Musim
BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
PENGANTAR
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofsika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua
buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret
dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal September.
Informasi Prakiraan Musim Kemarau 2015 wilayah Jawa Barat ini meliputi
Prakiraan Awal Musim Kemarau 2015, Perbandingan antara Prakiraan Awal Musim
Kemarau 2015 terhadap Rata-ratanya atau Normalnya selama 30 tahun (1981-2010), dan
Prakiraan Sifat Hujan selama periode Musim Kemarau 2015.
Berdasarkan pengelompokan pola distribusi curah hujan rata-rata bulanannya,
BMKG telah mengidentifikasi khusus untuk wilayah Jawa Barat terbagi menjadi :
a. Daerah - daerah yang mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan
periode musim kemarau, disebut Zona Musim (ZOM) sebanyak 36 ZOM
b. Daerah - daerah yang tidak mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan
dan periode musim kemarau, yang selanjutnya disebut daerah Non Zona Musim
(Non ZOM) sebanyak 2 Non ZOM
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis dapat dirangkum informasi Prakiraan
Musim Kemarau 2015 yaitu Prakiraan Awal Musim Kemarau 2015 umumnya terjadi
pada bulan Mei 2015 (67%), Prakiraan Perbandingan Prakiraan Awal Musim Kemarau
2015 umumnya sama hingga maju dengan normalnya dan Prakiraan Sifat Hujan
Musim Kemarau 2015 umumnya Normal ( N ).
Demikian diharapkan Prakiraan Musim Kemarau 2015 ini bermanfaat dalam
mendukung berbagai kegiatan terkait.
DAFTAR ISI
PENGANTAR........
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................
vi
I.
PENDAHULUAN..
RINGKASAN.
C. Prakiraan Musim Kemarau 2015 Wilayah Non ZOM (Luar Zona Musim ).............
II.
III.
IV.
7
7
10
10
11
12
16
16
17
18
19
19
19
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
10
11
12
Tabel 5. Prakiraan Musim Kemarau 2015 Zona Musim (ZOM) Jawa Barat ..................
13
Daftar Peta
Peta 1. Peta Wilayah Zona Musim (ZOM) JawaBarat
DAFTAR
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
16
17
18
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Normal Musim Kemarau 1981-2010 Zona Musim
di Jawa Barat.
20
21
Lampiran 3. Grafik Rata-rata Curah Hujan Dasarian Periode 1981 - 2010 (Milimeter)
Zona Musim di Jawa Barat....................................................................
22
Curah hujan (mm) : merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam
tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah
hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat
yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak
satu liter.
2.
Curah hujan kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam
rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya
adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing Zona Musim (ZOM).
3.
Zona Musim (ZOM) : adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki
perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerahdaerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara
periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non ZOM.
Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah
administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari
beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari
beberapa ZOM.
4.
Awal Musim Kemarau, ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu
dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian
berikutnya. Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama,
atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010).
5.
Awal Musim Hujan, ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu
dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa
dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju),
sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010).
6.
b. Dasarian II
c. Dasarian III
vi
7.
b. Normal (N)
8.
Rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah hujan
normal, menggunakan data periode 1981-2010.
vii
I. PENDAHULUAN
Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara
Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta
dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat
ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan
terhadap perubahan iklim/cuaca.
Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi
oleh fenomena El Nino/La Nina bersumber dari wilayah timur Indonesia (Ekuator Pasifik
Tengah/Nino34) dan Dipole Mode bersumber dari wilayah barat Indonesia (Samudera
Hindia barat Sumatera hingga timur Afrika), disamping pengaruh fenomena regional,
seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau
Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan,
serta kondisi suhu permukaan laut sekitar wilayah Indonesia.
Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak
pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di
wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Berdasarkan hasil
analisis data periode 30 tahun terakhir (1981-2010), secara klimatologis wilayah
Indonesia terdapat 407 pola kemarau, dimana 342 pola merupakan Zona Musim
(ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode
musim Kemarau (umumnya pola Monsun), sedangkan 65 pola lainnya adalah Non Zona
Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya tidak mempunyai perbedaan yang
jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, dalam hal ini daerah yang
sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah. Jumlah pola hujan dalam 30 tahun
terakhir (periode 1981-2010) sebanyak 342 pola hujan tersebut, merupakan hasil
pemutakhiran pola iklim sebelumnya (periode 1971-2000) yang berjumlah 293 pola
hujan, dimana 220 pola merupakan Zona Musim (ZOM) dan 73 pola lainnya adalah
Non Zona Musim (Non ZOM).
Dari 342 Zona Musim dimaksud, sebanyak 9 ZOM memiliki pola hujan kebalikan dengan
daerah zona musim pada umumnya (pola monsun), dimana pada daerah pola monsun
mengalami musim kemarau, di daerah 9 ZOM tersebut mengalami musim hujan,
demikian sebaliknya.
Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 550 - 750 LS dan 10448 10848 BT dengan batas-batas wilayahnya sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa,
sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan
dengan Provinsi Banten dan DKI Jakarta serta sebelah seltan berbatasan dengan
Samudera Indonesia. Daratan di Provinsi Jawa Barat dapat dibedakan atas wilayah
pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan
laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 - 1.500 m dpl, wilayah
dataran luas di utara ketinggian 0 - 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai. Iklim di Jawa
Barat adalah tropis, dengan suhu 9 C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 C di Pantai
Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah
pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun
Berdasarkan hasil analisis data periode terkakhir (1981-2010), secara klimatologis
wilayah Jawa Barat terdapat 38 pola hujan, dimana 36 pola merupakan Zona Musim
(ZOM) dan 2 daerah Non Zona Musim (Non ZOM).
1
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
2. Dipole Mode
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi lautatmosfer di Samudera Hindia yang
dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan
pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai
anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI).
Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya curah hujan di Indonesia bagian
barat, sedangkan nilai DMI negatif, berdampak meningkatnya curah hujan di
Indonesia bagian barat.
2
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Convergence Zone /
ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan
posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi matahari ke arah utara dan selatan
khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang berada di sekitar khatulistiwa, maka pada
daerah-daerah yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadinya pertumbuhan
awan-awan hujan.
5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia
Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai
salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat
kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu
muka laut dingin berpotensi sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, sebaliknya
panasnya suhu muka laut berpotensi cukup banyaknya uap air di atmosfer.
3
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
II. RINGKASAN
A. Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut
Dinamika atmosfer dan laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan aktivitas fenomena
alam, meliputi : El Nino/La Nina, Dipole Mode, Sisrkulasi Monsun Asia-Australia, ITCZ,
dan Suhu Permukaan laut Indonesia.
Monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut dimaksud yang akan terjadi
pada Musim Kemarau 2015, adalah :
1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena El Nino/La Nina dan Dipole Mode
a. El Nino La Nina
Pada Oktober 2014 kondisi di Ekuator Pasifk Tengah (Nino 3.4) berada pada
kondisi normal, kondisi ini terjadi sejak Maret 2014. Pada bulan Oktober 2014
indeksnya bernilai +0.49, selanjutnya memasuki bulan November 2014 hingga
Januari 2015 indeks Nino34 sudah berada pada kondisi El Nino Lemah dengan
indeksnya bernilai +0.53.
Beberapa analisis menunjukkan bahwa kondisi normal hingga El Nino lemah akan
dominan hingga pertengahan tahun 2015. Dalam kaitan ini memberikan indikasi,
bahwa awal Musim Kemarau 2015 di Wilayah Indonesia berada pada kisaran
normalnya hingga maju beberapa dasarian.
Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Juli 2014 sampai dengan Januari 2015
cenderung bernilai negatif berkisar -4 s/d -9, nilai ini masih berada didalam kisaran
normalnya. Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa aktivitas sirkulasi
angin pasat diperhitungkan tidak berpengaruh signifikan
ke wilayah
Indonesia.
b. Dipole Mode
Nilai Dipole Mode Indeks (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : +0.02 (November
2014) ; -0.31 (Desember 2014) dan -0.49 (Januari 2015). Sementara, prediksi
Dipole Mode Indeks (DMI) pada bulan Februari hingga April 2015 berkisar pada
nilai -0.2 s/d +0.1. Nilai ini berada pada kondisi normal. Dengan demikian,
mengindikasikan bahwa pada Musim Kemarau 2015, uap air dari Samudera
Hindia menuju wilayah Indonesia tidak berpotensi bertambah atau
berkurang.
4
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
5
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
B. Prakiraan Musim Kemarau 2015 pada 36 Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat
1. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2015.
- April 2015
- Mei 2015
- Juni 2015
Prakiraan Musim Kemarau 2015 di wilayah Jawa Barat secara umum dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Awal Musim Kemarau 2015 di 36 Zona Musim (ZOM) diprakirakan sebagian besar
mulai Mei 2015, dan sebagian kecil lainnya memulai pada bulan April 2015 dan Juni
2015.
2. Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981-2010), Awal Musim
Kemarau 2015 umumnya sama dan Maju (lebih cepat), dan sebagian kecil lainnya
mundur (lebih lambat) dengan rata-ratanya.
3. Sifat Hujan selama musim kemarau 2015 di sebagian besar Zona Musim (ZOM) pada
umumnya diprakirakan Normal (N) dan sebagian lain dalam kondisi Atas Normal
(AN) dan Bawah Normal (BN)
Curah hujan kumulatif selama periode April 2015 sampai dengan September 2015 di
wilayah luar Zona Musim, diprakirakan antara 1000 - 2000 mm, wilayah Non Zona
Musim ( Non ZOM) yang diprakirakan tersebut meliputi wilayah sebagian besar
Kabupaten dan Kota Bogor.
b.
Sifat hujan kumulatif selama periode April 2015 sampai dengan September 2015 di
wilayah luar Zona Musim diprakirakan Normal (N).
6
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
(6,5
ton/ha)
dan
tebu(5,5ton/ha).
7
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
60
61
DAERAH / KABUPATEN
Jakarta Utara, Jakarta
Timur/Jakarta Barat bagian utara,
Bekasi/Karawang utara bagian
barat
Jakarta Timur/Jakarta Selatan
bagian selatan, Kota
Tangerang/Kab Tangerang bagian
selatan, Serang bagian tenggara,
Lebak, Depok, Bogor bagian Utara
dan timur laut
NO
ZOM
DAERAH / KABUPATEN
66
67
64
68
65
69
8
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Tabel 1 (Lanjutan)
NO
ZOM
DAERAH / KABUPATEN
NO
ZOM
DAERAH / KABUPATEN
70
84
85
71
86
72
73
87
74
88
75
89
76
90
77
91
78
92
79
93
80
94
81
95
82
96
83
100
9
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
URAIAN
Dasarian I-III
April 2015
Dasarian I-III
Mei 2015
Dasarian I-III
Juni 2015
10
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
B.2 Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2015 Terhadap Rata- ratanya
Apabila dibandingkan dengan rata-rata awal musim kemarau periode 1981-2010,
sebanyak 14 wilayah ZOM yang awal musim kemaraunya maju (lebih awal) dari rataratanya, sebanyak 16 wilayah ZOM prakiraan awal musim kemaraunya sama dengan
rata-ratanya, dan mundur (Lebih Lambat) dari rata-ratanya sebanyak 6 wilayah
ZOM. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :
URAIAN
Maju
(Lebih Cepat)
Sama
( Tetap )
Mundur
(Lebih Lambat)
11
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
URAIAN
Atas Normal
(AN)
Normal (N)
Bawah Normal
(BN)
12
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Prakiraan Musim Kemarau 2015 setiap wilayah Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat
secara rinci disajikan dalam tabel 5 dibawah ini :
Tabel 5. Prakiraan Musim Kemarau 2015 Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat
NO
ZOM
Daerah / Kabupaten
Awal Musim
Kemarau
Antara
Perbandingan
Thd Rata- rata
(Dasarian)
Sifat Hujan
60
61
Mei II - Jun I
-1
64
+2
65
66
-1
67
Mei II - Jun I
-3
68
Mei II - Jun I
AN
69
-1
70
71
Mei II - Jun I
72
-1
13
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Tabel 5 (Lanjutan)
NO
ZOM
Daerah / Kabupaten
Awal Musim
Kemarau
Antara
Perbandingan
Thd Rata- rata
(Dasarian)
Sifat Hujan
73
Mei II - Jun I
-1
74
Mei II - Jun I
-3
75
-1
76
BN
77
+3
BN
78
Apr II - Mei I
BN
79
Apr II - Mei I
80
81
82
-1
83
Mei II - Jun I
84
Mei II - Jun I
AN
85
Mei II - Jun I
-2
86
Mei II - Jun I
+1
14
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Lanjutan (Tabel 5)
NO
ZOM
Daerah / Kabupaten
Awal Musim
Kemarau
Antara
Perbandingan
Thd Rata- rata
(Dasarian)
Sifat Hujan
87
Jun II - Jul I
-3
88
Mei II - Jun I
+1
89
Mei II - Jun I
+2
90
Mei II - Jun I
+1
91
92
BN
93
Mei II - Jun I
-3
94
Mei II - Jun I
-1
95
Apr II - Mei I
-1
AN
96
BN
100
Keterangan :
a. I, II, III
b. Tanda minus (-)
c. Tanda nol (0)
d. Tanda Plus (+)
c. AN
N
BN
15
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Gambar C.1. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2015 Zona Musim di Jawa Barat
16
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Gambar C.2. Perbandingan Awal Musim Kemarau 2015 Terhadap Rata-Ratanya Zona Musim di Jawa Barat
17
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Gambar C.3. Prakiraan Sifat hujan Musim Kemarau 2015 Zona Musim di Jawa Barat
18
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
A.
B.
Sifat hujan kumulatif di daerah Non Zona Musim, diprakirakan umumnya Normal (N)
atau diprakirakan hujannya sama dengan rata-ratanya. Sedangkan untuk wilayah yang
sifat hujannya Bawah Normal (BN) dan Atas Normal (AN) diprakirakan tidak terjadi.
19
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Lampiran 1
60
61
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
RATA-RATA
PANJANG
NORMAL
NO
PERIODE
MUSIM
CURAH HUJAN ZOM
MUSIM KEMARAU (DASARIAN)
(mm)
APR II - NOV III
JUN I - SEP II
MAR II - NOV III
MAR II - DES I
MEI III - OKT I
JUN III - SEP I
MEI III - SEP III
JUN II - SEP III
MEI II - SEP III
MEI III - OKT I
JUN II - AGT II
JUN I - OKT I
JUN III - SEP III
MEI III - OKT I
APR II - OKT III
MAR II - DES I
APR I - NOV I
APR III - NOV I
Keterangan :
a. I, II, III
b. Normal Curah Hujan
23
11
26
27
14
8
13
11
14
14
7
13
10
14
20
27
22
20
522 - 706
299 - 404
409 - 553
540 - 731
317 - 429
189 - 256
355 - 481
296 - 401
434 - 588
359 - 485
240 - 324
347 - 470
243 - 329
348 - 471
317 - 429
502 - 680
423 - 572
343 - 465
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
100
RATA-RATA
PERIODE
MUSIM KEMARAU
MEI I
MEI II
MEI III
MEI III
MEI III
JUN II
MEI II
JUL III
MEI II
MEI I
MEI II
MEI II
MEI I
JUN III
JUN I
MEI I
MEI I
JUN I
NORMAL
PANJANG
CURAH HUJAN
MUSIM
(mm)
(DASARIAN)
OKT III
NOV I
OKT II
OKT I
OKT I
SEP III
OKT II
SEP II
OKT II
OKT II
OKT II
OKT III
NOV I
SEP II
OKT I
OKT III
OKT III
SEP II
18
18
15
14
14
11
16
6
16
17
16
17
19
9
13
18
18
11
304
302
270
332
371
305
297
204
356
299
228
302
275
250
316
348
348
314
20
411
409
365
449
502
412
401
276
481
405
309
408
372
338
427
471
471
425
Lampiran 2.
RATA-RATA CURAH HUJAN DASARIAN PERIODE 1981-2010 (mm) ZONA MUSIM (ZOM) DI JAWA BARAT
21
Lampiran 3.
22
Lampiran 3. (Lanjutan)
23
Lampiran 3 (Lanjutan)
24
Lampiran 3 (Lanjutan)
---@@@---
25