Pendahuluan
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan di
masyarakat yang mengganggu secara klinis, sosial, dan ekonomi (Freynhagen et
al., 2006). Insidensi NPB setiap tahunnya bertambah sekitar 15-20% jumlah
populasi. Sebanyak 60-80% manusia pernah mengalami NPB selama hidupnya.
Penelitian oleh Persatuan Dokter Saraf seluruh Indonesia (PERDOSSI) di klinik
neurologi Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta pada tahun 2002
menunjukkan jumlah kasus NPB adalah 15,6% (Lubis, 2003). Sebanyak 1,6%
sampai 43% dari pasien dengan NPB di seluruh dunia juga mengalami ischialgia
(Kaki dan Youseif, 2005). Ischialgia dan NPB merupakan gejala khas dari hernia
nukleus pulposus (HNP) lumbal. Hernia nukleus pulposus merupakan kondisi
terdesaknya nukleus pulposus dari diskus intervertebralis (DIV) melalui bagian
annulus fibrosus. Penyakit HNP disebabkan oleh degenerasi DIV yang sering
terjadi terutama pada segmen cervical dan lumbal (Choy, 2000). Pasien HNP
dengan kondisi degenerasi DIV memiliki nyeri yang konsisten dan mempengaruhi
kualitas hidup. Rendahnya kualitas hidup pada pasien degenerasi DIV
menyebabkan
mereka
tidak
bisa
menjalankan
hidup
secara
maksimal
Metode
Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan metode telaah pustaka
(literature review). Penulis melakukan penelusuran artikel ilmiah yang sesuai
dengan kata kunci berikut: therapy, gene, stem cell, intervertebral disc.
Penelusuran menggunakan basis data Google Scholar dan Pubmed. Seluruh artikel
yang dapat diakses penuh serta menggunakan bahasa Inggris dimasukkan dalam
pembahasan artikel ilmiah ini. Total artikel ilmiah yang dibahas adalah 24 artikel.
Artikel ilmiah dibahas secara umum sehingga tidak ada syarat khusus serta tidak
melalui analisis statistik khusus dalam pembahasannya.
Diskusi
Morfologi Degenerasi DIV
Diskus intervertebralis (DIV) merupakan suatu struktur anatomis yang
menyatukan corpus vertebrae. DIV tersusun atas nukleus pulposus di bagian
tengah yang dikelilingi oleh annulus fibrosus dan cartilaginous end plate (CEP).
Nukleus pulposus adalah massa gelatinosa yang tersusun oleh campuran air, gel
agrekanproteoglikan, serta jaringan serat elastin dan kolagen tipe II. Annulus
fibrosus merupakan susunan 15-25 lamela konsentris yang terdiri dari kolagen
tipe I (Palepu et al., 2012). Kandungan proteoglikan yang bersifat osmotik mampu
membuat DIV bertahan terhadap kompresi, sehingga DIV dapat bergerak lentur
dan menjadi komponen tumpuan beban tubuh pada vertebrae (Raj, 2008; Schnake
et al., 2006). Penuaan pada pasien serta adanya kondisi mekanik tertentu mampu
mempercepat degenerasi DIV.
Faktor mekanik yang dapat menyebabkan proses degenerasi pada DIV
antara lain mengangkat beban berat, getaran berlebihan, imobilisasi, dan trauma
pada vertebrae (Palepu et al., 2012). Faktor penuaan yang terjadi di dalam tubuh
berperan melalui penurunan suplai nutrisi menuju DIV yang akan menyebabkan
penurunan hidrasi DIV dan perubahan struktur biokimiawi proteoglikan (Zeller et
al., 2006). Kondisi tersebut menurunkan tekanan hidrostatik dan tinggi DIV,
sehingga terjadi gangguan distribusi beban. Selanjutnya, annulus fibrosus akan
menerima beban tubuh berlebihan sehingga kelenturannya berkurang dan mudah
mengalami robekan saat terjadi peningkatan kompresi. Robekan annulus fibrosus
dapat menyebabkan herniasi nukleus pulposus sehingga menyebabkan penurunan
tinggi DIV (Adams dan Roughley, 2006; Palepu et al., 2012).
Homogen, putih
terang
II
Tidak homogen
dengan atau
tanpa pita
horizontal
Tidak homogen,
keabuan
III
Perbedaan nukleus
dan annulus
Jelas
Jelas
Tidak jelas
Intensitas sinyal
Tinggi DIV
Hiperintensitas,
sama intensitasnya
dengan LCS
Hiperintensitas,
sama intensitasnya
dengan LCS
Normal
Intermediat
Normal s.d.
sedikit
menurun
Normal s.d.
menurun
sedang
Rongga DIV
kolaps
IV
Tidak homogen,
abu kehitaman
Hilang
Intermediat s.d.
hipointensitas
Tidak homogen,
hitam
Hilang
Hipointensitas
Normal
intermediate
layer
protein,
serta
gen
pengkode
matrix
sel diperoleh melalui pembuluh darah di ligamen yang berdekatan serta melalui
kapiler di corpus vertebrae. Adanya kalsifikasi CEP pada proses penuaan menjadi
penghalang difusi nutrisi ke dalam jaringan DIV sekaligus mempersulit
pembuangan sisa metabolisme jaringan DIV (misalnya asam laktat). Akumulasi
asam laktat yang diperparah dengan rendahnya konsentrasi oksigen menyebabkan
kondisi asam akibat penurunan pH dalam jaringan DIV. Kondisi asam akan
menghambat sintesis proteoglikan. Kepadatan sel matriks akan berkurang hingga
mencapai ambang batas terendah yang menyebabkan proses degenerasi DIV
menjadi ireversibel dan dapat berlanjut menjadi HNP (Adams dan Roughley,
2006; Paesold et al., 2007; Palepu et al., 2012; Wei et al., 2014).
(support)
bagi
vertebrae
melalui
pemasangan
implan
post
yang mengalami gangguan. Namun, terapi operatif yang sudah dilakukan tidak
menjamin pasien sembuh sempurna. Sebanyak 5-15% pasien postoperatif dapat
mengalami rekurensi hernia nukleus pulposus akibat degenerasi DIV yang tetap
progresif (Erbayraktar et al., 2002; Swartz dan Trost, 2003; Wei et al., 2014).
10
11
autolog sel MSC medulla osseus yang diekspansi secara in vitro dan diinjeksi ke
dalam nucleus pulposus DIV yang mengalami degenerasi. Injeksi tersebut tidak
memerlukan operasi mayor. Sembilan puluh persen pasien mengalami
pengurangan rasa nyeri dan peningkatan hidrasi DIV. Penelitian selanjutnya
adalah 100 pasien degenerasi DIV yang mendapatkan injeksi tunggal sel MSC
medulla osseus yang dienkapsulasi dalam asam hialuronat. Hasil penelitian
tersebut adalah terbuktinya keamanan terapi dan diakui oleh Food and Drug
Association (Orozco et al., 2011; Wei et al., 2014). Langkah penggunaan sel
MSC medulla osseus meliputi pengambilan sel mesenkim dari sum-sum tulang,
kemudian dilakukan induksi dan diferensiasi secara in vitro menjadi sel
progenitor/sel terdiferensiasi yang kemudian akan diinjeksikan ke dalam DIV
melalui karier seperti asam hialuronat (Paesold et al., 2007). Ilustrasi pemanfaatan
sel MSC dapat dilihat di gambar 2.
Kesimpulan
Terapi gen berbasis sel punca yang dilakukan dengan injeksi sel MSC
medulla osseus terbukti secara in vitro dan in vivo mampu bekerja secara spesifik
pada jaringan DIV, sehingga terapi ini memberikan harapan baru dalam
penatalaksanaan degenerasi DIV yang lebih efektif.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada para peneliti yang telah
mengunggah artikel ilmiahnya secara gratis sehingga dapat diakses bebas untuk
mendukung penulisan ini.
12
Daftar Pustaka
Abdurachim K, Kalim H, Radi B. 2007. Penilaian Kualitas Hidup Pasien Pasca
Bedah Pintas Koroner Yang Menjalani Rehabilitasi Fase III. Jurnal
Kardiologi Indonesia. 28: 189-196.
Adams MA dan Roughley PJ. 2006. What is intervertebral disc degeneration, and
what causes it?. Spine. 31 (18): 21512161.
Chan SCW, Gantenbein-Ritter B. 2012. Intervertebral disc regeneration or repair
with biomaterials and stem cell therapy feasible or fiction?. Swiss
Medical Weekly; 142: w13598.
Choy DS. 2000. Familial incidence of intervertebral disc herniation: An
hypothesis suggesting that laminectomy and discectomy may be
counterproductive. Journal of Clinical Laser Medicine and Surgery.
18(1): 29-32.
Drazin D, Rosner J, Avalos P, Acosta F. 2012. Stem Cell Therapy for Degenerative
Disc Disease. Advances in Orthopedics; 961052.
Erbayraktar S, Acar F, Tekinsoy B, Acar U, Guner EM. 2002. Outcome analysis
of reoperations after lumbar discectomies: a report of 22 patients. Kobe
Journal of Medical Science. 48: 3341.
Freynhagen R BR, Gockel U, Tlle TR. 2006. painDETECT: A new screening
questionnaire to identify neuropathic components in patients with back
pain. Current Medical Research and Opinion. 22: 1911-1920.
Kaki AM, Youseif E. 2005. Identifying neuropathic pain among patients with
chronic low-back pain: use of the leeds assessment of neuropathic
symptoms and signs pain scale. Regional Anesthesia and Pain Medicine.
30: 422.e1-422.e9.
Katz JN. 2006. Lumbar Disc Disorders and Low-Back Pain: Socioeconomic
Factors and Consequences. Journal of Bone Joint Surgery America.
88(suppl 2): 21-24.
Lubis I. 2003. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah dalam Nyeri Punggung
Bawah. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
(PERDOSSI). 1-2.
McCarberg BH, Billington R. 2006. Consequences of neuropathic pain: qualityof-life issues and associated costs. The American Journal of Managed
Care. 12(9 Suppl): S263-S268.
Orozco L, Soler R, Morera C, et al. 2011. Intervertebral disc repair by autologous
mesenchymal bone marrow cells: a pilot study. Transplantation; 92: 822828.
Paesold G, Nerlich AG, Boos N. 2007. Biological treatment strategies for disc
degeneration: potentials and shortcomings. European Spine Journal; 16:
447-468.
13