Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TEKNIK MENYIKAT GIGI TERHADAP TERJADINYA

KARIES GIGI
Iqraini, Nur. Pratiwi, Ristamaya Endar. Putri, Ega Calvina. Roring, Virginia
Cornela. Tamaya, Nindya
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
Jalan Veteran 65415, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Abstrak
Kebanyakan orang seperti halnya masyarakat Indonesia telah memiliki
kesadaran untuk menyikat gigi, hal ini telah dibudayakan oleh masyarakat
Indonesia terutama pada saat setelah makan dan sebelum tidur. Akan tetapi, pada
sebagian orang masalah karies gigi masih sering terjadi meskipun seseorang
tersebut telah rajin menyikat gigi. Munculnya karies pada gigi tentu saja sangat
mengganggu aktivitas individu bahkan karies dapat memicu munculnya penyakit
lain terkait masalah gigi dan mulut. Akan tetapi, karies masih saja muncul
walaupun seseorang itu telah rajin menggosok gigi. Ternyata rajin menyikat gigi
saja belum cukup untuk mencegah bahkan mengatasi karies. Seperti kita ketahui
secara umum, karies gigi muncul akibat terakumulasinya kotoran yang melekat
pada gigi terlebih pada bagian gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi. Oleh
karena itu, pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai teknik menyikat gigi
yang benar dibutuhkan untuk dapat memecahkan masalah karies pada gigi.
Pengetahuan mengenai teknik menyikat gigi yang baik dan benar ini sudah
seharusnya disosialisasikan bagi masyarakat utamanya masyarakat Indonesia oleh
dokter gigi dan tenaga ahli. Dengan pengetahuan mengenai teknik menyikat gigi
yang benar diharapkan masalah karies gigi pada masyarakat Indonesia khususnya
dapat segera ditangani dengan baik, setidaknya kasus karies gigi di Indonesia
semakin mengalami penurunan yang signifikan.
Kata Kunci : karies, menyikat gigi, penghambatan, pencegahan
A. Pendahuluan
B.

permukaan gigi oleh asam


Masalah besar

organis yang berasal dari

yang tengah dihadapi bidang

makanan yang mengandung

kesehatan gigi dan mulut

gula (Houwink B, 1993 :

ialah penyakit jaringan keras

248). Banyak faktor yang

gigi (Caries Dental). Karies

dapat

gigi adalah penyakit infeksi

gigi diantaranya, faktor di

dan merupakan suatu proses

dalam

demineralisasi yang progresif

berhubungan

pada

dengan

jaringan

keras

menimbulkan
mulut
proses

karies
yang

langsung
terjadinya

karies gigi. Terjadinya karies

adalah rasa ngilu apabila gigi

gigi disebabkan oleh interaksi

terkena rangsang zat berupa

antara

panas, dingin, atau manis

produk-produk

mikroorganisme, ludah, serta

misalnya

bagian-bagian

yang

minuman. Pada kasus karies

berasal dari makanan dan

yang telah mencapai kamar

email. Faktor utama yang

pulpa atau rongga dalam gigi

menyebabkan

terjadinya

yang berisi jaringan saraf dan

karies gigi adalah host (gigi

pembuluh darah, maka akan

dan

substrat

terjadi

proses

(makanan), mikroorganisme

hingga

memunculkan

penyebab karies dan waktu.

sakit yang berdenyut bagi

Karies gigi akan terbentuk

penderita.

apabila

interaksi

selanjutnya, infeksi bakteri

antara keempat faktor diatas.


C.
Faktor
lain

dapat menyebabkan kematian

lain

saliva),

yang

terjadi

juga

terhadap

berpengaruh

terjadinya

karies

gigi diantaranya ialah jenis


kelamin,

usia,

perilaku

makanan

atau

peradangan

Pada

rasa
tahap

jaringan dalam kamar pulpa


sehingga dapat menjalar ke
jaringan tulang penyangga
gigi

dan

menyebabkan

makan, serta yang terpenting

terjadinya abses.
D.
Mengambil

ialah perilaku membersihkan

sumber dari Riskesdas tahun

mulut atau menggosok gigi.

2007-2013, Pusdatin, serta

Pada fase awal terjadinya

Badan PPSDM didapatkan

karies, muncul lubang pada

data

jaringan

terdapat

keras

gigi

yang

bahwa

di

Indonesia

93.998.727

biasanya tidak terasa sakit

penduduk

sampai

tersebut

karies aktif. Jika ditelaah

dan

lebih lanjut, sesungguhnya

mengenai saraf pada gigi.

masyarakat Indonesia telah

Jika

memiliki

lubang

bertambah
karies

besar
sudah

cukup

yang

jiwa

menderita

kesadaran

untuk

dalam, hal-hal yang sering

menyikat gigi guna menjaga

dikeluhkan oleh penderitanya

kebersihan gigi dan mulut.

Jadi,

secara

keseluruhan

kesadaran

masyarakat

Indonesia untuk menggosok


gigi telah bagus, akan tetapi
kesadaran dan pengetahuan
masyarakat

menangani

gigi yang benar masih sangat


rendah dan perlu ditingkatkan
lagi agar kesehatan gigi dan
mulut dapat dijaga secara

karies

pada gigi.
F.
G. B. Pembahasan
H. 1. Kesehatan Gigi

dan

Mulut
I.

Indonesia

mengenai teknik menyikat

masalah

Pada umunya

kesehatan gigi dan mulut


pada masa ini masih menjadi
hal yang kurang diperhatikan
karena masyarakat baik anakanak, remaja, maupun orang
tua masih memiliki kesadaran

optimal.
E.

Masalah karies

yang

kurang

terhadap

gigi khususnya di Indonesia

kesehatan gigi dan mulut.

memerlukan

Bagi

penanganan

kebanyakan

orang,

serius mengingat banyaknya

masalah kesehatan gigi dan

potensi

mulut tidaklah begitu penting.

masyarakat

untuk

menderita kasus semacam ini.

Kebanyakan

orang

Terlebih karies gigi dapat

datang

memeriksakan

memicu timbulnya penyakit-

kesehatan gigi dan mulutnya

penyakit

lain

terkait

ke dokter gigi hanya jika

kesehatan

rongga

mulut.

mereka merasa sakit gigi.

Pengetahuan

masyarakat

Kesehatan bukan hanya kita

terhadap

pencegahan

perhatikan lewat fisiknya saja

atau

cara

penanganan

karies
melalui

gigi

penyakit

tetapi

kita

juga

akan

harus

salah

satunya

memperhatikan

kesehatan

sosialisasi

tentang

mental dan juga kehidupan

teknik menyikat gigi yang

sosialnya.

baik

sangat

dikatakan Sondang Pintauli

diperlukan. Dalam artikel ini

dan Taizo Hamada dalam

akan dibahas mengenai karies

bukunya

gigi serta teknik menyikat

Menuju Gigi dan Mulut Sehat

gigi yang paling tepat untuk

Pencegahan

dan

benar

Seperti

yang

yang

berjudul
dan

Pemeliharaan
bahwa

(2008:

secara

kesehatan

6)

umum,

tindakannya

dalam

cara

bukan

merawat gigi dan mulut. Jika

keseluruhan

perawatan pada gigi salah

badan saja, kesehatan rongga

maka semakin rendah tingkat

mulut

kesehatan gigi dan mulut

hanya

dilihat

salah maka akan salah pula

secara
juga

perlu

diperhatikan. Gigi yang sehat

pada

harus didukung juga dengan

Sebaliknya, jika perawatan

kondisi gusi, akar yang baik.

gigi dan mulut dilakukan

Jika kondisi komponen gigi

dengan cara yang baik dan

tersebut

benar,

baik,

kesehatan

orang

maka

tersebut.

itu

akan

rongga mulut akan baik pula.

meningkatkan kesehatan gigi

Tetapi jika kondisi komponen

dan

sgigi tersebut tidak sehat,

tentang kebersihan gigi dan

maka

mulut sangat penting untuk

akan

masalah

menimbulkan

pada

kesehatan

rongga mulut.
J.
Kesehatan gigi
dan

mulut

juga

ada

hubungannya dengan sikap


dan tindakan pemeliharaan
kesehatan

gigi.

Kesadaran

mulut.

Pengetahuan

memelihara kebersihan gigi


dan

mulut.

Menjaga

kebersihan gigi dan mulut


pada usia sekolah merupakan
salah

satu

cara

dalam

meningkatkan kesehatan pada

dan perilaku juga menjadi

usia dini.
K.

salah satu faktor terpenting

faktor yang mempengaruhi

dalam

tingkat

gigi

menjaga
dan

mulut.

kesehatan
Perilaku

Salah
kebersihan

satu
mulut

adalah perilaku. Bagaimana

manusia adalah hasil dari

perilaku

pengetahuan pada lingkungan

mempengaruhi kesehatan gigi

sekitarnya

dapat

dan mulut ialah bagaimana

diwujudkan melalui sikap dan

kebiasaannya dalam menyikat

tindakan.

Jika

gigi, apakah itu rutin atau

terhadap

tidak. Dan juga makanan apa

kesehatan gigi dan mulut

yang dia makan yang dapat

dan

pengetahuannya

seseorang

dapat

memicu timbulnya penyakit

dibersihkan.

gigi seperti karies dan juga

merupakan penyebab utama

didukung

perilaku

keradangan. Kecenderungan

seseorang tersebut yang tidak

adanya plak ada pada setiap

rutin menyikat gigi maka

individu di setiap kalangan

dengan mudah karies gigi

usia. Demikian pula masih

akan

Apalagi

banyak penduduk Indonesia

kedua hal tersebut didukung

masih tidak melakukan hal

juga

yang

oleh

terbentuk.
dengan

kurangnya

pengetahuan

Plak

dapat

juga

memelihara

tentang

kesehatan gigi dan mulut

bagaimana cara memelihara

seperti menyikat gigi minimal

kesehatan gigi dan mulut.


L.
Masalah

dua kali sehari pada saat pagi


sesudah makan dan malam

kesehatan

gigi

pada

umumnya

adalah

penyakit

jaringan penyangga gigi dan


karies

gigi.

penyakit

Sumber
itu

dari

karena

terabaikannya kebersihan gigi


dan

mulut

dan

akhirnya

terbentuk plak. Plak adalah


endapan

lunak,

tidak

berwarna, dan mengandung


aneka ragam bakteri yang
melekat erat pada permukaan
gigi. Plak terbentuk karena
adanya sisa-sisa makanan di

pada saat sebelum tidur.


M.
N. 2. Karies Gigi
O.
Masalah
kesehatan gigi yang paling
banyak

terjadi

khususnya

pada masyarakat Indonesia


ialah

karies

merupakan

gigi.
suatu

Karies
proses

demineralisasi oleh interaksi


antara

produk-produk

mikroorganisme, ludah, serta


bagian-bagian

lain

yang

berasal dari makanan dan

gigi kita sehingga sisa-sisa

email gigi.
P.

makanan

faktor penyebab terjadinya

itu

menjadi

mikroorganisme

yang

karies

Ada beberapa

gigi.

berkumpul dan mengendap

memungkinkan

yang terdapat pada lapisan

karies yaitu :

permukaan gigi yang tidak

a. umur;

Faktor

yang

terjadinya

b.
c.
d.
e.

kerentanan permukaan gigi;


air ludah;
bakteri;
frekuensi makan makanan
yang

menyebabkan

karies

dapat

Karies
timbul

gigi
karena

terabaikannya kebersihan gigi


dan mulut sehingga terbentuk
plak. Plak adalah endapan
lunak, tidak berwarna, dan
mengandung

aneka

ragam

bakteri yang melekat erat


pada permukaan gigi. Plak
terbentuk karena adanya sisasisa makanan yang akhirnya
mengalami interaksi dengan
mikroorganisme

sehingga

mengumpul dan mengendap


pada lapisan permukaan gigi
yang tidak dibersihkan.
R.
Intinya, karies
gigi terjadi karena adanya
interaksi

antara

makanan,

mikroorganisme, dan ludah


(saliva)
memunculkan

sehingga
plak

selanjutnya

penyakit karies pada gigi dan


perlu untuk diwaspadai.
S.
Karies
pada
gigi

makanan kariogenik.
Q.

terbentuk merupakan indikasi

dapat

dicegah

dan

ditindaklanjuti, salah satunya


dengan

penerapan

teknik

menyikat gigi yang baik dan


benar secara teratur. Teknik
menggosok gigi yang baik
dan benar jika diaplikasikan
tentu

akan

menjangkau

mampu

bagian-bagian

gigi yang sulit dijangkau


dengan teknik menyikat gigi
yang

kurang

Pengaplikasian

tepat.
teknik

menggosok gigi yang baik


dan benar secara rutin dan
kontinu tentu akan dapat
mencegah

bahkan

menindaklanjuti

penyakit

karies.
T.
U. 3. Proses Terjadinya Karies
pada Gigi
V.

Terjadinya

yang

karies merupakan rangkaian

dapat

dari

faktor-faktor

tertentu

berkembang menjadi lubang

dengan suatu hasil. Karies

atau abses pada jaringan gigi.

gigi disebabkan oleh 3 faktor

Pada umumnya plak yang

atau komponen yang saling

terbentuk berwarna putih atau

berinteraksi yaitu komponen

kecoklatan,

dari gigi dan air ludah atau

plak

yang

saliva,

komponen

mikroorganisme

kavitasi

(pembentukan

yang

lubang). Kavitasi baru timbul

terdapat dalam mulut yang

bila dentin terlibat dalam

menghasilkan

asam

proses tersebut. Namun, pada

dan

beberapa kasus begitu banyak

Lactobacil), dan komponen

mineral hilang dari inti lesi

makanan yang mengandung

sehingga

sukrosa dan glukosa.


W.
Proses

mudah rusak secara mekanis

(Streptococcus

sehingga

terjadinya karies pada gigi


secara lebih lanjut dimulai
dengan

adanya

plak

di

poin

terlihat

bahwa

telah

plak

ini

menimbulkan

atau dapat dilihat.


Y.
Pada
dentin

sebelumnya

tahap

sukrosa

sklerotik,

sisa

awal,

yang
lapisan

keempat (lapisan transparan,


terdiri

dari

karies

hanya

merupakan akumulasi dari


(gula)

gigi

kavitasi yang makroskopis

permukaan gigi, yang pada


dibahas

permukaan

atas

tulang

dentin

kemungkinan

makanan, ludah, serta bakteri

membentuk

asam laktat yang menempel

terhadap mikroorganisme dan

pada waktu tertentu sehingga

enzimnya) dan lapisan kelima

menurunkan

mulut

(lapisan opak/ tidak tembus

yakni

penglihatan, di dalam tubuli

mencapai 5,5 (kondisi sangat

terdapat lemak yang mungkin

asam). Hal ini pada akhirnya

merupakan gejala degenerasi

dapat

cabang-cabang

menjadi

pH
kritis

menyebabkan

demineralisasi

email

yang

Setelah

rintangan

odontoblas).

terjadi

kavitasi,

jika berlanjut dapat menjadi

bakteri baru akan menembus

karies gigi (Suryawati, 2010 :

tulang gigi.
Z.

244).
X.

Pada

karies

Demineralisasi

tahap lanjut atau karies yang

interna selanjutnya menuju

amat dalam, tidak terdapat

kearah dentin melalui lubang

lapisan

tiga

atau

lapisan

fokus tetapi belum sampai

demineralisasi (suatu daerah

sempit,

dimana

dentin

kesehatan gigi dan mulut

partibular diserang), lapisan

khususnya karies karena sisa

empat

makanan

dan

lapisan

lima

(Suryawati, 2010 : 246).


AA.
AB.
4.
Teknik
Menggosok Gigi yang Baik
dan Benar
AC.

dan

dibersihkan
optimal

Pertumbuhan

teknik

menyikat gigi secara baik dan


berikut :
AF. a.
sikat

satu cara mekanis adalah


menyikat

gigi

(Houwink, 1993: 276). Salah


tujuan

menjaga

kesehatan mulut dan gigi


adalah agar terhindar dari
plak dan bakteri lain yang
menyebabkan kerusakan pada
(Houwink,

1993:

276)
AD.

lebih

benar. Secara ringkas teknik

mekanis dan kimiawi. Salah

jaringan

secara

menyikat gigi yang baik dan

benar

satu

dapat

dengan

plak dapat dikontrol secara

dengan

plak

Dalam

diuraikan

sebagai

bagian

luar

permukaan gigi dengan bulu sikat


yang membentuk sudut 45 derajat
dan gerakan memutar. Hal ini juga
berlaku untuk membersihkan gigi
bagian dalam;
AG. b. arahkan sikat gigi secara
vertikal dengan pola ke atas dan
ke bawah untuk membersihkan
permukaan dalam gigi;
AH. c. gerakan sikat gigi maju dan
mundur untuk membersihkan atas

menyikat gigi ada beberapa


hal yang harus diperhatikan,

gigi atau permukaan oklusal;


AI. d. sikat permukaan lidah

antara

metode

dengan dengan bulu sikat yang

penyikatan, sikat gigi yang

digerakan maju dan satu arah;


AJ. e. bilas ronga mulut dengan

lain

digunakan, waktu menyikat


gigi, dan frekuensi menyikat
gigi. (Houwink, 1993: 281)
AE.
Teknik
menggosok gigi yang baik
dan benar menjadi faktor
pengendali pertama dan yang
paling

utama

terhadap

berkumur

menggunakan

air

bersih.
AK.

Teknik

menyikat gigi yang benar


adalah faktor yang sangat
penting karena berpengaruh
pada akumulasi plak yang

memicu

timbulnya

karies

gigi. Maka dari itu, teknik


menyikat gigi yang benar
haruslah

dipahami

benar.
AL.

dengan

Pada

gerakan dasar, yakni terdapat


enam pola dasar, yaitu pola
vertikal, horizontal, berputar
dan
1993:

bergetar

fisiologis
277).

(vibrasi),
(Houwink,

Semua

itu

memiliki tujuan yang sama


yakni untuk menyingkirkan
plak dari permukaan gigi.
AM.
AN.
5. Hubungan antara
Teknik Menyikat Gigi dan
Karies
AO.

Secara

mendalam,

Sebelumnya

dibahas

mengenai

teknik menyikat gigi yang

memiliki enam pola

(rotasi),

sekali.
AV.
telah

prinsipnya metode menyikat


gigi

AS.
dan lengket;
AT.d. periksa rutin ke dokter gigi
AU.
setidaknya 6 bulan

lebih

baik dan benar, namun untuk


dapat memeroleh hasil yang
lebih optimal diperlukan pula
faktor-faktor

lain

mendukung

yang

terjaganya

kebersihan gigi dan mulut.


Pemilihan sikat gigi dan pasta
gigi yang baik, penggunaan
benang pembersih sela gigi,
pengaruh konsumsi makanan,
serta perlunya pemeriksaan
gigi rutin turut menjadi faktor
penentu.
AW.

Pertama

mengenai

pemilihan

sikat

pencegahan

gigi dan pasta gigi yang baik.

kelainan gigi dan mulut dapat

Sikat gigi yang baik harus

dilakukan

memiliki

dengan

mengendalikan

gagang

atau

keempat

pegangan sikat yang lurus,

faktor yang dapat berpotensi

kepala sikat memiliki struktur

mengurangi

penyebab

yang sesuai dengan mulut

timbulnya kelainan pada gigi

serta bulu sikatnya halus.

dan

terutama

Sedangkan untuk pasta gigi,

munculnya karies, yakni :


AP.a. menyikat gigi;
AQ.
b. pemberian fluoride;
AR.
c.
mengurangi

pastikan pasta gigi memiliki

mulut

makanan yang manis

daya

bersih

rendah
sehingga

yang

daya
tidak

bagus,

abrasifnya
mengikis

email atau lapisan pelindung

terutama

gigi, terbuat dari bahan yang

berkaries.
AZ.

tidak mengiritasi, serta dapat


memunculkan sensasi yang

atau

yang

telah

Pemahaman

lebih

lanjut

dan

pengaplikasian

segar pada mulut.


AX.
Selanjutnya
flossing

gigi

teknik

menyikat gigi yang baik dan

pembersihan

benar

bagi

masyarakat

sela-sela gigi menggunakan

khususnya

benang

Cara-cara

Indonesia dapat menurunkan

dapat

angka terjadinya karies di

khusus.

sederhana

yang

masyarakat

dilakukan ialah memasukkan

Indonesia.

benang floss diantara sela-

pengetahuan mengenai tata

sela

kemudian

cara menggosok gigi yang

menggerakkan benang secara

baik dan benar serta faktor-

naik turun. Pastikan benang

faktor

jangan sampai melukai gusi.


AY.
Selain
itu

mendukung

gigi

konsumsi makanan berserat


seperti buah dan sayuran baik
untuk

diperbanyak.

Kelengkapan

asupan

gizi

pada makanan juga perlu


diperhatikan

misalnya

vitamin D yang bermanfaat


bagi kekokohan tulang dan
gigi. Kontrol secara teratur ke
dokter

gigi

setidaknya

bulan sekali juga sangat perlu


diperhatikan.
gigi

secara

memperkecil

Pemeriksaan
teratur

dapat
resiko

kerusakan lanjutan pada gigi

Maka

lain

dari

yang

itu

dapat

terciptanya

kebersihan serta kesehatan


gigi dan mulut perlu sedini
mungkin disosialisasikan baik
oleh

dokter

gigi

maupun

kader-kader kesehatan lain


yang memiliki pengetahuan
lebih

mengenai

masalah

kesehatan gigi dan mulut


serta cara penanganan dan
pencegahannya.
BA.
BB.
C. Penutup
BC.
1. Kesimpulan
a. Karies pada gigi dipicu oleh
faktor-faktor
berinteraksi

yang
yakni

saling
glukosa

(makanan), mikroorganisme, serta


ludah (saliva)

b. Teknik menggosok gigi yang baik

benar

guna

meningkatkan

dan benar berpengaruh terhadap

kualitas kesehatan gigi dan

terjadinya keries pada gigi.


c. Penerapan teknik menggosok gigi

mulut, serta mengharapkan

yang baik dan benar secara rutin


mampu mencegah karies.
d. Penyuluhan
dan
sosialisasi
mengenai teknik menggosok gigi
yang baik dan benar dari kaderkader kesehatan sangat diperlukan
guna

meningkatkan

kualitas

kesehatan gigi dan mulut bagi


masyarakat Indonesia.
BD.
BE.

2. Saran
BF.
Artikel ilmiah

mengenai pengaruh teknik


menggosok

gigi

terhadap

karies gigi ini disarankan


dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dan masukan untuk
artikel-artikel
selanjutnya

ilmiah
dengan

tema

karies menggunakan variabel


yang

berbeda

misalnya

pengaruh frekuensi menyikat


gigi tehadap timbulnya karies
gigi.
BG.

Penulis

menyarankan
pembaca

dan

bagi

para

masyarakat

untuk dapat mengaplikasikan


secara

kontinu

teknik

menyikat gigi secara baik dan

pula artikel ilmiah ini dapat


dijadikan acuan bagi kaderkader

kesehatan

memberikan

guna

sosialisasi

mengenai teknik menyikat


gigi yang baik dan benar.
BH.
BI.
BJ.Daftar Rujukan
BK. Harshanur, Itjingningsih
BL.
Wangidjaja. 2012.
Anatomi
BM.
Gigi. Jakarta : EGC
BN. Houwink, B et al. 1993. Ilmu
BO.
Kedokteran Gigi
BP.
Pencegahan.
Yogyakarta :
BQ.
Gajah Mada University
Press.
BR. Itjingningsih. 2013. Karies
Gigi.
BS.
(Online). (
BT.
http://www.e
BU.
jurnal.com, diakses
tanggal 7
BV.
Oktober 2015 pukul
05.00)
BW. Pintauli, Sondang. 2008.
Menuju
BX.
Gigi dan Mulut Sehat :
BY.
Pencegahan dan
BZ.
Pemeliharaan. Medan :
USU
CA.
Press
CB. Suryawati. 2013. Terjadinya
CC.
Karies Gigi. (Online).
CD.
(http://www.ejurnal.com/2013/12/prosesterjadinya-karies-gigi.html,
diakses tanggal 5 Oktober 2015
pukul 20.05)

CE. Tarigan,
Rasinta.
1993.
Kesehatan
CF.
Gigi dan Mulut. Edisi
Revisi.
CG.
Jakarta: EGC

CH. Tim Editor FK UI. 2001.


Kapita
CI.
Selekta Kedokteran Edisi
3 Jilid
CJ.
1. Jakarta : Media
Aesculapius

CK.
CL.
CM.
CN.
CO.
CP.
CQ.
CR.
CS.
CT.
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
DA.
DB.
DC.
DD.
DE.
DF.
DG.
DH.

Anda mungkin juga menyukai