Prinsip dari metode ini adalah mencocokkan bagian-bagian dari kurva lapangan dengan kurva
standar atau teoritis. Tipe kurva lapangan yang diperoleh sangat bergantung pada susunan
perlapisan batuan bawah permukaan. Dari pencocokan kurva tersebut maka dapat diperkirakan
nilai tahanan jenis dan ketebalan lapisannya. Ada tiga macam kurva yang perlu diperhatikan
dalam intepretasi Schlumberger dengan metode penyamaan kurva, yaitu: Kurva Baku, Kurva
Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q, Kurva Lapangan. Terdapat dua jenis kurva baku, yaitu
kurva baku struktur 2 lapis yang menurun (2 < 1) dan naik (2> 1) . Sedangkan 4 tipe kurva
bantu tersebut adalah:
1. Kurva bantu H, menunjukan harga minimum dan adanya variasi 3 lapisan dengan 1 >
2< 3.
2. Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga dan variasi lapisan dengan 1 < 2 <
3.
3. Kurva bantu, K menunjukan harga maksimum dan variasi lapisan dengan 1 < 2 > 3.
4. Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga yang seragam : 1 > 2 > 3
Alat-alat yang digunakan : kertas kalkir/mika plastik, kertas double log, marker OHP.
1. Plot nilai AB/2 vs pada mika plastik diatas double log. AB/2 sebagai absis dan
sebagai ordinat.
2. Buat kurva lapangan dari titik-titik tersebut secara smooth (tidak selalu harus melalui
titik-titik tersebut, untuk itu perlu dilihat penyebaran titik-titiknya secara keseluruhan).
3. Pilih kurva Bantu apa saja yang sesuai dengan setiap bentukan kurva lapangan.
4. Letakkan kurva lapangan diatas kurva baku, cari nilai P1 merupakan kedudukan :
d1,1 (kedalaman terukur, tahanan jenis terukur)
d1 = kedalaman lapisan perama = sebagai absis
1 = tahanan jenis lapisan pertama = sebagai ordinat
Pindahlah kurva lapangan dan letakkan diatas tipe kurva Bantu pertama yang telah
ditentukan. Tarik garis putus-putus sesuai dengan harga 1/2 pada kurva Bantu tersebut.
Garis putus-putus sebagai kurva Bantu ini merupakan tempat kedudukan P2.
Kembalikan kurva lapangan diatas kurva baku, geser kurva lapangan berikutnya
sedemikian sehingga kurva baku pertama melalui pusat kurva baku. Tentukan nilai
3/2 serta plot titik P2. (catatan : posisi sumbu-sumbunya harus sejajar dengan sumbu-