Anda di halaman 1dari 11

SPIRITUAL ORGANIZATION

Kunci kesusksesan perusahaan besar adalah perusahaan-perusahaan dan negaranegara memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh perusahaan-perusahaan lain. Perusahaanperusahaan tersebut berbeda dan unggul karena memiliki faktor kunci yaitu karakter, bukan
dari sumber kekayaan finansial, kekayaan alam yang dimiliki atau strategi yang ampuh. Tentu
saja perusahaan yang hebat pasti memiliki orang-orang yang hebat pula. Orang-orang hebat
itu tercipta karena memiliki karakter yang kuat dan mulia. Karakter tersebut muncul karena
bersumber dari budaya perusahaan dan budaya negarayang kuat dan ditumbuhk kembangkan
ke generasi selanjutnya.
Perusahaan IBM memiliki tiga basic belief yaitu respect for the individual (rasa
hormat terhadap individu), best customer service (pelayanan yang terbaik), dan pursuit of
excellence (mencapai keunggulan). Sedangkan negara Jepang menjadi bangsa yang hebat
kaarena karakter masyarakat yang kuat yang diturunkan oleh leluhur sebelumnya. Selain itu
mereka memiliki sifat pekrja keras, tahan banting, tak pernah menyerah, dan budaya malu
yang teguh. Budaya malu mereka terapkan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan
mereka ketika mereka gagal menjalankan tugas maka mereka tak segan akan mengundurkan
diri bahkan bunuh diri.
Dengan berkaca pengalaman diatas maka kita harus membangun karaker orang-orang
yang hebat untuk membangun perusahaan atau bangsa yang kuat. Indonesia adalah negara
yang religius dimana tiap warga negaranya berpegang teguh pada agama yang diyakininya.
Maka dari itu, karakter yang dibangun harus berlandaskan asas spiritual yang agung dan
mulia.
Namun,

kenyataannya

karakter

yang

kuat

dan

nilai-nilai

spriritual

tidak

diimplementasikan secara menyeluruh pada pekerjaan kita dan hal ini sangat disayangkan.
Untuk itu modal spiritual harus kita palikasikan karena akan menjadi sumber keunggulan kita
di tingkat perusahaan bahkan negara. Apabila nilai-nilai spiritual diterapkan dalam pekerjaan
maka akan menjadi sebuah power yang kuat karena kita akan berkeyakinan bahwa pekerjaan
yang kita lakukan itu bernilai ibadah sehingga menghasilkan hasil yang luar biasa.
Jika terdapat harmonisasi antar misi pengabdian kepada perusahaan dan Tuhan, maka
tidak hanya tercipta good company malainkan juga great company. Menurut penulis, great
company adalah character-centric company and spiritual company.

Model 7S dapat digunakan sebagai landasan agar organisasi mencapai keunggulan,


yaitu strategy, structure, system, shared value, style, staff, skill. Namun, seiring berjalannya
waktu konsep ini meiliki kelemahan sehingga butuh koreks yaitu penempatan style
(leadership style) sebelum strategy. Jadi peran pemimpin paripurna di semua level menjadi
faktor kunci karena sisa dari 7S yang ada untuk diselaraskan layaknya puzzle yang disatukan
menjadi utuh.
Kelemahan model 7S adalah tidak adanya elemen spiritual. Tugas pemimpin adalah
membangun budaya perusahaan karena pemimpin tersebut adalah culture builder. Spiritual
merupakan peran fundamental sehingga ditempatkan di awal sebelum style. Spiritual shared
value lebih mengacu pada nilai spiritual yang diyakini pada organisasi sedangkan business
shared value menekankan pada bagaimana menjalankan bisnis.
Modal sipritual dibutuhkan untuk membangun karakter dimana didalamnya
mengandung nilai-niali luhur universal yang terkandung dalam ajaran agama-agama. Jika
sebuah organisasi terbangun oleh karyawan-karyawan yang berkarakter mulia dan karakter
tersebut bersumber dari nilai-nilai universal agama maka karakter mulia itu akan
menghasilkan kinerja organisasi yang luar biasa.

Karakter spiritual bisa terinternalisasi

menjadi perilaku karyawan yang utuh, maka dibutuhkan cara pembentukkan. Pertama,
pembinaan secara struktural maupun fungsional. Kedua melalui peneladanan.. ketiga, melalui
pembiasaan yaitu dengan praktik bekerja sehari-hari. Pembentukkan karatker tidak hanya
dilakukan 2-3 bulan tetapi butuh waktu bertahun-tahun, bahkan ada yang menyebut never
ending journey.
Ketika karyawan bekerja dengan meyakini Tuhan maka akan mampu menghasilkan
kinerja yang superior. Hal tersebut dilandasi faktor cinta karena cinta adalah energi yang luar
biasa untuk meraih sesuatu.

ALWAYS THE BEST : THE SPIRIT OF IHSAN


Organisasi (Telkom) ada karena akan memberikanyang terbaik bagi Indonesia dan
semesta alam. Telkom meyakini prinsip mega thinking yaitu prinsip berpikir untuk meraih
tujuan-tujuan maha besar. Untuk menjadi yang terbaik maka kita harus memiliki standar
kinerja yang tinggi yang diterapkan kepadanya masing-masing individu baik dari tingkat atas

maupun bawah. Dalam perjalannya mencapai hasil, itu artinya kita harus menempa diri
sendiri agar mencapai kualitas personal yang tinggi. Apabila keyakinan dasar ini sudah
dimiliki maka akan terbentuk pribadi yang high demanding, high achiever, dan sense of
perfection.
Always The Best memberikan energi yang tidak terbatas utnuk terus belajar,
memperbaiki diri, dan adaptif mernghadapi perubahan. Selain itu, Always The Best
diharapkan dapat memberikan spirit dan inspirasi bagi setiap karyawan untuk mencapai hasil
yang terbaik. Mencapai yang terbaik memang menjadi titik akhir, tetapi hak tersebut juga
harus disikapi dengan dinamis sebagai sikap mental tidak berpuas diri dengan apa yang diraih
saat ini. Sesuai pendapat dari Jim Collins yang mengatakan bahwa baik itu musuh dari hebat.
Jadi baik saja tidak cukup apalagi bekerja seadanya. Jika ingin menjadi hebat, pertama,
jadilah yang terbaik; kedua, menjadi economic engine; dan ketiga, memiliki passion.
Spirit ihsan mengandung esensi bahwa kita memiliki komitmen rohani, dimana setiap
beribadah kita akan melihat Allah. Ketika melihat Allah maka kita akan mempersembahkan
yang terbaik kepada Allah. Bekerja itu ibadah kepada Allah. Maka dari itu kita mengerahkan
kemampuan terbaik kita unutk mencapai hasil yang terbaik pula. Always The Best : The
Spirit of Ihsan adalah filosofi korporat yang telah menjadi alasan keberadaan bagi Telkom.
Maka dari itu filososfi ini tidak dapat diubah karena sudah menjadi harga mati.
Untuk mencapai always the best : the spirit of ihsan maka harus dimiliki tiga unsur
utama yaitu integritas, antusiasme, dan totalitas. Esensi dari integritas adalah kejujuran yang
telah menyatu pada keyakinan, pikiran, dan tindakan di dalam diri sendiri dan seseorang.
Antusias adalah keinginan yang melahirkan kesungguhan karena adanya suatu harapan
tertinggi untuk menjadi yang terbaik. Antusias dapat

dilihat dari core purpose yang

dicanangkan para pemimpin hebat tersebut memiliki dasar spiritual. Totalitas disini adalah
mendedikasikan seluruh kemampuan dan potensi untuk mewujudkan hasil yang terbaik.

LEADERSHIP PHILOSOPHY TO BE THE BEST : HARMONY AND SYNERGY


Kepemimpinan adalah harmoni dan sinergi. Untuk menjadi yang terbaik, seorang
pemimpin harus bisa menciptakan harmoni dan sinergi dalam proses dan praktik
kepemimpinannya. Selanjutnya tipe pemimpin ini disebut sebagai pemimpin paripurna.

Harmoni diciptakan seorang pemimpin antara rasa/hati dan pikiran. Sukses tidaknya
pemimpin ditentukan oleh kemampuannya menyeimbangkan pendekatan-pendekatan
emosional sebagai hasil dari olah rasa dan pendekatan-pendakatan rasional sebagai hasil dari
olah pikir. Heart dan head merupakan soft dan hard aspect. Keduanya harus bisa
diharmonisasikan agar bisa mencapai pemimpin paripurna.
Pemimpin menciptakan sinergi antara semangat dan strategi. Di satu sisi pemimpin
harus mampu mebangkitkan semangat bagi orang-orang yang dipimpinnya, di sisi lain dia
harus memiliki visi dan ide bisnis yang cemerlang untuk menghadapi tantangan dari
perusahaan. Harmoni dan sinergi dijadikan core value karena digunakan sebagai landasan
dasar dalam konsep kepemimpinan.
Fokus utama seorang pemimpin adalah melayani dan mencapai kebaikan bagi irang
yang dipimpinnya. Oleh karena itu, hal petama yang harus dipikirkan oleh pemimpin adalah
hal terakhir yang akan diwariskan kepada penerusnya. Warisan tersebut berupa anak buah
yang telah bertransformasi menjadi lebih baik dan lebih hebat.
Selain itu, pemimpin juga harus memiliki empati dan perhatian personal orang yang
dipimpinnya. Empati diwujudakan dengan menjadi pendengar yang baik. Tidak hanya
mendengar dengan telinga, tetapi juga dengan hati, dan mata. Pemimpin dituntut peka
terhadap sinyal-sinyal perasaan dan emosi anak buahnya baik dari bahasa tubuh, tekanan
suara, atau emosi tersembunyi lainnya. Turun ke lapangan langsung merupakan salah satu
wujud empati seorang pemimpin.
Pemimpin harus piawai dalam memberikan pengakuan dan penghargaan untuk
membangkitkan motivasi dan menggerakkan semangat anak buah. Adanya pengakuan dan
penghargaan merupakan mekanisme yang diciptakan oleh pemimpin untuk membesarkan hati
anak buah bahwa kontribusi mereka diakui.
Heart lebih menekankan pada pemimpin melakukan interaksi sesama manusia,
sedangkan head lebih pada bagaimana pemimpin mengilah bisnis. Seorang pemimpin harus
piawai berolah pikir mencermati perubahan lingkungan bisnis, menganalisis, dan kemudian
melakukan langkah tepat untuk meresponnya. Managing business haruslah harmoni dengan
leading people untuk mencapai hasil yang sesuai dengan visi dan misi pemimpin.

Spirit dan strategi yang tepat akan membantu perusahaan mencapai keberhasilan.
Maka dari itu seorang pemimpin harus pandai mengkomninasikan kedua aspek tersebut.
Spirit tidak kenal menyerah dan strategi jitu dalam menghadapi tantangan.

PRINCIPLES TO BE THE STAR: LEAD BY HEART, MANAGE BY HEAD


Kepemimpinan dan manajemen memiliki domain yang berbeda maka pendekatan
untuk menjalankan juga harus beda. Pendekatan hati digunakan saat kepemimpinan terkait
dengan urusan manusia. Pendekatan pikiran atau rasio digunakan karena manajemen terkait
dengan urusan pekerjaan.
Perbedaan utama antara kepemimpinan dan manajemen terletak pada obyek yang
dikelola. Kepemimpinan fokus pada mengelola orang dengan segenap sisi-sisi psikologis dan
kemanusiaan yang kompleks. Sementara manajemen lebih banyak berurusan dengan proses,
sistem, prosedur, organisasi, infrastruktur, dan segala hal yang terkait dengan pekerjaan dan
aktivitas manusia. Tujuan kepemimpinan adalah untuk menciptakan masa depan organisasi
yang lebih unggul dan kompetitif. Sementara, manajemen lebih pada merencanakan,
mempertahankan, dan memperbaiki apa-apa yang sudah ada. Tidak hanya itu, kepemimpinan
membutuhkan imajinasi yang luar biasa, sementara manajemen membutukan rasionalitas,
persistensu dan ketaan.
Kekuatan hati lebih ampuh dan powerful dari rasio dan logika dalam mempengaruhi
dan menggerakkan orang. Untuk menjalankan Lead by Heart

maka harus mencebur

(immerse) dan melibatkan diri dengan orang-orang yang dipimpinnya, tidak bisa hanya di
belakang meja, melainkan hrus berbagi (share) dan terkoneksi secara emosional dengan
mereka dengan cara melakukan komunikasi intens dengan mereka. Selain itu, Lead by Heart
juga menuntut role model dimana kepemimpinan tersebut menjadi contoh . tidak hanya
dengan kata-kata, tetapi perbuatan konkret di lapangan. Cerita adalah perantara paling ampuh
untuk menyentuh dan menggugah hati orang-orang yang kita pimpin.cerita tersebut bersifat
kontekstual berdasarkan pengalaman sehingga pesan-pesan dalam cerita tersebut bisa
tersampaikan sehingga karyawan mudah menangkapnya.
Lead by Heart dapat disederhanakan menjadi tiga tahapan besar yaitu directing
people, aligning people, dan motivating people. Pada tahapan directing people, pemimpin

harus menetapkan visi yang ingin dicapai tiga atau lima tahun ke depan. Visi ini harus bisa
memberikan gambaran yang menarik mengenai kondisi perusahaan di masa depan sehingga
orang-orang di organisasi tertarik dan teratantang untuk mewujudkannya. Aligning people,
pemimpin harus menyatukan langkah dan merapatkan barisan semua orang di dalam
organisasi untuk bersama-sama menyukseskan transformasi untuk mewujudkan visi.
Motivating people, pemimpin harus mengeksekusi visi yang sudah ia canangkan melalui
proyek transformasi yang melibatkan seluruh karyawan.
Jika kepemimpinan harus dilaksanakan dengan menggunakan hati, maka manajemen
harus menggunakan rasio dan logika yang disiplin. Pemimpin tak cukup dengna merumuskan
visi yang inspiratif, tetapi juga harus bisa menerjemahkan ke dalam perencanaan yang lebih
konkret sehingga bisa ditindaklanjuti. Untuk merealisasikan perencanaan maka pemimpin
harus memilih orang-orang yang tepat, memberika delegasi, meyiapkan sistem dan struktur
organisasi, atau menyusun kebijakan-kebijakan pendukung untuk mengorganisir dan
mengoordinasikan. Setelah itu pemimpin melakukan kontrol dan evaluasi untuk memastikan
bahwa apa-apa yang direncanakan benar-benar telah direalisasikan.

LEADERSHIP PRACTICES TO BE THE WINNER: MEGA THINKING, LEADER


AS A FATHER, ENERGIZE PEOPLE
Mega thinking adalah cara berpikir strategis yang berorientasi memberikan hasil
berupa manfaat atau nilai bagi seluruh masyarakat baik masyarakat Indonesia maupun umat
manusia secara keseluruhan. Jadi berpikir mega adalah berpikir untuk level kebutuhan
masyarakat yang membawa manfaat bagi seluruh umat manusia, tak hanya sebatas kebutuhan
organisasi dan kebutuhan individual. Berpikir mega akan memberikan kekuatan dan
keyakinan kepada kita untuk dapat memberi dalam jumlah banyak.
Pedoman yang dapat dijadikan tantangan adalah keluar dari zona nyaman kemudian
menentukan hasil akhir yang diinginkan. Setelah menentukan hasil akhir, maka siapkan
sasaranyang akan dicapai kemudian menentukan needs yang merupakan gap dari kondisi saat
ini dan kondisi yang diinginkan. Sebagai pemimpin paripurna sebaiknya berpikir dari level
mega yang menghasilkan community kemudian level makro yang menghasilkan customer dan
terakhir level mikro yang menghasilkan company. Tentukan visi ideal yang dapat terukur

karena berpikir mega itu berpikir ikhlas. Jadi kita member apa pun, kecuali atas ridho Allah.
Itu yang membuat kita mempunyai energi yang luar biasa.
Leader as a father adalah prinsip kepemimpinan yang menempatkan seorang
pemimpin layaknya seorang ayah dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya.
Pemimpin hebat pasti tidak egois dan tidak mengarahkan tindak-tanduknya untuk
kepentingan pribadi. Semakin banyak si pemimpin memberi pada orang-orang yang
dipimpinnya, maka semakin banyak pula ia mendapat kepercayaan, kesetiaan, lecintaan,
dedikasi dan sebagainya dari mereka.
Energize people adalah prinsip kepemimpinan yang mengharuskan seorang pemimpin
untuk menjadi penggerak dan penyemangat seluruh anak buahnya untuk mencapai hasil-hasil
yang luar biasa. Empowerment bukan berarti membebaskan kewenangan secara tak terbatas
kepada anak buah, bukan pula pelepasan kontrol ke anak buah secara membabi buta.
Empowerment adalah memberikan kewenangan kepada anak buah agar mereka bisa
memberikan judgement dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dan dalam pengambilan
keputusan.

LEADERSHIP PRACTICES TO BE THE WINNER: CORPORATE, BUSINESS,


FUNCTIONAL-LEVEL STRATEGY
Corporate-Level Strategy adalah strategi yang dijalankan di level korporat atau level
holding dimana di dalamnya tergabung banyak multibisnis divisi-divisi yang dalam banyak
kasus bergerak di bidang-bidang yang berbeda. Tujuan holding company adalah
mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan manfaatnya membangun,
mengendalikan, serta menginsolidasikan aktivitas dalam sebuah lingkungan multibisnis.
Kedua, mendorong serta memfasilitasi perusahaan induk, anak-anak perusahaan, serta afiliasi
guna peningkatan kinerja. Ketiga, membangun sinergi di antara perusahaan yang tergabung
dalam perusahaan.
Parenting advantages tercipta ketika secara agregat kinerja perusahaan lebih bagus
dibandingkan dengan jika anak-anak perusahaan dikelola secara terpisah dan sendiri-sendiri.
Strategi korporat dibagi menjadi strategi yang mewakili aktivitas yang dilakukan perusahaan

dalam menyusun strategi di level ini, yaitu: Directional Strategy, Portofolio Strategy, dan
Parenting Strategy.
Directional Strategy dilakukan untuk menentukan arah pengembangan bisnis-bisnis
yang dinaungi oleh perusahaan sesuai dengan kondisi perusahaan dan sumber daya yang
dimiliki. Peran corporate office adalah menetapkan portofolio bisnis mana yang harus
ditumbuhkan, distabilkan, dan dijual, atau bahkan dimatikan mengingat kontribusinya dalam
penciptaan nilai kian mengecil.
Portofolio Strategy dilakukan untuk memilih bisnis-bisnis yang harus dimasuki (atau
tak boleh dimasuki) oleh perusahaan. Portofolio Strategy untuk menentukan bisnis-bisnis
yang dimasuki merupakan sesuatu yang krusial bagi perusahaan karena secara langsung akan
menentukan sukses dan gagalnya perusahaan.
Parenting Strategy dilakukan untuk menciptakan kontrol dan keterkaitan antara
perusahaan induk dengan anak-anak perusahaan. Ada banyak cara salah satunya perusahaan
induk dapat menganggap anak-anak perusahaan sebagai unit yang terpisah.
Business_level Strategy diterjemahkan ke dalam Comparative Strategy, Competitive
Strategy, dan Cooperative Strategy. Comparative Strategy adalah strategi yang dijalankan
dengan memanfaatkan keunggulan dan keunikan sumber data yang dimiliki perusahaan dan
keunggulan yang diperoleh dari skala ekonomi perusahaan. Oleh sebab itu, pendekatan
strategi ini sering juga disebut resource-based strategy.
Competitive Strategy adalah strategi yang mengandalkan keunggulan bersaing
perusahaan di pasar. Keunggulan bersaing ini diperoleh melalui aktivitas yang dilakukan
perusahaan. Ada dua faktor kunci untuk menjalankan strategi ini yaitu tingkat menariknya
industri yang dimasuki dan posisi bersaing relatif.
Cooperative Strategy adalah strategi yang mengandalkan kerja sama kemitraan dan
aliansi atrategis antar perusahaan. Dengan strategi ini perusahaan akan mendapatkan sumber
daya yang melengkapi yang memungkinkan mengembangkan bisnis-bisnis baru yang tidak
mungkin diwujudkan jika perusahaan berjalan sendiri.
Functional-level strategy adalah strategi yang dijalankan di tingkat fungsi atau bagian
perusahaan seperti keuangan, SDM, pemasaran, operasi, dan inovasi. Functional-level

strategy dijalankan untuk mewujudkan tujuan-tujuan di tingkat unit bisnis maupun tingkat
korporat dengan cara memaksimalkan produktivitas sumber daya di masing-masing area
fungsi.

PRINCIPLES TO BE THE STAR: SOLID, SPEED, SMART


Karakter orang adalah DNA perusahaan karena karakter tersebut dapat menentukan
kesuksesan perusahaan. Salah satu ciri dari perusahaan yang hebat adalah perusahaan tersebut
memilih irang yang tepat. Ketepatan disini berkaitan dengan karakter daripada pengalaman,
pengetahuan, atau keterampilannya. Orang-orang dengan karakter yang kuat tidak
membutuhkan motivasi dari orang lain karena mereka akan memotivasi dirinya sendiri.
The Telkom Way adalah pilar pembentuk karakter setiap Telkom-ers. Pada dasarnya, ia
memberikan arahan kepda Telkom-ers tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan;
baik dan yang tidak baik; dan mana yang lebih prioritas atau bukan prioritas. The Telkom Way
terdiri dari tiga unsur (3P) yaitu Philosophy yaitu keyakinan dasar, Principle yaitu nilai-nilai
inti, dan Practice yaitu perilaku bersama.
Philosophy to be the be best yaitu always the best yang telah diuraikan sebelumnya.
Principles to be star yaitu 3S (Solid, Speed, Smart) adalah nilai-nilai inti yang berisi principprinsip dasar untuk menjadi Insan Bintang. Practice to be the winner yaitu IFA yang berisi
praktik-praktik luhur untuk menjadi Insan Pemenang.
Solid adalah terwujudnya 1 hati, 1 pikiran, dan 1 tindakan. Hati adalah cerminan dari
kemampuan olah rasa, pikiran adalah cerminan olah rasio dan tindakan. Jadi seorang
dikatakan solid jika ia memiliki kemampuan olah rasa, olah rasio, dan olah raga yang
komplet dan kokoh, tentu dengan landasan olah ruh yang kokoh pula. Ada tiga kiat agar
perusahaan bisa solid yaitu common enemy (meciptakan musuh bersama sehingga kita bisa
menyatukan langkah dan memfokuskan sumber daya yang kita miliki untuk melawan musuh
bersama tersebut, empathy (adanya pengertian di antara karyawan satu sama lain), dan
outward looking karena dengan berorientasi melihat tantangan-tantangan di luar kita bisa
mengesampingkan perbedaan dan friksi-friksi yang ada di dalam untuk tujuan bersama.
Speed adlah bertindak secara cepat dalam setiap pekerjaan dan eksekusi yang kita
lakukan untuk mewujudkan visi misi perusahaan. Untuk mweujudkannya maka dibutuhkan

awal yang jelas, kemudian aktivitas tersebut harus memiliki arah yang jelas melalui visi misi
yang teaslh ditetapkan. Kecepatan bertindak merupakan faktor kunci untuk memenangkan
persaingan, baik dalam merespons peluang bisnis, pengambilan keputusan, menghadapi
perubahan dan transformasi, menciptakan inovasi, menghasilkan layanan dam menciptakan
inovasi inovasi baru.
Smart adalah bersikap, berpikir dan bertindak secara cerdas dalam pekerjaan yang kita
lakukan. Smart terwujud oleh olah rasa melalui intuisi yang tajam karena intuisi datang dari
pengalaman memecahkan masalah di waktu-waktu sebelumnya, olah rasio melalui kreativitas
dan inovasi yang menghasilkan terobosan karena kita tidak akan mencapai yang terbaik jika
terus menerus melakukan hal yang sama, dan olah raga menghasilkan aksi-aksi yang
impresif.

PRACTICES TO BE THE WINNER: IMAGINE, FOCUS, ACTION


Keyakinan dasar yang sudah diterjemahkan ke dalam nilai-nilai inti tak akan
bermuara menjadi great performance jika tidak dimanifestasikan menjadi perilaku utama
yang dipraktikan dalam aktivitas sehari-hari. Perilaku utama adalah imagine (identik dengan
visi atau mimpi seorang pemimpin), focus (alokasi sumber daya kita yang terbatas), dan
action (I dan F harus dapat berhasil dan tuntas jika dikerjakan) disingkat IFA.
Manusia memiliki 4R (ruh, rasa, rasio, dan raga) kemudian dilengkapi dengan
menambah dimensi yaitu karsa (passion, drive, courage). Konsep IFA sesungguhnya terkait
dengan 4R. Imagine yaitu kemampuan berimajinasi dan bermimpi untuk menghasilkan visi
jauh ke depan, sesungguhnya merupakan hasil dari kemampuan kita berolah ruh dan rasa.
Seorang pemimpin hebat selalu bisa meyakini sesuatu yang tidak nyata seperti imajinasi dan
mimpi. Focus yaitu kemampuan kita untuk mengutamakan yang utama atau melakukan
alokasi sumber daya, sesungguhnya merupakan hasil dari kemampuan olah rasa dan rasio.
Action yaitu kemampuan untuk mengeksekusi visi sehingga menghasilkan keinerja yang
mengagumkan, sesungguhnya merupakan hasil dari kemampuan olah rasio dan raga. Visi
tanpa aksi itu fantai, sebaliknya aksi tanpa visi itu sensasi.

Anda mungkin juga menyukai