Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin
Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan, baik perusahaan
perseorangan, perseroan terbatas, maupun persekutuan komanditer tengah
dihadapkan pada era globalisasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat.
Dalam kondisi yang kompetitif ini mendorong para pelaku usaha untuk dapat
bertahan dan terus berkembang salah satu cara yang perlu diperhatikan dan
dilakukan oleh perusahaan adalah mempertahankan konsumen yang telah ada
dan terus menggarap konsumen-konsumen baru serta memaksimalkan kinerja
perusahaan dan mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan.
Untuk mencapai hal tersebut perusahaan melakukan cara-cara seperti, promosi
penjualan secara besar-besaran, meningkatkan pelayanan dalam penjualan,
modifikasi produk kearah yang lebih baik, meningkatkan mutu produk,
menetapkan harga yang menarik dan pemberian secara kredit.
Pemberian penjualan secara kredit sudah menjadi kebijakan perusahaan
untuk memperebutkan perhatian calon konsumen, hingga sampai sekarang
kebijakan ini telah banyak diminati oleh perusahaan lain. Perusahaan dalam
malakukan pemberian penjualan secara kredit kepada konsumen, banyak
mendapatkan keuntungan kerena dapat meningkatkan volume penjualan dan
dapat memperluas segmentasi pasar.
keadaan atau kondisi perekonomian dan lain-lain yang pada umumnya ada
hubungannya dengan jenis usaha yang dilakukan.
Kebijakan pemberian kredit mencakup : standar kredit yaitu jumlah
maksimum kredit yang diberikan kepada calon debitur, biaya pengumpulan
piutang yaitu besarnya biaya yang ditanggung oleh pihak perusahaan sebagai
akibat keterlambatan pembayaran piutang, dan pemberian potongan yaitu
besarnya potongan kredit yang diberikan kepada konsumen. Salah satu tujuan
dari kebijakan pemberian secara kredit ini adalah untuk menarik konsumen
dalam jumlah yang banyak dengan cara memberikan standar kredit yang mudah
serta pemberian potongan kredit kepada konsumen sehingga volume penjualan
akan meningkat. Selanjutnya peningkatan volume penjualan mengakibatkan
piutang yang meningkat pula, hal ini menyebabkan beban investasi pada piutang
yang semakin besar yang harus ditanggung oleh pihak perusahaan, sehingga
pengeluaran lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang.
PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari merupakan salah satu perusahaan
swasta yang bergerak dibidang perdagangan sepeda motor merek Yamaha.
Dalam usaha meningkatkan volume penjualannya maka perusahaan PT Hasjrat
Abadi Cabang Kendari selain menjual secara tunai juga menjual secara kredit,
dimana pemberian secara kredit merupakan transaksi yang paling besar yang
terjadi pada PT. Hasjrat Abadi cabang kendari dibandingkan pemberian secara
tunai.
peneliti
selanjutnya
dalam
mengkaji
masalah
serupa
atau
mengembangkannya.
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam
menerapkan dan menganalisa kebijakan pemberian kredit yang telah
dilaksanakan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya
pada:
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dialukan oleh Devi Engsiani Muliasari (2003) dengan
judul Analisa Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Penjualan Pada PT. Bosowa
Berlian Motor Cabang Kendari yang mempunyai tujuan untuk mengetahui
dampak kebijaksanaan penjualan kredit yang mencakup standar kredit, biaya
pengumpulan piutang dan pemberian potongan terhadap penjualan pada PT.
Bosowa Berlian Motor Cabang Kendari.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa secara simultan
kebijaksanaan penjualan kredit yang meliputi standar kredit, biaya pengumpulan
piutang dan pemberian potongan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penjualan pada PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Kendari.
Adapun persamaan dari penelitian ini adalah peralatan analisis yang
digunakan yakni analisis regresilinear berganda. Perbedaan pada penelitian ini
adalah objek penelitian.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rahma Yanti (2008) dengan
judul Penilaian Kelayakan Pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Kendari (Studi Kasus PT. Rabam Sultra Jaya). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penilaian kelayakan pemberian kredit PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kendari pada PT. Rabam Sultra Jaya
yang diukur dengan 5 C dan Rasio Finansial.
Dari hasil analisis penelitian bahwa PT. Rabam Sultra Jaya layak
diberikan kredit oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kendari
karena telah memenuhi semua kriteria unsur penilaian kredit 5 C yang telah
ditetapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kendari dan
rasio financial PT. Rabam Sultra Jaya menunjukkan angka rasio yang sangat baik
dan layak untuk diberikan kredit.
Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada ruang
lingkup kajian yakni mengenai kebijakan pemberian kredit. Perbedaan penelitian
ini adalah terletak pada obyek penelitian dan alat analisis yang digunakan.
2.2 Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti
kepercayaan truth atau faith. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kredit
memiliki arti khusus yaitu memberikan peminjaman uang yang pembayarannya
akan dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan
perjanjian.
Menurut O.P Simorakir dalam Budi Untung (2000:1), kredit adalah
pemberian prestasi (misalnya uang, atau barang) dengan balas prestasi
(kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Dari pengertian
diatas menunjukkan bahwa waktu merupakan faktor utama yang memisahkan
prestasi dan kontraprestasi. Kredit berfungsi kooperatif antara si pemberi kredit
dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik
keuntungan dan menanggung resiko. Kredit dalam arti luas yaitu didasarkan atas
a.
b.
c.
b.
Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tanpa hambatan yang berarti.
b.
10
1.
b.
2.
b.
c.
3.
11
b.
c.
Kredit
jangka
panjang,
merupakan
jenis
kredit
yang
masa
b.
5.
b.
Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu
yang relative pendek misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka
panjang seperti kambing dan sapi.
c.
12
d.
e.
f.
g.
h.
2.
13
3.
Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu
tertentu dimana masa jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit
yang telah disepakati.
4.
b.
5. Balas jasa, akibat dari pemberian fasilitas kredit tentu mengharapkan suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu.
Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan. Unsur lainnya adalah
mempunyai pertimbangan tolong menolong. Selanjutnya dalam meneliti kelayakan
kredit menurut Kartadinata (1990:169), suatu perusahaan akan memperhatikan :
a.
b.
c.
14
d.
e.
Arifin
(1997:111)
adalah
suatu
jenis
penjualan
yang
cara
15
perdagangan.
Abdullah
(2005:138)
mengemukakan
bahwa
16
Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk
menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa jumlah yang harus
diberikan. Hal ini menyangkut kebiasaan langganan dalam membayar kembali,
kemungkinan langganan tidak membayar kredit yang diberikan, dan rata-rata
jangka waktu pembayaran para langganan. Standar kredit adalah Kriteria
minimum yang harus dipenuhi oleh seorang langganan sebelum dapat diberikan
kredit ( Syamsuddin, 1998:256 ).
Dengan demikian terdapat berbagai faktor yang harus dipertimbangkan
baik internal maupun eksternal sebelum perusahaan menetapkan standar kredit.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi : reputasi pelanggan
sehubungan dengan penyelesaian hutang-hutangnya, kemampuan keuangan
debitur, referensi-referensi kredit dan kondisi piutang perusahaan.
Taswan (2003:181) mengemukakan batas maksimum pemberian kredit
yaitu merupakan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan untuk
dilakukan oleh perusahaan kepada peminjam arau sekelompok peminjam
tertentu. Jangka waktu pengumpulan piutang adalah jangka waktu dari saat
terjadinya piutang sampai dengan pembayaran kembali piutang tersebut.
Semakin lama jangka waktu pengumpulan piutang berarti semakin besar
investasi pada piutang dan biaya yang timbul juga semakin besar.
(Sartono,1997:542-543).
2.5.2 Persyaratan kredit
17
Persyaratan kredit atau credit term adalah kondisi yang disyaratkan untuk
pembayaran kembali piutang dari langganan. Kondisi tersebut meliputi lama
waktu pemberian kredit dan potongan tunai serta persyaratan khusus lainnya
seperti penanggalan musim (seasonal dating).
Penanggalan musiman adalah syarat kredit yang mendorong pembeli
produk-produk musiman untuk mengambil barang sebelum masa sibuk, namun
dapat menangguhkan pembayarannya hingga setelah masa sibuk (Horne &
Wachhowicz, diterjemahkan oleh Heru Sutojo, 1997:262). Dalam periode
penjualan tidak aktif perusahaan terkadang menual kepada pelanggan tanpa
meminta pembayaran untuk beberapa waktu mendatan, dan ini mampu menarik
perhatian pelanggan untuk membeli produk secara kredit, akan tetapi perlu dibuat
perbandingan antara keuntungan dari penjualan tambahan dengan tingkat
pengembalian investasi tambahan piutang untuk menentukan apakah persyaratan
penanggalan sudah sesuai sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Contoh persyaratan kredit, 6/10, net 60 berarti bahwa langganan
mempunyai tenggang waktu pembayaran utang kepada perusahaan selama 60
hari dan apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari maka akan
mendapatkan potongan tunai sebesar 6%.
Persyaratan kredit ini juga dapat mempengaruhi tingkat penjualan
sehingga
perusahaan
perlu
mempertimbangkan
apakah
sebaiknya
18
pemberian
kredit
biasanya
pembayarannya
mempunyai
2.
19
20
a. Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu kredit.
Cara semacam ini sering disebut long end interest.
b. Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar yang dihitung
sejak tanggal perjanjian yang ditanda tangani sampai tanggal jatuh tempo
setiap kredit yang bersangkutan. Cara ini sering disebut short end interest.
c. Pembayarn kredit periodik dilakukan dalam jumlah yang sama, dimana
didalamnya termasuk angsuran pokok dan bunga yang diperhitungkan dari
saldo harga kontrak selama jangka waktu perjanjian, cara ini lebih dikenal
dengan metode annuited.
d. Bunga secara periodik diperhitungkan berdasarkan dari (sisa) harga kontrak
21
terhadap
meningkatnya
22
penjualan,akan
tetapi
dilain
pihk
menimbulkan beban biaya karena lunaknya syarat kredit, termasuk biaya bad
debt. Dilain pihak ketatnya kebijakan pemberian kredit akan cenderung
memperkecil volume penjualan walaupun tidak terbebani biaya karena
persyaratan pemberian kredit yang memberatkan pembeli maupun pelanggan.
Oleh karena itu perusahaan dihadapkan dengan permasalahan bagaimana
menghasilkan kebijakan pemberian kredit yang menguntungkan dan sesuai
dengan tujuan perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2001:85),dalam keadaan normal dan dimana
penjualannya pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai
tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada inventory, karena perputaran dari
piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan
hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit.
Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang,
pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik
kredit yang dijalankan oleh perusahaan.
Piutang meliputi semua tagihan dalam bentuk terhadap perorangan, badan
usaha atau pihak tertagih lainnya, ( Niswonger and Fees Worren yang dikutip
oleh Hyginus Rusminarto, 1992:253 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah
sebagai berikut:
1. Volume penjualan kredit
23
24
25
360
Hari rata-rata pengumpulan piutang =
Receivables Turnover
26
27
Laba/Profit
Pemberian Penjualan
Credit/Kredit
28
Cash/Tunai
Penjualan Sepeda
Motor
Analisis Regresi
Linear Berganda
Kesimpulan dan
Rekomendasi
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT. Hasjrat Abadi
Cabang Kendari
3.2 Jenis dan Sumbar Data
30
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan yang berupa data penjualan
produk serta kebijakan kredit yang dilakukan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
6. Wawancara, yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang penulis gunakan
dengan cara mengadakan tanya jawab secara lansung kepada pengguna sepeda
motor Yamaha.
7. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada
obyek penelitian dan melakukan pencatatan data yang dibutuhkan secara
langsung, cermat dan sistematis pada data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
3.4 Metode Pengolahan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara sebagai
berikut :
1. Editing, yaitu menghipun data-data yang diperlukan yang bersumber dari
perusahaan.
2. Tabulasi, yaitu memasukkan data kedalam tabel, untuk selanjutnya menjadi
bahan analisis.
3. Sortir, yaitu menyortir atau melihat data-data yang telah dikumpulkan untuk
digunakan dalam penelitian.
4. Interpretasi, yaitu menjelaskan atau menguraikan data-data berdasarkan
variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
31
( Furqon 1999:70)
= Variabel dependent
= Konstanta ( intercept)
I n
= Koefesien regresi
Xi Xn
= Variabel independent
ei
= Penjualan (Rupiah)
X1
X2
X3
nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama
dengan nol, atau :
Ho : b1.23 = b2.13 = b3.12 = 0
Artinya : standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan
secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap penjualan pada PT. Hasjrat
Abadi Cabang Kendari. Hipotesis alternatifnya (H1) tidak semua parameter
secara simultan sama dengan nol, atau :
H1 : b1.23 = b2.13 = b3.12 0
Artinya : standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan
secara simultan mempunyai pengaruh terhadap penjualan pada PT. Hasjrat Abadi
Cabang Kendari.
Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung
dengan Ftabel jika Fhitung < Ftabel artinya Ho diterima dan H1 di tolak. Dan
sebaliknya jika Fhitung > Ftabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
33
alternatifnya (H1) parameter secara parsial suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau :
Ho : bi 0
Artinya
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Hasjrat Abadi berdiri pada tahun 1980 yang berkedudukan di
Jakarta. Perusahaan inipertama-tama bergerak dibidang penjualan sembako,
35
36
tenaga kerja sebanyak 63 orang sanpai sekarang, kantor cabang Kendari telah
mempunyai 9 (sembilan) kantor perwakilan, yakni kantor perwakilan Konawe,
Konawe Selatan, Konawa Utara, Kolaka, Kolaka Utara, Buton, Muna, Bombana,
dan Wakatobi serta memilki dua Outlet, yakni outlet Mandonga dan Outlet Pasar
Baru.
4.1.2 Strutur Organisasi
Perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu sistem dari berbagai fungsifungsi yang saling berhubungan atau saling berkaitan satu sama lain. Fungsifungsi yang ada dalam perusahaan dituntut untuk salaing bekerja sama demi
kelancaran produktivitas perusahaan. Untuk mendorong kerja sama yang baik,
maka dibutuhkan suatu struktur organisasi yang jelas.
Struktur organisasi mengambarkan pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan sehingga
kegiatan usaha dapat berjalan dengan lancar sekaligus menciptakan kondisi yang
lebih sehat. Adapun struktur organisasi PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dapat
dilihat pada skema berikut ini :
37
Kepala Cabang
Adalah pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab atas kelancaran
jalannya seluruh kegiatan perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan
38
c.
39
1.
2.
3.
4.
5.
40
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
41
perusahaan bail mengenai jenis, harga, cara, dan syarat pembayaran. Setelah
calon pembeli menentukan produk yang akan dibelinya dan harga jual telah
disepakati bersama, selanjutnya pembeli mengisi formulir permohonan kredit
jika akan membeli secara angsuran. Berdasarkan kredit yang diajukan oleh calon
pembeli selanjutnya badian survey melakukan penelitian lapangan untuk
menentukan apakah calon pembeli memenuhi syarat untuk diberikan kredit. Jika
permohonan kredit tersebut disetujui maka pembeli akan berhubungan dengan
bagian administrasi sales untuk membuat perjanjian penjualan angsuran yang
didalamnya mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak,
baik mengenai syarat pembayaran, maupun hal-hal yang mengikat pada waktu
masa angsuran sampai saat pemilikan oleh pihak pembeli.
Tahun
Bulan
2008
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah Motor
(Unit)
134
139
150
123
181
155
42
Perkembangan
(%)
0,00
3,73
7,91
-18
47,15
-14,36
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2009
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata-rata
200
173
223
152
254
250
370
352
379
325
366
390
480
511
434
514
445
418
7118
297
29,03
-13,5
28,90
-31,83
67,10
-1,57
48
-4,86
7,67
-14,24
12,61
6,55
23,08
6,46
-15,07
18,43
-13,42
-6,07
183,42
7,64
43
44
45
Tabel 4.2 Perkembangan Penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari
Tahun 2008-2009.
Tahun
Bulan
2008
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
2009
Penjualan
(Rp)
685.597.500
761.775.000
1.386.430.500
868.423.500
1.142.662.500
807.481.500
1.401.666.000
990.307.500
914.130.000
1.538.785.500
1.587.385.500
1.493.079.000
944.601.000
46
Perkembangan
(%)
0,00
11,11
82
-37,36
31,56
-29,33
73,58
-29,34
-7,69
68,33
3,16
-5,94
-36,73
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata-rata
1.584.492.000
1.736.847.000
1.828.260.000
1.432.137.000
1.828.267.000
1.584.492.000
2.148.205.500
2.102.499.000
1.843.495.500
2.300.560.500
2.346.267.000
35.257.847.500
1.469.076.979
67,74
9,61
5,26
-21,67
27,66
-13,33
35,58
-2,13
-12,32
24,79
1,99
3,44
sebesar Rp. 990.307.500 dan Rp. 914.130.000, hal ini disebabkan oleh kurangnya
stock unit motor dari kantor pusat. Adapun pada bulan Oktober dan November
penjualan masing-masing meningkat 68,33% dan 3,16% menjadi Rp.
1.587.385.500 dan Rp. 1.587.385.500, hal ini disebabkan meningkatnya jumlah
unit kendaraan yang terjual terutama type Vixion. Selanjutnya pada bulan
Desember penjualan kembali menurun 5,94% menjadi Rp. 1.493.079.000. Pada
tahun 2009 bulan januari diawali dengan penurunan penjualan 36,73% sebesar
Rp. 944.601.000, hal ini disebabkan penjualan yang tertunda pada bulan yang
sebelumnya. Selanjutnya pada bulan Februari, Maret, April terjadi peningkatan
penjualan 67,74%, 9,61%, 5,26, sebesar Rp. 1.584.492.000, Rp. 1.736.847.000,
dan Rp. 1.828.260.000, hal ini disebabkan oleh naiknya unit kendaraan yang
terjual akibat kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan diantaranya
memberikan promosi yang gencar. Pada bulan Mei terjadi penurunan 21,67%
sebesar Rp. 1.432.137.000.Pada bulan juni penjualan kembali meningkat 27,66%
sebesar Rp. 1.828.267.000. Bulan Juli terjadi penurunan penjualan 13,33 sebesar
Rp. 1.584.492.000 disebabkan meningkatnya harga kendaraan. Pada bulan
Agustus terjadi peningkatan penjualan 35,58% sebesar Rp. 2.148.205.500 hal ini
disebabkan pemberian subsidi uang muka. Bulan September dan Oktober terjadi
penurunan penjualan 2,13% dan 12,32% menjadi Rp. 2.102.499.000 dan Rp.
1.843.495.000. Selanjutnya bulan November dan Desember terjadi peningkatan
24,79% dan 1,99% menjadi sebesar Rp. 2.300.560.500 dan Rp. 2.346.267.000
peningkatan penjualan ini akibat meningkatnya daya beli konsumen.
48
calon debitur yang diukur dalam satuan rupiah. Perkembangan standar kredit PT.
Hasjrat Abadi Cabang Kendari setiap bulan selama tahun 2008-2009 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel
4.3
Tahun
Bulan
2008
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
2009
Standar Kredit
(Rp)
225.000.000
375.000.000
455.000.000
285.000.000
250.000.000
265.000.000
460.000.000
325.000.000
300.000.000
605.000.000
505.000.000
490.000.000
310.000.000
690.000.000
570.000.000
600.000.000
705.000.000
600.000.000
520.000.000
49
Perkembangan
(%)
0,00
66,67
21,33
-37,36
-12,28
6
73,58
-29,35
-7,69
101,67
-16,53
-2,97
-36,73
122,59
-17,39
5,26
17,5
-14,89
-13,33
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata-rata
470.000.000
505.000.000
520.000.000
755.000.000
770.000.000
11.555.000.000
481458333,3
-9,62
7,45
2,97
45,19
1,99
14,23
Berdasarkan tabel 4.3 nampak bahwa selama tahun 2008 bulan januari
standar kredit perusahaan sebesar Rp. 225.000.000 meningkat 66,67% dan
21,33% menjadi Rp. 375.000.000 dan Rp. 455.000.000, hal ini disebabkan
meningkatnya penjualan. Pada bulan April, Mei, standar kredit perusahaan
menurun 37,36%,12,28% menjadi Rp. 285.000.000, Rp. 250.000.000, hal ini
disebabkan menurunnya penjualan. Pada bulan Juni dan Juli terjadi peningkatan
penjualan 6% dan 73,58% sebesar Rp. 265.000.000 dan Rp. 460.000.000.
Selanjutnya pada bulan Agustus dan September terjadi penurunan 29,35% dan
7,69% menjadi sebesar Rp. 325.000.000 dan Rp. 300.000.000. Pada bulan
Oktober terjadi peningkatan penjualan 101,67% sebesar Rp. 605.000.000 hal ini
disebabkan karena perusahaan memberikan standar kredit yang longgar kepada
konsumen. Pada bulan November hingga awal Januari tahun 2009
terjadi
standar kredit kembali meningkat 5,26% dan 17,5% masing-masing sebesar Rp.
600.000.000 dan Rp. 705.000.000, hal ini disebabkan promosi yang besarbesaran tentang type jenis motor Yamaha yang baru. Selanjutnya pada bulan Juni,
Juli, dan Agustus terjadi penurunan standar kredit 14,89%, 13,33%, 9,62%
masing-masing sebesar Rp. 600.000.000, Rp. 520.000.000, Rp. 470.000.000, hal
ini disebabkan kurangnya stock barang yang tersedia digudang.Selanjutnya pada
bulan September hingga akhir tahun 2009 standar kredit kembali mengalami
peningkatan masing-masing 7,45%, 2,97%, 45,19%, 1,99%
masing-masing
disebabkan meningkatnya
ditanggung oleh PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari sebagai akibat keterlambatan
pembayaran yang dilakukan oleh konsumen yang diukur dalam satuan rupiah.
Perkembangan biaya pengumpulan piutang PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari
setiap bulan dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 4.4 Perkembangan Biaya Pengumpulan piutang pada PT. Hasjrat Abadi
Cabang Kendari Tahun 2008-2009
Tahun
Bulan
2008
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
2009
Biaya
Pengumpulan
Piutang
(Rp)
780.000
540.000
600.000
660.000
450.000
480.000
360.000
600.000
480.000
360.000
660.000
540.000
720.000
600.000
960.000
840.000
780.000
540.000
420.000
900.000
880.000
960.000
540.000
52
Perkembangan
(%)
0,00
-30,77
11,11
10
-31,82
6,67
-25
66,67
-20
-25
83,33
-18,18
33,33
-16,67
60
-12,5
-7,14
-30,77
-22,22
114,29
-2,22
9,09
-43,75
Desember
Jumlah
Rata-rata
475.000
15.125.000
630.208,333
-12,03
4,08
31,82% sebesar Rp. 450.000 dan bulan Juni kembali meningkat 6,67% sebesar
Rp. 480.000, hal ini disebabkan meningkatnya jumlah konsumen yang
menunggak. Selanjutnya pada bulan Juli biaya pengumpulan piutang kembali
menurun 25% sebesar Rp. 360.000 dan pada bulan Agustus kembali meningkat
66,67% , menjadi Rp. 600.000. Kembali terjadi penurunan pada bulan September
dan Oktober 20% dan 25% sebesar Rp. 480.000 dan Rp. 360.000. Selanjutnya
bulan November terjadi peningkatan 83,33% sebesar Rp. 660.000, hal ini masih
dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah konsumen yang menunggak sehingga
perusahaan lebih sering melakukan aktivitas penagihan, Desember akhir tahun
kembali terjadi penurunan 18,18% sebesar Rp. 540.000. Awal Januari tahun
2009 biaya pengumpulan piutang meningkat 33,33% sebesar Rp. 720.000 dan
bulan Februari kembali menurun 16,67%
menurunnya
jumlah
konsumen
yang
Bulan Maret
biaya
30,77%, dan 22,22% masing-masing sebesar Rp. 840.000, Rp. 780.000, Rp.
540.000, dan Rp. 420.000, hal ini disebabkan menurunnya jumlah konsumen
yang menunggak. pada bulan Agustus biaya pengumpulan piutang kembali
meningkat 114,29% sebesar Rp. 900.000, dan Bulan September menurun 2,22%
sebesar Rp. 880.000, Selanjutnya bulan Oktober biaya pengumpulan piutang
kembali meningkat 9.09% sebesar Rp. 960.000, kemudian November hingga
Desember akhir tahun biaya pengumpulan piutang kembali menurun 43,75% dan
12,03% masing-masing sebesar Rp. 540.000 dan Rp. 475.000, hal ini disebabkan
karena menurunnya jumlah konsumen yang menunggak.
C.
54
Tabel 4.5 Perkembangan Pemberian Potongan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang
Kendari Tahun 2008-2009
Tahun
Bulan
Pemberian
Potongan
(Rp)
2.868.800
2.999.200
3.300.500
3.157.000
3.300.500
2.999.200
3.416.520
3.235.010
3.157.000
3.443.000
3.504.165
3.424.000
3.176.520
3.444.000
3.504.165
3.530.500
3.416.520
3.656.520
3.504.165
4.039.200
3.656.520
3.656.520
4.039.200
4.225.500
82.654.225
3.443.926
2008
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2009
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata-rata
55
Perkembangan
(%)
0,00
4,54
10,04
-4,35
4,54
-9,13
13,91
-5,31
-2,41
9,06
1,78
-2,29
-7,23
8,42
1,75
0,75
-3,23
7,02
-4,17
15,27
-9,47
0
10,46
4,61
0,86
56
Selajutnya pada bulan Mei pemberian potongan menurun sebesar 3,23% menjadi
Rp. 3.416.520. Pada bulan Juni pemberian potongan meningkat sebesar 7,02%
menjadi Rp. 3.656.520. Selajutnya bulan Juli pemberian potongan menurun
sebesar 4,17% menjadi Rp. 3.504.165. Pada bulan Agustus pemberian potongan
meningkat sebesar 15,27% menjadi Rp. 4.039.200. Kemudian pada bulan
September pemberian potongan menurun sebesar 9,47% menjadi Rp. 3.656.520.
Selanjutnya pada bulan Oktober pemberian potongan tidak mengalami perubahan
yakni tetap dengan nilai Rp. 3.656.520. Namun pada bulan November dan
Desember pemberian potongan meningkat sebesar 10,46% dan 4,61% menjadi
Rp. 4.039.200 dan Rp. 4.225.500.
4.3 Analisa Pengaruh Kebijakan Pemberian Kredit Terhadap Penjualan
Kebijakan pemberian kredit adalah pengambilan keputusan yang diambil
oleh PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dalam melakukan pemberian kredit.
Kebijakan pemberian kredit mencakup standar kredit, biaya pengumpulan
piutang, dan pemberian potongan. Pada bab III dikemukakan bahwa untuk
menganalisis dampak kebijakan pemberian kredit terhadap penjualan digunakan
metode analisis regresi linear berganda, dimana hasil ringkasannya dapat dilihat
pada tabel berikut:
57
Tabel 4.6
Variabel
Koefisien Regresi
t Hitung
t Signifikan
X1
,221
2,830
,010
X2
,117
2,308
,032
X3
,774
9,857
,000
Konstanta (B0) = -3055324448 Dengan Nilai T Signifikan 0,000
N = 24
R Square
= 0,950
= 0,05
R
= 0,970
Ftabel = 3,10
Fhitung
= 125,936
Ttabel = 2,086
Fsignifikan
= 0,000
Standar Error = 119527544
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dapat dikemukakan
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = -3055324448 + 0,221X1 + 0,117X2 + 0,774X3
Berdasarkan persamaan berikut nampak dapatndijelaskan sebagai berikut:
a. Variabel standar kredit (X1)
Standar kredit mempunyai nilai positif artinya setiap kenaikan standar
kredit akan meningkatkan penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari
karena jika standar kredit meningkat maka penjualan akan meningkat yang
berarti peningkatan piutang pula. Koefisisen regresi standar kredit sebesar
0,221 artinnya setiap penambahan Rp. 1,00 standar kredit akan meningkatkan
penjualan sebesar Rp. 0,221.
b. Variabel biaya pengumpulan piutang (X2)
Biaya pengumpulan piutang mempunyai nilai yang positif artinya setiap
kenaikan variabel biaya pengumpulan piutang akan meningkatkan penjualan
58
pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari, sebagaimana dikatakan bahwa jika
penjualan meningkat maka piutang akan meningkat pula sehingga perusahaan
harus menanggung beban investasi pada piutang yanag makin besar dan
perusahaan mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk mendanai
aktivitas tersebut. Koefisien regresi biaya pengumpulan piutang sebesar 0,117
artinya bahwa setiap penambahan Rp. 1,00 biaya pengumpulan piutang akan
meningkatkan penjualan sebesar Rp. 0,117.
c. Variabel Pemberian Potongan (X3)
Pemberian potongan mempunyai nilai positif artinya setiap kenaikan
variabel pemberian potongan menyebabkan peningkatan penjualan pada PT.
Hasjrat Abadi Cabang Kendari karena jika perusahaan memberikan potongan
yang lebih besar maka hal ini akan menarik konsumen dalam jumlah yang
banyak sehingga penjualan meningkat. Koefisien regresi pemberian potongan
sebesar 0,774 artinya bahwa setiap penambahan Rp. 1,00 pemberian
potongan akan meningkatkan penjualan sebesar Rp. 0,774.
4.3.1
Pengujian Hipotesis
4.3.1.1 Uji F
Pengujian hipotesis Analisis Kebijakan Pemberian Kredit yang meliputi
standar kredit, biaya pengumpulan piutang, dan pemberian potongan terhadap
penjualan secara simultan dapat dilakukan dengan mengunakan uji F. Berdasarkan
analisis regresi linear berganda diperoleh Fhitung = 125,936 > Ftabel = 3,10 dengan
tingkat signifikansi 5% atau P = 0,00 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa secara
59
Uji t
Pengujian hipotesis mengenai Analisis Kebijakan Pemberian Kredit yang
b.
60
c.
9,857 > ttabel 2,086 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0
61
2008
13.577.724.000
4.540.000.000
6.510.000
2009
21.680.123.500
7.015.000.000
8.615.000
38.804.895
43.849.330
Perkembangan
59,67 %
54,52 %
32,33 %
13 %
62
63
yang efektif kepda setiap nasabah jika telah memenuhi syarat 5C ( Character,
Capacity, capital, Collateral, Conditions). dan untuk menilai keseriusan dari
calon basabah maka pihak perusahaan menetapkan pembayaran uang muka
terhadap kendaraan yang di beli secara kredit, dimana besarnya uang muka
tergantung dari tipe kendaraan yang di beli. dengan demikian maka dapat di
katakan bahwa peningkatan standar kredit berpengaruh pada peningkatan
penjualan.
Variabel biaya pengumpulan piutang signifikan terhadap penjualan
PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.
mengerluarkan
piutang
biaya
pemgumpulan
sudah
sesuai
dengan
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang di perolah, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1.
2.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh maka dapat
di ajukan saran bahwa perlunya perusahaan mempertahankan kebijakan
pemberian kredit yang telah di tetapkan karena hal ini sangat penting bagi
peningkatan penjualan sepeda motor Yamaha yang diterima secara kredit
pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.
65
66