Anda di halaman 1dari 1

Surat Pembaca

PECAT ANGGOTA DPR YANG BERZINA !

Petugas Pengadilan Agama Jakarta Selatan membenarkan bahwa anggota DPR dari
Fraksi Demokrat Vebra Febyanthi (38) digugat cerai suaminya, Ilal Ferhard. Gugatan cerai itu
sudah didaftarkan di Pengadilan Agama Jaksel 30 November. Rencananya siding pertama
akan dilakukan 31 Desember 2009.

Kasus dugaan perselingkuhan (perzinaan) yang berujung gugatan cerai oleh mantan
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Ilal Ferhard terhadap isterinya yang anggota Komisi XI DPR RI
ini sempat membuat heboh para politisi. Demikian menurut sebuah harian ibukota 12 Desember
yang lalu.

Terkait dengan dugaan perselingkuhan di FBD DPR itu, Wakil Ketua Umum Partai
Demokrat Ahmad Mubarak dengan enteng mengatakan; “Terkait dengan masalah rumah
tangga, partai tidak pernah ikut campur. Saya tidak tahu apakah ada gugatan cerai atau tidak”.

Alangkah ironisnya. Sebab seingat saya, pada tahun 1950-an sewaktu seorang anggota
DPR yang juga salah seorang Pengurus Pusat Partai NU, dilaporkan berdansa di sebuah klub
malam, otomatis anggota DPR itu dipecat oleh partainya.

Menurut hemat saya, apabila nanti dalam persidangan Pengadilan Agama ternyata
gugatan cerai itu dikabulkan oleh Pengadilan Agama karena perselingkuhan (perzinaan), Partai
Demokrat harus segera memecat anggota DPR itu. Bila tidak, tunggu saja hasilnya, bila Pilkada
dan Pemilu berlangsung, lawan politik Partai Demokrat akan memanfaatkan moment ini. Seperti
apa yang telah dilakukan oleh DN. Aidit Ketua Umum PKI pada kampanye Pemilu 1955 di
lapangan Atas Ngarai Bukittinggi, Sumbar. Antara lain Aidit mengatakan, bahwa ada seorang
pengurus cabang Partai Masyumi yang “Membuntingi” keponakannya sendiri.

Sehingga dengan kampanye kotor itu PKI memenangkan Pemilu 1955 sebagai partai
terbesar nomor 4, setelah PNI, Masyumi, dan NU. Dan ini cukup mencengangkan dunia
internasional, sebab tadinya mereka meramalkan bahwa Partai Sosialis Indonesia (PSI) nya St.
Syahrir yang akan menduduki tempat ke 4 dalam Pemilu 1955 di Lapangan Atas Ngarai
Bukittinggi, Sumbar. Antara lain Aidit mengatakan, bahwa ada seorang pengurus cabang Partai
Masyumi yang “membuntingi” keponakannya sendiri.

Sehingga dengan kampanye kotor itu PKI memenangkan pemilu 1955 sebagai partai
terbesar nomor 4, setelah PNI, Masyumi dan NU. Dan ini cukup mencengangkan dunia
internasional, sebab tadinya mereka meramalkan bahwa Partai Sosialis Indonesia (PSI) –nya
St. Syahrir yang akan menduduki tempat ke-4 dalam pemilu 1955. Siapa takut ?

H. Slamat S.M.
Jl. Anggur Raya EE 2 No. 19
Sukatani Permai, Cimanggis, Depok-Jawa Barat

NB : Harap maklum, KTP saya KTP Bandar Lampung berlaku seumur hidup. Saya sekarang
berdomisili di Depok. Untuk mempertanggungjawabkan surat pembaca ini dapat
dihubungi nomor telepon anak saya 021-8743743

Anda mungkin juga menyukai