Chapter II
Chapter II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
K
= Kompresor
= Turbin
RB
= Ruang Bakar
= Generator
Pada instalasi turbin gas, setiap komponen memiliki proses tersendiri baik
pada analisa termodinamika ataupun pada perubahan-perubahan energi yang
terjadi didalam proses tersebut. Berikut diagram P vs V dan T,h vs S pada sistem
pembangkit listrik dengan siklus terbuka.
16
Perubahan entalpi
17
2.
3.
Untuk lebih jelasnya tentang siklus aktual dan ideal, dapat diperhatikan
gambar 2. 3 berikut ini:
Pada gambar 2.3, titik i dan e berturut-turut menyatakan masuk dan keluar
sistem aktual. Sedangkan es adalah titik keluar secara teoritis (ideal). Pada siklus
ideal, kerja kompresor dapat dicari dengan persamaan berikut:
18
WK
= Cp ( tes
ti
= hes hi ( k J / k g )
Sedangkan pada siklus aktual, titik es pada gambar akhirnya akan bergeser
kekanan sebagai akibat dari penyimpangan bahwa siklus tidak berlangsung secara
isentropik. Titik akhir, e merupakan akibat penyimpangan dari siklus. Sehingga
persamaan (2.1) juga mengalamai perubahan. Nilai inilah yang kemudian dipakai
sebagai hasil kerja aktual yang dirumuskan sebagai berikut:
WKaktual = Cp ( te
ti
= he hi( k J / k g )
Dari gambar 2.3, dapat dilihat bahwa kerja ideal kompresor lebih rendah
dari kerja aktual. Perbandingan kedua kerja ini dinayatakan dengan efisiensi
isentropik kompresor.
sebagai berikut:
K
Persamaan (2.3) dapat juga dicari dengan mensubstitusikan persamaan (2.1) dan
(2.2) kedalamnya. Sehingga persamaan (2.3) bisa kemudian diganti dengan
parameter input berupa temperatur ataupun entalpi seperti persamaan berikut:
K
=
=
Untuk
menaikkan
efisiensi
kompresor,
dapat
dilakukan
dengan
mengurangi kerja kompresor untuk mencapai tekanan yang sama atau stabil pada
sisi masuk dan sisi keluar kompresor. Dengan kata lain, dilakukan dengan
19
mengurangi hK antara siklus ideal dan siklus aktual. Atau membuat sebisa
mungkin dengan cara mendekatkan titik e ke titik es sesuai pada gambar 2.3.
dengan kata lain membuat s mendekati isentropik atau mendekati nol.
Menaikkan efisiensi kompresor adalah dengan tujuan untuk meningkatkan
kerja sistem turbin gas secara keseluruhan. Karena kompresor adalah komponen
parsial dari sebuah sistem turbin gas yang memiliki pengaruh pada siklus sistem
turbin gas secara utuh. Tentu dengan meningkatnya efisiensi, akan memberikan
peningkatan nilai guna terhadap sebuah pembangkit tenaga.
20
Aspect ratio merupakan perbandingan antara tinggi sudu dan chord sudu
(h/c). Dengan adanya perbandingan ini, dapat dicari panjang dari chord sudu.
21
Setelah diperoleh chord sudu, dengan perbandingan soliditas (s/c) dapat dicari
jarak sudu. Perbandingan soliditas ini, dipengaruhi oleh sudut keluar kecepatan
aksial dan sudut defleksi fluida yang didapat dari perhitungan perancangan.
Ws
Dimana:
Vs
= h . c. t
Sudu yang berada pada satu tingkat kompresor, maka dianggap sudu yang
satu relatif dengan dan terhadap sudu yang lai.. Karena hal tersebutlah, kemudian
dapat dianggap bahwa fenomena-fenomena akibat aliran fluida kerja pada satu
sudu, akan sama dengan sudu lainnya. Baik itu berupa kecepatan, ataupun ia
berupa sifat-sifat fluida lainnya yang berhubungan dengan sudu-sudu tersebut.
22
berikut:
Dimana:
Z
rm
23
dengan sudut 3. Beginilah diagram kecepatan pada satu tingkat kompresor, dan
kemudian proses seperti ini akan kembali berlanjut pada tingkat selanjutnya
sampai pada tingkat terakhir dari kompresor aksial.
24
statik dalam satu tingkat. Hal ini didalam perhitungan dikenal dengan derajat
reaksi, RR , yang didefenisikan sebagai :
RR
Dimana, Tsg dan Tsd secara berurutan adalah kenaikan temperatur statik dalam
sudu gerak dan sudu tetap. Derajat reaksi juga dapat dinyatakan sebagai kenaikan
tekanan statik dalam baris sudu gerak, dibagi dengan kenaikan tekanan yang
terjadi pada dalam satu tingkat kompresor.
RR
Dimana, 1,2 dan 3 berturut-turut merupakan kondisi masuk sudu gerak, keluar
sudu gerak dan masuk sudu tetap, keluar sudu tetap dan akan masuk ke sudu
gerak tingkat selanjutnya. Untuk menentukan derajat reaksi dengan analisa pada
suatu kompresor, maka salah satu cara yang mudah adalah dengan melihat
segitiga kecepatan pada satu tingkat kompresor tersebut. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.10 Segitiga kecepatan derajat reaksi > 50% dan < 50%
25
Sedangkan untuk derajat reaksi 0,5 lebih mudah dalam penganalisaan dari
derajat reaksi lainnya karena bentuknya yang simetris antara segitiga kecepatan
pada sudu gerak dan segitiga kecepatan pada sudu tetap. Dengan kata lain 1 dan
2 mempunyai besar sudut yang sama.
2.6 Jumlah tingkat Kompresor
Banyaknya jumlah tingkat kompresor dinyatakan sebagai perbandingan
antara kenaikan temperatur setiap tingkatnya. Secara sistematis, menurut dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Zk =
(2.7)
. U . Ca .(tan 1- tan 2)
(2.9)
Dimana :
= Faktor kerja setiap tingkat, besarnya antara 0,80 1,0
= diambil 0,9
Ut
= 350 m/s
1