Tiada kata yang layak penulis ucapkan selain puji syukur kehadirat Allah
SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulisan makalah ini
mengenai Ratifikasi Perjanjian HAM Internasional dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini, tidak jarang penulis menemukan kesulitankesulitan yang mendasar, namun kekurangan itu dapat teratasi dengan tersedianya
Teknologi informasi yang begitu canggih, serta motivasi dan dukungan dari
berbagai pihak, kesulitan-kesulitan itu akhirnya dapat diatasi. Maka dari itu,
penulis menyampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
Makalah ini, disusun oleh penulis agar pembaca dapat memahami
perjanjian-perjanjian internasional khususnya HAM yang telah diikuti Indonesia,
serta produk hukum yang dihasilkan melalui ratifikasi yang dilakukan terhadap
perjanjian tersebut .
Meskipun demikian penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini penulis
sangat mengaharapkan masukan-masukan yang sifatnya membangun dari semua
pihak. Harapan penulis, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi kita semua sebagai insan akademik.
Makassar, 30 September 2015
PENULIS
Halaman | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................... 3
PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A.
Kesimpulan................................................................................. 12
B.
Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 13
Halaman | ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal, terlihat bahwa tujuan perjuangan rakyat Indonesia untu
mencapai kemerdekaan adalah untuk mewujudkan kehidupan kebangsaan
yang lebih baik di semua bidang termasuk bidang Hak Asasi Manusia.
Proklamasi semdiri, dipandang sebagai jembatan dan pintu gerbang
memasuki kehidupan kebangsaan yang mengerhakan segenap potensi
kehidupan individu dan social demi terciptanya kehidupan yang sejahtera dan
berkeadilan1.
Hak Asasi Manusia dipercayai memiliki nilai universal. Nilai universal
berarti tidak mengenal batas ruang dan waktu. Nilai universal ini yang
kemudian diterjemahkan dalam berbagai produk hukum nasional2. Bahkan
nilai universal ini dikukuhkan dalam berbagai instrumen internasional,
termasuk perjanjian internasional di bidang HAM. Seperti International
Covenant on Civil and Political Rights3 International Covenant on Economic,
Social and Cultural Rights4, International Convention on the Elimination of
all Forms of Racial Discrimination5 dan lain-lain.
Sebenarnya tidak ada satu ketentuan pun, baik hukum nasional maupun
hukum internasional yang mewajibkan negara meratifikasi konvensi
internasional. Majelis Umum PBB hanya mengimbau agar negara anggotanya
1
Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan Peradilan Tata
Usaha Negara Di Indonesia, Liberty: Yogyakarta, 1997, hal. 14.
Wahyu Nugroho, Konsistensi Pemerintah Indonesia dalam Political Will pasca
keikutsertaan ratifikasi Perjanjian Internasional bidang HAM, Jurnal Hukum, Vol XXVIII,
No. 2, Desember 2012, hal 3.
Diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 1999 tentang pengesahan
international convention on the elimination of all forms of racial discrimination 1965
(Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965).
Diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2005 Tentang Pengesahan
International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional
tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya).
Diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2005 tentang pengesahan
International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hakhak Sipil dan Politik).
Halaman | 1
Indonesia ?
2. Apa sajakah pembatasan dalam aliran yang di ratifikasi terkait
perjanjian Internasional mengenai HAM (Reservasi/ Deklarasi) ?
3. Apa sajakah implementasi dalam perundang-undangan yang mengatur
mengenai HAM ?
C. Tujuan
1.
2.
Indonesia
Untuk mengetahui pembatasan dalam aliran yang di ratifikasi terkait
3.
Halaman | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perjanjian HAM Internasional yang telah diterima Indonesia
Ratifikasi perjanjian Internasional mengenai HAM berlaku di
Indonesia melalui Undang-undang dan Keputusan Presiden. Berbagai
perjanjian HAM Internasional yang telah diterima Indonesia diantaranya:
1. Konvensi
Penghapusan
Segala
Bentuk
Diskriminasi
terhadap
ini
telah
menjadi
instrumen
internasional
yang
mengatur
mengenai
pembentukan
Komite
Penghapusan
Halaman | 3
Menentang
Penyiksaan
dan
Perlakuan
atau
Halaman | 4
4. Konvensi
Penghapusan
Segala
Bentuk
Diskriminsasi
Rasial
Penghapusan
Diskriminasi
Rasial,
yang
mengawasi
pelaksanaannya.
5. Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(International Covenant on Economic, Social dan Cultural Rights)
Kovenan ini mulai berlaku pada Januari 1976. Indonesia melalui
UU
No.
11 tahun
2005
mengesahkannya. Alasan
perlunya
Halaman | 5
Hak-hak dalam DUHAM diatur secara lebih jelas dan rinci dalam
Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang mulai
berlaku secara internasional sejak Maret 1976. Konvenan ini mengatur
mengenai:
a. Hak hidup;
b. Hak untuk tidak disiksa, diperlakukan atau dihukum secara kejam,
tidak manusiawi atau direndahkan martabat;
c. Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi;
d. Hak untuk tidak dipenjara semata-mata atas dasar ketidakmampuan
memenuhi kewajiban kontraktual;
e. Hak atas persamaan kedudukan di depan pengadilan dan badan
peradilan; dan
f. Hak untuk tidak dihukum dengan hukuman yang berlaku surut
dalam penerapan hukum pidana.
Kovenan ini telah disahkan oleh lebih dari 100 negara di dunia.
Indonesia turut mengaksesinya 6[1] atau pengesahannya melalui
Undang-Undang No. 12 tahun 2005, sehingga mengikat pemerintah
beserta aparatnya. Pelaksanaan Kovenan ini diawasi oleh Komite Hak
Asasi Manusia.
B. Pembatasan dalam aliran yang di ratifikasi terkait perjanjian
Internasional mengenai HAM (Reservasi/ Deklarasi)
Pembatasan- pembatasan dalam Proses ratifikasi perjanjian
Internasional mengenai HAM dapat melalu 2 cara yaitu proses Reservasi
dan Deklarasi. Beberapa produk hukum hasil ratifikasi diantaranya :
1. Undang-undang Republik Indonesia No 12 tahun 2005 tentang
Pengesaham International Convenant on Civil and Political Rights
(Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik).
Halaman | 6
Treatment
or
Punishment
(Konvensi
Menentang
Halaman | 7
perselisihan
di
antara
Negara
Pihak
kepada
Mahkamah
Internasional
tentang
Penghapusan
Segala
Bentuk
Konvensi
Mengenai
Penghapusan
Segala
Bentuk
Halaman | 8
Segala
Bentuk
Diskriminasi
terhadap
Wanita
pelaksanaan
perlindungan
dan
hak-hak
asasi
penegakkan
manusia
hak-hak
dan
asasi
meningkatkan
manusia
guna
Halaman | 10
Halaman | 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perjanjian HAM Internasional yang telah diterima Indonesia diantaranya :
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against
Women), Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child),
Konvensi Menentang Penyiksaan (Convention against Torture and Other
Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment), Konvensi
Penghapusan
Segala
Bentuk
Diskriminsasi
Rasial
(International
Halaman | 12
Halaman | 13
DAFTAR PUSTAKA
Di
unduh
dari
Jurnal
Halaman | 14