Anda di halaman 1dari 9

V.

Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum anatomi mencit (Mus musculus)
adalah sebagai berikut:
1.

Inspectio
1
2
3
4
5
6
7

Keterangan :
1. Rongga mulut (rima oris)
2. Mata (oculus)
3. Daun telinga (auriculae)
4. Kaki depan (pedites
anterior)
5. Badan (truncus)
6. Kaki belakang (pedites
posterior)
7. Ekor (caudal)

2. Sectio
a) System Pernapasan (Respiratorium)
Keterangan :
1
2
3

b. Sistem pencernaan (Digestorium)

1. Paru-paru kanan
(right pulmo)
2. Paru-paru (pulmo)
3. Paru-paru kiri (left
pulmo)

Keterangan :

1. Mulut ((cavum oris)


2. kerongkongan
(esophagus)
3. Lambung
(ventriculus)
4. Usus Halus
(intestinum tennue)
5. Usus besar
(intestinum
crassum)
6. Kloaka (cloaca)

4. Usus halus
((intestinum

tennue

c. Sistem peredaran darah (Cardiovasculare)

Keterangan :
1. Jantung (cor)

d. Sistem ekskresi (Uropoetica)

Keterangan :

VI. PEMBAHASAN

1. Hati (hepar)
2. Ginjal (ren)
3. Kloaka (cloaca)

Secara umum mencit (Mus musculus L.) merupakan hewan pengerat


yang termasuk ke dalam kelas familia yang menggunakan gigi seri untuk
mengerat. Mencit (Mus musculus L.) memiliki kaki yang berjumlah dua
pasang satu pasang terletak di depan (pedites anterior) yang berfungsi
sebagai tangan dan kaki sepasang di belakang (pedites posterior) berfungsi
sebagai kaki. Tangan atau kaki depan lebih pendek dari pada kaki belakang.
Mencit secara section memiliki organ-organ yang membentuk suatu sistem
yang melakukan fungsi tertentu. Antara rongga perut dan rongga dada pada
mencit (Mus musculus L.) dibatasi oleh selaput tipis yang disebut diafragma.
Jantung atau core dibagi oleh dua septum antriorum, dan septum
ventriculorum yang masing-masing bagian terdiri atas satu antrium atau bilik
dan satu serambi. Jantung terletak di dalam suatu kandungan yang
dindingnya terbentuk oleh perikardium atau selaput pembungkus jantung.
Ginjal (ren) merupakan organ ekskresi utama yang sangat penting
untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, termasuk zat- zat
toksik yang tidak sengaja masuk ke dalam tubuh. Akibatnya ginjal
menjadi salah satu organ sasaran utama dari efek toksik. Urin sebagai
jalur utama ekskresi, dapat mengakibatkan ginjal memiliki volume darah
yang tinggi, mengkonsentrasikan toksikan pada filtrat, membawa toksikan
melalui sel tubulus dan mengaktifkan toksikan tertentu (Guyton, 1995).
Ginjal (ren) terletak pada bagian dorsal dari rongga abdominal pada
tiap sisi dari aorta dan vena kava, tepat pada posisi ventral terhadap beberapa
vertebra lumbal yang pertama. Ginjal (ren) dikatakan retroperitoneal, artinya

terletak di luar rongga peritoneal (Frandson, 1992). Ginjal (ren) kanan


terletak sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena besarnya lobus
hepatis kanan. Secara mikroskopis, sebuah ginjal dengan potongan
memanjang memberi dua gambaran dua daerah yang cukup jelas. Daerah
perifer/tepi yang beraspek gelap disebut korteks, dan selebihnya yang agak
cerah disebut medulla, berbentuk piramid terbalik.

Secara mikroskopis,

korteks yang gelap tampak diselang dengan interval tertentu oleh jaringan
medulla yang berwarna agak cerah, disebut garis medulla (medullary rays).
Substansi korteks di sekitar garis medulla disebut labirin korteks. Medulla
tampak lebih cerah dan tampak adanya jalur-jalur yang disebabkan oleh bulubulu kemih yang lurus dan pembuluh darahnya (Hartono, 1992).
Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium dan saluran
reproduksi betina dan alat penggantungnya. Pada mamalia dilengkapi
organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar. Saluran kelamin terdiri dari
tuba fallopii (oviduk), tanduk rahim (koruna uteri), badan rahim
(korpus uteri), leher rahim (servik uteri), vagina dan vulva. Ovarium dan
saluran kelamin pada mamalia berhubungan antara satu dengan yang lain
dan

melekat

pada

dinding

tubuh

yang

penggantungnya. Ovarium terdiri atas daerah


beberapa

dipertautkan

oleh

alat

medulla, mengandung

pembuluh darah dan sedikit jaringan penyambung dibagian

korteks, di mana terutama mengandung folikel-folikel

ovarium, yang

mengandung oosit. Tidak terdapat batas yang jelas antara daerah


korteks dan medulla. Folikel-folikel ovarium tertanam dalam stroma korteks.

Dapat dibedakan tiga jenis yaitu folikel-folikel primordial, folikel-folikel


yang sedang tumbuh, dan folikel-folikel Graaf (Santoso, 2006).
Berdasarkan pengamatan secara inspectio, badan mencit (Mus musculus
L.) tertutup oleh bulu dan berkaki empat sehingga dimasukkan ke dalam
golongan tetrapoda (berkaki empat). Caput terdapat alat-alat berupa rima
oris terdiri dari labium superius (bibir atas), labium inferius (bibir bawah)
nares, organon visus, auriculae (daun telinga), dan porus acusticus externus
(lubang telinga luar). Truncus terdiri atas thorax (dada), dorsum (punggung),
abdomen (perut), glutea (pantat), perineum (daerah antara alat kelamin luar
dan anus) dan caudal (ekor). Sistem pernapasan (respiratorium) utama pada
mamalia adalah paru-paru. Paru-paru terletak di dalam rongga dada di atas
diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut) dan dilindungi oleh
tulang dada dan tulang rusuk. Paru-paru ada 2 yaitu paru-paru kanan yang
mempunyai 3 gelambir (atas, tengah, bawah) dan paru-paru kiri yang
mempunyai 2 gelambir (atas dan bawah). Paru-paru dibungkus oleh selaput
tipis disebut pleura dan diantara 2 selaput tipis pembungkus paru-paru ada
cairan getah bening atau limfa berfungsi untuk melindungi paru-paru dari
gesekan ketika berkembang kempis.
Sistem kardiovaskuler pada mencit berupa jantung (cor). Jantung (cor)
adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat
pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak
berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung.
Jantung (cor) adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran

darah. Secara internal, jantung (cor) dipisahkan oleh sebuah lapisan otot
menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua
pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua
rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung (cor). Jantung (cor) terdiri dari
empat rongga, serambi kanan dan kiri dan bilik kanan dan kiri. Dinding
serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus
melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan
memerlukan gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar,
khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang
memiliki pembuluh darah. Tiap serambi dan bilik pada masing-masing
belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi
kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga.
Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup
mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).
VII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum classis
mamalia, mencit (Mus musculus) dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Secara inspectio tubuh mencit (Mus musculus) terbagi atas caput terdapat
alat-alat berupa rima oris terdiri dari labium superius (bibir atas), labium
inferius (bibir bawah); nares, organon visus, auriculae (daun telinga), dan
porus acusticus externus (lubang telinga luar). Truncus terdiri atas thorax
(dada), dorsum (punggung), abdomen (perut), glutea (pantat), perineum
(daerah antara alat kelamin luar dan anus) dan caudal (ekor).

2. Secara sectio, sistem organ pada mencit (Mus musculus) terdiri atas
sistem pencernaan berupasaluran pencernaan (tractus digestivus) meliputi
rongga mulut (cavum oris), kerongkongan (esophagus), lambung
(ventriculus), usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum
crassum) dan anus(anal) serta kelenjar pencernaan (glandula digestoria)
meliputi hati (hepar), pankreas (pancreas) dan kantung empedu (vesica
fellea); sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung (cor); sistem pernapasan
terdiri atas paru-paru (pulmo) dan sistem reproduksi mencit betina berupa
ovarium dan jantan berupa testis.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Frandson, 1992, Pengaruh Lama Pemaparan Pb Terhadap Gambaran


Histologi Ginjal Mencit Putih (Mus musculus L), J. Matematika
dan Pengetahuan Alam, 10 (1). 4-5.
Guyton, A.C. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Edisi
3). Terjemahan P. Andrianto. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Hartono, 1992, Sistematika
Bandung.

Hewan Vertebrata, Penerbit Erlangga,

Santoso, H.B., 2006, Pengaruh Kafein terhadap Penampilan Reproduksi


dan Perkembangan Skeleton Fetus Mencit (Mus musculus L). J.
Biologi X: 39-48.

Anda mungkin juga menyukai