donor kepada resipien. Proses ini terkait dengan beberapa usaha untuk memelihara
dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis darah atau
komponennya agar bermanfaat bagi resipien. Darah adalah materi biologis yang
bersifat multi antigenic sehingga dapat menimbulkan berbagai reaksi imunologik pada
resipien.
Berdasarkan asal darah yang diberikan, transfusi dikenal :
1. Homologous transfusi
: berasal dari darah orang lain
2. Autologous transfusi
: berasal dari darah sendiri
Tujuan transfusi darah :
1. mengembalikan dan mempertahankan volume yang normal peredaran darah
2. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah
3. Meningkatkan oksigenasi jaringan
4. Memperbaiki fungsi homeostasis
5. Tindakan terapi khusus
Reaksi-reaksi transfusi :
Reaksi transfusi digolongkan dalam rekasi cep[at dan lambat, baik yang bersifat
imunologik maupun tidak. Komplikasi tipe cepat terjadi dalam 1-2 jam.
Imunologik :
1. Red cell incompatibility berupa reaksi transfusi hemolitik :
- Reaksi intravaskuler cepat biasanya oleh inkompatibilitas golongan darah
ABO. Disebabkan karena adanya ikatan komponen-antibodi IgM misalnya
anti A,B pada golongan darah pasien O dengan golongan darah A atau B.
- Reaksi ekstravaskuler cepat (imun antibodi terutama Rh, misalnya pasien D
negatif dengan anti D yang diberikan Rh D positif)
2. Reaksi panas, gejala yang timbul berupa panas disertai nyeri kepala, mual,
muntah, menggigil biasanya terjadi segera setelah transfusi dimulai atau pada
akhir transfusi. Bersifat ringan. Pengoabtan dengan antipiretik, antihistamin atau
kortikosteroid dan transfusi tetesan diperlambat.
3. Reaksi alergi oleh karena anti protein antibodi, berupa urtikaria sampai terjadi
anafilaktik. Pengobatan dengan antihistamin. Sangat jarang menimbulkan syok
anafilaktik, hipotensi, wheezing, pada kasus ini diberikan steroid, adrenalin, dan
terapi suportif lainnya.
4. Transfusi related acute Lung-injury (TRALI) terjadi bila plasma donor
mengandung antibodi leukosit (Leuko-aglutinin) yang tidak cocok dengan leukosit
resipien, TRALI menyebabkan terjadinya gagal jantung kongestif.
Non imunologik
1. Infeksi bakteri terjadi akibat kontaminasi darah atau kesalahan di dalam
penyimpanan darah. Beberapa kumna mampu hidup di dalam darah simpan suhu
dejata 4 C. Pada pengahangatan darah yang akan dipergunakan, kuman
berkembang dengan cepat. Infeksi bakteri ini paling bnayak dijumpai setelah
transfusi trombosit.
2. Akibat tindakan kateter iv dapat terjadi tromboflebitis, kelebihan cairan dalam
sirkulasi, dll.
3. Hemolisis timbul akibat menggunakan jarum yang terlalu kecil, kesalahn dalam
penghangatan darah/pendinginan darah.
4. Hipotermi terjadi jika darah terllau dingin, mudah menyebabkan DIC pada bayibayi kecil.
5. Emboli bekuan darah atau adanya agregasi