Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan proses terjadinya pernapasan pada manusia ada dua tahap mekanisme

pertukaran gas. Pertukaran gas O2 dan CO2 yang dimaksud yakni mekanisme
eksternal dan internal (Sherwood, 2011).
a.

Pernapasan eksternal

Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan
masuk ke dalam paru-paru, udara yang masuk mengandung oksigen tersebut akan
diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung
karbondioksida akan dilepas. Proses pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan
darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal. Pada pernapasan
eksternal, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut
sebagian besar karbondioksida sebagai ion bikarbonat (HCO 3-) dengan persamaan
reaksi sebagai berikut: H + HCO3- = H2CO3 Sisa karbondioksida berdifusi keluar
dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut: H2CO3= H2O + CO2
(Sherwood, 2011).
Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalamsel-sel darah merah dapat
mempercepat reaksi. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion
hidrogen yang telah diangkut: HHb menjadi Hb. Selanjutnya hemoglobin
mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin (HbO 2) : Hb + O2 = HbO2
(Sherwood, 2011).
Selama pernapasan eksternal, didalam paru-paru akan terjadi pertukaran
gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah melalui difusi.
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus) karena ada perbedaan
tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekana parsial membuat
konsentrasi O2 dan CO2 pada darah dan udara berbeda (Sherwood, 2011).
Tekanan parsial O2 yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan pada
alveolus. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, O 2 dari udara akan
berdifusi menuju darah pada alveolus (Sherwood, 2011).
Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam darah lebih besar dibandingkan
tekanan parsial pada udara. Sehingga konsentrasi CO 2 dalam darah lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi CO2 dalam udara. Akibatnya, CO2 pada darah berdifusi
menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung (Sherwood, 2011).

b. Pernapasan Internal
Pada pernapasan internal darah masuk kedalam jaringan tubuh, O2
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk kedalam cairan jaringan tubuh.
HbO2= Hb + O2 Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan
jaringan dapat terjadi karena tekanan O2 didalam jaringan lebih rendah
dibandingkan tekanan oksigen dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel
secara terus menerus menggunakan O2 dalam respirasi selular. Oleh karena itu, O 2
dalam darah mengalir menuju cairan jaringan (Guyton et al., 2006).
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah
dibandingkan tekanan karbondioksida dalam jaringan. Akibatnya CO2 diangkut
darah,

sebagian

kecilnya

berikatan

dengan

hemoglobin

membentuk

karboksihemoglobin (HbCO2): CO2 + Hb = HbCO2 (Guyton et al., 2006).


Namun sebagian besar karbondioksida tersebut masuk kedalam plasma
darah dan bergabung dengan air menjadi asam bikarbonat ( H2CO3). Oleh enzim
anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion yakni, hidrogen dan
ion bikarbonat H2CO3= H + HCO3- (Guyton et al., 2006).
CO2 yang diangkat darah ini tidak semuanya dibebaskan keluar
tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10% nya saja. Sisanya yang berupa ionion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat didalam
berfungsi sebagai buffer atau larutan penyangga. Lebih tepatnya, ion tersebut
berperan penting dalam menjaga stabilitas Ph (derajat keasaman) darah (Guyton
et al., 2006).

Guyton. C. A., Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. Mississippi:


Elsevier Saunders.

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai