Modul Abp
Modul Abp
BAB I
PENDAHULUAN
i.
LATAR BELAKANG
Pembagian tugas dan kewenangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
melakukan
pengujian
atas
tagihan
kepada
negara,
kewenangan
di lingkungan
konsekuensi
kewenangan
tersebut
di
atas,
Kementerian
-1-
ii.
pedoman
dan
kesatuan
penafsiran
dalam
rangka
pengalihan
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Modul Meliputi:
1. Tata usaha kepegawaian
pemanfaatan
aplikasi
belanja
pegawai
untuk
pegawai
mempermudah
serta
mekanisme
-2-
iv.
SISTEMATIKA
Untuk memudahkan dalam memahami maksud dari penyusunan buku ini, maka Modul
diuraikan dalam 7 (tujuh) bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
memberikan gambaran latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup serta
sistematika penyusunan Modul Petunjuk Teknis secara singkat.
BAB II KETENTUAN BELANJA PEGAWAI
memuat pengertian tentang hal-hal yang berhubungan dengan belanja pegawai.
BAB III PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
Memuat persyaratan pembayaran belanja pegawai
BAB IV MEKANISME PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
memuat tentang penyediaan dan penyaluran dana belanja pegawai, pengelolaan belanja
pegawai, tata cara penyaluran belanja pegawai, tata cara penerbitan SP2D belanja
pegawai dan penatausahaan belanja pegawai
BAB V PENATAUSAHAAN BELANJA PEGAWAI
menguraikan pelaksanaan penatausahaan kepegawaian mulai dari kelengkapan
administrasi pegawai, tugas pengelola belanja pegawai dan penggunaan aplikasi belanja
pegawai untuk penatausahaan administrasi belanja pegawai.
BAB VI PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA PEGAWAI
menjelaskan tata cara pembukuan dan pertanggungjawaban serta pelaporan gaji dan
tunjangan termasuk penyelesaian atas kelebihan pembayaran belanja pegawai dan
Kerugian Negara terkait dengan pembayaran belanja pegawai.
BAB VII PENUTUP
memuat ketentuan umum yang berlaku dan ketentuan dalam pengelolaan keuangan
daerah serta petunjuk pelaksanaan lainnya.
-3-
BAB II
KETENTUAN BELANJA PEGAWAI
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, Belanja Pegawai adalah kompensasi baik
dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah, baik yang
bertugas di dalam maupun diluar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Termasuk
dalam kelompok belanja pegawai ini adalah pengeluaran-pengeluaran untuk gaji dan
tunjangan-tunjangan, uang makan, lembur, honorarium dan vakasi.
Gaji dan tunjangan adalah pengeluaran untuk kompensasi yang harus dibayarkan
kepada pegawai pemerintah berupa gaji pokok dan berbagai tunjangan yang diterima
berkaitan dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan (tunjangan istri/suami, tunjangan
anak, tunjangan jabatan/yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan, tunjangan
kompensasi kerja, tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan beras, tunjangan pajak
penghasilan, tunjangan irian jaya/papua, tunjangan pengabdian wilayah terpencil, dan
tunjangan umum) baik dalam bentuk uang maupun barang.
A. GAJI POKOK DAN TUNJANGAN
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
disebutkan pada Pasal 7 bahwa setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang
layak
sesuai
dengan
pekerjaan
dan
tanggung
jawabnya.
Selanjutnya
dalam
-4-
tugasnya. Rincian pembayaran gaji dimuat dalam sebuah daftar yang disebut dengan
Daftar Gaji Induk/bulanan.
1. GAJI POKOK
Gaji pokok adalah landasan dasar dalam menghitung besarnya gaji seseorang
pegawai negeri sipil. Hal ini disebabkan sebagian komponen perhitungan gaji seperti
tunjangan isteri, tunjangan anak, dan tunjangan perbaikan penghasilan dihitung atas
dasar persentase tertentu atau terkait dengan gaji pokok. Besarnya gaji pokok
seseorang pegawai negeri sipil tergantung atas golongan ruang penggajian yang
ditetapkan untuk pangkat yang dimilikinya. Karena itu pangkat berfungsi pula sebagai
dasar penggajian.
Besaran gaji pokok diberikan kepada pegawai sesuai dengan besaran yang
tercantum dalam surat keputusan pengangkatan, surat keputusan kenaikan pangkat,
surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala, atau surat penetapan lainnya. Besaran
gaji pokok terakhir diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2009 untuk PNS,
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2007 untuk Hakim Peradilan Umum Peradilan
Tata Usahaan Negara dan Peradilan Agama.
Kepada seseorang yang diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
diberikan gaji pokok sebesar
anak,
tunjangan
jabatan
struktural/fungsional,
tunjangan
yang
a) Tunjangan Istri/Suami
Yang dimaksud dengan tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan
kepada pegawai negeri yang beristeri/suami. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan
dengan tunjangan isteri/suami adalah :
-5-
nikah/akta nikah dari Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil.
b) Tunjangan Anak
Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada
pegawai negeri yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak angkat)
dengan ketentuan :
(1) belum melampaui batas usia 21 tahun;
(2) tidak atau belum pernah menikah;
(3) tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan
(4) nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan.
tunjangan anak untuk lebih dari 2 (dua) orang anak, kepadanya tetap
diberikan tunjangan anak untuk jumlah menurut keadaan pada tanggal
tersebut. Apabila setelah tanggal tersebut jumlah anak yang memperoleh
tunjangan anak berkurang karena menjadi dewasa, kawin atau meninggal,
pengurangan tersebut tidak dapat digantikan, kecuali jumlah anak menjadi
kurang dari dua;
(3) besarnya tunjangan anak adalah 2 % per anak dari gaji pokok;
(4) tunjangan anak diberhentikan pada bulan berikutnya setelah tidak memenuhi
-6-
harus dibuktikan dengan surat keterangan dari pamong praja (serendahrendahnya camat),
(b) ayah yang sebenarnya dari anak tersebut bukan pegawai negeri dan
dengan surat keputusan dari pengadilan negeri bahwa anak tersebut telah
diserahkan sepenuhnya kepada ibu dari anak tersebut dan disahkan oleh
pamong praja (serendah-rendahnya camat)
c) Tunjangan Jabatan Struktural
Tunjangan Jabatan Struktural adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada
pegawai negeri yang menduduki jabatan struktural sesuai dengan peraturan
perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang, dengan ketentuan :
-7-
Struktural;
(2) tunjangan jabatan struktural sekaligus menentukan perpanjangan batas usia
pensiun bagi pegawai yang bersangkutan (eselon I dan II sampai dengan usia
60 tahun, khusus jabatan eselon I tertentu dapat diperpanjang sampai usia 62
tahun);
(3) tunjangan jabatan struktural dibayarkan pada bulan berikutnya setelah
contoh :
Seorang
Pegawai
Departemen
Keuangan
Drs.
Unang
Baskara
-8-
(2)
bagi
PNS
yang
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan
dapat
(4)
(5)
tunjangan jabatan fungsional tidak dapat berlaku surut dari tanggal penetapan
keputusan pengangkatan dalam jabatan fungsional;
(6)
-9-
(f) dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan (dihentikan
tugas;
(5) untuk kepastian pembayaran tunjangan jabatan fungsional, setiap awal tahun
Namun karena
- 10 -
Bahaya
Keselamatan
dan
Kesehatan
dalam
Penyelenggaraan
kg/orang/bulan, atau setara itu yang diberikan dalam bentuk uang dengan
besaran harga beras per kg nya ditetapkan oleh Menteri Keuangan
- 11 -
(3) besaran tunjangan beras kepada anggota keluarga pegawai negeri sipil
Presiden;
(2) diberikan kepada pegawai yang secara nyata berada dan bekerja di Provinsi
dan bekerja di Propinsi Papua dan Irian Jaya Barat yang dibuktikan dengan
Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
(4) tunjangan khusus Irian Jaya/Papua dihentikan pada bulan berikutnya sejak
- 12 -
Negara,
Menteri
Keuangan,
dan
Menteri
Pertahanan
dan
Keamanan;
(2) tunjangan pengabdian di wilayah terpencil dibuktikan dengan surat keputusan
tanggal berikutnya apabila tanggal 1 (satu) bertepatan pada hari libur atau
bulan berikutnya apabila surat pernyataan bekerja dan bertempat tinggal di
wilayah terpencil diterbitkan setelah tanggal 1(satu);
(5) tunjangan
- 13 -
(d) dijatuhi
hukuman
penjara
atau
kurungan
berdasarkan
keputusan
2006;
(2) tunjangan umum diberikan terhitung sejak tanggal 1 Januari 2006;
(3) tambahan tunjangan umum diberikan jika calon pegawai negeri sipil dan
- 14 -
m) Pembulatan
Untuk memudahkan penyelesaian administrasi pembayaran gaji pegawai, maka
dalam perhitungan pembayaran gaji diadakan pembulatan. Angka pembulatan
sebagai salah satu unsur perhitungan penghasilan bruto yang harus dicantumkan
pada lajur yang telah tersedia dalam daftar gaji. Angka pembulatan dicantumkan
agar gaji yang diterima pegawai jumlah bersihnya menjadi bulat dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Unsur penghasilan diadakan pembulatan ke atas menjadi satuan rupiah (Rp
1,00);
(2) Unsur potongan diadakan pembulatan ke bawah menjadi nol rupiah (Rp
0,00);
(3) Jumlah akhir dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah (Rp 100,00).
B. POTONGAN
Potongan yang termuat dalam daftar gaji terdiri atas:
(1) Potongan Beras Bulog adalah potongan yang dikenakan bagi pegawai negeri yang
menerima tunjangan beras dalam bentuk natura yang jumlah potongannya sebesar
tunjangan beras tersebut;
(2) Iuran Wajib Pegawai Negeri (IWP) dikenakan sebesar 10 %, sedangkan untuk gaji
- 15 -
(3) PPh pasal 21 adalah potongan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan pegawai
lainnya
(sewa
rumah,
angsuran
utang
pada
negara,
- 16 -
angsuran
BAB III
PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
A. GAJI INDUK
Yang dimaksud gaji induk adalah gaji yang dibayarkan secara rutin bulanan pada
satuan kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
1
Disusun dalam suatu daftar yang berisi seluruh pegawai yang ada pada satuan
kerja bersangkutan dengan mencantumkan nama, NIP, pangkat/golongan, status
pegawai,
tanggal
perhitungan
lahir,
jumlah
tanggungan,
pegawai
bersangkutan
serta
Gaji pegawai yang dimuat dalam gaji induk adalah gaji pegawai yang telah masuk
daftar gaji induk bulan sebelumnya dan atau susulan gajinya;
Kepala
KPPN
memuat
pernyataan
bahwa
Kuasa
PA
Pembayaran gaji induk dibayarkan tanggal 1 (satu) atau awal bulan berkenaan;
Pembayaran gaji induk untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), hak atas gajinya
berlaku pada bulan CPNS yang besangkutan secara nyata melaksanakan tugas,
yang dinyatakan dengan surat pernyataan atasan langsung yang membawahi calon
pegawai negeri sipil bersangkutan.
- 17 -
Pembayaran gaji induk untuk pegawai yang dipekerjakan dibayarkan oleh satuan
kerja asal;
Pembayaran gaji induk untuk pegawai yang diperbantukan dibayarkan oleh satuan
kerja yang menerima perbantuan;
Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti di luar tanggungan negara tidak berhak
atas pembayaran gaji induk;
10 Pembayaran gaji induk dihentikan pada bulan ke-3 bagi Pegawai Negeri Sipil yang
meninggalkan tugas secara tidak sah selama dua bulan berturut-turut;
11 Pegawai Negeri Sipil yang hilang dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan
ke-12 sejak ia dinyatakan hilang dan diterbitkan SK Pensiun Janda/Duda bagi
istri/suaminya.
12 Pembayaran gaji induk bagi Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sementara
(Schorsing) karena:
penghargaan
dan
kepercayaan
diri
atas
di
pegawai
yang
- 18 -
dibayarkan lagi gaji yang sempat dihentikan tersebut dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Disusun dalam suatu daftar tersendiri/terpisah dari gaji induk yang berisi seluruh
pegawai yang ada pada satuan kerja bersangkutan
dengan mencantumkan
- 19 -
induk;
2. Gaji terusan dibayarkan pada bulan berikutnya sejak suami/isteri dari janda/duda
tersebut meninggal dunia;
3. Disusun dalam suatu daftar tersendiri/terpisah dari gaji induk yang berisi
pegawai yang berhak atas pembayaran gaji terusan pada satuan kerja dengan
tambahan penjelasan :
a) Pada baris nama pegawai yang dimintakan gaji terusan supaya diberi catatan
Meninggal dunia tanggal.......;
b) dalam lajur tanda tangan supaya dicantumkan nama lengkap ahli waris yang
menerima terusan penghasilan.
4. Gaji terusan tidak dikenakan potongan iuran wajib 10% tetapi dikenakan iuran
wajib asuransi kesehatan sebesar 2%;
5. Terusan penghasilan belanja pegawai tidak dibayarkan apabila tidak ada
keluarga pegawai yang berhak memperoleh pensiun janda/duda/ahli waris,
kecuali apabila pegawai yang bersangkutan tewas;
6. Pembayaran gaji terusan harus dihentikan pada bulan kelima baik surat
keputusan pensiunan janda/duda telah atau belum diterima;
7. Apabila terdapat keterlanjuran pemotongan iuran wajib sebesar 10% maka
terhadap kelebihan
potongan
sebesar
8% harus dikembalikan
kepada
- 20 -
4. UANG TUNGGU
Yang dimaksud dengan uang tunggu adalah penghasilan yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan hormat dari jabatan negeri yang
disebabkan antara lain :
1. Sebagai tenaga kelebihan yang diakibatkan oleh penyederhanaan satuan
organisasi dan tidak dapat disalurkan pada instansi lain serta belum memenuhi
syarat-syarat pensiun;
2. Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
lingkungan kerjanya serta belum memenuhi syarat-syarat pensiun;
3. Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali dan belum
memenuhi syarat-syarat pensiun;
4. Tidak dapat dipekerjakan kembali setelah selesai menjalani cuti diluar
tanggungan negara karena tidak ada lowongan dan belum memenuhi syaratsyarat pensiun.
Ketentuan-ketentuan yang menyangkut pembayaran uang tunggu adalah
sebagai berikut :
1.
2. Uang tunggu diberikan mulai bulan berikutnya dari bulan pegawai negeri sipil
yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dari jabatan negeri;
3. Penerima uang tunggu masih tetap berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil,
oleh sebab itu kepadanya diberikan kenaikan gaji berkala, tunjangan
keluarga, tunjangan pangan (beras), dan tunjangan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali tunjangan jabatan;
4. Pegawai Negeri Sipil yang menerima uang tunggu dapat diangkat kembali
dalam jabatan negeri apabila masih ada lowongan;
5. Pegawai Negeri Sipil penerima uang tunggu yang menolak untuk diangkat
kembali dalam jabatan negeri, diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil pada akhir bulan yang bersangkutan menolak untuk
diangkat kembali;
6. Pegawai Negeri Sipil penerima uang tunggu yang diangkat kembali dalam
jabatan negeri, dicabut pemberian uang tunggunya terhitung sejak menerima
penghasilan penuh kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pencabutan
- 21 -
didasarkan
pada surat
kematian
yang
keterangan
yang
menyatakan
pegawai
bersangkutan
meninggal
sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena
menjalankan tugas;
3. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat rohani/jasmani
2.
- 22 -
pindah;
2. Uang muka/Persekot gaji diberikan sebesar satu bulan gaji untuk pegawai negeri
yang tidak kawin atau dua bulan gaji bagi pegawai negeri yang kawin, tanpa
tunjangan beras dan tunjangan jabatan serta tanpa potongan;
3. Pengembalian uang muka/persekot gaji untuk yang diberikan sebesar satu bulan
gaji diangsur sebesar seperdelapan dari jumlah persekot gaji terhitung mulai
bulan berikutnya, sedangkan untuk yang diberikan sebesar dua bulan gaji
diangsur sebesar seperduapuluh dari jumlah persekot gaji terhitung mulai bulan
berikutnya;
4. Uang muka/Persekot gaji tidak diberikan kepada pegawai negeri yang pindah
belas
- 23 -
peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
(terakhir
dengan
Perdirjen
c)
Pegawai Negeri Sipil yang melakukan Kerja Lembur tiap-tiap kali selama paling
sedikit 1 (satu) jam penuh dapat diberikan uang lembur;
d)
Besarnya uang lembur untuk tiap-tiap jam penuh Kerja lembur bagi pegawai
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Umum;
e)
Pemberian uang lembur pada hari libur kerja sebesar 200% (dua ratus persen)
dari besarnya uang lembur;
f)
g)
Khusus untuk uang lembur bulan Desember dapat dibayarkan pada akhir bulan
berkenaan.
h)
- 24 -
i)
j)
Dalam hal Kerja Lembur dilakukan selama 8 (delapan) jam atau lebih, uang
makan lembur diberikan maksimal 2 (dua) kali dari besaran yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Umum
Ketentuan terakhir tentang Kerja Lembur dan Uang Lembur diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.05/2009 tanggal 7 Agustus 2009 tentang Kerja
Lembur dan Pemberian Uang Lembur Bagi Pegawai Negeri Sipil
2. UANG MAKAN
Yang dimaksud dengan Uang Makan adalah uang yang diberikan kepada Pegawai
Negeri Sipil berdasarkan tarif dan dihitung secara harian untuk keperluan makan
Pegawai Negeri Sipil. Uang makan diberikan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil selain diberikan gaji dan tunjangan lainnya.
Ketentuan-ketentuan yang menyangkut pembayaran Uang Makan :
a) Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada hari kerja yang ditetapkan diberikan
Uang Makan;
b) Uang Makan diberikan paling banyak 22 (dua puluh dua) hari kerja dalam satu
bulan;
c) Dalam hal hari kerja dalam 1 (satu) bulan melebihi 22 (dua puluh dua) hari kerja,
Uang Makan diberikan sebanyak jumlah hari kerja pada bulan berkenaan;
d) Permintaan pembayaran uang makan dapat diajukan untuk beberapa bulan
sekaligus;
e) Besaran Uang Makan ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
(Ketentuan terakhir PMK Nomor 22/PMK.05/2007 tentang Pemberian Uang
Makan bagi Pegawai Negeri Sipil );
f)
g) Uang Makan tidak diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang tidak hadir pada
hari kerja karena sedang menjalankan perjalanan dinas, cuti, tugas belajar, dan
sebab-sebab lain yang mengakibatkan PNS tidak hadir kerja;
3. HONORARIUM
- 25 -
Pengajar/Guru/Dosen
yang
memberikan
pelajaran
pada
suatu
4. VAKASI
Vakasi diberikan kepada seseorang yang ditunjuk dengan surat keputusan oleh
pejabat yang berwenang, untuk melakukan:
a) Pengujian;
b) Pengawasan ujian;
c) Pemeriksaan ujian;
d) Penyusunan naskah ujian;
e) Koordinator ujian; dan
f)
- 26 -
BAB IV
MEKANISME PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
Mekanisme pembayaran belanja pegawai setelah pengalihan pengelolaan
administrasi belanja pegawai diarahkan kepada pergeseran kewenangan dan
tanggung jawab administrasi dan penggunaan anggaran belanja pegawai dari Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara kepada Menteri/Pimpinan Lembaga
selaku
Pengguna
pelaksanaan
Anggaran
anggaran
sesuai
dengan
(Undang-Undang
pembagian
Nomor
kewenangan
Tahun
2004
dalam
tentang
- 27 -
a) Daftar gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji dan Halaman luar daftar gaji yang telah
ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran, PPABP dan KPA/PPK;
b) Daftar perubahan pegawai yang ditandatangani oleh PPABP. Daftar
perubahan pegawai adalah daftar urutan pegawai yang mengalami mutasi
kepegawaian pada bulan bersangkutan antara lain mutasi keluarga,
pensiun, pindah, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, dan menduduki
jabatan struktural/fungsional;
c) Dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi oleh
Kepala Satuan Kerja/Pejabat yang berwenang meliputi SK Calon PNS, SK
PNS, SK Kenaikan Pangkat, Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala,
SK Mutasi Pindah, SK Jabatan, Surat Pernyataan Pelantikan, Surat
Pernyataan Masih Menduduki Jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan
Tugas, Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga, Surat
Nikah/Cerai/Kematian, Akta Kelahiran/Putusan Pengesahan/Pengangkatan
Anak dari Pengadilan, SKPP, Surat Keterangan Anak Masih Sekolah/Kuliah/
Kursus, dan Surat Keputusan yang mengakibatkan penurunan gaji, serta
SK Pemberian Uang Tunggu sesuai peruntukannya;
d) Daftar perubahan potongan;
e) SSP PPh Pasal 21
f)
- 28 -
1) Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji, dan Halaman Luar Daftar Gaji
Susulan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan
Kuasa PA/PPK;
2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;
3) Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah
dilegalisasi oleh Kepala Satuan Kerja/Pejabat yang berwenang, meliputi
SK Calon PNS, SK
Mendapatkan
Tunjangan
Keluarga,
Surat
Nikah,
Akta
2)
3)
4)
5)
3. KEKURANGAN GAJI
Pembayaran kekurangan gaji harus dilengkapi dengan :
a) Kekurangan gaji yang dihitung dengan menu otomatis pada Aplikasi GPP
Satker, dilampiri:
- 29 -
Surat
Pernyataan
Melaksanakan
Tugas,
sesuai
peruntukannya;
4) ADK Belanja Pegawai yang telah dimutakhirkan;
5) SSP PPh Pasal 21;
6) SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
Gaji,
dan
halaman
luar
Terusan
Penghasilan
yang
c)
- 30 -
d)
e)
f)
Daftar Perhitungan Uang Muka Gaji, Rekapitulasi Uang Muka Gaji, dan
halaman luar Uang Muka Gaji yang ditandatangani oleh PPABP,
Bendahara Pengeluaran, dan Kuasa PA/PPK;
- 31 -
b)
yang
berwenang
berupa
SK
Mutasi
Pindah,
Surat
d)
7. UANG TUNGGU
Permintaan pembayaran uang tunggu harus dilengkapi dengan:
a) Daftar perhitungan uang tunggu yang ditandatangani oleh PPABP,
Bendahara Pengeluaran, dan Kuasa PA/PPK dibuat dalam kategori:
sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari gaji pokok untuk
(1)
tahun pertama;
sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari gaji pokok untuk
(2)
tahun-tahun selanjutnya.
b) Surat Keputusan Pejabat yang berwenang yang menyatakan pegawai
bersangkutan mendapatkan uang tunggu;
c) SK Kenaikan Pangkat dan Kenaikan Gaji Berkala terakhir
d) SSP PPh Pasal 21
8. UANG LEMBUR
Pembayaran uang lembur dilampiri:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
9. HONORARIUM
Permintaan pembayaran honorarium harus dilengkapi dengan:
a) Daftar
pembayaran
honorarium
yang
ditandatangani
- 32 -
oleh
PPABP,
SPP dan
membuat/menandatangani
tanda
terima
SPP
- 33 -
untuk masing-masing
2)
3)
4)
5)
- 34 -
Untuk
Mendapatkan
Nikah/Cerai/Kematian,
Tunjangan
Keluarga,
Akta
Surat
Kelahiran/putusan
7)
8)
b.
Halaman
luar
Daftar
Gaji
Susulan
dan
Daftar
perubahan
data
pegawai
yang
perubahan
data
Copy
dokumen
pendukung
Surat
Pernyataan
Pelantikan,
Surat
Pernyataan
Keluarga,
Surat
Nikah,
Akta
Kelahiran/Putusan
Anak
Masih
Sekolah/Kuliah/Kursus,
sesuai
peruntukannya;
- 35 -
d)
e)
f)
b)
c)
d)
e)
c.
Halaman
luar
Daftar
Kekurangan
Gaji
dan
Daftar
perubahan
data
pegawai
yang
d)
e)
2) Kekurangan gaji yang dihitung dengan menu manual pada Aplikasi GPP
Satker dilampiri:
a)
Kekurangan
Gaji
yang
ditandatangani
oleh
PPABP,
c)
- 36 -
Jabatan,
Surat
Pernyataan
Pelantikan,
Surat
Pernyataan
e)
f)
d.
2)
oleh PPABP;
3)
4)
Surat
Keterangan
dan
Permintaan
Tunjangan
6)
7)
e.
2)
3)
Satuan
Kerja/
Pejabat
yang
berwenang
berupa
Surat
- 37 -
4)
5)
6)
f.
Uang
Muka
Gaji,
dan
Surat
Keterangan
Untuk
h.
j.
- 38 -
Vakasi, dilampiri :
2. SPM Gaji Induk beserta dokumen pendukungnya dan ADK Belanja Pegawai
harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 10 sebelum bulan
pembayaran.
C. PROSEDUR PENERBITAN SP2D
KPPN melakukan pengujian terhadap SPM-LS Belanja Pegawai dan dokumen
pendukung, ADK SPM-LS, dan ADK Belanja Pegawai yang diterima dari Kuasa
PA/Pejabat Penanda Tangan SPM meliputi :
1. Melakukan pengujian substantif :
a)
Daftar
Perubahan
Potongan,
Dokumen
Pendukung
dan
c)
d)
kesesuaian penulisan jumlah uang dan akun pada SSP PPh Pasal 21
dengan jumlah uang dan akun pada potongan SPM-LS Belanja Pegawai;
e)
- 39 -
SPM
kepada
penerbit
SPM,
apabila
tidak
- 40 -
BAB V
PENATAUSAHAAN BELANJA PEGAWAI
A. PEJABAT/PETUGAS
PENGELOLA
ADMINISTRASI
BELANJA
PEGAWAI
pelaporan
dan
pertanggungjawaban
terhadap
pengelolaan
Pembuat
Komitmen
(PPK)/Penandatangan
Surat
Permintaan
- 41 -
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
- 42 -
SK Jabatan
Inpassing Gaji
j)
Keputusan Hukuman
surat
keputusan
yang
diterbitkan
oleh
Kementerian
- 43 -
yang
dipindah
dari
suatu
departemen/lembaga
ke
departemen/lembaga lain.
c) Syarat-syarat penerbitan SKPP:
(1) Surat keputusan mutasi/pindah, pensiun, pensiun janda/duda, uang
tunggu, pengangkatan pegawai bagi mantan siswa ikatan dinas;
(2) Berita Acara Serah Terima Jabatan bagi yang memangku jabatan.
d) Penerbitan SKPP oleh satker dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Untuk pegawai pindah, SKPP dibuat dalam 4 (empat) rangkap dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a) SKPP Lembar asli disampaikan kepada pegawai yang bersangkutan
untuk
selanjutnya
disampaikan
kepada
bendahara
- 44 -
(a) SKPP Lembar asli dan Lembar II dikirim kepada PT. Taspen/PT.
Asabri dengan surat pengantar;
(b) Lembar III disampaikan kepada pegawai yang bersangkutan;
(c) Lembar IV disampaikan kepada KPPN sebagai pertinggal;
(d) Lembar V sebagai arsip satker lama.
3.
atas
pelaksanaan
pembayaran
belanja
pegawai.
Kartu
daftar susunan
keluarga, utang kepada negara, serta riwayat pembayaran gaji yang telah
dilaksanakan.
b.
- 45 -
- 46 -
daftar gaji yang telah dicetak, ada baiknya selalu dibandingkan dengan daftar gaji
bulan sebelumnya serta daftar perubahan data pegawai.
Berbeda dengan gaji induk, Aplikasi GPP Satker dalam pembuatan daftar
permintaan kekurangan gaji, susulan gaji, uang muka/persekot gaji, gaji terusan,
uang duka wafat/tewas, uang tunggu, dan gaji ketiga belas mengacu pada
pembayaran gaji induk yang pernah dibayarkan atau data master. Aplikasi
menyediakan pilihan menu perhitungan secara otomatis atau manual. Kesalahan
menggunakan menu dalam aplikasi dapat berakibat kelebihan atau kurang bayar.
Pembuatan daftar permintaan uang lembur dan uang makan yang sifatnya tidak
terkait secara langsung dengan database kepegawaian dalam aplikasi GPP Satker,
PPABP dapat memilih menggunakan aplikasi GPP Satker atau dibuat secara
manual. Sedangkan pembuatan daftar permintaan honorarium dan vakasi tidak
disediakan dalam aplikasi GPP Satker sehingga harus dibuat secara manual.
- 47 -
BAB VI
PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA PEGAWAI
A. PEMBUKUAN GAJI DAN TUNJANGAN BELANJA PEGAWAI
Pembukuan gaji dan tunjangan belanja pegawai dilakukan oleh bendahara
pengeluaran pada satker bersangkutan. Pembukuan ini diselenggarakan dalam
rangka pengelolaan administrasi belanja pegawai secara tertib. Hal-hal yang terkait
dengan pembukuan belanja pegawai ini di atur sebagai berikut :
pengeluaran
satuan
kerja
menyampaikan
laporan
menyetorkan
kembali
ke
rekening
Kas
Negara
dengan
- 48 -
3. Khusus untuk gaji dan belanja pegawai lainnya yang diambil dengan surat
kuasa,
maka
surat
kuasa
tersebut
harus
dilampirkan
pada
laporan
gaji
yang
telah
ditandatangani
oleh
masing-masing
yang
berhak/bersangkutan;
PA
satuan
kerja
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban
- 49 -
- 50 -
BAB VII
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam modul ini agar tetap berpedoman pada
peraturan yang berkaitan dengan pembayaran belanja pegawai yang berlaku. Modul ini
akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan/ perubahan ketentuan tentang
pelaksanaan belanja pegawai.
- 51 -
REFERENSI
DAFTAR PERATURAN TERKAIT PENYUSUNAN MODUL PENGELOLAAN
ADMINISTRASI BELANJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT :
No
1
Belanja Pegawai
Gaji pokok
Peraturan
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
2. Peraturan Pemerintah Nomor
08 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kesebelas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Penyesuaian Gaji
Tunjangan Isteri/Suami
Tunjangan Anak
Negeri Sipil
1. Pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1967 (PGPS
Tahun 1968)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1980 tentang Perubahan Pertama
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai
Negeri
Sipil
mengenai
perubahan
pasal
16
Peraturan
Tunjangan Jabatan
Struktural
Pelaksanaan APBN
1. Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor13 tahun 2002 tanggal 17
April 2002 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.100 tahun
2000 tentang pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural
2. Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan
Struktural
3. Peraturan Kepala BKN Nomor 31 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Tunjangan Jabatan
Fungsional
Tunjangan Yang
Dipersamakan dengan
Tunjangan Jabatan
Tunjangan Kompensasi
Kerja (risiko bahaya
pekerjaan)
Jabatan Fungsional
1. Keputusan Presiden
Nomor.
tahun
2003
Tunjangan
Tenaga
Kependidikan.
2. Keputusan Presiden Nomor 19 tahun 2000 tentang Tunjangan Hakim
3. Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 2006 tentang Tunjangan Panitera
4. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2006 tentang Tunjangan Petugas
Pemasyarakat.
1. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2001 tentang Tungangan Kompesasi
Kerja Bagi Pegawai Negeri Yang Ditugaskan di Bidang Persandian
2. Peraturan Presiden No. 79 Tahun 2008 tentang Tunjangan Pengamanan
Persandian
3. Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2005 tentang Tunjangan Bahaya
Radiasi Bagi PNS di Lingkungan Badan Pengawas Tenaga.
4. Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2006 tentang
Tunjangan
52
Penyelenggaraan
Pemasyarakatan
Menurut
Tk.
Risiko
Bahaya
Tunjangan Perbaikan
Penghasilan
Tunjangan Umum
Bagi Pegawai Negeri Sipil Dil Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional .
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2000 tentang Pemberian Tunjangan
Perbaikan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri, Hakim Dan Pejabat Negara
5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum bagi
Pegawai Negeri Sipil
6. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-26/PB/2006 tentang Tata
cara pembayaran Tunjangan Umum Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Kepolisian Republik Indonesia, dan Anggota Tentara Nasional Indonesia
7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 18 tahun 2006
10
Tunjangan Beras
11
12
13
Tunjangan Pengabdian
Wilayah Terpencil
Nomor
34
Tahun
1996
yang
merupakan
14
Pembulatan
Oktober 1996
Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-2/A/522/0193 tanggal 7
Januari 1993 perihal Pembayaran Gaji Pokok Baru bagi Pegawai Negeri Sipil
15
Potongan IWP
16
Potongan Taperum
17
18
Makan Lembur
Uang Makan
Honorarium/Vakasi
Gaji Terusan
53
Tunjangan
Tambahan
Penghasilan
bagi
Pensiunan
21
Uang Tunggu
22
23
24
25
dinas
SKPP
26
Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil
54