JUNI 2008
ISSN 0216-0188
Abstrak
Keterbatasan yang dimiliki oleh pulau kecil berpengaruh terhadap upaya
pengembangan wilayah di pulau kecil itu sendiri. Pengembangan pulau kecil harus disesuaikan
dengan karakteristik yang dimiliki, antara lain daya dukung dan aspirasi stakeholder. Penelitian ini
mengkaji daya dukung lingkungan melalui indikator nilai Indeks Kepekaan Lingkungan (IKL) dan
arahan prioritas pengembangan berdasarkan persepsi stakeholders yang didekati melalui hasil
Analytical Hierarki Proces (AHP).
Nilai indeks kepekaan lingkungan di pulau Sapudi, Poteran dan Giliyang tergolong
dalam kategori tinggi (baik). Nilai IKL di tiap pulau-pulau kecil adalah pulau Sapudi (IKL = 4),
pulau Poteran (IKL = 2) dan pulau Giliyang serta Kecamatan Dungkek (IKL = 7).
Arahan pengembangan menurut persepsi stakeholders didasarkan atas spesifikasi tiap
wilayah pulau-pulau kecil serta adanya keterkaitan antar pulau direkomendasikan sebagai berikut :
a) Pulau Sapudi yang mempunyai keunggulan strategis berupa akses yang lebih mudah ke pusat
pasar besar seperti daerah Bali, Banyuwangi, Situbondo dan lainnya, bisa dijadikan sebagai
wilayah outlet pemasaran, pusat pengembangan industri ternak, pusat bisnis dan perdagangan; b)
Pulau Poteran, memiliki sektor perdagangan hasil pertanian dan kelautan dengan tingkat kompetisi
yang baik, pengembangannnya diarahkan sebagai pusat pengembangan UKM dan industri skala
rumah tangga. Kondisi ini akan sangat membantu dalam mensuplai bahan jadi maupun jadi ; c)
Pulau Giliyang dan Kecamatan Dungkek pada umumnya merupakan wilayah yang memiliki
sumber perikanan dan bahan baku bagi industri rumah tangga arahan pengembangannya adalah
bagaimana meningkatkan kapasitas produksi sumber-sumber bahan baku yang ada sehingga dapat
digunakan sebagai input industri.
Kata kunci : Pulau kecil, Pulau Sapudi, Poteran, Giliyang, stakeholders, Indeks Kepekaan
Lingkungan (IKL), Analytical Hierarki Proces (AHP) dan arahan pengembangan
PENDAHULUAN
lebih
Latar belakang
Pendayagunaan
besar
sebagaimana
sumberdaya
terhadap
yang
sektor
digariskan
kelautan
dalam
mendukung
kesejahteraan
sangat
peningkatan
strategis,
berkenaan
dengan
Indonesia
merupakan
negara
1 - 13
(Romadhon)
paradigma
pemerintah
kecil.
baru
sebagai
pembangunan,
daerah
sangat
peran
diperlukan
pulau
potensi
serta
ekonominya
berkembang
pesat
karena
sumberdaya
yang
dimiliki
kurang
menggembirakan,
Upaya
pengembangan
merupakan
meningkatkan
ada.
Pulau
salah
wilayah
pulau
usaha
untuk
satu
bargaining
power
dari
merupakan
sumberdaya
kebijakan
Kondisi
tersebut
yang
dimiliki.
Upaya
untuk
mendukung
usaha
biaya
namun
belum
mampu
meningkatkan
lingkungan
dikembangkan,
development)
melainkan
pola
(environmental
based
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di
dari
pemanfaatan
kesejahteraan
potensi
pengembangan
wilayah,
sumberdaya
mengoptimalkan
Barat
Kec.
Gapura
Selat
Talango
Selat
Sapudi
Batas Wilayah
Selatan
Timur
Laut
Laut
Jawa
Jawa
Selat
Selat
Madura
Sapudi
Selat
Selat
Madura
Raas
alam,
Data sosial ekonomi
masyarakat
serta
upaya
wilayah.
Data
yang
data sekunder.
pengembangan
Data primer
Diperoleh
dari
survey
(daftar
dan
30 responden.
Analisis Data
Pengambilan
menggunakan
Proses
metode
menggunakan
indeks
Judgement Sampling
Wawancara
penyusunan
dilakukan
kuesioner
dengan
(daftar
1.
untuk
pertanyaan)
dengan
maksud
2.
3.
1 - 13
(Romadhon)
permasalahan
tematik)
System)
Setiap
kelas
sumberdaya
ditetapkan
indeks
yang
terjadi
Mendefinisikan
sehingga
Menurut
masalah
dan
dapat
2
kepekaan
Menyusun
struktur
permasalahan
dalam hirarki.
sebagai berikut :
Membuat
matriks
perbandingan/komparasi berpasangan,
IKL = TK x NK x NS
untuk
Dimana :
TK : Tingkat kerawanan dari habitat,
tata guna lahan atau penggunaan
perairan
NK : Nilai konversi, mencerminkan
keterwakilan,
representatif
keunikan
integritas
dan
hubungan
dengan
klas
sumberdaya lainnya
NS
: Nilai sosial, menggambarkan
dampak ekonomi, sosial dan
budaya
menggambarkan
kontribusi
yang
setingkat
diatasnya.
4
Indeks
kepekaan
lingkungan
yang
mewakili
matrik
pendapat
responden.
Kecil
revisi
Metode
analisis
data
yang
responden
untuk
tersebut
sebaiknya
dihilangkan.
besar
yang
terlalu
memecahkan
penyimpangan
dari
JUNI 2008
jawaban
yang
sebenarnya
7
ISSN 0216-0188
Formula
Rekomendasi Kebijakan
Dalam penelitian ini menggunakan
kepekaan
berikut
penyusunan
lingkungan
(IKL),
indeks
sebagai
IKL = TK x NK x NS
pemanfaatan
Dimana :
TK : Tingkat kerawanan dari habitat,
tata guna lahan atau penggunaan
perairan
NK : Nilai konversi, mencerminkan
keterwakilan,
representatif
keunikan
integritas
dan
hubungan
dengan
klas
sumberdaya lainnya
NS
: Nilai sosial, menggambarkan
dampak ekonomi, sosial dan
budaya
Indeks kepekaan lingkungan
pengelolaan
untuk
pihak
a)
Pemerintah,
sumberdaya
pulau
dalam
kecil.
pemanfaatan
pengembangan
Permasalahan
sumberdaya
dalam
alam
di
secara
terintegrasi
dan
sumbedaya
pihak
investor/perusahaan
yaitu
b)
dan c)masyarakatsetempat/lokal
kepekaan
lingkungan
dapat
perencanaan
digunakan
sebagai
pengelolaan
dasar
dan
1 - 13
(Romadhon)
Skor
< 40
40 > X < 80
Kategori
Indeks kepekaan tinggi
Indeks
kepekaan
sedang
Indeks
kepekaan
rendah
5.2.1
administratf
Poteran,
masuk
secara
dalam
wilayah
pengembangan
sebagai
representasi
dan
wisata.
Kondisi
ini
namun
nilai
tidak
indeks
unik.
Hasil
kepekaan
berikut :
menjadi 3 kategori :
Tabel 7 Indeks Kepekaan Lingkungan di Pulau Poteran, Kecamatan Talango
No
Desa
Nilai
Keterangan
Kerawanan
Konversi Sosial
1
Talango
1
2
1
Pasar, ekosistem terumbu karang,
budidaya rumput laut
2
Padike
2
1
1
Pemukiman
padat,
jalur
penyeberangan,
situs sejarah,
ekosistem terumbu karang dan
penangkapan
3
Cabbiya
1
2
1
Terumbu karang, perkebunan dan
penangkapan
4
Gapurana
1
2
1
Terumbu karang, rumput laut dan
penangkapan
5
Essang
1
2
1
Terumbu karang, perkebunan dan
penangkapan
JUNI 2008
Palasa
Poteran
2
15
1
8
Kombang
1
Total
10
Sumber : Hasil olah data primer
ISSN 0216-0188
Indeks
Kepekaan
Lingkungan
di
desa
Giliyang,
Padike,
kondisi
ini
banyak
secara
administratif
masuk
dalam
wilayah
Sektor
yang
pengembangan
perkebunan
kompleks,
perhitungan
sumberdaya,
lingkungan
faktor
akan
utama
berpotensi
yang
menjadi
Kecamatan
Dungkek.
menjadi
prioritas
sebagai
dan
wisata.
namun
nilai
di
representasi
Kondisi
tidak
unik.
indeks
Pulau
ini
Hasil
kepekaan
Giliyang
dan
menyebabkan
1 - 13
(Romadhon)
Dungkek
Candi
Bunpenang
Tamansare
10
Bungin
11
Lapa laok
12
Lapa taman
13
Lapa daya
14
Bancamara
15
Banraas
29
28
Total
29
Sumber : Hasil olah data primer
Penilaian
indeks
Pelabuhan,
perikanan
tangkap, industri kecil dan
makanan
Perikanan
tangkap,
industri kecil dan makanan
Perikanan
tangkap,
industri kecil dan makanan
Perikanan
tangkap,
industri kecil dan makanan
Perikanan
tangkap,
industri kecil dan makanan
Perikanan
tangkap,
industri kecil dan makanan
Perikanan
tangkap,
terumbu karang, cemara
udang, wisata pantai
Perikanan
tangkap,
industri kecil dan makanan
Perikanan
tangkap,
terumbu karang, potensi
angin
Perikanan
tangkap,
terumbu karang, potensi
angin
kepekaan
terjadi
mengapa
(Bancamara
dan
mampu
perlu
mempengaruhi
adanya
pembatasan
akan
diwilayah
Banraas),
administratif
Kecamatan
untuk
Faktor
nilai
kerawanan
dan
sosial,
pendukung
kondisi
tersebut,
kecil.
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
Sapudi
hasil
laut.
Adapun
hasil
Kecamatan
Pulau
Nonggunong
dan
Gayam.
Sapudi,
sebagai
berikut
10
11
12
13
14
1 - 13
(Romadhon)
15
Kalowang
16
Tarebung
17
Gendang barat
18
Gendang timur
Total
38
Sumber : Hasil olah data primer
36
18
pemanfaatan
menunjukkan,
kondisi
sumberdaya yang
ramah
lingkungan.
peternakan
dan
pertanian
Perikanan
tangkap
Mangrove
Perikanan
tangkap
peternakan,
pelabuhan, abrasi
Industri
kecil,
peternakan
dan
pertanian
Perikanan tangkap,
peternakan
dan
wisata
yang
Arahan Pengembangan
Arahan
pengembangan
yang
memberikan
Pada
keterkaitan
kecil.
tahap
awal
harus
Upaya
tersebut
hasil
yang
upaya
memuaskan
membangun
dimulai
membangun
dapat
dengan
keterkaitan
dilakukan
dengan
lebih
belum
1. Pulau
banyak
disebabkan
Sapudi
yang
mempunyai
pemanfataan
sumberaya,
meliputi
seperti
perairan
serta
penggunaan
teknik
10
daerah
Bali,
Banyuwangi,
JUNI 2008
3. Pulau
bisnis
dan
ISSN 0216-0188
Giliyang
dan
Kecamatan
perdagangan.
wilayah
rumah
meningkatkan
volume perdagangan.
2. Pulau
Poteran,
perdagangan
memiliki
hasil
pertanian
sumber
arahan
kapasitas
industri.
diwujudkan
dan
memiliki
tangga
input
sektor
yang
Hal
produksi
ini
dengan
dapat
menyediakan
yang
baik,
diarahkan
pengembangannnya
sebagai
berupa
pusat
pelatihan
dan
introduksi
wilayah
bahan
jadi.
sebelum
jadi
Dilakukannya
maupun
pengolahan
pulau
kecil
yang
saling
Outlet Pemasaran
Pusat Bisnis dan
Perdagangan
Pulau Sapudi
Bahan jadi
UKM
Home
Industry
Pulau Poteran
Pulau
Giliyang
Produksi
Bahan Baku/
Bahan
Mentah
Gambar 15 Pola Keterkaitan antar Wilayah Pulau Sapudi, Giliyang, Poteran yang
simentris serta saling memperkuat
11
1 - 13
(Romadhon)
SIMPULAN
dalam
Giliyang),
yang
kondisi
ditunjukkan
meliputi
baik.
dengan
Hal
nilai
ini
Pulau
indeks
Sapudi
sebagai
wilayah
dan Sapudi
= 4) .
Maksudnya,
outlet
dijadikan
pemasaran,
pusat
b) Pulau
memiliki
daya
dukung
terhadap
jadi
Kecamatan
meningkatkan
(Poteran),
tersendiri
pada
salah
Giliyang
Dungkek
kapasitas
dan
arahan
produksi
sumberdaya
satu
desa
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. 1990. Beberapa Konsepsi
Alokasi Sumberdaya Alam Untuk
Penentuan
Kebijaksanaan
Ekonomi Ke Arah Pembangunan
Yang Berkelanjutan. Program
Studi
Ilmu
Perencanaan
Pembangunan
Wilayah
dan
Pedesaan (PWD) Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Pulau
input industri.
c)
keunikan
12
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
13