PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
(penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan
keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawtan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan
perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara
empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan
keluarga sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan
seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga
inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Secara umum diketahui
bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke tahun, di mana seorang
anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi semakin tua, akan tetapi teori dan
metodologi yang cukup memadai dalam perkembangan perspektif tugas orang
tua masih harus dibuktikan dan dapat diterima.
Program pembagunan keluarga sejahtera semakin mendapat pijakan yang
kuat dengan diundangkannya UU No 10 tahun 1992 tetang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Kemudian sekitar satu
setengah tahun kemudian yaitu pada 29 juni 1993 presiden mencanangkan bahwa
setiap tanggal 29 juni sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas), dan
digariskan oleh president saat itu bahwa keluarga dikembangkan menjadi wahana
pembangunan bangsa. Dengan penetapan ini, maka dikembangkan kebijakan
strategis yang diperlukan untuk mengembangkan keberhasilan Gerakan Keluarga
Berencana lebih lanjut menjadi Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera
seacara lengkap. Selaras dengan hal tersebut diterbitkan keputusan presiden
(Keppres) No. 109 Tahun 1993 tentang BKKBN, dimana dengan Keppres
tersebut, organisasi BKKBN mengalami perombakan sesuai dengan tugas
barunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kesejahteraan ?
2. Apakah definisi keluarga sejahtera ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan ?
4. Bagaimana tahapan-tahapan keluarga sejahtera ?
5. Bagaimana pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera ?
6. Bagaimana peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari kesejahteraan.
2. Menjelaskan definisi keluarga sejahtera.
3. Menjelaskan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesejahteran.
4. Menjelaskan tahapan-tahapan keluarga sejahtera.
5. Menjelaskan pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera.
6. Menjelaskan peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kesejahteraan
Ada beberapa pendapat tentang pengertian kesejahteraan, antara lain :
1) Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan
tentram. (Depdiknas, 2001:1011)
2) Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang
selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan
masyarakat dan lingkungan. (BKKBN,1994:5)
Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan
juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan
kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.
B. Definisi Keluarga Sejahtera
Konsep Keluarga Sejahtera menurut UU No.10 tahun 1992 adalah keluarga
yang dibentuk atas dasar perkawinan yang syah mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material yang layak. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan
masyarakat dan lingkungannya (A. Mungit, 1996). Sedangkan BKKBN
merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat
memenuhi kebutuhan anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan,
sosial dan agama, keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan
keluarga dengan jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat
sekitar, beribadah khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.
Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah untuk meningkatkan pengetahuan
kelurga tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan
keluarga dalam menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan
kemampuan masayarakat dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan
untuk meningkatkan gotong royong dan kesetiakawanan sosial dalam membantu
keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraanya.
menghormati,
toleransi,
bantu-membantu
dan
saling
mempercayai.
d. Keadaan ekonomi keluarga.
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang
dapat meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula
cahaya kehidupan keluarga. (BKKBN, 1994: 18-21). Jadi semakin banyak
sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan
meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan/
pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar
berdagang, dan sebagainya.
2. Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya
kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan,
karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan
kesejahteraan keluarga.
Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin
anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:
a. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
b. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
c. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita
rendah, inflasi. (BKKBN, 1994 : 18-21)
D. Tahap-tahap keluarga sejahtera
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasinya
di masyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju
Negara
Industri,
maka
Negara
Indonesia
menginginkan
menginginkan
minimal
tetapi
belum
dapat
memenuhi
kebutuhan
sosial
kurang
sekali
seminggu,
keluarga
menyediakan
daging/ikan/telur.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru pertahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter panjang untuk tiap penghuni
rumah.
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
f. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghuni
tetap.
g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis
huruf latin.
h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah saat ini.
i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur
memakai KB.
j. kontrasepsi (kecuali sedang hamil).
3. Keluarga sejahtera II
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya, tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk
menabung dan memperoleh informasi. Pada Keluarga Sejahtera II,
kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (1 s/d 14 terpenuhi),
namun kebutuhan pengembangan belum sepenuhnya terpenuhi anatara lain :
a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian dari penghasilan dapat disisikan untuk tabungan keluarga.
c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan
itu dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah oaling kurang 1 X / 6
bulan.
f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar / radio / TV / majalah.
g. Anggota keluarga mampu menggunakkan sarana transportasi sesuai
kondisi daerah.
4. Keluarga sejahtera III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
dasar, sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat
memberikan sumbangan yanag teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan
pembangunan
keluarga
sejahtera
diwujudkan
melalui
dalam
memilih
dan
jaringan
Departemen Koperasi
g. Pengembanganjaringan
usaha,
usaha,
khususnya
khusunya
bekerjasama
bekerja
sama
dengan
dengan
2) Beasiswa supersemar
3) Satuan Karya Pramuka Berencana (Saka Kencana) kegiatan lombalomba
3. Pelayanan keluarga berencana
a. Kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Kegiatan ini meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan
perilaku masyarakat dalam pelaksanaan KB
b. Pelayan kesehatan reproduksi meliputi pelayanan kontrasepsi,
pelayanan kesehatan reproduksi bagi ibu, serta pelayanan lain yang
ada hubungannya dengan reproduksi
4. Pendataan keluarga sejahtera
Dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan Gerakan Keluarga Sejahtera
setiap tahun antara bulan Januari sampai Maret, dilakukan pendataan
keluarga untuk mengetahui pencapaian keluarga berencana dan tahapan
keluarga sejahtera
Friedman (1981) membagi lima tugas kesehatan yang harus dilakukan
oleh keluarga, yaitu :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatana setiap anggotannya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit
dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbale-balik antara keluarga lembagalembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan
dengan baik
F. Peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera
Pembinaan keluarga terutama ditujukan pada keluarga prasejahtera dan
sejahtera tahap I. Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat
mempunyai beberapa peran antara lain :
1. Pemberi informasi
Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala
sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.
2. Penyuluh
Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang
kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus memberikan
10
11
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama,
keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan
jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah
khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.
Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah untuk meningkatkan pengetahuan
kelurga tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan
keluarga dalam menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan
kemampuan masayarakat dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan
untuk meningkatkan gotong royong dan kesetiakawanan sosial dalam membantu
keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraanya.
Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin
anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:
1. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
2. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
3. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita
rendah, inflasi.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, para perawat mampu mengetahui konsep
keluarga sejahtera dengan baik dan mampu mengaplikasikannya dengan lancar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Jogjakarta: Graham ilmu
Sudiharto. 2007. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural. Jakarta: EGC
BKKBN, Pendataan Keluarga.
14