Kelompok Minggu 5
Kelompok Minggu 5
aspek pemikiran rasional dan refleksi aksiologis. Loyalitas harus berisi emosi, gairah,
ketekunan, namun unsur-unsur dari akal tersebut harus seimbang dengan pikiran.
Kesimpulan
Selama sepuluh tahun terakhir manajemen berbasis nilai telah dikembangkan,
terutamamelalui kerangka filosofis dari pragmatik formal Jrgen Habermas.Penerapan teori
besar ini ke ranah filsafat praktis umumnyadikenal sebagai "etika wacana." Kategori yang
penting berubah menjadi satu set prosedur untuk nilai negosiasi, ditopang oleh keyakinan
kemungkinan perdamaian antara nilai-nilai pribadi dan universal. Mekanisme negosiasi
diubah menjadi konteks etika melalui prinsip konsensus ditempatkan di luar kepentingan
pribadi, kekuasaan dan rabun moral.Tapi apa yang bisa kita lakukan adalah menyadari bahwa
berpikir dan bertindak, menciptakan dan memimpin, perlu semangat, perlu cinta, dan
mengakui bahwa itu adalah tugas setiap individu untuk mengubah cinta ini menjadicinta yang
lebih dalam. Ini adalah sikap spiritualitas, tetapi diantisipasi, dan bahkan sering disadari,
dalam pengasuhan sense of place yang benar. Jelas itu harus menjadi tugas setiap manajer
yang ingin menjadi pemimpin sebenarnya untuk memberikan kesempatan kepada
karyawannya untuk mengambil bagian dalam transformasi ini.
Kalimat yang Dianggap Menarik
Jika organisasi berjalan dengan benar, berarti bahwa baik manajemen dan sebagian besar
karyawan telah mampu memahami dengan benar sense of place, yaitu untuk etos khusus
komunitas.
Penilaian Kelompok
Loyalitas memiliki beberapa unsur antara lain pengorbanan,kepatuhan, komitmen,
ketaatan dan kesetiaan. Seseorang dikatakan memiliki loyalitas jika seseorang tersebut
memiliki kepatuhan dan kesetiaan terhadap organisasi. Untuk terus menumbuhkan sikap
kebersamaan dalam organisasi maka manajer perlu melakukan tindakan-tindakan yang dapat
membangun rasa kebersamaandi dalam organisasi. Semangat kesatuan, sehati, sepikir dan
sepenanggungan dalam menjalankan aktivitas organisasi merupakan modal yang kuat
untukmenggapai nilai-nilai perusahan. Pengembangan spiritual di tempat kerja telah menjadi
alat kepemimpinan dan manajemen yang sederhana dan relatif murah, yang mampu
menggantikan imbalan finansial yang relatif mahal, dengan melatih para pekerja bermotivasi
tinggi dan menumbuhkan rasa hormat yang besar antara satu dengan lainnya.
Sintesis
Loyalitas merupakan suatu hal penting yang hadir dalam diri seseorang, karena di
dalam loyalitas terdapat pengorbanan,kepatuhan, komitmen, ketaatan dan kesetiaan. Loyalitas
tentu tidak diperoleh tanpa proses pembelajaran. Namun jika hanya dengan pembelajaran
tanpa dibarengi dengan spiritualitas, hal itu akan menjadi sia-sia atau mempunyai efek yang
negatif terhadap suatu organisasi di dalamnya. Spiritualitas mengajarkan setiap individu
untuk memiliki kesadaran yang tinggi. Dengan loyalitas yang didapat dari proses
pembelajaran yang berspiritual, maka dapat menjadi alat kepemimpinan dan manajemen yang
sederhana dan relatif murah, yang mampu menggantikan imbalan finansial yang relatif
mahal, dengan melatih para pekerja bermotivasi tinggi dan menumbuhkan rasa hormat yang
besar antara satu dengan lainnya.