Bab V. Hormon-Hormon Reproduksi: 5.1 Pendahuluan 5.1.1 Deskripsi
Bab V. Hormon-Hormon Reproduksi: 5.1 Pendahuluan 5.1.1 Deskripsi
HORMON-HORMON REPRODUKSI
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Deskripsi
Pada bab Hormon-hormon Reproduksi ini akan dibahas tentang (1) definisi,
klasifikasi, dan fungsi hormon-hormon reproduksi; (2) pengaturan sekresi hormonhormon reproduksi.
5.1.2 Relevansi
Proses reproduksi merupakan fungsi tubuh yang secara fisiologik tidak vital
bagi kehidupan individual tetapi sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu
makhluk hidup. Fungsi reproduksi baru bisa berlangsung sesudah hewan ternak
mencapai masa pubertas dan diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormonhormon yang dihasilkannya. Hampir pada semua individu, peristiwa reproduksi
merupakan mata rantai yang saling tergantung serta merupakan reaksi-reaksi yang
siklik dan saling mengontrol. Suatu peristiwa pada siklus reproduksi merupakan
produk seluruh fenomena yang semuanya harus terjadi dalam rentetan waktu yang
tepat. Untuk dapat memahami tentang pengaruh hormon yang kompleks maka
diharuskan untuk berpikir dengan pola rantai peristiwa-peristiwa yang membuahkan
suatu hasil dan bukan peristiwa-peristiwa tunggal yang membuat rantai.
5.1.3 Tujuan intruksional khusus
Setelah membaca keseluruhan bab ini diharapkan mahasiswa mampu:
(1)
(2)
(3)
Neurohipofisis
Hormon
Follicle Stimulating
Hormone (FSH)
Luteinizing Hormone
(LH)
Interstitial Cell
Stimulating Hormone
(ICSH)
Prolaktin/Luteotropic
Hormone (LTH)
Oksitosin
Testis
Testosteron
Ovarium
Estrogen/estradiol
Progesteron
Relaxin
Plasenta
Human Chorionic
Gonadotrophin (HCG)
Pegnan Mare Serum
Gonadotrophin (PMSG)
Estradiol
Progesteron
Relaxin
Prostaglandin
Beberapa fungsi
spermatogenesis, pertumbuhan folikel
ovulasi, pelepasan estrogen, pelepasan
progesteron
Stimulasi sel-sel interstitial leydig,
pelepasan testosteron
Pelepasan progesteron, laktasi
Kontraksi uterus, kelahiran, penurunan
(let down) susu
Spermatogenesis, mempertahankan
sistem kelamin jantan dan sifat-sifat
kelamin sekunder, kelakuan kelamin
jantan.
Mempertahankan sistem saluran
kelamin betina dan sifat-sifat kelamin
sekunder, tanda-tanda birahi/ekstrus,
kelakuan kelamin betina, stimulasi
kelenjar susu, mobilisasi Ca, dan lemak
pada unggas
Implantasi, mempertahankan
kebuntingan, stimulasi kelenjar susu
Relaksasi serviks uteri, kontraksi uterus,
pemisahan simfisis pubis
Seperti LH (LH-like)
Seperti FSH (FSH-like)
Lihat ovarium
Lihat ovarium
Lihat ovarium
Luteolisis (melisiskan korpus luteum)
Hormon
Beberapa fungsi
Adenohipofisis
Neurohipofisis
Pankreas
Parathyroid
Adrenocorticotrophic Hormone
(ACTH)
Vasopressin (Antidiuretic
Hormone, ADH)
Tri-iodothyronin
Thyrocalcitonin
Aldosteron
Corticoid
Insulin
Parathormon
Fungsi
menerus
mungkin
penting untuk
harus
dipandang
sebagai
hormon
reproduksi
karena
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
epididimis, dan
aktifitas metabolik terhadap protein.
Dasar Reprodusi Ternak
38
imlantasi embrio,
mempertahankan
kebuntingan
dengan
menghasilkan
suatu
lingkungan
c.
menghambat otilitas atau pergerakan uterus secara spontan dan meniadakan atau
d.
e.
f.
b.
c.
d.
e.
partus,
menghambat aktivitas miometrium yaitu menghambat kontraksi uterus,
menurunkan kadar air dalam uterus,
bersama estrogen menyebabkan pertambahan pertumbuhan uterus, dan
meningkatkan pertumbuhan kelenjar susu bila diberikan bersama estrogen dan
progesteron.
Hormon-hormon plasenta
Gonadotropin telah ditemukan pada plasenta kuda, kera, manusia, dan tikus.
Sifat-sifat fisiologik hormon-hormon plasenta dari kuda dan manusia telah banyak
dipelajari dan merupakan sumber biologik hormon-hormon gonadotropin.
Pada manusia, hormon gonadotropin dihasilkan oleh korion pada wanita
hamil 30 sampai 60 hari masa kebuntingan, diekskresikan melalui urin dan disebut
Human Chorionic Gonadotrophin ((HCG). Secara fisiologik, HCG mempunyai sifatsifat seperti LH (LH-like). Hormon ini tidak mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan folikel tetapi menstimulasi terjadinya ovulasi.
Pada kuda, hormon gonadotropin dihasilkan oleh mangkok-mangkok
endometrium uterus kuda bunting kira-kira 40 sampai 120 hari masa kebuntingan
dan tidak diekskresikan melalui urin tetapi terdapat dalam konsentrasi tinggi pada
serum darah sehingga disebut Pregnant Mare Serum Gonadotrophin ( PMSG).
Secara fisiologik, PMSG sangat efektif menyebabkan pertumbuhan folikuler dan
sedikit luteinisasi. Jadi, PMSG lebih bersifat FSH (FSH-like) dan selikit LH.
Dasar Reprodusi Ternak
41
Hormon-hormon uterus
Protaglandin (PGF 2) merupakan hormon yang diproduksi di dalam uterus.
Hormon ini merupakan hormon luteolitik uterus utama pada jenis-jenis hewan.
Selama masa kebuntingan, fetus mungkin menghambat sekresi PGF 2 oleh uterus
sehingga korpus luteum tetap dipertahankan. Prostaglandin merupakan hormon yang
meregulasi beberapa fenomena fisiologik seperti kontraksi otot polos pada saluran
reproduksi dan saluran gastrointestinal, transpor sperma, ovulasi, kelahiran dan turun
susu, menstimulasi kontraksi uterus, serta meregenerasi korpus luteum.
B.
FAKTOR-FAKTOR PELEPAS
(RELEASING FAKTOR)
ADENOHYPOPHYSA
ICSH
(LH)
FSH
TUBULI
SEMINIFERI
SPERMATOGENETI
K
SPERM
Stimulasi
organ-organ
Kelamin
Pelengkap
TESTES
SEL-SEL
INTERSTITIAL
TESTOSTERON
Sifatsifat
kelamin
sekunder
faktor-faktor
pelepas
(GnRH)
menstimulasi
adenohipofisis
untuk
mensekresikan FSH dan LH. Kedua hormon terakhir menstimuli testes untuk
membebaskan
testosteron
dan
memacu
terjadinya
proses
spermatogenesis
FSH
LH
Pertumbuhan
Folikel
Ovulasi
Cahaya
Stres
Visuil
Auditoris
Olfaktoris
Makanan
Stimulasi uterus
Fisik
Lain-lain
LTH
Oxytoci
n
Corpus
Luteum
Partus
Estradiol
Pertumbuhan
uterus dan saluran
reproduksi
Progestero
n
Poliferasi
uterus (untuk
implantasi)
Laktasi
(Let down
susu
Kelangsungan
kebuntingan
Relaxin
dan
peranan penting dalam inisiasi dan regulasi siklus birahi, ovulasi, fertilisasi,
mempersiapkan uterus untuk menerima ovum yang telah dibuahi, melindungi,
mengamankan, dan mempertahankan kebuntingan, menginisiasi kelahiran, serta
perkembangan kelenjar susu, dan laktasi.
Dalam pengaruhnya, hormon-hormon reproduksi setiap mamalia tidak khas
bagi satu jenis hewan. Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya
terhadap organ sasaran yang ditentukan secara genetik. Organ sasaran akan segera
bereaksi terhadap suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahanperubahan yang tertentu. Perbedaan-perbedaan dalam jumlah hormon yang
dibutuhkan untuk menghasilkan pengaruh-pengaruh khusus terdapat diantara jenis
hewan tetapi pengaruh dasarnya sama.
5.5 Latihan
1. Sebutkan organ-organ penghasil hormon reproduksi!
2. Sebutkan macam-macam hormon reproduksi primer!
3. Sebutkan macam-macam hormon dari hipofisis beserta fungsinya!
4. Jelaskan fungsi hormon-hormon pelepas!
5. Jelaskan apa yang akan terjadi apabila seekor betina yang sedang bunting muda
diambil ovariumnya, berikan penjelasan mengapa hal tersebut dapat terjadi !
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hormon-hormon reproduksi sekunder !
5.6 Daftar Pustaka
Bearden, H.J. and J.W. Fuquay. 1990. Applied Animal Reproduction. Reston
Publishing Company, Inc. Reston
Hafez, E.S.E. 1995. Reproduction in Farm Animal. Lea and fiberger. Philadelphia
Mc Donald, L.E. 1980. Veterinary Endoktrinology and Reproduction. Lea and
Fiberger. Philadelphia
Nalbandow, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas.
Diterjemahkan oleh: Soenarjo Keman. Penerbit. Universitas Indonesia. Jakarta
Salysbury, G.W dan N.L. VanDemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi
Buatan pada Sapi. Diterjemahkan oleh: Djanuar. Gajah Mada University press.
Yogyakarta
Toelihere, M.R. 1995. Fisiologi Reoroduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung