka daerah kumuh berkurang dan selanjutnya menjadi daerah yang rapih, bersih, dan
teratur. Pengertian rumah susun menurut UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
(UU Rusun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagianbagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
Rumah susun tersebut terdiri dari dua bagian yaitu rumah susun sederhana milik
dan rumah susun sederhana sewa. Praktek di masyarakat, banyak masyarakat yang
masih belum mampu membuat rumah sendiri, sehingga pemerintah mendirikan rumah
susun bagi masyarakat yang belum mampu memiliki rumah sendiri dengan cara
menyewakannya. Menyewa rumah tentu saja memiliki keterbatasan-keterbatasan dan
laranganlarangan, terutama terbatas waktu yang harus dipenuhi oleh calon penyewa atau
penghuninya dan adanya hak dan kewajiban masing-masing apabila penghuni tersebut
tidak memenuhi peraturan tersebut maka pihak pengelola akan memberikan sanksi.
Masyarakat yang ingin tinggal di rumah susun sewa terlebih dahulu harus
membicarakan dengan pihak pengelola atau dalam hal ini diperlukan adanya perjanjian
http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

2/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

sewa-menyewa rumah tinggal antara pihak penyewa dengan pihak yang menyewakan.
Pihak yang menyewakan tidak diwajibkan menjamin si penyewa terhadap rintanganrintangan dalam penggunaan dan kenikmatannya yang diperoleh atau dilakukan oleh
orang-orang pihak ke tiga atau adanya peristiwa-peristiwa tanpa mengajukan suatu hak
atas penyewa untuk melakukan tuntutan atas penyimpangan perjanjian sewa-menyewa
rumah. Gangguan gangguan dengan peristiwa-peristiwa itu harus ditanggulangi oleh si
penyewa. Sipenyewa terikat dengan kewajiban melakukan pembetulan-pembetulan
kecil apabila selama disewa mengalami kerusakan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis
dalam bentuk makalah dengan judul ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI


UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH
SUSUN.

B. Perumusan Masalah
1.

Apakah aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Rumah Susun


Sederhana Sewa (Rusunawa)?

2.

Apakah kendala-kendala yang dihadapi dalam pembangunan Rumah Susun


Sederhana Sewa (Rusunawa)?

C. Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui aspek-aspek dalam pembangunan Rumah Susun Sederhana


Sewa (Rusunawa).

2.

Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pembangunan Rumah Susun Sederhana


Sewa (Rusunawa).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek-aspek dalam pembangunan Rumah Susun Sedehana Sewa
Rusunawa, adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing digunakan secara terpisah,
status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi
utamanya sebagai hunian. Rusunawa dapat diartikan sebagai berikut, bangunan gedung

http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

3/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

bertingkat yang dibangun di suatu lingkungan baik dalam arah horisontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa dengan
fungsi utamanya sebagai hunian.
Aspek-aspek dalam pembangungan Rusunawa antara lain:[3]
1. Aspek Kontribusi Calon Penghuni
Dalam Inpres nomor 05/1990 tentang Peremajaan Pemukiman Kumuh di
atas Tanah Negara, disebutkan bahwa dalam menentukan lokasi pemukiman kumuh
yang akan diremajakan, disamping harus sesuai dengan Pola Dasar Rencana
Pembangunan Daerah dan/atau Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), perlu
ada pendekatan kepada masyarakat setempat agar masyarakat berperan secara
aktif dalam proses peremajaan tersebut. Sedangkan dalam Kepmenpera nomor
06/KPTS/1994 tentang Pedoman Umum Pembangunan Perumahan Bertumpu Pada
Kelompok, disebutkan bahwa
masyarakat

adalah

pola

pembangunan perumahan yang bertumpu pada


pembangunan

yang

mendudukan

masyarakat

(individu/kelompok) sebagai pelaku utama dan penentu dimana semua keputusan


dan tindakan pembangunan didasarkan pada aspirasi masyarakat, kepentingan
masyarakat, Kemampuan masyarakat, Upaya masyarakat.
2. Aspek Keselamatan
Lampiran Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi menyebutkan
struktur bangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi harus direncanakan
secara terinci sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan,
apabila terjadi keruntuhan kondisi strukturnya masih memungkinkan penghuni
menyelamatkan diri. Rumah merupakan wadah/penampungan yang tujuan utamanya
adalah meneduhi dan melindungi penghuni dan isinya.
3. Aspek Iklim
Di dalam lampiran Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi
dikatakan sebagai berikut:
a. Ventilasi Alami
Bangunan rusuna bertingkat tinggi harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi
pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk
kepentingan ventilasi alami.
b. Pencahayaan Alami
Bangunan rusuna bertingkat tinggi harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan
alami yang optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan hunian dan fungsi
masing-masing ruang di dalamnya. Pembangunan perumahan sangat berkaitan
dengan iklim dimana bangunan tersebut dibangun.
4. Aspek Budaya
Rumah adalah suatu lembaga bukan hanya struktur, yang dibuat untuk berbagai
tujuan yang kompleks. Karena membangun suatu rumah merupakan suatu gejala
budaya, maka bentuk dan pengaturan ini sangat dipengaruhi oleh budaya lingkungan
pergaulan dimana bangunan tersebut berada.
http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

4/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

5. Aspek Keterjangkauan
Sesuai PERMENPERA omor 18/PERMEN/M/2007 menyebutkan kriteria
penetapan tarif rusunawa harus terjangkau oleh masyarakat menengah bawah
khususnya MBR dengan besaran tarif tidak lebih besar 1/3 dari penghasilan,
sedangkan kriteri besaran tarif ditetapkan dengan diferensiasi dan subsidi silang
antar kelompok tarif penghuni. Menurut Turner, permintaan efektif bila rumah
tangga memiliki akses pilihan yang nyata dan seimbang antara harga dan
pendapatan. Suatu keluarga dikatakan mampu membayar sewa rumah (ataupun
angsuran sewa beli) jika persentase pengeluaran untuk sewa rumah ditambah biaya
utilitas

dasar, pajak dan asuransi adalah 20 sampai dengan 30% dari total

pendapatan.
6. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Perumahan bukan merupakan tempat perlindungan atau hanya fasilitas
rumah tangga saja, tetapi terdiri dari sejumlah fasilitas, servis, dan utilitas yang
menghubungkan individu dengan keluarganya untuk berkumpul dan bermasyarakat
pada daerah yang tumbuh dan berkembang.

Kriteria Rusunawa yang Sesuai untuk Permukiman Kembali (Resettlement),


antara lain:
a.

Alasan utama masyarakat tinggal, yaitu karena dekat dengan tempat kerja.
Lokasi hunian yang dekat dengan tempat kerja membuat

penyewa lebih

memilih berjalan kaki ke lokasi kerja. Hal ini dilakukan untuk menghemat
pengeluaran. Dengan melihat kondisi ini, maka penempatan lokasi rusunawa
harus berada dalam radius jangkauan pejalan kaki menuju tempat kerja dan
tempat melakukan aktifitas harian.
b. Dalam menentukan luas hunian sebaiknya menggunakan luas hunian tempat asal
sebagai luas minimum. Atau menggunakan standar luas Pusdiklat 7,2 m2/org
atau standar Kepmen PU 9m2/org. Untuk mengatasi keberagaman luas hunian
maka sebaiknya menggunakan modul fleksibel (kelipatan 3). Hunian perlu
dilengkapi dengan fasilitas pribadi berupa ruang tidur, km/wc dan dapur.
c. Tingkat interaksi antar warga Rusunawa yang sangat tinggi.
Untuk mengakomodasi kebiasaan ini, maka bentuk koridor yang bisa
digunakan adalah koridor tengah. Koridor ini harus di bangun di semua lantai
tingkatannya agar proses interaksi secara horisontal tetap terjaga. Lebar koridor
tengah yang dapat diterapkan adalah 2,4 m (20% dari luas keseluruhan
sarusunawa di masing-masing lantai). Sedangkan akses secara vertikal yaitu
tangga yang berfungsi tidak hanya mempermudah penghuni berpindah dari lantai
satu ke lantai lainnya (sebagai akses keluar-masuk) dengan berjalan kaki, tapi
juga berfungsi sebagai tempat interaksi penghuni secara vertikal maupun
horisontal. Untuk itu lebar tangga minimal dapat memuat 2 orang. Lebar tangga
yang disyaratkan minimal 1,20 m. Di setiap lantai perlu juga disediakan ruang
bersama, sebagai tempat sosialisasi.
d.

Kondisi permukiman di lokasi penelitian, menunjukan semua hunian memiliki

http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

5/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

ventilasi. Untuk itu penghawaan di rusunawa harus memiliki bukaan permanen


yang cukup besar menghadap arah ruang terbuka dan teras. Bukaan permanen
udara paling sedikit adalah 5% dari luas lantai sarusunawa. Untuk penerangan
alami, perlu penyediaan jendela-jendela yang besarnya cukup. Luas jendela
paling sedikit 15% dari luas lantai sarusuna untuk menerangi ruang-ruang yang
ada di dalamnya. Orientasi jendela dan ventilasi harus sama.
e.

Jika dilihat penghasilan rata-rata, maka masyarakat pengguna rusunawa adalah


mereka yang dikelompokkan ke dalam masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR). Untuk itu biaya sewa satuan rusunawa untuk setiap keluarga adalah
maksimal sekitar 1/3 bagian dari pendapatan per bulan.

f.

Dalam suatu lingkungan rusunawa harus tersedia prasarana untuk


memberikan kemudahan bagi penghuni. Prasarana-prasarana yang harus
disediakan antara lain berupa :
1. Jalan
Klasifikasi jalan pada lingkungan rusunawa perlu disesuaikan dengan lokasi
dimana rusunawa itu dibangun.
2. Air Minum
Lingkungan rusunawa ini harus menyediakan sumber air bersih bagi
penghuninya. Sumber air bersih ini sedapat mungkin disediakan per unit atau
per lantai dan tidak secara sentral untuk seluruh area rusunawa. Kebutuhan
air bersih dari tiap rumah tangga yaitu 100 liter/hari untuk setiap anggota
keluarga, dengan kualitas jernih, tidak berasa dan tidak berbau.

3. Air Limbah
Lingkungan rusunawa harus memiliki sarana pengolahan air limbah, baik
yang berasal dari air bekas cucian, mandi ataupun kakus. Karena rusunawa
memiliki fungsi yang hampir sama dengan perumahan, maka air limbah
rumah tangga pengelolaannya cukup dengan menyediakan septic tank dan
sumur resapan.
4. Pembuangan Sampah
Dari hasil pengamatan, salah satu kebiasaan masyarakat tepian sungai
adalah membuang sampah di sungai. Agar rusunawa tetap terjaga
kebersihannya, maka sarana pembuangan sampah harus diperhitungkan
dalam perencanaan dan perancangan rusunawa terkait dengan kesehatan
lingkungan.
5. Jaringan Listrik
Pada lingkungan rusunawa pasokan listrik diperhitungkan dengan standar
minimal 450 VA per hunian.
Pembangunan Rusunawa/ Rumah Susun

Sederhana Sewa bertujuan

menyediakan rumah layak huni bagi seluruh keluarga Indonesia, khususnya MBR yang
belum mempunyai kemampuan untuk meemnuhi kebutuhan rumahnya melalui
kepemilikan, dengan target 2010-1014 sebanyak 380 TB, dan pembangunan yang telah
terlaksana sebanyak 49 TB pada tahun 2010 dan 143 TB 2011 pada tahun 2011.

http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

6/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

Pembangunan Rusunawa salah satunya dapat dilakukan dengan pola Unit


Pelaksana Teknis (UPT) yang didasarkan pada kemampuan atau besarnya penghasilan
penghuni, bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendapatan maximum sebesar
upah minimum kabupaten/kota (UMK) diarahkan oleh Pemerintah melalui APBN/
APBD yang tidak mengharapkan pengembalian investasi.
B. Kendala-kendala dalam Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
Pengadaan perumahan di perkotaan dalam jumlah besar bagi masyarakat
berpenghasilan rendah di negara-negara berkembang merupakan persoalan yang cukup
kompleks dan menghadapi banyak kendala. Menurut Bambang Panudju dalam bukunya yang
berjudul

Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta Masyarakat Berpenghasilan

Rendah, yang dikutip oleh R. Lisa Suryani dan Amy Marisa, kendala-kendala secara garis
besar adalah sebagai berikut: [4]
1. Kendala pembiayaan.
Hampir seluruh negara berkembang memiliki kemampuan ekonomi nasional yang
rendah atau sangat rendah. Sebagian besar anggaran biaya pemerintah yang tersedia
untuk pembangunan dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang
perbaikan ekonomi seperti industri, pertanian, pengadaan infrastruktur, pendidikan.
Dan sebagainya. Anggaran pemerintah untuk pengadaan perumahan menempati
prioritas yang rendah sehingga setelah dipakai untuk membayar makanan, pakaian,
keperluan sehari-hari dan lainlain, hanya sedikit sekali yang tersisa untuk keperluan
rumah. Sementara itu harga rumah terus meningkat sehingga pendapatan penduduk
semakin jauh di bawah harga rumah yang termurah sekalipun.
2. Kendala ketersediaan dan harga lahan.
Lahan untuk perumahan semakin sulit di

dapat dan semakin mahal, di luar

jangkauan sebagian besar anggota masyarakat. Meskipun kebutuhan lahan sangat


mendesak, terutama untuk pengadaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah, usaha-usaha positif dari pihak pemerintah di negaranegara berkembang
untuk mengatasi masalah tersebut belum terlihat nyata. Mereka cenderung menolak
kenyataan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah memerlukan lahan untuk
perumahan dalam kota dan mengusahakan lahan untuk kepentingan mereka.
3. Kendala ketersediaan prasarana untuk perumahan.
Ketersediaan prasarana untuk perumahan seperti jaringan air minum, pembuangan
air limbah, pembuangan sampah dan transportasi yang merupakan persyaratan
penting bagi pembangunan perumahan. Kurangnya pengembangan prasaranan,
terutama jalan dan air merupakan salah satu penyebab utama sulitnya pengadaan
lahan untuk perumahan di daerah perkotaan.
4. Kendala bahan bangunan dan peraturan bangunan.
Banyak negara berkembang belum mampu memproduksi bahan-bahan bangunan
tertentu seperti semen, paku, seng gelombang , dan lain-lain. Barang-barang
tersebut masih perlu diimpor dari luar negeri sehingga harganya berada di luar
jangkauan sebagian besar anggota masyarakat. Selain itu, banyak standar dan
peraturan-peraturan bangunan nasional di negara-negara berkembang yang meniru
negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, atau Amerika Serikat yang tidak sesuai
http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

7/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

dan terlalu tinggi standarnya bagi masyarakat negara-negara berkembang. Kedua


hal tersebut menyebabkanvpengadaan rumah bagi atau oleh masyarakat
berpenghasilan rendah sulit untuk dilaksanakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian sebagaimana telah di uraiakan pada bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pembangunan rumah susun
sederhana sewa (rusunawa) harus memperhatikan beberapa aspek, yakni :
1. Aspek Kontribusi Calon Penghuni
Dalam menentukan lokasi pemukiman kumuh yang akan diremajakan,
disamping harus sesuai dengan Pola Dasar Rencana Pembangunan Daerah dan/atau
Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), perlu ada pendekatan kepada
masyarakat setempat agar masyarakat berperan secara aktif dalam proses
peremajaan tersebut.
2. Aspek Keselamatan
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi menyebutkan struktur
bangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi harus direncanakan secara terinci
sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjadi
keruntuhan kondisi strukturnya masih memungkinkan penghuni menyelamatkan diri.
3. Aspek Iklim
4. Aspek Budaya
Rumah adalah suatu lembaga bukan hanya struktur, yang dibuat untuk berbagai
tujuan yang kompleks. Karena membangun suatu rumah merupakan suatu gejala
budaya, maka bentuk dan pengaturan ini sangat dipengaruhi oleh budaya lingkungan
pergaulan dimana bangunan tersebut berada.
7. Aspek Keterjangkauan
Penetapan tarif rusunawa harus terjangkau oleh masyarakat menengah bawah
khususnya MBR dengan besaran tarif tidak lebih besar 1/3 dari penghasilan,
sedangkan kriteri besaran tarif ditetapkan dengan diferensiasi dan subsidi silang
antar kelompok tarif penghuni.
5. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Perumahan bukan merupakan tempat perlindungan atau hanya fasilitas
rumah tangga saja, tetapi terdiri dari sejumlah fasilitas, servis, dan utilitas yang
menghubungkan individu dengan keluarganya untuk berkumpul dan bermasyarakat
pada daerah yang tumbuh dan berkembang.

B. Saran
a.

Diharapkan pada masa yang akan datang baik pemerintah maupun perusahaan

http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

8/9

10/28/2015 Hukum is Law: ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DITINJAU DARI UNDANG-U

swasta dalam melakukan pembangunan Rusunawa dapat terlebih dahulu


memperhatikan aspek-aspek dalam pembangunan.
b.

Diharapkan juga pembangunan Rusunawa akan lebih efketif dan efisien baik bagi
pemerintah maupun masyarakat.

[1]Erwin Kallo, Panduan Huk um Untuk Pemilik /Penghuni Rumah Susun, (Jakarta : Minerva
Athena Pressindo, 2009), hlm. 28.
[2] Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992
[3]Anwar Hamid dan Happy Santosa, Kriteria Rusunawa untuk Pemukiman Kembali
(Resettlement) Masyarakat Tepian Sungai Desa Batu Merah, Kota Ambon, dalam Seminar
Nasional Pascasarjana X ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
[4] R. Lisa Suryani dan Amy Marisa, Aspek-aspek yang mempengaruhi Masalah
Permukiman di perkotaan, www.usu.ac.id., diakses pada tanggal 23 Maret 2012

Diposkan oleh Amee Poenya Chuuiiyy di 00.54


Rekomendasikan ini di Google

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:

Publikasikan

Google Account

Pratinjau

Posting Lebih Baru

Beranda

Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

http://rahmiarrahman.blogspot.co.id/2012/11/aspek-aspek-dalam-pembangunan-rumah.html

9/9

Anda mungkin juga menyukai