Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING

HUBUNGAN ANTARA KEPEMILIKAN


JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI
DESA KARANGAGUNG KECEMATAN PALANG
KABUPATEN TUBAN
Oleh
Muhammad Abdurrohim
07711088

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015

Latar Belakang
Derajat

kemasyarakatan menurut
Blum (1974), dipengaruhi oleh 4
faktor yaitu faktor lingkungan,
perilaku, pelayan kesehatan, dan
keturunan.
Dari 4 faktor tersebut faktor yang
memegang peranan paling penting
adalah lingkungan.
Faktor lingkungan tersebut meliputi
faktor fisik, kimia, biologi, dan sosial

Salah

satu unsur faktor lingkungan


fisik yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan manusia adalah
rumah.
Rumah harus memenuhi persyaratan
pokok sebagai rumah sehat.

Syarat

rumah sehat adalah harus


memenuhi sarana kesehatan
lingkungan yaitu penyediaan air
bersih, pembuangan kotoran,
pembuangan air limbah dan
pembuangan sampah.
Pembuangan tinja manusia
merupakan bagian yang penting dari
sanitasi lingkungan.

Pembuangan

tinja manusia yang


terinfeksi yang dilaksanakan secara
tidak layak tanpa memenuhi syarat
sanitasi dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran tanah dan
sumber penyediaan air bersih.

Tujuan

dilakukan penanganan pembuangan


tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi
adalah untuk merangsang serta mengisolir
tinja sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah terjadinya hubungan langsung
maupun tidak langsung antara tinja dengan
manusia dan dapat dicegah terjadinya
penularan Faecal Borne Diseases dari
penderita kepada orang sehat maupun
pencemaran lingkungan pada umumnya.

Prosedur

pembuangan tinja yang


dapat dilakukan sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang ada di masyarakat, baik faktor
nonteknis yang berupa sosial ekonomi
dan budaya serta sosial masyarakat
maupun faktor teknis yang berupa
tersedianya bahan dan tenaga
terampil yang tersedia di masyarakat.

Menjangkitnya

muntaber bukan saja


karena Vibrio cholera tetapi juga
karena kebiasaan masyarakat yang
menggunakan sungai, laut, tanah,
lahan kosong sebagai tempat segala
aktivitas pembuangan akhir bahan
pencemar (Waste disposal) baik
faeces dan urine (Excreta), air
limbah (Sewage) maupun sampah
(Refuse).

Tujuan Penelitian
Penelitian

ini bertujuan untuk


menganalisis hubungan kepemilikan
jamban dengan kejadian diare di
Desa Karangagung Kecamatan
Palang Kabupaten Tuban

Metode Penelitian
Penelitian

ini adalah penelitian observasional


analitik yang dilakukan dengan secara cross
sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
rumah di Desa Karangagung, Kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban yaitu sebesar 2.457 rumah.
Besar sampel dalam penelitian adalah 100
rumah dengan penetapan sampel secara acak
sistematis
Penelitian dilakukan di Desa Karangagung
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban

Penelitian

ini dilakukan di bulan Mei

2009
Analisis data menggunakan uji
statistik chi-square

Hasil dan Pembahasan


Tingkat

pendidikan terakhir responden yang


tidak tamat SD sebesar 4 (4%), responden
yang berpendidikan SD sebesar 45 (45%),
responden yang berpendidikan SMP sebesar
18 (18%), danyang berpendidikan SMA
sebesar 25 (25%), serta responden yang
berpendidikan Perguruan Tinggi sebesar 8
(8%). Dari uraian diatas menunjukkan bahwa
di Desa Karangagung Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban kebanyakan mengenyam
pendidikan sampai tingkat SD.

Dari

100 responden yang memiliki


pekerjaan sebagai PNS sebesar 4
(4%), responden yang memiliki
pekerjaan sebagai wiraswasta
sebesar 24 (24%), responden yang
memiliki pekerjaan sebagai nelayan
sebesar 46 (46%), dan sebagai
karyawan sebesar 25 (25%), serta
responden yang bekerja sebagai
buruh sebesar 1 (1%).

Dari

hasil penelitian dapat diketahui bahwa


dari 100 responden yang memiliki jamban
sebesar 35 responden dengan tingkat
pengetahuan kriteria baik sebesar 16 (4
5,71%), dengan kriteria cukup sebesar 19
(54,29%). Sedangkan responden yang tidak
memiliki jamban sebesar 65 responden
dengan tingkat pendidikan kriteria baik
sebesar 33(50,77%), dengan kriteria cukup
sebesar 32 (49,23%).

Dari

data hasil penelitian dapat


diketahui bahwa kepemilikan jamban
yang memiliki sebesar 35 (35%)
responden dari 100 responden
sedangkan responden yang tidak
memiliki jamban sebesar 65 (65%)
responden dari 100 responden

Berdasarkan

data penelitian dapat


diketahui bahwa dari 100 responden
yang memiliki jamban sebesar 35
responden, yang memanfaatkan
sebesar 21(60%) dan yang jarang
memanfaatkan sebesar 14 (40%)
Dari data hasil penelitian dapat
diketahui bahwa kejadian diare
sebesar 55 (55%). Sedangkan
responden yang tidak sakit diare

Dari

hasil penelitian kepemilikan jamban


tetapi sakit diare sebesar 55 responden,
pada responden yang memiliki jamban tetapi
sakit diare sebesar 12 (21,82%), sedangkan
yang tidak memiliki jamban tetapi sakit diare
sebesar 43 (78,18%). Kepemilikan jamban
tetapi tidak sakit diare sebesar 45
responden, yang memiliki jamban tetapi
tidak sakit diare sebesar 23 (51,11%),
sedangkan tidak memiliki jamban tetapi tidak
sakit diare sebesar 22 (48,89%).

Kesimpulan
Kepemilikan

jamban di Desa Karangagung


Kecamatan Palang Kabupaten Tuban masih
kurang.
Untuk pemanfaatan jamban di Desa
Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten
Tuban bagi yang telah memiliki sudah dapat
dikatakan baik akan tetapi masih ada yang
belum memanfaatkan. Dan yang belum
memiliki secara langsung mereka belum
memanfaatkan jamban untuk keperluan
membuang tinja.

Angka

kejadian diare di Desa


Karangagung Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban masih
dikategorikan tinggi karena dari 100
responden 61 responden pernah
mengalami penyakit diare ini terjadi
karena kurangnya kepemilikan serta
pemanfaatan jamban.

Saran
Bagi

petugas Puskesmas setempat


hendaknya lebih meningkatkan
bimbingan dan penyuluhan tentang
pentingnya kepemilikan jamban.
Petugas Puskesmas setempat
mengadakan kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan kepemilikan
jamban yang dibantu kader melalui
program misalnya arisan jamban
bagi mereka yang belum memiliki

TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai