Anda di halaman 1dari 13

SEPSIS

DEFINISI
Systemicinflammatoryresponsesyndrome
adalahpasienyangmemilikiduaataulebihdari
kriteriaberikut:
1.Suhu>38Catau<36C
2.Denyutjantung>90denyut/menit
3.Respirasi>20/menitatauPaCO<32mmHg
4.Hitungleukosit>12.000/mmatau>10%selimatur
SepsisadalahSIRSditambahtempatinfeksiyangdiketahui.MeskipunSIRS,sepsis
dansyok
sepsisbiasanyaberhubungandenganinfeksibakteri,tidakharusterdapatbakteriemia.
Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan
hipoperfusi,atauhipotensi.Kelainanhipoperfusimeliputi:
1.Asidosislaktat
2.Oliguria
3.Atauperubahanakutpadastatusmental
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis berdasarkan Surviving Sepsis Campaign 2012:
respons inflamasi sistemik pada keadaan atau akibat infeksi, berupa kumpulan
manifestasi klinis yang ditandai dengan minimal 2 dari 4 kriteria berikut, salah
satunya harus berupa suhu tubuh atau jumlah leukosit yang abnormal:
a.
suhu tubuh >38 C atau < 36 C
b. takikardi, yaitu frekuensi denyut jantung >2SD menurut usia tanpa adanya
rangsang eksternal, obat-obatan, atau rangsang nyeri; atau peningkatan
frekuensi denyut jantung menetap lebih dari 0,5 jam-4 jam yang tidak dapat
dijelaskan ATAU untuk anak <1 tahun adalah bradikardia, yaitu frekuensi
jantung <persentil 10 sesuai usia tanpa adanya refleks vagal, obat, atau penyakit
jantung bawaan; atau depresi menetap lebih dari 0,5 jam yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya
c. rerata frekuensi pernapasan >2SD di atas normal berdasarkan usia atau
penggunaan ventilasi mekanik pada proses akut yang tidak berhubungan
dengan penyakit neuromuskuler atau pada pasien yang mendapatkan anestesi
umum
d. jumlah leukosit meningkat atau menurun berdasarkan usia atau jumlah sel
neutrofil imatur >10%
Tabel 1. Nilai normal sesuai usia
Usia

Takikardi
(x/menit)

Bradikardi
(x/menit)

Frekuensi
napas
(x/menit)

Hitung jenis
lekosit
(x 103 /mm3 )

Tekanan darah
sistolik
(mmHg)

Bayi
baru
lahir

>180

<100

>50

>34

<65

Neonatus

>180

<100

>40

>19,5 atau <5

<75

Bayi

>180

<90

>34

>17,5 atau <5

<100

Dalam menentukan diagnosis, ketiga faktor berupa faktor resiko, gambaran klinik
serta pemeriksaan penunjang perlu dipertimbangkan saat menghadapi pasien karena
salah satu faktor saja tidak mungkin dipakai sebagai pegangan dalam menegakkan
diagnosis pasien
Anamnesis: adanya tanda dan gejala infeksi, faktor resiko sepsis serta tanda SIRS
merupakan indikator untuk melakukan elaborasi lebih lanjut sepsis neonatal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : - pada sepsis awitan dini janin yang
terkena infeksi mungkin menderita takikardi, lahir dengan
asfiksia, dan memerlukan resusitasi karena nilai Apgar
yang rendah
- suhu tubuh tidak normal, letargi atau lunglai, mengantuk,
aktivitas berkurang
- malas minum (sebelumnya minum dengan baik), iritabel
atau rewel
- kondisi menurun secara cepat
- perubahan
status
mental
(termasuk
iritabilitas/
letargi/mengantuk)
Tanda-tanda vital : - takikardia
- takipnu
- hipertermia (>38,5C)
- hipotermia (<36C)
Tanda-tanda sepsis berat atau syok sepsis
1. Sepsis berat adalah keadaan sepsis dan hipoperfusi organ (peningkatan kadar
serum laktat, oliguria, perpanjangan CRT, penurunan status mental) ATAU
yang disertai disfungsi organ (organ kardiovaskular ATAU gangguan napas
akut ATAU terdapat gangguan dua organ lain seperti gangguan neurologi,
hematologi, urogenital, dan hepatologi)
2. Syok sepsis terjadi apabila bayi masih dalam keadaan hipotensi walaupun
telah mendapatkan cairan adekuat.
PEMERIKSAANPENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada satupun pemeriksaan penunjang yang dapat dipakai sebagai pegangan
tunggal dalam diagnosis pasti pasien sepsis.
Gold standard : Biakan darah

Kelemahan:
1. Hasil pemeriksaan membutuhkan waktu minimal 3-5 hari
2. Hasil biakan dipengaruhi oleh pemberian antibiotik sebelumnya
3. Kemungkinan kontaminasi kuman nosokomial
4. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan tergantung dari jumlah bahan
pemeriksaan
- Sampel darah 1 ml => sensitivitas dan spesifisitas berkurang sekitar 3040%
- Sampel darah 3 ml => sensitivitas dan spesifisitas meningkat sampai 7080%
Pemeriksaan hematologi
1) Leukosit: lekositosis (>20.000) atau lekopenia (<5.000)
2) Rasio antara neutrofil imatur dan neutrofil total [rasio I/T] > 0,2;
sensitivitas 60-90% (dapat ditemukan pada 60% pasien)
3) Trombositopenia (dapat ditemukan pada 10-60% pasien)
C-reactive protein (CRP), yaitu protein yang timbul pada fase akut kerusakan
jaringan. Merupakan pemeriksaan yang tidak spesifik.
4) Nilai normal <0,5 mg/dl. Peningkatan CRP secara serial setiap 12 jam
merupakan hal yang sangat sensitif, 97-100% bayi dengan sepsis
menunjukkan peningkatan CRP
5) Laju Endap Darah (LED)
LED dan CRP dapat bermanfaat jika disertai dengan pemeriksaan hitung
jenis lekosit. Nilai normal:
- pada dua minggu pertama kehidupan, nilai normal dihitung sebagai usia
bayi dalam hari tambah 3 [Usia (dalam hari) + 3]
- setelah usia 2 minggu, nilainya adalah 10-20 ml/jam
Pemeriksaan kimia darah
Gula Darah Sewaktu
Kadar serum laktat
Kadar elektrolit (natrium, kalium, kalsium)
PENATALAKSANAAN
Manajemen awal:
Paediatric Sepsis 6 be performed within 1 hour
GET 3
GIVE 3
1. Pemasangan akses IV
1. Pemberian oksigen aliran tinggi
untuk mengambil sampel darah
Biakan darah
gula darah (terapi jika gula
darah rendah)
Analisa Gas Darah (+hitung
darah lengkap, serum laktat,
dan CRP sebagai data awal)
2. Pengukuran urine output
2. Pemasangan akses IV
Pertahankan urine output
untuk mengembalikan volume
1mg/kgBB/jam

3. Memberi pelaporan keadaan


pasien ke DPJP

sirkulasi
titrasi cairan isotonik
10ml/kgBB selama 5-10 menit
(ulangi 2 kali jika diperlukan)
waspada kelebihan cairan
pertimbangkan pemberian
adrenalin (0,3mg/kg dalam 50
ml D5%) atau dopamin jika
parameter fisiologi tidak
kembali normal setelah
pemberian 40ml/kgBB cairan
isotonis
3. Pemberian antibiotik empiris
spektrum luas secara IV dalam
kurun waktu 1 jam

Pemberian Antibiotik
Tujuan : eliminasi kuman
Pemberian antibiotika secara empiris dalam kurun waktu satu jam setelah
diagnosis sepsis ditegakkan dengan memperhatikan pola kuman penyebab yang
sering ditemukan di rumah sakit
kultur darah sebelum pemberian antibiotik, namun tidak boleh sampai menunda
pemberian antibiotik. Segera setelah didapatkan hasil kultur darah, jenis
antibiotika yang dipakai disesuaikan dengan kuman penyebab dan pola
resistensinya
Pemberian antibiotik tanpa kultur disesuaikan dengan pola kuman yang
sejenis dan sensitif dengan rumah sakit terdekat
Pemeriksaan pungsi lumbal sangat dianjurkan dilakukan pada semua neonatus
suspek sepsis untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan adanya
komplikasi berupa meningitis
Terapi empirik pada sepsis neonatal awitan dini
Dosis

Interval

Durasi
pengobatan

Ampisulbactam 150
mg/kg/dosis

Ampisulbactam:
q 12 jam jika bayi <7 hari
q 8 jam jika >7 hari

pada sepsis yang


didiagnosis
secara klinis,
10-14 hari

Situasi khusus:
a) tidak ada perbaikan
klinis/terjadi perburukan
walaupun telah diberikan
antibiotik empiris lini pertama

a) pertimbangkan pemberian
meropenem, aztreonam,
cefoperazone-sulbactam

b) wabah infeksi yang terjadi


secara tiba-tiba

b) tergantung dari organisme


yang diduga/menyebabkan
wabah
Catatan: berikan semua obat melalui IV

Terapi empirik pada sepsis neonatal awitan lambat


Dosis

Interval

Durasi
pengobatan

Ampisulbactam 150
mg/kg/dosis

Ampisulbactam:
q 12 jam jika bayi <7 hari
q 8 jam jika >7 hari

pada sepsis yang


didiagnosis
secara klinis,
10-14 hari

Catatan: berikan semua obat melalui IV

DAFTARPUSTAKA
1. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Sepsis pada bayi baru
lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, editor.
Buku ajar neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010. p.17085.
2. Escobar GJ, Li DK, Armstrong MA, et al. Neonatal sepsis workups in infants
>/= 2000 grams at birth: A population-based study. Pediatrics. 2000; 106:25663. (PMID: 10920148).
3. Edwards MS. Treatment and outcome of sepsis in term and late term preterm
infants. UpToDate Online v. 18.2. Accessed November 1st, 2010.
4. Gupte S. Neonatal septicemia: current concepts. In: Gupte S, editor. Recent
advances in pediatrics: special volume 12 neonatal emergencies. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publishers; 2003. p.264.
5. Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, Annane D, Gerlach H, Opal SM, et al.
Surviving Sepsis Campaign. International guidelines for management of severe
sepsis and sepsis shock: 2012. Society of Critical Care Medicine and The
European Society of Intensive Care Medicine 2013 [Internet]. 2013 Feb [cited
2015 April 28]; 41(2): 565, 613-35.
6. National Clinical Effectiveness Committee. Sepsis management: national
clinical guideline no.6. 2014.
7. Stony Brook Medicine. Severe sepsis/septic shock recognition and treatment
protocols. 2013.
8. Adapted from American Academy of Pediatrics. Group B Streptococcal
Infections. In: Red Book: 2009 Report of the Committee on Infectious Diseases,
28th ed, Pickering, LK (Ed), American Academy of Pediatrics, Elk Grove
Village, IL 2009. p. 628.
9. JNPK-KR. Paket pelatihan pelayanan obstetri dan neonatal emegensi
komprehensif (ponek): asuhan neonatal esensial. 2008.
10. Pudjiadi AH, Malisie RF, Somasetia DH. Sepsis dan surviving sepsis campaign
2012. Dalam: Pudjiadi AH, Malisie RF, Somasetia DH, editor. Lokakarya gawat
darurat pediatri: tatalaksana sepsis berat dan syok septik pada anak. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2014. p.3-18.
11. Kosim MS, Surjono A, Setyowireni D. Tanda dan temuan ganda: kemungkinan
besar sepsis. Dalam: Kosim MS, Surjono A. Setyowireni D, editor. Dalam: Buku
panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan, dan perawat di
rumah sakit. Jakarta:IDAI (UKK Perinatologi) MNH-JHPIEGO Depkes RI. p.
15-20.

Anda mungkin juga menyukai