PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia, biologi tanah sangat
berpengaruh pada kegiatan pertanian serta kehutanan. Faktor
fisik tanah yang sangat berpengaruh kegiatan pertanian antara
lain tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air,
kapasitas infiltrasi, permeabilitas, drainase, kedalaman efektif,
dsb. Faktor kimia tanah yang penting adalah kandungan hara
tersedia makro dan mikro, pH tanah, kandungan bahan organik,
kapasitas tukar kation, kadar bahan beracun (Al-dd) dsb.
Sedangkan faktor biologi yang penting adalah jumlah dan
aktifitas organisme dalam tanah.
Komponen tanah (mineral, organik, air dan udara) tersusun antara yang
satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon
horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses
pedogenesis.
Tindakan-tindakan terhadap tanah, umumnya ditujukan
untuk menambah dan menjamin keseimbangan hara dan bagi
tanaman, mencegah keracunan, kehilangan, serta manipulasi
kondisi lingkungan hingga sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangahn
tanaman
dan
hewan.
Dalam
pengelolaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksifraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas,
permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada
daerah geografis tertentu. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa
kecepatan infiltrasinya, penetrasi serta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra,
1988).
Tekstur merupakan sifat kasar dan halusnya dalam percoban yang
ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai
kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat
berukuran 2 mm kebawah (Hanafiah, 2005).
Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu metode
feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan
telunjuk) dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, metode pipet atau biasa
disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau disebut dengan
metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikelpartikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang
berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila
radius partikel bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1987).
Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah
dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak
kasar, sedang, agak halus,dan hancur. Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap
kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi,
infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Tekstur dapat menentukan tata air
dalam tanah berupa kecepatan infiltrasinya, penetrasi serta kemampuan mengikat
air (Kartosapoetra, 1988).
Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat
mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien
dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode
pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan
perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Hakim. dkk, 1986).
Tekstur ferdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk
sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat
3
teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini
digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung, nama kelas dan
klasifikasinya ini merupakan hasil riser bertahun-tahun dan lambat laun
digunakan sebagai patokan (Hardjowigeno, 1987).
Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral
tanah. Partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan
ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat dan sifat-sifat lainya.
Analisis laboratorium mengisahkan hara tanah disebut analisis mekanis sebelum
analisis analis mekanis dilaksanakan contoh tanah yang kering udara dihancurkan
lebih dahulu disaring lalu dihancurkan dengan ayakan 2 mm sementara itu tanah
berdasarkan ayakan dibuang. Metode ini merupakan metode hydrometer yang
membutuhkan ketelitian daalam pelaksanaanya (Hakim. dkk, 1986).
B. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah
dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah
merupakan
campuran
komponen
lain
yang
terjadi
karena
kerapatan partikel dan kerapatan massa dapat menentukan pori-pori pada tanah
(Hanafiah, 2005).
Partikel density dinyatakan dalam berat (gram tanah persatuan volume
cm3) tanah. Jadi bila 1 cm3 padatan tanah beratnya 2,6 gram, maka partikel
density tanah tersebut adalah 2,6 gr/cm3 (Hanafiah, 2005).
Pada umumnya kisaran partikel density tanah tanah mineral kecil adalah
2,6-2,93 gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral kuarsa, feldspart dan silikat koloida
yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut. Jika dalam tanah
terdapat mineral mineral berat sepereti magnetik, garmet, sirkom, tourmaline
dan hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. Besar ukuran dan
cara teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaruh dengan partikel density. Ini
salah satu penyebab tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang
lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya karena banyak mengandung
bahan organik ( Hakim. dkk, 1986).
D. Porositas
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air porositas
tanah erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (bulk density). Semakin
padat tanah berat semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin
kecil sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki
porositas yang besar ( Hakim. dkk, 1986).
Tinggi rendahnya porositas suat tanah ini sangat berguna dalam
menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut. Bila suatu tanah dengan
porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam
tanaman yang tidak rakus air akan sangat menghambat bahkan merusak. Selain
itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama karena tanaman
tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan
pembusukan akar tanaman ( Hakim. dkk, 1986).
E. pH Tanah
pH tanah adalah nilai derajat yang digunakan untuk mengukur keasaman
kebasaan suatu larutan dari nilai pH berkisar 0 (sangat asam) sampai 14 (sangat
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Praktek lapang ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014. Praktek
ini dilaksanakan di Kampung Rimba Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Warna Tanah dan Kadar Air Tanah
Semakin dalam suatu lapisan tanah, maka warnanya akan semakin terang,
sehingga menunjukkan kandungan organik pada lapisan pertama lebih banyak.
10
Kadar air tanah akan semakin meningkat apabila lapisan tanah semakin dalam.
Hal ini disebabkan karena kemampuan evapotranspirasi air pada lapisan pertama
lebih tinggi, sehingga air makin mudah menguap.
2. Tekstur Tanah dan pH Tanah
Tekstur tanah pada lokasi pengambilan sampel adalah liat karena
persentase liat lebih dari 50% dari fraksi pasir dan debu, sehingga daya lekat tanah
ini tinggi dan kemampuan menyimpan airnya tinggi. pH tanah pada lokasi
perngambilan sampel rendah, yaitu di bawah 6,0 sehingga tanah ini bersifat
masam.
3. BD/PD dan Porositas Tanah
BD/PD tanah pada lapisan pertama lebih tinggi daripada lapisan lainnya
sehingga kerapatan massa tanah pada bagian permukaan lebih tinggi dari lainnya.
Hal ini disebabkan karena limpasan permukaan yang terjadi pada permukaan
tanah yang memadatkan tanah. Porositas yang ditunjukkan oleh sampel berbedabeda, tidak seperti teori bahwa semakin dalam lapisan tanah, maka nilai porositas
akan semakin besar. Hal ini dikarenakan perbedaan berat ring sampel yang akan
mempengaruhi perhitungan untuk mendapatkan nilai porositas tanah.
B. Saran
Sebaiknya waktu untuk memulai praktek dilakukan tepat waktu dan juga
plot buat pengambilan sampel tanah sudah disiapkan terlebih dahulu sehingga
tidak waktu yang digunakan juga efisien.
DAFTAR PUSTAKA
11
PT Bhineka
Cipta. Jakarta.
Mukrimin, S.Hut. M.P 2011. Prosedur Praktikum Geologi dan Ilmu Tanah Hutan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
LAMPIRAN
12
13