OLEH :
1. I KADEK AGUS WIDIADA ( 0903061001)
2. KADEK DEASY INDAH MELIASARI (0903061002)
3. I WAYAN SRI ADI WIRYANA ( 0903061003 )
4. I GEDE DIAN SEMARA WIGUNA (0903061004)
5. KETUT ASTINI RAHAYU ( 0903061005 )
6. PUTU AYU DHITA PUSPARINI (0903061006)
7. PUTU WISNU SEPTIADI ( 0903061007 )
2010
KEKERANGAN
Moluska merupakan salah satu filum dalam animalia yang merupakan
sekumpulan hewan bertubuh lunak yang memiliki cangkang yang keras untuk
melindungi dirinya. Moluska terbagi atas beberapa kelas diantaranya Bivalvia.
Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan:
memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang). Nama lainnya
adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk
berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima. Kerangkerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya
dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan,
bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau.
Mutiara dihasilkan oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan
kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan.
A. REMIS
Remis adalah sekelompok kerang-kerangan kecil yang hidup di dasar perairan,
khususnya dari genus Meretrix, famili Veneridae.Remis mempunyai cangkang
yang kuat dan simetris, bentuk cangkang agak bundar atau memanjang.
Permukaan periostrakum agak licin, bagian dalam bewarna putih dan bagian
luar bewarna abu-abu kecoklatan. Hidup membenamkan diri dalam substrat.
Lebar cangkang dapat mencapai 3-4 cm
B. SIMPING
Simping ialah moluska bivalvia dari famili Pectinidae yang hidup di perairan
laut, kosmopolitan (dapat ditemui di semua perairan bumi), dan bernilai
ekonomi sebagai sumber makanan dan bahan kerajinan. Simping dianggap
kerang yang paling aman untuk dimakan mentah. Beberapa simping yang
warna cangkangnya terang dijadikan bahan baku kerajinan dari kerang.Racun,
bakteri, dan virus cenderung terakumulasi di tubuhnya dalam proses
penyaringan air laut oleh kerang-kerangan, namun pada simping bagian
penyaring ini biasanya tidak dijumpai atau tereduksi.
C. TIRAM
Tiram adalah sekelompok kerang-kerangan dengan cangkang berkapur dan
relatif pipih. Tiram sejati adalah semua bivalvia yang termasuk keluarga
Ostreidae. Namun demikian, nama tiram dipakai pula untuk beberapa hewan
lain di luar kelompok itu.Dagingnya rendah kalori dan mengandung kalsium
dan vitamin A.
D. ABALON
Abalon merupakan komoditas perikanan bernilai tinggi, khususnya di negaranegara maju di Eropa dan Amerika Utara. Biota laut ini dikonsumsi segar atau
kalengan. Di Indonesia, jenis siput ini belum banyak dikenal masyarakat dan
pemanfaatannya baru terbatas di daerah-daerah tertentu, khususnya di daerah
pesisir.
Daging abalon mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dengan kandungan
protein 71,99%, lemak 3,20%, serat 5,6o%, dan abu 11,11%. Cangkangnya
mempunyai nilai estetika yang dapat digunakan untuk perhiasan, pembuatan
kancing baju, dan berbagai bentuk barang kerajinan lainnya. Produksi abalon
saat ini lebih banyak diperoleh dari tangkapan di alam. Hal tersebut akan
nienimbulkan kehawatiran terjadinva penurunan populasi di alam.
A. Sistematika
Famili : Haliotidae
Species Haliolis assinina, Holiotis squammota
Nama dagang : abalone, donkey's ear
Nama lokal : kerang lapar-kenyang, siput mata tujuh
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Abalon mempunyai situ cangkang yang terletak pada bagian atas. Pada
Cangkang tersebut terdapat lubang-lubang dengan jumlah yang sesuai dengan
ukuran abalon. Semakin besar ukuran abalon, semakin banyak lubang yang
terdapat pada cangkang.
cangkang berbentuk telinga, rata, dan tidak memiliki overculum. Bagian
cangkang sebelah dalam berwarna putih mengkilap, seperti perak. Siput ini
memiliki mata tujuh.
Abalon banyak bergerak dan berpindah tempat dengan menggunakan satu
organ yaitu kaki. Gerakan kaki yang sangat lambat sangat memudahkan
predator untuk memangsanya.
H. assinina termasuk salah satu jenis abalon yang berukuran relatif besar.
Jenis ini dapat mencapai ukuran 8 - 10cm dengan bobot 30-40 g/ekor dalam
waktu pemeliharaan 12-14 bulan.
Abalon tergolong hewan berumah dua atau diocis (betina dan jantan terpisah).
Pembuahan telur dan sperma terjadi di luar tubuh, dimulai dengan keluarnya
sperma ke dalam air yang segera diikuti keluarnya telur dari induk betina.
Kematangan gonad induk jantan maupun betina berlangsung sepanjang tahun
dengan puncak memijah terjadi pada bulan Juli dan Oktober. Telur yang siap
dipijahkan berdiameter 100 m. Di laboratorium telur yang dipijahkan
berdiameter rata-rata 183 m.
4. Pembesaran
Pembesaran abalon di Indonesia masih dalam taraf percobaan. Pembesarannya
bisa dengan metode tancap (pen-culture) dan metode rakit.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama merupakan hewan pengganggu dan pemangsa dalam budi daya abalon.
Jenis predator dalam budi daya abalon adalah kepiting laut. Upaya pencegahan
dengan cara membersihkan hama-hama tersebut dengan cara manual pada
periode waktu tertentu.
Kematian massal abalon pernah terjadi di dalam tangki pembesaran yang
diatasi dengan penggunaan streptomycin dan neomycin. Adapun patogen yang
diduga sebagai penyebab kematian abalon adalah bakteri.
G. Panen
Pemanenan abalon dilakukan tanpa menggunakan alat , tetapi menggunakan
tangan setelah tercapai ukuran pasar. Pada daerah terpencil, abalon yang
ditangkap nelayan diawetkan dengan cara direbus, kemudian dikeringkan
sebelum dijual/diekspor. Untuk saat ini, hasil budi daya abalon dijual dalam
bentuk diawet secara didinginkan/dibekukan.
sumber :Penebar Swadaya, 2008
E. KERANG
Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak
(moluska).Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga
cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan
suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot
adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.Kerang tidak memiliki
kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang
dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak
dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang
sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.Sistem
sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen
berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang
menyelubungi organ-organnya.Makanan kerang adalah plankton, dengan cara
menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.Semua
kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring
dengan kedewasaan.
jenis lain adalah kerang gelatik (A. antiguata). Dibanding dengan jenis
kekerangan lainnya, budi daya kerang darah telah dilakukan oleh banyak
negara antara lain Cina, Taiwan, Republik Korea, Malaysia, dan Thailand.
A. Sistematika
Famili : Arcidae
Species Anadara granosa
Nama dagang : cockle
Nama lokal : kerang dagu
Operasi pengumpulan dimulai pada saat air pasang rendah dan kedalaman air
sekitar 6o cm. pengumpulan benih dilaksanakan dengan mengeruk dasar
perairan sedalam kurang lebih 3 cm dengan menggunakan keranjang
pengumpul benih tersebut di atas. Pengerukan dilakukan dengan
menggunakan papan selancar.
Papan tersebut berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan benih yang
berhasil dikurnpulkan dan sekaligus memudahkan pergerakan si pengumpul.
Proses pengumpulan selesai pada saat dasar perairan kering tidak berair.
2. Penebaran benih
Benih yang terkumpul diseleksi menurut ukurannya. Selanjutnya, benih
ditebar di tempat pembesaran. Padat tebar awal sekitar 2.000 ekor/m2,
kemudian dijarangkan sampai kepadatan 200-300 ekor/m2.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kerang darah yang dibudidayakan kerap kali dimangsa oleh siput gastropoda,
khususnya pada fase benih. Mortalitas missal lebih sering terkait dengan
perubahan kondisi lingkungan, khususnya salinitas. Kematian kerang ini
sering terjadi pada saat hujan yang berkepanjangan yang menyebabkan
turunnya salinitas. Kerang akan mati dalam air bersalinitas di bawah 15 g/kg.
G. Panen
Panen dimulai setelah masa pemeliharaan berlangsung selama 6-9 bulan. Cara
panen dilaksanakan dengan menggunakan alat pengeruk yang berukuran lebih
besar dan kuat dibanding alat pengeruk benih.
2. Kerang hijau (perna viridis)
Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu jenis kerang yang digemari
masyarakat, memiliki nilai ekonomis dan kandungan gizi yang sangat baik
untuk dikonsumsi, yaitu terdiri dari 40,8 % air, 21,9 % protein, 14,5 % lemak,
18,5 % karbohidrat dan 4,3 % abu sehingga menjadikan kerang hijau
sebanding dengan daging sapi, telur maupun daging ayam, dari 100 gram
daging kerang hijau ini mengandung 100 kalori.
BIOLOGI; Kerang hijau termasuk binatang lunak (Mollusca) yang hidup ditaut,
bercangkang dua (bivalve) berwama hijau. Insangnya berlapis-lapis (Lamelii
branchia) dan berkaki kapak (Pelecypoda) serta memiliki benang byssus. Kerang
hijau adalah plankton feeder, dapat berpindah-pindah tempat dengan menggunakan
kaki dan benang byssus, hidup baik pada perairan dengan kisaran kedalaman 1 - 7
meter dan memiliki toleransi terhadap perubahan salinitas antara 27-35 per mil.
Terdapat dalam jumlah yang berlimpah pada musimnya disepanjang pantai Indonesia
yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli. Hidup di daerah pasang surut dan
sub tidal, menempel kuat dan bergerombol pada benda-benda keras dengan
Ukuran konsumsi kerang hijau pada umumnya adalah ukuran sedang atau ukuran
tusuk sate yaitu 6 - 8 cm. Kerang hijau dapat dipanen setelah 5 - 6 bulan
pemeliharaan. Kerang hijau yang bermutu baik adalah yang berdaging tebal dan
berwarna krem. Pemanenan sebaiknya menggunakan pisau atau benda yang tajam
untuk pengikisan kerang hijau sebab apabila pisau yang digunakan tumpul kerang
hijau yang dipanen akan cepat mati karena luka pada benang byssus, sehingga akan
berkurang nilai ekonomisnya.
Sanitasi ; Dengan sifat kekerangan sebagai plankton feeder atau filter feeder
cenderung menimbun semua unsur yang tersaring di dalam ususnya, sehingga bakteri
dan mikro organisme lain yang terdapat dalam perairan sekitamya terkumpul sampai
mencapai tingkat yang dapat menimbulkan gangguan bagi kesehatan
konsumen.Kontaminasi dapat terjadi saat penanganan pasca panen. Daging kerang
yang terkena air kotor masuk melalui cangkang kerang yang terbuka. Air kotor yang
berada di lokasi kerang akan masuk melalui cangkang kerang pada saat terbuka ke
daging kerang sehingga dapat terkontaminasi. Oleh karena itu sanitasi terhadap
kekerangan pada saat pasca panen harusdiperhatikan.
Depurasi; Depurasi adalah suatu proses penanganan pasca panen yang bertujuan
untuk membersihkan kerang-kerangan dari
bahan-bahan pencemar dan beracun yang terdapat di dalam daging dan cangkang
kerang. Cara sederhana dengan merendam kerang didalam air bersih dalam kondisi
terkontrol, atau dapat juga dengan cara mengalirkan air dengan kondisi kerang
terendam didalam air.
Bentuk Produk Olahan Kerang ; Penanganan skala kecil dapat dilakukan secara
manual, sedangkan untuk skala besar diperlukan mekanisasi penanganan pasca panen
seperti alat pengelompok, alat pembersih insang.
ANALISA USAHA
METODE RAKIT TANCAP (6 M X 15 M)
1. INVESTASI
No JENIS
JML
SAT.
HARGA
TOTAL (RP)
Bambu
400
btg
7.000
2.800.000
kg
2.500
1.250.000
Tali pengikat 4
gulung
100.000
400.000
Peralatan
pkt
125.000
125.000
No JENIS
JML SAT.
30
OH
35.000
OB
200.000 2.400.000
OH
35.000
kali
100.000 400.000
kali
100.000 400.000
Sub Total
1.050.000
420.000
4.670.000
Biaya Penyusutan
(%)
Wadah/rakit budidaya
15
4.575.000 686.250
B
Sub Total
686.250
Rp. 5.356.250
JML
SAT.
HARGA
TOTAL (RP)
Panen I : 9.00010.000
10.000
kg
600
6.000.000
8.000
kg
600
4.800.000
10.800.000
JML
SAT.
HARGA
Kerang Hijau :
17.700.000
Bambu
400
btg
7.000
2.800.000
Tambang net
500
kg
2.750
1.375.000
Tali pengikat
Sing
100.000
400.000
Perahu
bh
13.000.000 13.000.000
Peralatan
pkt
125.000
Bubu (4 unit/unit
kerang hijau)
b
TOTAL (RP)
125.000
4.024.000
btg
7.000
336.000
btg
25.000
2.500.000
24.000
960.000
kg
40.000
80.000
kg
11.000
88.000
kg
30.000
60.000
40
Rp. 21.724.000
No JENIS
TOTAL
(RP)
4.095.600
30
OH 35.000
1.050.000
12
OB 200.000
2.400.000
12
OH 35.000
420.000
kali 4.700
150.400
kali 4.700
75.200
16
14.800.000
100.000
4.700.000
400 OH 25.000
10.000.000
unit 25.000
3.258.600
15
21.724.000 3.258.600
22.154.200
43.878.200
18.000 kg
600
10.800.000
8.000 ka
6000
48.000.000
PENDAPATAN SELAMA
SETAHUN =
58.800.000
36.645.800
Pengembalian modal = 1,2 yaitu modal akan kembali setelah 1,2 kali panen
Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya
3. Kerang mutiara (pinctada maxima)
Alam menyediakan bibit kerang mutiara budidaya. Bibit kerang mutiara ini
dikumpulkan dengan menggunakan perangkap-perangkap larva (kolektor)
yang diletakkan di laut. Material dan model kolektor ini bervariasi. Material
kolektor bisa berasal dari alam seperti sabut kelapa dan ijuk maupun buatan
seperti kain dan plastik. Sementara modelnya bervariasi dari bentuk sapu
sampai ke bentuk panel. Prinsipnya adalah menyediakan substrat atau tempat
untuk menempel bagi larva kerang mutiara yang bermetamorfosis menjadi
spat. Namun demikian, bukan hanya spat kerang mutiara saja yang menempel
di koletor ini, namun bisa saja organisme lainnya. Kolektor-kolektor ini
digantung pada longline atau sarana apung lainnya. Lamanya perendaman
sebenarnya tergantung dari tingkat pertumbuhan spat yang mencapai ukuran
yang bisa dikenal sehingga bisa dibedakan dengan spat kerang jenis lain.
Secara teoritis, perendaman bisa lebih dari 2 bulan tergantung jenis kerang
yang akan dibudidayakan. Kolektor kemudian dibersihkan dari jenis kerang
lain dan organisme pengotor lainnya (biofouling) sehingga memungkinkan
spat bertumbuh dengan leluasa. Setelah itu, jenis yang akan dibudidayakan
diambil dengan hati-hati karena kondisi mereka sangat rentan. Mengingat
mereka menempel dengan bysus sehingga pengambilan spat adalah dengan
memotong bysusnya bukan dengan menarik keluar spat itu dengan paksa.
Mereka juga rentan terhadap perubahan suhu dan lamanya mereka terekspos di
luar air. Kerang muda ini dipindahkan ke kotak panel yang memiliki ruang
leluasa bagi mereka untuk bertumbuh. Lewat pemahaman ini, pengetahuan
akan sebaran jenis atau spesies kerang mutiara di perairan sangat dibutuhkan
sebelum memutuskan untuk membuat usaha budidaya kerang mutiara yang
membutuhkan suplai bibit dari alam.