Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kata Pengantar
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya paper ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam paper ini kami membahas Ekonomi dan Industri Kreatif di Indonesia.
Dalam proses pendalaman materi ekonomi dan industri kreatif ini,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa
terima kasih yang sangat mendalam kami sampaikan kepada Bapak Purnomo
Siddy selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan,
rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan dan pihak-pihak
lain yang membantu dalam proses penyelesaian paper ini.
Penulis telah menyusun paper ini dengan sebaik-baiknya, namun bukan
tidak mungkin dalam paper ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyempurnakan
paper ini ke depannya.
Demikian paper ini saya buat, semoga memberikan manfaat. Terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Sampul.
Kata Pengantari
Daftar Isi.ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.1
1.2 Rumusan Masalah2
1.3 Tujuan..3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi dan Industri Kreatif4
2.2 Jenis Ekonomi dan Industri Kreatif di Indonesia4
2.3 Permasalahan dan Tantangan..8
2.4 Prospek Ekonomi Kreatif Indonesia..10
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan12
3.2 Saran..13
Daftar Isi15
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi dan industri kreatif di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dan tantangan menerapkan industri
kreatif di Indonesia.
Industri kreatif juga dikenal dengan nama lain Industri Budaya (terutama di
Eropa)
atau
juga
Ekonomi
Kreatif. Kementerian
Perdagangan
Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan
serta
lapangan
pekerjaan
dengan
menghasilkan
dan
yang
termasuk
dalam
industri
kreatif.
Bahkan
serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak,
tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat,
dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam
jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan
dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk
fesyen.
7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan
film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,
sinetron, dan eksibisi film.
8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat
hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan
didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu
pembelajaran atau edukasi.
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,
pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
10.Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet,
tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik
teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana
pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11.Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten
digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga
mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro,
surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket
mampu menyumbangkan PDB yang signifikan, maka tentu saja yang tepat
adalah dengan menggunakan nomenklatur industri kreatif. Berbicara tentang
industri, maka unsur-unsur dan karakteristik industri dalam kegiatan
produksi, haruslah dijaga dan dikembangkan sehingga lebih adaptif, inovatif
serta efesien dan efektif. Apa yang dilakukan oleh Korea Selatan terhadap
industri kreatif mereka yeng melahirkan produk kreatif seperti Boybandboyband mereka yang mendunia ataupun Gangnam Style, merupakan
inspirasi yang bagus untuk dipelajari dan diselaraskan dengan konteks
industri kreatif dalam negeri. Yang lebih menarik lagi, Korea dengan pintar
memanfaatkan kolaborasi antar unsur industri mereka yang telah mendunia,
seperti LG, untuk memasarkan ke luar negeri produk-produk industri kreatif
negara itu. Belum beberapa tahun berselang, LG pernah mensponsori
kedatangan dan penampilan boyband dari negeri ginseng itu ke Jakarta. Tentu
saja yang terangkat tidak saja boyband asal Korea tersebut tapi juga LG
sebagai produsen produk-produk elektronik.
Sejauh ini, Indonesia masih menggunakan nomenklatur ekonomi
kreatif. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memetakan beberapa
kendala terkait pengembangan ekonomi kreatif seperti yang tercantum dalam
Renstranya. Kendala-kendala yang dihadapi tersebut antara lain,
1. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan
kurangnya daya tarik industri, adanya posisi dominan usaha kreatif, model
bisnis industri kreatif yang belum matang, serta risiko usaha yang harus
dihadapi;
2. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal,
terutama disebabkan infrastruktur internet belum memadai, infrastruktur
gedung pertunjukan belum memenuhi standar, mahalnya mesin produksi,
mahalnya piranti lunak penghasil produk dan jasa kreatif, kurangnya riset
konten, dan kurangnya aktivitas pengarsipan konten;
3. Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif di
dalam dan luar negeri, terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi
terhadap kreativitas lokal, kurangnya konektivitas jalur distribusi
nasional, terkonsentrasinya pasar luar negeri, tingginya biaya promosi,
10
11
12
3.1 Kesimpulan
Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang
terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri
kreatif juga dikenal dengan nama lain Industri Budaya (terutama di Eropa) atau
juga Ekonomi Kreatif. Industri kreatif di berbagai negara saat ini diyakini dapat
memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanya. Salah satu permasalahan
terkait kebijakan ekonomi kreatif di Indonesia adalah bahwa sektor ini diletakkan
pada lingkup kegiatan ekonomi, bukan pada lingkup kegiatan industri.
Industri kreatif ini tidak bisa berkembang secara mandiri dan terpisah dari
sektor-sektor yang lain. Industri kreatif saling mendukung dan berkolaborasi
dengan sektor-sektor yang lain, mulai dari sektor pendidikan, teknologi,
perdagangan, pariwisata, hankam, politik, sosial dan budaya. Produk kreatif
diciptakan dan disalurkan dalam berbagai platform.
Saat ini, tren sudah mulai tumbuh di kalangan anak muda, menguatnya
kegiatan ekonomi kreatif. Hanya saja belum menjadi suatu industri yang besar dan
signifikan. Produk design, dari buku hingga baju, terus menjalar ke mana-mana.
Kebanyakan dipasarkan dengan cara sederhana, misalnya melalui internet, media
sosial, hingga dari mulut ke mulut.
3.1 Saran
Sampai saat ini, Indonesia belum memiliki kompleks industri kreatif, baik
dari kegiatan produksi maupun pemasaran. Penting kiranya, pemerintah
membangun suatu kompleks dan fasilitas industri kreatif, dimana masing-masing
aktor dan unsur industri kreatif mudah saling berkolaborasi dan mudah pula
mempertemukan produsen-konsumen industri kreatif. Untuk kompleks semacam
itu, perlu didesign sedemikian rupa, sehingga merefleksikan karakteristik dan
kebutuhan khusus dari industri kreatif. Orang-orang kreatif akan hidup dan
berkembang di dalam habitat yang juga kreatif.
Akhir kata, semua keinginan dan impian itu, tidak akan tercapai dengan
baik, jika tidak didukung secara politik oleh pihak yang berkuasa atau dalam kata
lain jika tidak adapolitical will dari setiap pemangku kebijakan.
13
Daftar Pustaka
14
15