Anda di halaman 1dari 7

1.

Evaluasi Klinis Efek Pemutih dari Pasta Gigi Pemutih


Tujuan dari studi ini adalah untuk membandingkan efek pemutih dari pasta
gigi pemutih pada grup perokok dan tidak perokok, selama 4 minggu,
menggunakan pasta gigi yang saat ini tersedia untuk pasien di Turki.
Metode:
Lima puluh lima relawan mahasiswa kedokteran gigi telah dipilih
berdasarkan kriteria tertentu dan penampilan gigi yang berada antara Vita
Lumen A2 dan A3.5 atau lebih gelap dari A3.5. Mereka dibagi menjadi dua
kelompok: perokok dan tidak perokok. Pada kelompok perokok (n=12),
mahasiswa menyikat giginya dengan pasta gigi Blanx Intensive Stain
Removal (n=6) atau Opalescence Whitening Toothpaste (n=6). Pada
kelompok tidak perokok (n=43), subkelompok menyikat giginya dengan
pasta gigi Opalescence (n=8), Blanx Classic (n=10), Ipana 3D Whitening
(n=8), Sensodyne Extra Whitening (n=9), atau Colgate Total 12 Whitening
(n=8).
Semua mahasiswa harus menyikat gigi mereka dua kali sehari dengan
sikat gigi yang sama dan skor keputihan gigi dinilai setiap hari Rabu selama 4
minggu dari tiap individu. Tingkat keputihan dinilai dengan dua alat peninjau
yang mengacu pada Vita 3D shade guide. Peninjauan dilakukan selama 4
minggu. Data dimasukkan pada perangkat lunak statistik dan diuji
menggunakan uji chi-square, Fishers exact chi-square, dan McNemar.
Hasil:
Delapan puluh persen dari semua subjek yang diuji, giginya memutih
setelah 4 minggu. Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan
(P<0.05) antara kelompok perokok dan tidak perokok setelah 28 hari. Seratus
persen perokok yang diuji, giginya memutih dan sebaliknya hanya 75% pada
kelompok tidak perokok. Pada gigi yang diuji, 70.45% mengalami pemutihan
sebanyak setengah tingkat sedangkan 29.55% lainnya memutih sebanyak
satu tingkat.
Kesimpulan:
Kesimpulannya adalah pasta gigi pemutih yang digunakan pada penelitian
ini memiliki efek pemutih pada gigi perokok maupun tidak perokok yang

menggunakannya selama 4 minggu, jumlah gigi kelompok perokok yang


memutih secara signifikan lebih tinggi daripada yang tidak merokok.
Latar Belakang:
Diskolorasi gigi merupakan keluhan yang paling sering dialami di
kebanyakan populasi. Memutihkan gigi merupakan salah satu cara yang
disarankan dokter gigi atau tenaga professional kedokteran gigi namun hal ini
cukup mahal daripada pemutihan yang dilakukan oleh pasien. Sebagai
hasilnya, terdapat ketertarikan untuk mengembangkan metode penghilangan
stain (noda) dan pemutihan gigi yang dapat dilakukan di rumah. Saat ini, di
negara berkembang, kebanyakan orang menyikat gigi mereka dengan harapan
dapat menampilkan kecantikan gigi secara estetik ketika mereka tersenyum.
Efektivitas pasta gigi dalam mengurangi atau menghilangkan stain
eksternal telah meningkat dengan perkenalan dari banyaknya pasta gigi
pemutih di pasaran. Kunci utama dari pasta gigi pemutih adalah terdapat
enzim proteolitik di dalamnya yang dapat menghilangkan stain ekstrinsik dari
gigi. Beberapa pasta gigi pemutih juga dianggap dapat menghilangkan pelikel
(membran eksternal) dari permukaan gigi. Terlepas dari kandungan agen
pemutih, pasta gigi pemutih juga biasanya mengandung bikarbonat dan
fluorid yang dapat memproteksi gigi dari karies. Di Turki, telah disarankan
bahwa penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk membantu klinisi
memutuskan secara pasti pasta gigi pemutih yang dapat direkomendasikan
kepada pasien.
Dari penilaian sekilas, komposisi yang diharapkan dari kebanyakan pasta
gigi pemutih adalah diformulasikan agar dapat mengontrol stain eksternal
daripada untuk mengubah warna natural gigi melalui aksi bleaching. Pemasar
akan terus berkembang sebagaimana pasta gigi pemutih yang juga tersedia
dan sangat jelas bahwa produk ini penting untuk dievaluasi.
Banyak teknik klinis seperti Lobene Stain Index, Shaw dan Murray Stain
Index, dan perbandingan warna gigi dengan Vita shade guide telah digunakan
untuk investigasi reduksi stain ekstrinsik gigi. Banyak penelitian tentang efek
pemutih gigi pasta gigi telah dilakukan dengan perbedaan masa studi dari dua
minggu hingga enam bulan.

2. Studi Klinis Pasta Gigi Pembersih dan Pengkilap Ro 7, Ro 8, Ro 10,


dan Ro 11
Studi klinis pasta gigi yang mengandung sodium fluorid 0.24% dan
aluminium oksida abrasif telah selesai dilakukan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mempelajari kapasitas pembersih dari pasta gigi yang berbeda
pada stain eksternal yang terjadi karena merokok atau alasan lain, begitu
juga pada perubahan akumulasi plak baru setelah membersihkan dan
mengkilapkan permukaan gigi.
Latar Belakang:
Semakin bertambah umur, gigi biasanya memiliki stain karena alasan
eksternal atau internal. Stain eksternal biasanya karena adanya endapan
pigmen yang berhubungan dengan permukaan gigi. Biasanya terdapat juga
endapan lain seperti palk gigi dan tartar. Pada akhirnya, hal tersebut akan
mengubah warna mahkota gigi.
Eliminasinya dari permukaan gigi sangatlah penting, tidak hanya karena
pertimbangan estetik tapi juga tentang perlindungan dari penyakit
stomatologi. Pembuatan pasta gigi pembersih dan pengkilap untuk
profilaksis klinis yang mengandung komposisi aktif sangat penting untuk
menghilang stain pada gigi secara langsung dan memberi efek pemutih.
3. Efek Pasta Gigi Kalsium Karbonat/Perlit untuk Menghilangkan Stain
Ekstrinsik Gigi dalam Dua Minggu
Objektif:
Untuk menilai efek pasta gigi

kalsium

karbonat/perlit

dalam

menghilangkan stain ekstrinsik selama dua minggu dibandingkan dengan


pasta gigi silika.
Desain:
Dalam kelompok paralel, studi double-blind, subjek dibagi atas stain basis
natural dan pengguna tembakau dan ditempatkan secara acak pada satu dari
dua pasta gigi yang diteliti. Subjek menyikat gigi dengan pasta gigi tersebut
dua kali sehari selama dua minggu sebelum stain ekstrinsik gigi akan
dinilai.
Tempat:
Studi ini dilaksanakan di 4-Front Research UK Limited, Maldon, UK.
Partisipan:

Seratus lima puluh dua subjek dengan paling sedikit 8 insisor/kaninus


yang telah dinilai memiliki stain ekstrinsik gigi alami akan mengikuti studi
ini.
Metode:
Stain ekstrinsik gigi pada permukaan fasial incisor dan kaninus diukur
dengan menggunakan modifikasi Macpherson Lobene Stain Index.
Hasil:
Kedua kelompok pasta gigi mengalami pengurangan stain secara
signifikan setelah dua minggu penggunaan dibandingkan dengan keadaan
asalnya (p<0.001). Analisa kovarian pada jumlah dari skor seluruh stain di
mulut

menunjukkan

bahwa

pasta

gigi

kalsium

karbonat/perlit

menghilangkan lebih banyak stain secara signifikan selama dua minggu


studi daripada pasta gigi silika (p<0.05).
Kesimpulan:
Menyikat gigi dua kali sehari selama dua minggu dengan pasta gigi
kalsium karbonat/perlit menghilangkan stain ekstrinsik lebih banyak
daripada pasta gigi silika.
Latar Belakang:
Prosedur kosmetik, seperti memutihkan gigi secara signifikan dapat
meningkatkan kualitas hidup kebanyakan konsumen dan ini merupakan
alasan dari melajunya pertunbuhan pasar di bagian pemutihan gigi pada
beberapa tahun terakhir. Perubahan warna gigi terjadi melalui kombinasi
stain ekstrinsik dan intrinsic pada permukaan gigi. Pewarnaan intrinsik
terjadi karena lapisan dentin di bawah permukaan enamel dapat mengalami
diskolorasi sebagai hasil dari kecelakaan, fluorosis, penggunaan antibiotik,
dan penuaan. Perawatan yang paling umum yang dilakukan untuk restorasi
pewarnaan intrinsic ini adalah bleaching dengan peroksida, yang dapat
diaplikasikan secara profesional dalam dosis tinggi atau atau dibuat dalam
dosis rendah untuk digunakan di rumah. Stain ekstrinsik terbentuk secara
alami pada permukaan gigi ketika kromagen dari sumber makanan (seperti
tannin dari teh, kopi, anggur merah) atau kebiasaan (seperti tar dari rokok)
menyatu di dalam pelikel saliva. Tingkat akumulasi stain alami bervariasi
pada setiap individu, namun hal tersebut dipercepat melalui penggunaan
agen kationik (seperti obat kumur klorheksidin) atau garam polivalen metal

(seperti tin, besi). Faktor lain, seperti teknik oral hygiene yang buruk dan
kemampuan pasta gigi untuk mengontrol stain dengan menghilangkan
dan/atau mencegah juga mempengaruhi akumulasi stain alami.
Pasta gigi pemutih terbaru telah dikembangkan dengan kandungan kalsium
karbonat, perlit, dan mikrogranula silika sebagai sistem abrasifnya. Perlit
adalah zat kimia amorfous inert yang bercampur dengan kaca silika
vulkanik asli. Perlit secara natural mengandung 2-6% kombinasi air dan
membentuk suatu struktur mirip busa bila dengan cepat dipanaskan hingga
suhu 870oC. Struktur ini akan digiling untuk menghasilkan partikel halus
yang mirip seperti plat gepeng. Perlit secara rutin digunakan sebagai bahan
abrasif pada produk profilaksis kedokteran gigi yang dianggap memiliki
sifat penghilang stain dan pengkilap yang baik bila dikombinasikan dengan
sifat abrasif yang relatif rendah. Telah dibuktikan juga bahwa bahan ini
dapat meningkatkan penghilangan stain alami bila diformulasikan dengan
pasta gigi silika. Mikrogranula silika merupakan aglomerasi dari partikel
kecil silika yang hancur saat menyikat.
Objektif dari penelitian ini adalah untuk mengukur penurunan stain atau
sifat pemutih dari pasta gigi baru yang mengandung kalsium karbonat/perlit
dalam dua minggu dibandingkan dengan pasta gigi silika.
4. Kemampuan untuk Menghilangkan Stain Ekstrinsik oleh Pasta Gigi
yang Mengandung Ekstrak Pepaya dan Bromelain
Untuk mengevaluasi kemampuan menghilangkan stain dari pasta gigi yang
mengandung pepaya dan ekstrak bromelain (Glodent) dibandingkan dengan
pasta gigi kontrol (Colgate). Studi klinis ini dilakukan acak, kontrol positif,
double blind. Subjek secara acak dibagi menjadi satu dari dua kelompok
studi. Fotografi sebelum dan sesudah perawatan dari 4 gigi anterior dicatat
dibawah kondisi yang distandarisasi dan dianalisa nilai cahaya dan kilaunya
menggunakan Adobe Photoshop. Perbedaan antara nilai rata-rata kilau
sebelum perawatan dari pengujian dan kelompok kontrol tidak signifikan
secara statistik. Pada kedua pengujian dan kelompok kontrol, kilau setelah
perawatan secara signifikan lebih tinggi dari kilau sebelum perawatan
(P<0.001 dan P=0.003). Nilai rata-rata kilau setelah perawatan untuk
kelompok uji ditemukan secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok

kontrol. Nilai rata-rata persentase penghilangan stain untuk kelompok uji


secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Uji pasta gigi
menunjukkan penghilangan stain yang signifikan bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang dapat dihubungkan dengan peran enzim proteolitik
pada pasta gigi yang diuji.
Latar Belakang:
Warna gigi merupakan kombinasi dari warna intrinsik gigi dan adanya
stain ekstrinsik yang mungkin berakumulasi pada permukaan gigi. Stain
ekstrinsik dikaitkan dengan penyerapan material ke pelikel pada permukaan
enamel. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya stain ekstrinsik ini adalah
teknik menyikat gigi yang buruk, merokok, mengunyah pinang, diet yang
diperoleh dari makanan berwarna (seperti anggur merah, kopi, dan teh), usia
seseorang, dan penggunaan agen kationik tertentu seperti klorheksidin atau
garam metal seperti tin dan besi.
Konsumen dan pasien biasanya selalu memiliki keinginan yang kuat untuk
memiliki gigi putih yang akhirnya memberikan peningkatan kecenderungan
berkembangnya pengguna produk pemutih gigi. Penghasil produk
perawatan rongga mulut secara konstan mengembangkan suatu pendekatan
baru untuk memutihkan gigi dalam hal untuk memenuhi harapan pasien dan
konsumen. Dengan demikian, saat ini terdapat sangat banyak produk dan
teknologi yang tersedia yang dapat diaplikasikan sendiri dan tidak
memerlukan bantuan tenaga profesional.
Sebagian besar produk ini bekerja dalam dua kemungkinan. Produk ini
dapat memberikan efek bleaching pada gigi, atau dengan penambahan bahan
abrasive spesifik atau bahan kimia ke dalam pasta gigi agar dapat
menghilangkan dan mengontrol stain ekstrinsik. Bahan abrasive telah
terbukti efektif menghilangkan stain ekstrinsik beserta dengan debris
makanan dan plak dan juga membantu dalam mencegah stain gigi terbentuk
kembali.
Pasta gigi abrasi jaringan keras gigi merupakan faktor penting dalam hal
pemasaran dengan kemampuan membersihkannya selama formulasi pasta
gigi pemutih. Oleh karena itu, pasta gigi pemutih mengandung bahan kimia
tambahan yang dapat meningkatkan sifat pembersih abrsifnya yang

membantu untuk menghilangkan dan/atau mencegah stain ekstrinsik.


Beberapa bahan seperti surfaktan, peroksida, enzim, sitrat, pyrofosfat, dan
heksametafosfat telah diteliti sebelumnya dalam hal kemampuannya
menghilangkan stain.
Sejak stain ekstrinsik pada dasarnya menyatu pada pelikel, sangatlah
mungkin bagi enzim seperti protease untuk membantu menurunkan lapisan
stain dan berpotensi untuk menghilangkannya. Bukti klinis terdahulu
menunjukkan bahwa campuran proteolitik yang tinggi dari enzim jamur asli
yang diformulasikan ke dalam pasta gigi efektif menurunkan level stain
ekstrinsik bila dibandingkan dengan pasta gigi kontrol negatif setelah
pemakaian selama 6 bulan. Studi klinis juga menunjukkan kemampuan
untuk menghilangkan stain dari pasta gigi yang mengandung pepaya,
alumina, dan natrium sitrat. Pada studi in vitro baru-baru ini dilaporkan
bahwa pepaya dan bromelain (enzim proteolitik) yang terdapat dalam pasta
gigi lebih efektif dalam menghilangkan stain daripada pasta gigi kontrol.
Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat stain ekstrinsik pada
studi klinis yaitu

Anda mungkin juga menyukai