Anda di halaman 1dari 4

Penyebab, Gejala, dan Penanganan Sirosis Hati

21 Dec 2010Kategori: Infeksi, Populer 6 Komentar


Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut
(fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini memengaruhi struktur
normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara
bertahap kehilangan fungsinya.

Hati (liver) sebagaimana diketahui adalah organ di


bagian kanan atas perut yang memiliki banyak fungsi, di antaranya:

Menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula. Bila
diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosa yang dilepaskan ke dalam aliran darah.
Membantu proses pencernaan lemak dan protein.

Membuat protein yang penting bagi pembekuan darah.

Mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum.

Membantu membuang racun dari tubuh.

Sirosis adalah penyakit yang sangat berbahaya karena mengganggu pelaksanaan fungsifungsi di atas. Selain itu, jika Anda memiliki sirosis Anda juga berisiko mengembangkan
kanker hati (hepatocellular carcinoma). Risiko bervariasi sesuai penyebab sirosis. Risiko
terbesar adalah pada sirosis yang disebabkan oleh infeksi hepatitis C dan B, diikuti dengan
sirosis yang disebabkan oleh hemokromatosis.

Penyebab
Ada banyak penyebab sirosis. Penyebab paling umum adalah kebiasaan meminum alkohol
dan infeksi virus hepatitis C. Sel-sel hati Anda berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu
banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan
peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan sirosis. Sekitar 1 dari 5
penderita hepatitis C kronis mengembangkan sirosis. Tetapi hal ini biasanya terjadi setelah
sekitar 20 tahun atau lebih dari infeksi awal.
Penyebab umum sirosis lainnya meliputi:

Infeksi kronis virus hepatitis B.


Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat antibodi untuk
menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada hepatitis autoimun,sistem

kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan
kerusakan dan sirosis.

Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah


terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagai contoh, sirosis bilier primer, primary
sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu.

Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak menumpuk


di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan sirosis. Kelebihan berat badan
(obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis.

Reaksi parah terhadap obat tertentu.

Beberapa racun dan polusi lingkungan.

Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.

Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di
hati.

Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel
hati, seperti hemokromatosis (kondisi yang menyebabkan timbunan abnormal zat besi
di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang
menyebabkan penumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh).

Gejala
Sirosis di tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu, pasien sirosis ringan
dan moderat mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada
tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubahan yang mengarah pada disfungsi hati,
seperti:

Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk mengatur
komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh.
Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah.

Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga
menumpuk di dalam tubuh.

Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa
menumpuk di dalam tubuh.

Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar gejalanya adalah
akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk melakukan tugas-tugas
hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini adalah:

Kelelahan.
Kelemahan.

Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan perut
(ascites).

Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah.

Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar.

Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin.

Gatal-gatal karena penumpukan racun.

Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena pengaruh racun di
dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan
kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa dan sulit berkonsentrasi.

Selain itu, jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga terjadi tekanan
balik (dikenal sebagai hipertensi portal). Vena portal adalah vena yang membawa darah berisi
nutrisi dari usus dan limpa ke hati. Normalnya, darah dari usus dan limpa dipompa ke hati
melalui vena portal. Namun, sirosis menghalangi aliran normal darah melalui hati sehingga
darah terpaksa mencari pembuluh baru di sekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah baru yang
disebut varises ini terutama muncul di tenggorokan (esofagus) dan lambung sehingga
membuat usus mudah berdarah. Jika perdarahan usus terjadi, Anda mungkin muntah darah,
atau mengeluarkan darah melalui kotoran (feses). Kondisi ini adalah kedaruratan medis yang
harus segera ditangani.

Diagnosis
Bila dokter mencurigai Anda terkena sirosis, dia dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui adanya pembesaran hati dan penumpukan cairan. Kecurigaan sirosis terutama
muncul bila Anda mengalami gejala dan beriwayat meminum alkohol berat atau terkena
hepatitis kronis.
Pemeriksaan darah dapat mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati. USG dapat menunjukkan
apakah ada kerusakan di hati Anda. Untuk mengkonfirmasi, biopsi (sampel kecil) dari hati
dapat diambil untuk dilihat di bawah mikroskop.
Jika penyebab sirosis tidak jelas, maka pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk
memperjelas penyebabnya, misalnya dengan memeriksa antibodi virus hepatitis atau autoantibodi yang mungkin telah menyerang sel-sel hati Anda, kelebihan zat besi atau tembaga di
dalam darah, dll.

Pengobatan
Secara umum, kerusakan sel-sel hati tidak dapat direhabilitasi. Tujuan pengobatan adalah
mencegah pembentukan jaringan parut hati lebih lanjut, atau memperlambat kerusakan sel-sel
hati. Sirosis cenderung semakin memburuk jika penyebab yang mendasari tetap ada. Oleh
karena itu perlu upaya untuk memperlambat atau menghentikan penyebab sirosis, misalnya:

Tidak minum alkohol jika alkohol adalah penyebabnya.


Pengobatan untuk mengendalikan virus hepatitis.

Steroid atau obat penekan kekebalan lainnya untuk mengobati penyakit autoimun
menyebabkan kerusakan hati.

Penghapusan kelebihan zat besi yang terjadi pada hemokromatosis.

Berbagai pengobatan mungkin disarankan, tergantung pada tingkat keparahan sirosis dan
gejala yang berkembang, antara lain:

Diet rendah natrium atau diuretik untuk mengurangi cairan yang terakumulasi dalam
tubuh.
Obat untuk mengurangi gatal.

Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi portal.

Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites).

Bila pasien mengalami perdarahan usus sehingga muntah darah, atau mengeluarkan darah
melalui tinja, atau tinja menjadi hitam, dokter mungkin akan segera melakukan tindakan
untuk mengatasinya. Berbagai teknik bedah dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan
dan mengurangi risikonya lebih lanjut.
Dalam kasus yang parah di mana jaringan parut meluas dan hati nyaris tidak bisa berfungsi,
maka transplantasi hati mungkin adalah satu-satunya pilihan.

Pencegahan
Sirosis hati dapat dicegah dengan tidak mengkonsumsi alkohol dan menghindari risiko
infeksi hepatitis C dan hepatitis B.

Anda mungkin juga menyukai