Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Pengetahuan Tentang Menstruasi
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 86 orang responden lebih dari
setengah memiliki pengetahuan yang tinggi tentang menstruasi yaitu sebanyak 53
orang (61,6%).
Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita dimana terjadi
perubahan-perubahan siklus dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk
kehamilan. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus
yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma. Siklus menstruasi terjadi sekitar 28 hari. Panjang siklus haid yang
normal adalah 25-35 hari. Lamanya haid normal antara 3-6 hari, ganti pembalut 25 pembalut perhari, sedangkan jumlah darah yang keluar rata-rata 33 lebih kurang
16 cc dan (Marimbi, 2011).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wahyuni (2012)
yang berjudul Tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi pada siswi
kelas VIII di SMPN 2 Wonosegoro Boyolali Tahun 2012 didapat hasil bahwa
tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi pada siswi kelas VIII di
SMPN 2 Wonosegoro Boyolali tahun 2012 terbanyak pada berpengetahuan cukup
yaitu sebanyak 21 siswi (58,33%). Pengetahuan siswi tentang menstruasi dapat
diperoleh melalui pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman, membaca
materi tentang menstruasi melalui media cetak seperti majalah, leaflet, buku
tentang kesehatan atau media elektronik. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Faktorfaktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah pendidikan, informasi atau media massa, lingkungan
pengalaman, usia, sosial, budaya dan ekonomi (Budiman, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian banyak responden yang memiliki pengetahuan


yang tinggi dikarenakan responden telah mendapatkan informasi tentang
menstruasi, terutama informasi yang didapatkan dari orangtua dan teman,
walaupun bisa saja beberapa informasi yang diperoleh responden dari teman
sebaya tidak selalu benar, bahkan tidak semua orangtua memberikan informasi
yang memadai kepada putrinya.
Namun demikian dari hasil pengumpulan data dapat dilihat responden
sebagiannya memiliki pengetahuan yang tinggi tentang menstruasi dikarenakan
sebagian besar responden pernah mendengar tentang menstruasi sebanyak 83 orang
,responden tahu dengan cairan yang keluar pada saat menstruasi sebanyak 78
orang, responden juga mengetahui tentang apa itu haid pertama sebanyak 79 orang
dan lebih dari separo responden mengetahui tentang pengertian menstruasi
sebanyak 70 orang, responden mengetahui tentang tanda-tanda dari menstruasi
pertama sebanyak 73 orang, responden juga mengetahui perubahan fisik yang
terjadi pada dirinya pada saat menstruasi pertama baik itu perubahan primer
maupun perubahan sekunder sebanyak 51 orang, responden mengetahui umur
berapa wanita mulai mengalami haid pertama, mengetahui berapa lama menstruasi
yang normal pada wanita sebanyak 59 orang, mengetahui tentang apa yang terjadi
jika alat kelamin kita lembab sebanyak 50 orang.
Pengetahuan yang tinggi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
sumber informasi yang didapatkan oleh remaja putri tentang menstruasi lebih
banyak sehingga akan mempengaruhi seseorang memiliki pengetahuan yang
luas.

2. Kesiapan Menghadapi Menarche

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 86 orang responden lebih dari
setengah mengatakan siap dalam menghadapi menarche yaitu sebanyak 50 orang
(58,1%).
Chaplin (2011) menurut kamus psikologi kesiapan adalah tingkat
perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk
mempraktikkan sesuatu(Fitkarida, 2014). Kesiapan menghadapi

menstruasi

pertama (menarche) adalah keadaan yang menujukkan bahwa seseorang siap


untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya menstruasi
pertama (menarche), yang keluar dari tempat khusus wanita pada saat
menginjak usia sepuluh sampai enam belas tahun, yang terjadi secara
periodik (pada waktu tertentu) dan siklik (berulang-ulang). Hal ini ditandai
dengan adanya pemahaman yang mendalam tentang proses menstruasi
sehingga siap menerima dan mengalami menstruasi pertama (menarche)
sebagai proses yang normal (Fajri & Khairani, 2011).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Nurngaini
(2003) yang berjudul Kesiapan Remaja Putri Sekolah Dasar Dalam Menghadapi
Menarche Dini Studi Kualitatif Pada Siswa Sd Islam Al Azhar 14 Semarang
Tahun 2002 didapat hasil bahwa subjek yang siap menghadapi menarche
disebabkan oleh informasi yang cukup, reaksi positif, dukungan orangtua dan
saudara yang sudah menstruasi. Secara emosional kesiapan anak dalam
menghadapi menarche menunjukkan bahwa hampir semua perasaan subjek
mengalami cemas, bingung, takut dan deg-degan.
Berdasarkan hasil penelitian banyak responden yang mengatakan siap
dikarenakan pengetahuan responden yang sudah baik serta informasi yang
didapat sudah baik sehingga menimbulkan kesiapan yang positif pada diri
mereka. Karena dalam menarche kesiapan sangat penting bagi remaja putri.

Kesiapan ini akan menjadikan remaja putri lebih dapat mengontrol emosinya
ketika mengalami menarche. Terlebih lagi remaja putri yang siap dengan
datangnya menarche akan memperhatikan personal hygienenya. Berbeda dengan
remaja putri yang tidak siap dengan menarche yang akan dialaminya akan acuh
tak acuh karena merasa jijik dengan menarche yang dialaminya, sehingga
mengakibatkan infeksi alat reproduksi. Infeksi ini mempunyai dampak seumur
hidup seperti kemandulan yang konsekuensinya adalah menurunnya kualitas
hidup individu yang bersangkutan.
Dari hasil pengumpulan data didapatkan lebih dari setengah responden
mengatakan siap menghadapi menarche dikarenakan responden mengatakan
kebersihan alat kelamin sebaiknya selalu dijaga pada saat menstruasi sebanyak 82
orang, responden mengatakan menstruasi sebagai suatu hal yang tabu kematangan
diri saya sebagai wanita sebanyak 78 orang, mengatakan dirinya menjadi dewasa
jika mengalami menstruasi sebanyak 76 orang, responden juga mengatakan lebih
mengurangi aktivitas yang berat ketika belum mengalami menstruasi sebanyak 72
orang, responden tidak menganggap menstruasi itu sebagai suatu penyakit, tidak
takut atau bingung menghadapi menstruasi pertamanya nanti sebanyak 56 orang,
responden tidak menganggap menstruasi sebagai suatu hal yang merepotkan
sebanyak 51 orang dan responden tidak menganggap menstruasi yan akan terjadi
sebagai suatu hal yang kotor.
B. Analisa Bivariat
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 53 orang responden yang
memiliki

pengetahuan yang tinggi terdapat 45 orang (84,9%) siap menghadapi

menarche, dan 8 orang (15,1%) yang tidak siap menghadapi menarche. sedangkan
dari 33 orang responden yang memiliki pengetahuan yang rendah terdapat 28 orang

(84,8%) tidak siap menghadapi menarche dan 5 orang (15,2%) siap menghadapi
menarche.
Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,000 (p 0,05) yang
berarti Ha diterima sehingga hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan
pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi
kelas IV dan V di SDN 04 Birugo Bukittinggi Tahun 2015.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Puspita (2008)yang
berjudul Hubungan pengetahuan dan sikap murid SD kelas VI dengan kesiapan
menghadapi menarche di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo tahun 2008 didapat
hasil bahwa variabel pengetahuan dan sikap memiliki p = 0.000, sehingga dapat
dikatakan bahwa kedua variabel independen tersebut memlliki hubungan bermakna
dengan kesiapan menghadapi menarche. Kesimpulan bahwa pengetahuan dan sikap
ada hubungan yang bermakna dengan kesiapan menghadapi menarche. Oleh karena
itu, disarankan kepada orangtua, petugas kesehatan, guru dapat memberikan bekal
pengetahuan dan bagaimana bersikap untuk lebih siap menghadapi menarche kepada
anaknya, anak didiknya sebagai penerus generasi bangsa yang sadar akan pentingnya
kesehatan reporduksi.
Adapun penelitian lainnya adalah penelitian yang telah dilakukan Hastuti (2012)
yang berjudul pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
remaja dalam kesiapan menghadapi menarche di SMPN 3 Sragen dengan hasil
penelitian yang didapatkan adalah 1). ada perbedaan pengetahuan remaja antara
kelompok perlakuan dengan kelompok control tentang menarche, yang ditunjukkan
dengan harga t hitung sebesar 2,116 dengan nilai signifikansi sebesar 0,038 (p < 0,05).
2). Ada perbedaan sikap remaja antara kelompok perlakuan dengan kelompok control
dalam kesiapan menghadapi menarche, yang ditunjukkan oleh harga t hitung sebesar
8,857 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelompok siswi yang mendapatkan pendidikan kesehatan memiliki

pengetahuan yang lebih baik tentang menarche jika dibandingkan dengan kelompok
siswi yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan dan kelompok siswi yang
mendapatkan pendidikan kesehatan memiliki sikap yang lebih matang dalam
menghadapi menarche jika dibandingkan dengan kelompok siswi yang tidak
mendapatkan pendidikan kesehatan.
Ini berarti bahwa pengetahuan tentang menstruasi sangat erat hubungannya
dengan kesiapan dalam menghadapi menstruasi. Menurut Santrock (2003), agar anak
perempuan dapat melewati masa menarche yang baik, maka diperlukan peran
orangtua dalam memberikan pengetahuan kepada anak perempuannya tentang
menstruasi. Pengetahuan yang diberikan dapat berupa pengertian, tanda dan gejala,
siklus menstruasi, gangguan menstruasi dan perawatan kebersihan diri saat
menstruasi.
Menurut peneliti, pendampingan dan pemberian informasi yang benar tentang
menstruasi sangat diperlukan karna bisa saja anak mendapat informasi yang salah
tentang menstruasi sehingga akan mempengaruhi kesiapan anak dalam menghadapi
menstruasi. Apalagi dengan mudahnya akses informasi yang didapatkan terutama
dari internet yang informasinya tidak selalu benar, dan juga teman sebaya yang belum
terlalu mempunyai pengalaman cukup terkait dengan menstruasi. Dari hasil
pengumpulan data dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi
terdapat 45 orang siap menghadapi menarche dikarenakan responden telah
mendapatkan informasi tentang menstruasi terutama informasi yang didapat dari
orangtua dan teman. Karena lebih banyak informasi yang didapatkan tentang
menstruasi maka semakin luas pengetahuan seseorang . pengetahuan responden yang
sudah baik serta informasi yang didapat sudah baik maka akan menimbulkan kesiapan
yang positif pada diri mereka. Begitu juga dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak
8 orang tapi tidak siap menghadapi menarche. Hal ini disebabkan karena responden

merasa malu dengan perubahan fisik yang terjadi pada dirinya seperti pinggul menjadi
bertambah lebih lebar dan bulat, payudara membesar, tumbuhnya rambut kemaluan,
kulit menjadi lebih kasar dan lebih tebal, otot semakin besar, dan suara menjadi lebih
merdu. Sedangkan dari 28 orang responden memiliki pengetahuan yang rendah dan
mengatakan tidak siap menghadapi menarche dan 5 orang siap menghadapi menarche.
Hal ini disebabkan karena responden belum mendapatkan pengetahuan dan informasi
yang benar tentang menstruasi sehingga

memiliki informasi yang salah tentang

menstruasi, bahkan cenderung mengkaitkan menstruasi dengan sesuatu yang negatif.


Ketidaktahuannya anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit untuk
menerima menarche (Budiatuti, 2012).

Anda mungkin juga menyukai