Anda di halaman 1dari 17

Angsa dan Telur Emas

Dahulu kala, ada seorang petani yang memiliki seekor


angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani
tersebut mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah
menelurkan sebuah telur emas yang berkilauan.
Petani tersebut mengambil dan membawa telur-telur emas
tersebut ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu yang
singkat petani tersebut mulai menjadi kaya. Tetapi tidak lama
kemudian keserakahan dan ketidak-sabaran petani itu terhadap
sang Angsa muncul karena sang Angsa hanya memberikan
sebuah telur setiap hari. Sang Petani merasa dia tidak akan cepat
menjadi kaya dengan cara begitu.
Suatu hari, setelah menghitung uangnya, sebuah gagasan muncul
di kepala petani, gagasan bahwa dia akan mendapatkan semua
telur emas sang Angsa sekaligus dengan cara memotong sang
Angsa. Tetapi ketika gagasan tersebut dilaksanakan, tidak ada
sebuah telur yang dapat dia temukan, dan angsanya yang sangat
berharga terlanjur mati dipotong.
Barang siapa yang telah memiliki sesuatu dengan berlimpah, tetapi serakah dan menginginkan
yang lebih lagi, akan kehilangan semua yang dimilikinya.

Kura-kura dan Sepasang Itik


Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di
belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan
rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha. Ada yang
mengatakan bahwa dewa Jupiter telah menghukum kura-kura karena
kura-kura tersebut sangat malas dan lebih senang tinggal di rumah dan
tidak pergi ke pesta pernikahan dewa Jupiter, walaupun dewa Jupiter
telah mengundangnya secara khusus.
Setelah bertahun-tahun, si kura-kura mulai berharap agar suatu saat dia
bisa menghadiri pesta pernikahan. Ketika dia melihat burung-burung
yang beterbangan dengan gembira di atas langit dan bagaimana kelinci
dan tupai dan segala macam binatang dengan gesit berlari, dia merasa
sangat ingin menjadi gesit seperti binatang lain. Si kura-kura merasa
sangat sedih dan tidak puas. Dia ingin melihat dunia juga, tetapi dia
memiliki rumah pada punggungnya dan kakinya terlalu kecil sehingga
harus terseret-seret ketika berjalan.
Suatu hari dia bertemu dengan sepasang itik dan menceritakan semua
masalahnya.
"Kami dapat menolongmu untuk melihat dunia," kata itik

tersebut. "Berpeganglah pada kayu ini dengan gigimu dan kami akan
membawamu jauh ke atas langit dimana kamu bisa melihat seluruh
daratan di bawahmu. Tetapi kamu harus diam dan tidak berbicara atau
kamu akan sangat menyesal."
Kura-kura tersebut sangat senang hatinya. Dia cepat-cepat memegang
kayu tersebut erat-erat dengan giginya, sepasang itik tadi masing-masing

menahan kedua ujung kayu itu dengan mulutnya, dan terbang naik ke
atas awan.
Saat itu seekor burung gagak terbang melintasinya. Dia sangat kagum
dengan apa yang dilihatnya dan berkata:
"Kamu pastilah Raja dari kura-kura!"
"Pasti saja......" kura-kura mulai berkata.
Tetapi begitu dia membuka mulutnya untuk mengucapkan kata-kata
tersebut, dia kehilangan pegangan pada kayu tersebut dan jatuh turun ke
bawah, dimana dia akhirnya terbanting ke atas batu-batuan yang ada di
tanah.
Rasa ingin tahu yang bodoh dan kesombongan sering menyebabkan
kesialan

Monyet dan Unta Peniru


Pada suatu perayaan besar untuk menghormati sang Singa si Raja

Hutan, seekor monyet diminta untuk menari di depan hewan yang hadir
pada perayaan itu. Tarian sang Monyet begitu indahnya sehingga semua
hewan yang hadir menjadi senang dan gembira melihatnya.
Pujian yang didapatkan oleh sang Monyet membuat seekor unta yang
hadir menjadi iri hati. Dia sangat yakin bahwa ia bisa menari seindah
tarian sang monyet, bahkan mungkin lebih baik lagi, karena itu dia maju
ke depan menerobos kerumunan hewan yang menonton tarian monyet,
dan sang Unta mengangkat kaki depannya, mulai menari. Tapi unta yang
sangat besar itu membuat dirinya kelihatan konyol saat menendangnendangkan kakinya ke depan dan memutar-mutarkan lehernya yang
kaku dan panjang. Selain itu, sang unta sulit untuk menjaga agar tapak
kakinya yang besar tetap terangkat ke atas.
Akhirnya, salah satu tapak kakinya yang besar hampir mengenai hidung
sang Raja Hutan sehingga hewan-hewan yang jengkel melihat tingkah
sang Unta, mengusirnya keluar sampai ke padang gurun.
Jangan terlalu memaksa untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dapat
kamu lakukan.

Beruang dan Lebah


Seekor beruang menjelajahi hutan untuk mencari buah-buahan,

menemukan pohon tumbang di mana pada pohon tersebut terdapat


sarang tempat lebah menyimpan madu. Beruang itu mulai mengendusendus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk mencari
tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat
pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa
banyak madu. Lebah-lebah yang pulang tersebut, tahu akan maksud
sang Beruang dan mulai terbang mendekati sang Beruang,
menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke dalam lubang
batang pohon.
Beruang tersebut menjadi sangat marah dan seketika itu juga, loncat ke
atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan
sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat seluruh kawanan lebah yg
berada dalam sarang, keluar dan menyerang sang Beruang. Beruang
yang sial itu akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan
dirinya dengan cara menyelam ke dalam air sungai.

Terkadang lebih bijaksana untuk berdiam diri menahan derita dari satu luka
daripada menambah banyak luka karena mengamuk

Anda mungkin juga menyukai