Telinga
OLEH :
DWI RAHMAWATI
120
40
0
berbisik
ambang pendengaran (0,0002 dyne/cm2)
Pemeriksaan
1. OTOSKOPI
Pada saat pemeriksaan
Membran Timpani
Bagian paling luar telinga
tengah
Secara anatomi : 4
kuadran
Bayangan penonjolan bgn
bawah maleus Umbo
Reflex cahaya gerakan
serabut yang radier dan
sirkuler.
Reflek cahaya jam 7 untuk
MT kiri dan jam 5 utk MT
kanan
II
III
IV
UMBO
RC
Membrana Timpani
2. Tes Berbisik
Merupakan tes semikuantitatif
Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
Orang normal dapat mendengar bisikan dari jarak
6-10 meter
Cara pemeriksaam:
Interpretasi :
3. TES GARPUTALA
Manfaat :
mengetahui jenis
ketulian
Prosedur :
menggetarkan garpu
tala (kaki garpu tala
digetarkan dengan
ibu jari atau
telunjuk)
Jenis tes : Weber,
Rinne, Schwabach
a. Tes Rinne
Merupakan tes kualitatif
Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara
Penala digetarkan
Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga yang
akan diperiksa
Jika pasien tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan
ke depan liang telinga, 2,5 cm dari liang telinga
tulang pendengaran
Hantaran udara 2 kali lebih baik dari tulang
tulang telinga :
Normal : getaran masih terdengar melalui
b. Tes Weber
Tujuan : membandingkan
Penala digetarkan
Dasar penala diletakkan pada garis
tengah kepala : ubun-ubun,
glabella, dagu, pertengahan gigi
seri paling sensitif)
Interpretasi :
Tidak ada lateralisasi : Normal
Lebih keras telinga sakit : Tuli konduktif.
Lebih keras telinga sehat: Tuli sensorineural.
c. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang
Penala digetarkan
Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus pasien
Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada prosesus
mastoideus pemeriksa
Bila masih terdengar kesan: Pendengaran pasien memendek
Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali.
Penala digetarkan kembali dan diletakkan di prosesus mastoideus
pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindahkan
pada pasien
Interpretasi :
Schwabach memanjang
Pasien masih mendengar : Tuli konduktif
Schwabach memendek
Pemeriksa masih mendengar: Tuli neurosensoris
Interpretasi:
Tes Weber
Tes Schwabach
Interpretasi
Positif
Lateralisasi tidak
ada
Sama dengan
pemeriksa
Normal
Negatif
Lateralisasi ke
telinga yang sakit
Memanjang
Tuli Konduktif
Positif
Lateralisasi ke
telinga yang sehat
Memendek
Tuli sensorineural
4. Tes Audiometri
Audiometri adalah sebuah
Kehilangan
dalam Desibel
0-15
Klasifikasi
Pendengaran normal
>15-25
>25-40
>40-55
>55-70
>70-90
>90
Kriteria :
Ringan masih bisa mendengar pada intensitas
20-40 dB
Sedang masih bisa mendengar pada intensitas
40-60 dB
Berat sudah tidak dapat mendengar pada
intensitas 60-80 dB
Berat sekali tidak dapat mendengar pada
intensitas >80 dB
5. TIMPANOMETRI
5. Timpanometri
Definisi : pengukuran tekanan telinga yang
Hasil timpanogram
Klasifikasi timpanogram :
tipe A (normal)
tipe B (menunjukkan adanya cairan di telinga tengah atau adanya
perforasi membrana timpano, atau adanya serumen).
..cont
Cara pemeriksaan: menggunakan probe dengan
frekuensi 226 Hz
Interpretasi :
TERIMAKASIH