Dengue Haemoragic Fever DHF PDF
Dengue Haemoragic Fever DHF PDF
Virus dengue
Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor
yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis
dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan
berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000;
420).
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui
gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk
Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka
ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga
ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun
virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika
seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu
mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula
terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue huntuk pertama kalinya
jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
(Soedarto, 1990 ; 38).
3. PATOFISIOLOGI
Infeksi Virus Dengue
Terbentuk komplek antigen-antibodi
Hepatomegali
Mual-Muntah
PGE2 Hipotalamus
Peningkatan suhu
tubuh
Kerusakan
endotel
pembuluh darah
Kekurangan volume cairan
Agregasi Trombosit
Ke ekstravaskuler
Trombositopenia
Merangsang dan
Mengaktivasi
faktor pembekuan
Intoleransi activity
Perdarahan
Gangguan perfusi jaringan
Hipoksia jaringan
Asidosis Metabolik
Kematian
faktor
tersebut
akan
menyebabkan
(1)
peningkatan
7. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun
pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari
hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan
tejadi renjatan pada penderita . (Soederita, 1995 ; 39).
8. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya
penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis
disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 39).
9. KLASIFIKASI DHF
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF)
dibagi menjadi 4 derajat (WHO, 1997) yaitu :
a.
Derajat I
b.
c.
Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien menjadi
gelisah.
d.
Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak
dapat diukur.
Demam tinggi dengan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.
Pembesaran hepar.
Syock yang ditandai dengan nadi lemah, cepat, tekanan darah menurun,
akral dingin dan sianosis, dan gelisah.
Laboratorium:
-
2.
Dengan renjatan
1. Demam tipoid
2. Renjatan septik oleh kuman gram negatif lain
3.
Dengan perdarahan
1. Leukimia
2. Anemia aplastik
4.
Dengan kejang
Ensefalitis
meningitis
adalah
upaya
membasmi
jentik
nyamuk
penularan
ditempat
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue (UPF IKA, 1994 ;
203) yaitu: Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan
kurang) atau kejangkejang.
Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati uji torniquet
positif/negatif, kesakitan, Hb dan Ht/PCV meningkat, Panas disertai perdarahan,
Panas disertai renjatan.
Sedangkan penatalaksanaan Dengue Haemoragic Fever (DHF) menurut
UPF IKA, 1994 ; 203 206 adalah.
1. Belum atau tanpa renjatan:
Grade I dan II
Hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diatasi dengan antipiretika dan surface
cooling.
Antipiretik
yang
dapat
diberikan
ialah
golongan
2. Dengan Renjatan ;
Grade III
1.
2.
75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.
Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan
tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin
maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran
L atau yang lainnya) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang
maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum
membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam
dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi
renjatan.
3.
Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1
jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan
nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh
plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg
BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24
jam.
2. KELUHAN UTAMA
Penderita mengeluh badannya panas (peningkatan suhu tubuh) sakit
kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sering terdapat riwayat sakit kapala, nyeri otot dan pegal pada seluruh
badan, panas. Sakit pada saat menelan, lemah, nyeri ulu hati, mual,
muntah dan penurunan nafsu makan.
4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Tidak ada hubungan antara penyakit yang pernah diderita dahulu dengan
penyakit DHF yang dialami sekarang, tetapi kalau dahulu pernah
menderita DHF, penyakit itu bisa terulang dengan strain yang berbeda.
5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyakit ini tidak ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu.
Riwayat adanya penyakit DHF didalam keluarga yang lain (yang tinggal
didalam satu rumah atau beda rumah dengan jarak rumah yang
berdekatan) sangat menentukan karena penyakit ini dapat ditularkan
melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
6. RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN
DHF ditularkan oleh 2 jenis nyamuk, yaitu 2 nyamuk aedes:
-
Aedes albapictus.
a.
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Dewasa
h.
Dewasa akhir
TUGAS PERKEMBANAGAN
BILA TUGAS
PERMKEMBANGAN
Bayi (0 - 1 tahun)
TIDAK TERCAPAI
Tidak percaya
Perasaan otonomi.
Mencapai keinginan
Memulai kekuatan baru
Menerima kenyataan dan prinsip kesetiaan
Usia pra sekolah ( 3 - 6 Tahun)
Rasa bersalah.
Difusi identitas
Rasa identitas
Mencapai
kesetiaan
yang
menuju
pada
pemahaman heteroseksual.
Memilih pekerjaan
Mencapai keutuhan kepribadian
Remaja akhir dan dewasa muda
Isolasi
Perasaan keturunan
Memperoleh perhatian.
Belajar
keterampilan
efektif
dalam
minat
aktifitas
pada
keturunan
Dewasa akhir
keputusasaan
Perasaan integritas
Mencapai kebijaksanaan
8. RIWAYAT IMUNISASI
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain
: BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
9. RIWAYAT NUTRISI
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori
untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat
badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
Status Gizi =
BBSekarang
100 %
BBideal
2.
Sistem Cardiovaskuler
Pada grade I : uji tourniquet positif, trombositipenia, perdarahan spontan
dan hemokonsentrasi.Pada grade II disertai perdarahan spontan di kulit
atau perdarahan lain. Pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi yaitu
nadi cepat dan lemah (tachycardia),tekanan nadi sempit,
hipotensi,
cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, kulit dingin dan lembab.Pada
grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
3.
4.
Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam terutama pada
grade III, akan mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna
merah.
5.
Sistem integumen
Terjadi peningkatan suhu tubuh (Demam), kulit kering dan ruam
makulopapular
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Resiko terjadinya cidera (perdarahan) berhubungan dengan penurunan factorfakto pembekuan darah ( trombositopeni )
6.
7.
b.
c.
Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah )
tiap 3 jam sekali atau lebih sering.
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital
merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
e.
2.
b.
c.
d.
e.
3.
b.
c.
d.
e.
4.
b.
c.
intervensi.
d.
e.
f.
g.
5.
h.
i.
j.
k.
b.
c.
e.
f.
g.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.
Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume
2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta.
Ngastiyah (1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Penerbit FKUI.
Jakarta.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Suharso Darto (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi. F.K. Universitas Airlangga.
Surabaya.
PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS KLIEN
Nama
: An. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
: 4 tahun
Anak ke
:I
Nama Ayah
: Tn. A
Nama Ibu
: Ny. S
Pendidikan Ayah
: SMU
Pendidikan Ibu
: SMU
Pekerjaan Ayah
: TNI AL
Pekerjaan Ibu
: IRT
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: Trosobo, Sidoarjo
Tanggal MRS
: 08 Desember 2009
Diagnosa Medis
: DHF
Sumber Informasi
Pengkajian tanggal
: 09 Desember 2009
Pertumbuhan
Klien seorang anak laki-laki berumur 4 tahun dengan berat badan 14 Kg.
Menurut keluarga, klien adalah anak yang penurut, klien memiliki banyak
teman dirumah. Ketika klien diajak bicara oleh tim kesehatan, baik
perawat maupun dokter serta tenaga kesehatan lainnya, klien mau
menjawab dan tampak tidak merasa takut. Ketika akan dilakukan suatu
tindakan pertama klien merasa takut tetapi kemudian setelah diberikan
penjelasan klien mau dilakukan tindakan, walaupun rasa takut masih
tampak.
Perkembangan
Psikososial ; klien belum sekolah, termasuk anak yang patuh di rumah,
klien suka bermain dengan teman-temannya, hubungan dengan teman
sebaya baik.
Psikoseksual : klien punya banyak teman sebayanya, anak senang bila
dikasih banyak mainan, anak merasa senang bila main bola.
Ibu klien mengatakan bahwa klien sangat sulit makannya, serta minum
susu juga sangat sulit, kadang-kadang klien mau minum susu hanya susu
coklat dan tidak setiap hari. Ibu klien mengatakan bahwa sudah
membeikan vitamin untuk nafsu makan tetapi tetap makannya sangat sulit.
Kadang-kadang tidak mau makan. Kalau sudah tidak mau makan ibu klien
: 38 C
N : 116 X/menit
RR : 28X/menit
TD : 100/70mmHg
Sistem Respirasi :
Bentuk dada normal, Pergerakan napas simetris,bunyi nafas vesikuler tidak
ada retraksi otot bantu nafas tidak ada, tidak terdapat pernapasan cuping
hidung, batuk tidak ada, sputum tidak ada, pada saat pengkajian tanda-tanda
epistaksis sudah tidak ada, Frekuensi napas 25x/menit. Bunyi nafas tambahan
tidak terdengar.
2.
Sistem Cardiovaskuler :
TD : 100/70, nadi 116 x/mnt, tidak ada nyeri dada, irama jantung regular,
bunyi jantung S1S2 tunggal, akral dingin, tidak terdapat tanda-tanda cyanosis,
capiler refill < 3 detik, tidak terjadi perdarahan spontan, tanda-tanda petikhie
spontan tidak terlihat, hanya tanda pethike bekas rumple leed.
3.
Sistem Neurosensori :
Kesadaran baik, kejang tidak ada, istirahat 8 jam /hari selama di rumah dan
selama di RS 4 am /hari dan kadang-kadang terbangun.
4.
Sistem Genitourinary :
Bentuk alat kelamin normal dan bersih, frekuensi BAK 3-4x /hari, warna
kuning agak pekat, produksi urin 500 cc /hari.
5.
Sistem Gastrointestinal :
Mulut : mukosa bibir kering, lidah hiperemik, rongga mulut bersih dan
tidak ada caries.
Abdomen : bentuk normal, kembung, peristaltik lambung 8x/menit,
terdapat nyeri tekan daerah hepar dan asites positif serta klien merasa
mual. Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan 3 sendok makan,
minum tidak suka, harus dipaksakan baru mau minum.
BAB : 1x /hari, konsistensi lembek, bau khas feses, warna kuning,
6.
7.
Sistem pengindraan
Mata
Sistem Endokrin :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran kelenjar parotis.
IV. DIAGNOSTIC TEST / PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
Tgl 08 Desember 2009
Leukosit
: 5000 /mm3
Haemoglobin
: 9,2 /g%
Hematokrit
: 28,4 %
Trombosit
: 130.000 mm3
: 4200 /mm3
Haemoglobin
: 8,6 /g%
Hematokrit
: 26,3 %
Trombosit
: 120.000 mm3
Eritrosit
: 3,34 /mm3
: 3200 /mm3
Haemoglobin
: 8,6 /g%
Hematokrit
: 25,7 %
Trombosit
: 130.000 mm3
Eritrosit
: 3,33 /mm3
V. PROGRAM TERAPI
- Infus D5 1200 cc /24 jam
- Minum manis
- Vit B compleks 3 x 1
- Diet TKTP 1600 Kkal + 50 gr Protein.
- Nasi 3 x sehari
- Susu : 3 x 200 cc
II.
NO
ETIOLOGI
Proses infeksi virus dengue
Viremia
Thermoregulasi
MASALAH
Peningkatan
suhu tubuh
Kekurangan
volume cairan
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1.
2.
3.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan
menurun
IV.
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
1.Peningkatan
suhu
tubuh Tujuan
jangka
berhubungan dengan proses panjang :
infeksi virus dengue
setelah dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan 1x24
jam suhu tubuh
dalam batas normal
Tujuan
jangka
pendek :
setelah dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan
1x3
jam suhu tubuh
turun
Hari Rawat ke : 2.
RASIONAL
Kompres
akan
memberikan pengeluaran
panas secara induksi.
Mengganti cairan tubuh
yang keluar karena panas
dan memacu pengeluaran
urine guna pembuangan
panas lewt urine.
Memberikan rasa nyaman
dan
memperbesar
penguapan panas
Deteksi
terjadinya
4. Observasi intake dan out kekurangan
volume
put
cairan tubuh.
Menentukan
intervensi
5. Observasi TTV setiap 1 lanjutan
bila
terjadi
jam
perubahan
Antipireik berguna bagi
6. Kolaborasi
untuk penurunan panas.
pemberian antipiretik
voume cairan /
Tidak terjadi syok
hipovolemik.
Tujuan
jangka
panjang :
Setelah dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan 2x24
jam
input
dan
output
volume
cairan seimbang.
Tujuan
jangka
pendek :
Setelah dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan 1x24
jam klien mau
minum.
Menentukan
selanjutnya.
Kaji
keluhan
mual,
muntah atau penurunan
nafsu makan
Berikan makanan yang
mudah ditelan mudah
cerna
Berikan makanan
kecil tapi sering.
intervensi
Mengurangi
kelelahan
klien dan mencegah
perdarahan
gastrointestinal.
porsi Menghindari mual dan
muntah
Mencegah
terjadinya
distensi pada lambung
yang dapat menstimulasi
muntah.
Memungkinkan
pemasukan yang lebih
banyak
Beri makanan kesukaan Nutrisi parenteral sangat
klien
diperlukan jika intake
peroral sangat kurang.
V.
TANGGAL
09-12-2009
12.00
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hari Rawat ke : 2.
EVALUASI (SOAP)
S : Ibu klien mengatakan panas badan
mulai turun.
O : Suhu : 37 5C
Nadi :100 x/mt
Membran mukosa basah
Kompres dingin masih terpasang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
09-12-2009
16.00
kering.
R/ : Ibu klien mengerti dengan penjelasan yang
diberikan oleh perawat
P :Intervensi dilanjutkan
11
Melanjutkan pemberikan
cairan perinfus dan memantau tetesan infus D5
1200 cc /24 jam.
09-12-2009
13.00
TGL/JAM
10-12-2009
20.00
2.
10-12-2009
20.00
3.
10-12-2009
EVALUASI
S : ibu klien mengatakan panas badan anaknya sudah
menurun.
O : S 37 C, membran mukosa basah, akral hangat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan.
S : Ibu klien mengatakan anaknya sudag mau minum
banyak.
O : Klien minum air putih 5 gelas dan 2 gelas
susu/24jam
Tensi : 110/70
Nadi :110 x/mt
Turgor kulit baik.
Kulit tidak kering.
Mukosa mulut basah.
Tidak ada tanda pre shock.
Akral hangat.
Capilarry refill < 3 detik.
Pulsasi kuat.
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan,
S :Ibu klien mengatakan nafsu makan mulai meningkat
O :Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Nafsu makan meningkat
Porsi makanan yang disajikan hampir habis 1 porsi
Mual dan muntah sudah tidak ada..
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dipertahankan.