Anda di halaman 1dari 15

0bat Anti Jamur

Jamur adalah organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan,
dan ragi. Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh yang bisa
menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut atau vagina. Jamur yang paling umum menyebabkan
infeksi kulit adalah tinea. For example, tinea pedis ('athletes foot) . Infeksi umum yang ada
pada mulut dan vagina disebut seriawan. Hal ini disebabkan oleh Candida. Candida
merupakan ragi yang merupakan salah satu jenis jamur. Sejumlah Candida umumnya tinggal
di kulit.
Ada beberapa jenis obat-obatan antijamur
a. Antijamur cream
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain :
ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.
b. Antijamur peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-obatan ini tidak terserap
melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati infeksi Candida
(guam) pada mulut dan tenggorokan.
itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang diserap ke
dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur. Penggunaannya tergantung
pada jenis infeksi yang ada. example:
Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan
oleh jenis jamur tinea.
Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat digunakan
untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
c. Antijamur injeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-obatan
anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
Infeksi jamur dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.Infeksi jamur sistemik
- Amfoterisin B
- Flusitosin
- Ketokonazol
- Itakonazol
- Fluconazol
- Kalium Iodida
2.Infeksi jamur topikal (dermatofit dan mukokutan)

AMFOTERISIN B
Amfoterisin A dan B merupakan hasil fermentasi streptomyces nodosus.
Mekanisme kerja
Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur
sehingga membran sel bocor dan kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan
kerusakan yang tetap pada sel.
Salah satu penyebab efek toksik yang ditimbulkan disebabkan oleh pengikatan kolesterol
pada membran sel hewan dan manusia.
Resistensi terhadap amfoterisin B mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan reseptor
sterol pada membran sel.
Farmakokinetik
Absorbsi : sedikit sekali diserap melalui saluran cerna.
Waktu paruh kira-kira 24-48 jam pada dosis awal yang diikuti oleh eliminasi fase kedua
dengan waktu paruh kira-kira 15 hari, sehingga kadar mantapnya akan tercapai setelah
beberapa bulan setelah pemberian.
Ekskresi : obat ini melalui ginjal berlangsung lambat sekali, hanya 3 % dari jumlah
yang diberikan.
Efek samping
Infus : kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, menggigil, lesu, anoreksia, nyeri
otot, flebitis, kejang dan penurunan faal ginjal.
50% penderita yang mendapat dosis awal secara IV akan mengalami demam dan
menggigil.
Flebitis (-) menambahkan heparin 1000 unit ke dalam infus.
Asidosis tubuler ringan dan hipokalemia sering dijumpai pemberian kalium.
Efek toksik terhadap ginjal dapat ditekan bila amfoterisin B diberikan bersama
flusitosin.
Indikasi
Untuk pengobatan infeksi jamur seperti koksidioidomikosis, aspergilosis,
kromoblastomikosis dan kandidosis.
Amfoterisin B merupakan obat terpilih untuk blastomikosis.
Amfoterisin B secara topikal efektif terhadap keratitis mikotik.

Sediaan
Amfoterisin B injeksi tersedia dalam vial yang mengandung 50 mg bubuk
Dosis
Pada umumnya dimulai dengan dosis yang kecil (kurang dari 0,25 mg/kgBB) yang
dilarutkan dalam dekstrose 5 % dan ditingkatkan bertahap sampai 0,4-0,6 mg/kgBB
sebagai dosis pemeliharaan.
Secara umum dosis 0,3-0,5 mg/kgBB cukup efektif untuk berbagai infeksi jamur,
pemberian dilakukan selama 6 minggu dan bila perlu dapat dilanjutkan sampai 3-4
bulan
Flusitosin

Flucytosine (5-fluorocytosine) adalah primidin sintetis yang telah mengalami


fluorinasi
Mekanisme kerja
Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam
sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi 5Fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan langsung sintesis
DNA oleh metabolit fluorourasil
Farmakokinetik
Absorbsi : diserap dengan cepat dan baik melalui saluran cerna.Pemberian bersama
makanan memperlambat penyerapan tapi jumlah yang diserap tidak
berkurang. Penyerapan juga diperlambat pada pemberian bersama suspensi
alumunium
hidroksida/magnesium hidroksida dan dengan neomisin.
Distribusi :didistribusikan dengan baik ke seluruh jaringan dengan volume distribusi
mendekati total cairan tubuh.
Ekskresi : 90% flusitosin akan dikeluarkan bersama melalui filtrasi
glomeruludalam bentuk utuh, kadar dalam urin berkisar antara 200-500g/ml.
Kadar puncak dalam darah setelah pemberian per-oral dicapai 1-2 jam. Kadar ini lebih
tinggi pada penderita infusiensi ginjal.
Masa paruh obat ini dalam serum pada orang normal antara 2,4-4.8 jam dan sedikit
memanjang pada bayi prematur tetapi dapat sangat memanjang pada penderita
insufisiensi ginjal.
Efek samping
Dapat menimbulkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia, terutama pada
penderita dengan kelainan hematologik, yang sedang mendapat pengobatan radiasi
atau obat yang menekan fungsi tulang, dan penderita dengan riwayat pemakaian obat
tersebut.
Mual,muntah, diare dan enterokolitis yang hebat.
Kira-kira 5% penderita mengalami peninggian enzim SGPT dan SGOT, hepatomegali.
Terjadi sakit kepala, kebingungan, pusing, mengantuk dan halusinasi.

Indikasi
infeksi sistemik, karena selain kurang toksik obat ini dapat diberikan per oral.
Penggunaannya sebagai obat tunggal hanya diindikasikan pada kromoblastomikosis
Sediaan dan dosis
Flusitosin tersedia dalam bentuk kapsul 250 dan 500 mg
Dosis yang biasanya digunakan ialah 50-150 mg/kgBB sehari yang dibagi dalam 4
dosis.
Ketokonazol.
Mekanisme kerja
Seperti azole jenis yang lain, ketoconazole berinterferensi dengan biosintesis
ergosterol, sehingga menyebabkan perubahan sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan
membran.
Farmakokinetik

Absorbsi
: diserap baik melalui saluran cerna dan menghasilkan kadar plasma
yang cukup untuk menekan aktivitas berbagai jenis jamur. Penyerapan melalui saluran cerna
akan berkurang pada penderita dengan pH lambung yang tinggi,pada pemberian bersama
antasid.
Distribusi
: ketokonazol setelah diserap belum banyak diketahui.
Ekskresi
: Diduga ketokonazol diekskresikan bersama cairan empedu ke
lumen usus dan hanya sebagian kecil saja yang dikeluarkan bersama urin, semuanya dalam
bentuk metabolit yang tidak aktif.
Efek samping
Efek toksik lebih ringan daripada Amfoterisin B.
Mual dan muntah merupakan ESO paling sering dijumpai
ESO jarang : sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotofobia, parestesia, gusi
berdarah, erupsi kulit, dan trombositopenia.
Indikasi
Ketokonazol terutama efektif untuk histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan
lemak.
Kehamilan dan laktasi
Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena pada tikus, dosis 80
mg/kgBB/hari menimbulkan cacat pada jari hewan coba tersebut.

Itrakonazol
Mekanisme kerja
Seperti halnya azole yang lain, itraconazole berinterferensi dengan enzim yang
dipengaruhi oleh cytochrome P-450, 14(-demethylase. Interferensi ini menyebabkan
akumulasi 14-methylsterol dan menguraikan ergosterol di dalam sel-sel jamur dan kemudian
mengganti sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membran
Farmakokinetik
Itrakonazol akan diserap lebih sempurna melalui saluran cerna, bila diberikan
bersama dengan makanan. Dosis 100 mg/hari selama 15 hari akan menghasilkan kadar
puncak sebesar 0,5 g/ml.
Waktu paruh eliminasi obat ini 36 jam (setelah 15 hari pemakaian).
Sediaan dan dosis
Itrakonazol tersedia dalam kapsul 100 mg.

Untuk dermatofitosis diberikan dosis 1 x 100mg/hari selama 2-8 minggu

Kandidiasis vaginal diobati dengan dosis 1 x 200 mg/hari selama 3 hari.

Pitiriasis versikolor memerlukan dosis 1 x 200 mg/hari selama 5 hari.


Infeksi berat mungkin memerlukan dosis hingga 400 mg sehari.
Efek samping
Kemerahan,
pruritus,
lesu,
pusing,
edema,

parestesia
10-15% penderita mengeluh mual atau muntah tapi pengobatan tidak perlu dihentikan

Indikasi
Itrakonazol memberikan hasil memuaskan untuk indikasi yang sama dengan
ketokonazol antara lain terhadap blastomikosis, histoplasmosis, koksidiodimikosis,
parakoksidioidomikosis, kandidiasis mulut dan tenggorokan serta tinea versikolor.
Flukonazol
Farmakokinetik
Obat ini diserap sempurna melalui saluran cerna tanpa dipengaruhi adanya makanan
ataupun keasaman lambung.
Kadar puncak 4-8 g dicapai setelah beberapa kali pemberian 100 mg.
Waktu paruh eliminasi 25 jam sedangkan ekskresi melalui ginjal melebihi 90%
bersihan ginjal.
Sediaan dan dosis
Flukonazol tersedia untuk pemakaian per oral dalam kapsul yang mengandung 50 dan
150mg.
Dosis yang disarankan 100-400 mg per hari.
Kandisiasis vaginal dapat diobati dengan dosis tunggal 150 mg.
Efek samping
Gangguan saluran cerna merupakan ESO paling banyak
Reaksi alergi pada kulit, eosinofilia, sindrom stevensJohnson.
Indikasi
Flukonazol dapat mencegah relaps meningitis oleh kriptokokus pada penderita AIDS
setelah pengobatan dengan Amfoterisin B. Obat ini juga efektif untuk pengobatan kandidiasis
mulut dan tenggorokan pada penderita AIDS.
Kalium Iodida
Kalium Iodida adalah obat terpilih untuk Cutaneous lymphatic sporotrichosis
Efek samping

rinitis
salivasi
lakrimasi
rasa terbakar pada mulut dan tenggorok
iritasi pada mata
sialodenitis dan akne pustularis pada bagian atas bahu
DOSIS
Kalium iodida diberikan dengan dosis 3 kali sehari 1 ml larutan penuh (1g/ml).
Dosis ditingkatkan 1 ml sehari sampai maksimal 12-15 ml.
Penyembuhan terjadi dalam 6-8 minggu, namun terapi masih dilanjutkan sampai
sedikitnya 4 minggu setelah lesi menghilang atau tidak aktif lagi

Anti jamur untuk infeksi topikal


Griseofulvin

Imidazol dan Triazol

Tolnaftat

Nistatin

Griseofulvin
Griseofulvin adalah antibiotik anti jamur yang dihasilkan oleh sejumlah spesies
Penicillium dan pertama kali diperkenalkan adalah berbentuk obat oral yang diperuntukkan
bagi pengobatan penyakit dermatophytosis

Mekanisme Kerja
Griseofulvin kelompok obat fungistatis yang mengikat protein-potein mikrotubular
dan berperan untuk menghambat mitosis sel jamur.
Selain itu, griseofulvin juga inhibitor (penghambat) bagi sintensis asam nukleat.
Farmakokinetik
Griseofulvin kurang baik penyerapannya pada saluran cerna bagian atas karena obat
ini tidak larut dalam air. Penyerapan lebih mudah bila griseofulvin diberikan bersama
makanan berlemak
Dosis oral 0.5 hanya akan menghasilkan kadar puncak dalam plasma kira-kira 1
g/ml setelah 4 jam.
Obat ini mengalami metabolisme di hati dan metabolit utamanya adalah 6metilgriseofulvin.
Waktu paruh obat ini kira-kira 24 jam, 50% dari dosis oral yang diberikan dikeluarkan
bersama urin dalam bentuk metabolit selama 5 hari.
Efek samping
Leukopenia dan granulositopenia menghilang bila terapi dilanjutkan.
Sakit kepala keluhan utama pada kira-kira 15% penderita yang biasanya hilang
sendiri sekalipun pemakaian obat dilanjutkan.
artralgia, neuritis perifer, demam, pandangan mengabur, insomnia, berkurangnya
kecakapan, pusing dan sinkop, pada saluran cerna dapat terjadi rasa kering mulut, mual,
muntah, diare dan flatulensi.
Pada kulit dapat terjadi urtikaria, reaksi fotosensitivitas, eritema multiform, vesikula
dan erupsi menyerupai morbili.
Indikasi
Efektif untuk infeksi jamur di kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh jamur
Microsporum, Tricophyton, dan Epidermophyton.
Sediaan dan dosis
Griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet berisi 125 dan 500 mg dan suspesi
mengandung 125 mg/ml.
Pada anak griseofulvin diberikan 10 mg/kgBB/hari
Untuk dewasa 500-1000 mg/hari dalam dosis tunggal.

Hasil memuaskan akan tercapai bila dosis yang diberikan dibagi empat dan diberikan
setiap 6 jam
Kontaindikasi
Griseofulvin bersifat kontraindikasi pada pasien penderita penyakit liver karena obat
ini menyebabkan kerusakan fungsi hati
**IMIDAZOL DAN TRIAZOL
Anti jamur golongan imidazol mempunyai spektrum yang luas. Yang termasuk kelompok
ini ialah mikonazol, klotrimazol, ekonazol, isokonazol, tiokonazol, dan bifonazol.

MIKONAZOL
Mikonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif stabil, mempunyai
spektrum ani jamur yang lebar baik terhadap jamur sistemik maupun jamur dermatofit.
Mekanisme Kerja
Mikonazol menghambat sintesis ergosterol yang menyebabkan permeabilitas
membran sel jamur meningkat
Farmakokinetik
Daya absorbsi Miconazole melalui pengobatan oral kurang baik..
Miconazole sangat terikat oleh protein di dalam serum. Konsentrasi di dalam CSF
tidak begitu banyak, tetapi mampu melakukan penetrasi yang baik ke dalam peritoneal dan
cairan persendian.
Kurang dari 1% dosis parenteral diekskresi di dalam urin dengan komposisi yang
tidak berubah, namun 40% dari total dosis oral dieliminasi melalui kotoran dengan komposisi
yang tidak berubah pula.
Miconazole dimetabolisme oleh liver dan metabolitnya diekskresi di dalam usus dan
urin. Tidak satupun dari metabolit yang dihasilkan bersifat aktif
Indikasi
Diindikasikan untuk dermatofitosis, tinea versikolor, dan kandidiasis mukokutan.
Efek samping
Berupa iritasi dan rasa terbakar dan maserasi memerlukan penghentian terapi.
Sediaan dan dosis
Obat ini tersedia dalam bentuk krem 2% dan bedak tabur yang digunakan 2 kali sehari
selama 2-4 minggu.
Indikasi
Krem 2 % untuk penggunaan intravaginal diberikan sekali sehari pada malam hari
untuk mendapatkan retensi selama 7 hari.
Gel 2% tersedia pula untuk kandidiasis oral.

1.2.MacammacamObatAntiJamur
Jamuradalahorganismemikroskopistanamanyangterdiridarisel,seperticendawan,
dan ragi. Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh yang bisa
menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut atau vagina. Candida merupakan ragi yang
merupakansalahsatujenisjamur.SejumlahCandidaumumnyatinggaldikulit.Adabeberapa
jenisobatobatanantijamur:
AntiJamurCream
Digunakanuntukmengobatiinfeksijamurpadakulitdanvagina.Antaralain:ketoconazole,
fenticonazole,miconazole,sulconazole,dantioconazole.
AntiJamurPeroral
Amphotericindannystatindalambentukcairandanlozenges.Obatobataninitidakterserap
melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati infeksi Candida
(ruam) pada mulut dan tenggorokan. Itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan
griseofulvindalambentuktabletyangdiserapkedalamtubuh.Digunakanuntukmengobati
berbagai infeksi jamur. Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada.
ContohnyaTerbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya
disebabkanolehjenisjamurtinea.Fluconazoleumumnyadigunakanuntukmengobatijamur
Vaginal.Jugadapatdigunakanuntukmengobatiberbagaimacaminfeksijamurpadatubuh.

AntiJamurInjeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole,voriconazole dancaspofungin adalah obatobatan
antijamuryangseringdigunakandalaminjeksi.

2.PemilihanAntibiotikUntukIbuHamil
Kehamilanmerupakansaatyangkrusialdarisisimedis.Sebabpadawanitahamilterdapat
janinyangsedangmengalamipertumbuhan.Prosespertumbuhanjaninsangatdiperngaruhi
oleh zat apa yang dimakan ibu. Dalam hal ini, obatobatan juga mempunyai pengaruh
terhadapjanin.Namunselamakehamilan,tidakselaluibudalamkeadaansehat.Ketikasakit,
pemberianobatobatanseringtakterhindarkan.Salahsatuobatyangseringdiberikanadalah
antibiotik.
Untuk memberikan obat antibiotika pada wanita hamil harus benarbenar
dipertimbangkan antara manfaat dan kerugiannya. Pertamatama harus dilihat dan
diperhatikanfrekuensianomalijanin.Diantaraberbagaiantibiotika,hanyabeberapakelas
yangmerugikanjikadigunakanselamakehamilan.Tapi,pengetahuantentangsebagianbesar
antibiotikamasihterbatas.Inibisadilihatdariperingatanyangdicantumkanolehprodusen
antibiotika,untuktidakmemberikanobatsaathamil,terutamapadatrisemesterpertama.
KategoriObatAntibiotikaTerhadapKehamilan
Hanyasedikitdatayangtersediamengenaikemananobatantibiotikaterhadapjanin.The
US Food and Drug Administration (FDA) telah mengelompokkan semua antibiotika
berdasarkan risiko penggunaannya pada wanita hamil. Kategori tersebut adalah sebagai
berikut:
1.KategoriA:Studipadawanitahamiltidakmenunjukkanadanyarisikopadaibudanfetus.
Hanya sedikit obat yang masuk kelompok ini, diantaranya adalah Nystatin vaginal
(Mycostatin).
2.KategoriB:Meskipunstudihewanpercobaanmenunjukkantidakadarisiko,namunstudi
padamanusiatidakadekuatataustudipadahewanmencatatadatoksisitastapistudipada
manusiatidakmenunjukkanadanyarisiko.

3.Kategori C : Studi pada hewan menunjukkan toksisitas tapi studi pada manusia tidak
adekuat.
4.KategoriD:Adabuktiberisikopadamanusia.
5.KategoriX:Adalaporanmenyebabkanabnormalitasfetuspadamanusia.
Obatobatantibiotikyangperluperhatiankhususatautidakbolehdiminumuntukibu
hamildanmenyusuiadalah:
1.GolonganAminoglikosida(biasanyadalamturunangaramsulfatenya)
seperti amikacin sulfate, tobramycin sulfate, dibekacin sulfate, gentamycin sulfate,
kanamycinsulfate,dannetilmicinsulfate.
2.GolonganSefalosporin
seperti:cefuroximeacetyl,cefotiamdiHCl,cefotaximeNa,cefoperazoneNa,ceftriaxoneNa,
cefazolinNa,cefaclordanturunangarammonohydratenya,cephadrine,danceftizoximeNa.
3.GolonganChloramfenicol
seperti:chloramfenicol,danthiamfenicol.
4.GolonganMakrolid
seperti:clarithomycin,roxirhromycin,erythromycin,spiramycin,danazithromycin.
5.GolonganPenicillin
seperti:amoxicillin,turunantridydratedanturunangaramNanya.
6.GolonganKuinolon
seperti:ciprofloxacindanturunangaramHClnya,ofloxacin,sparfloxacindannorfloxacin.
7.GolonganTetracyclin
seperti:doxycycline,tetracyclindanturunanHClnya(tidakbolehuntukwanitahamil),dan
oxytetracylin(tidakbolehuntukwanitahamil).
Antibiotikabanyakdigunakansecaraluas padakehamilan.Antimikrobaadalahobat
yangdigunakanuntukmemberantasinfeksimikrobapadamanusia.Sedangantibiotikaadalah
senyawakimiayangdihasilkanolehmikroorganisme(khususnyadihasilkanolehfungi)atau
dihasilkansecarasintetikyangdapatmembunuhataumenghambatperkembanganbakteridan
organismelain.

Infeksi merupakan penyebab utama kematian prematur pada bayi. Meskipun terapi
profilaksisantibiotikbelumterbuktibermanfaat,pemberianobatobatantibiotikkepadaibu
hamildenganketubanpecahdinidapatmemperlambatkelahirandanmenurunkaninsidens
infeksi(Lamontdkk,2001).Kehamilanakanmempengaruhipemilihanantibiotik.Umumnya
penisilindansefalosporindianggapsebagaipreparatpilihanpertamapadakehamilan,karena
pemberiansebagianbesarantibiotiklainnyaberkaitandenganpeningkatanrisikomalformasi
pada janin. Bagi beberapa obat antibiotik, seperti eritromisin, risiko tersebut rendah dan
kadangkadangsetiaprisikopadajaninharusdipertimbangkanterhadapkeseriusaninfeksi
padaibu.Besarnyareaksitoksikataukelainanyangditimbulkanolehantibiotikadipengaruhi
olehbesarnyadosisyangdiberikan,lamadansaatpemberiansertasifatgenetikibudanjanin.

Fluconazole
Fluconazole (Diflucan) adalah bahan/zat anti jamur sintetis yang dapat
digunakan untuk pengobatan infeksi Candida albicans dan infeksi jamur
lainnya. Khususnya bagi ibu menyusui, dapat digunakan untuk
pengobatan terhadap infeksi Candida berulang pada puting, dan untuk
infeksi Candida pada saluran ASI.
Infeksi Candida pada puting dan saluran ASI
Infeksi Candida pada puting dapat terjadi kapan saja ketika ibu
menyusui. Candida albicans menyukai area yang hangat, lembab, dan
gelap. Secara normal jamur ini memang hidup di kulit kita dan area yang
lain, dan 90% bayi terkolonisasi olehnya dalam beberapa jam setelah
kelahiran. Dan seperti kuman lain yang hidup di badan kita secara normal,
dapat menjadi masalah hanya pada keadaan tertentu.
Infeksi Candida pada kulit atau selaput lendir lebih mungkin terjadi ketika
keutuhan kulit atau selaput lendir rusaksalah satu alasan mengapa
pelekatan yang baik sejak hari pertama sangat penting. Banyak
infeksi Candida, mungkin, tidak akan terjadi jika ibu tidak menderita lecet
puting dan luka kulit di bagian puting dan areola. Lelehan cairan yang
sering terjadi pada retak puting mendorong Candida albicans berubah dari
bentuk yang tidak berbahaya menjadi bentuk ragi.
Penggunaan antobiotik secara luas juga mendorong pertumbuhan
berlebih Candida albicans. Banyak ibu dan bayinya (ibu hamil, ibu bekerja,
dan ibu baru) mendapatkan antibiotika, yang kadang-kadang (diberikan)
dengan pertimbangan yang sangat minim.
Diagnosis infeksi Candida pada puting dan/atau saluran ASI
Tidak ada tes (laboratorium) yang bisa membantu menegakkan diagnosis
terhadap Candida. Contoh biakan positif dari puting tidak (belum tentu)
membuktikan bahwa sakit/nyeri yang dirasakan disebabkan oleh Candida.
Pun contoh biakan negatif belum tentu berarti sakit/nyeri tersebut bukan

disebabkan oleh Candida. Cara terbaik untuk menegakkan diagnosis


berdasarkan riwayat penyakit.
Ada atau tidaknya infeksi Candida pada bayi juga tidak membantu (bukan
penentu). Bayi bisa menderita sariawan/guam di seluruh bagian mulutnya,
tapi ibunya tidak merasa sakit. Seorang ibu dapat menderita gejala
klasik/penting infeksi Candida, namun bayinya tidak menderita sariawan
atau ruam popok.
Gejala khas infeksi Candida pada puting adalah:

Sakit/nyeri puting yang muncul setelah periode menyusui bebasnyeri. Meskipun ada beberapa penyebab lain nyeri puting
kemudian, infeksi Candida adalah yang paling umum. Namun
demikian, nyeri puting karena Candida dapat dimulai tanpa jeda
menyusui bebas-nyeri.

Nyeri puting seperti terbakar yang terus


berlanjut selama menyusui, terkadang berlanjut terus setelah
menyusui selesai.

Nyeri di payudara yang terasa menusuk atau terbakar dan


menembus hingga bagian punggung dan bahu ibu. Sakitnya
biasanya semakin terasa menjelang akhir waktu menyusui, dan
terus bertambah setelah menyusui selesai. Biasanya juga semakin
terasa ketika malam hari. Nyeri ini dapat terjadi tanpa nyeri puting
sama sekali.
Mengobati (Tindakan terhadap) Infeksi Candida

Pendekatan pertama untuk mengobati infeksi ini adalah dengan


menggunakan Salep Puting Serbaguna. Kemudian jika salep ini saja tidak
berpengaruh, ibu dapat menambahkan Ekstrak (Sari) Biji Grapefruit
(sejenis jeruk) dan/atau GentianViolet (lihat lembar Gentian Violet and
Candida Protocol) secara topical. Cara ini aman, bekerja cepat dan hampir
selalu berhasil meskipun sepertinya ada penurunan efektifitas Gentian
Violet beberapa tahun terakhir ini. Atas dasar ini, sekarang kami
menggunakan kombinasi salep (SPS) dan gentian violet dan juga ekstrak
biji Grapefruit. Respon yang baik terhadap gentian violet membuktikan
bahwa nyeri puting disebabkan oleh Candida, karena hanya sedikit
(jamur) yang bereaksi terhadap gentian violet. Hal ini juga membenarkan
penggunaan fluconazole hanya jika diperlukan. Meskipun tindakan di atas
tidak menolong, fluconazole jangan digunakan secara tunggal sebagai
pengobatan terhadap luka puting. Dapat ditambahkanpada pengobatan
terhadap luka puting, tapi bukan pengganti. Saya (opa Jack) tidak
menemukan fakta bahwa nystatin bermanfaat dalam pengobatan
terhadap mulut bayi atau terhadap puting ibu. Krim clotrimazole tunggal
pun bukan pengobatan yang efektif menurut saya, tapi banyak orang
jelas-jelas merasa tidak demikian.

Fluconazole untuk Nyeri pada Payudara atau Sakit pada Puting


yang Resisten
Fluconazole adalah bahan antijamur yang dapat dikonsumsi secara
sistemik (lewat mulut atau intravena). Bahan ini menghentikan jamur
(seperti Candida albicans) berkembang biak, tapi tidak benar-benar
mematikan jamur. Kenyataan inilah yang membuat efeknya baru terasa
setelah beberapa hari. Fluconazole berbentuk bubuk tersedia,dan dapat
dicampur dengan Salep Puting Serbaguna sebagai pengganti bubuk
miconazole.
Efek Samping
Umumnya fluconazole dapat ditoleransi dengan baik, meskipun demikian
tidak ada yang namanya obat tanpa efek samping. Perhatian terhadap
cedera liver adalah hal yang sedikit berlebihan karena komplikasi ini
cukup langka dan biasanya terjadi pada mereka yang juga mengkonsumsi
obat-obatan lain, mereka yang telah mengkonsumsi fluconazole selama
berbulan-bulan atau lebih, dan mereka yang memilikipenurunan
kekebalan tubuh. Tapi itu semua adalah kemungkinan yang harus
diperhatikan, dan kalau sampai terjadi dapat menjadi serius.
Muntah, diare,nyeri perut dan ruam kulit adalah efek samping yang paling
umum. Efek samping ini biasanya tidak parah, dan jarang harus
menghentikan pengobatan karena efek samping ini. Reaksi alergi mungkin
bisa timbul, namun tidak umum. Telepon atau email segera jika Anda
mempunyai pertanyaan tentang (gejala efek samping) ini.
Fluconazole di dalam ASI
Fluconazole memang muncul di dalam ASI karena memang seharusnya
demikian, karena untuk mengobati infeksi pada saluran ASI dan puting.
Lebih superior jika dibandingkan dengan ketoconazole,yang masuk ke
dalam ASI dalam jumlah yang sangat minim. Bayi pun akan mendapatkan
sedikit, namun (jangan khawatir) karena obat ini sekarang disarankan
pula untuk mengobati infeksi jamur ringan pada bayi. Belum ada laporan
mengenai komplikasi bayi terhadap adanya paparan fluconazole dalam
ASI. Teruskan menyusui ketika menggunakan fluconazole, meskipun
Anda diharuskan berhenti menyusui.
Dosis fluconazole
Jamur candida albicans belajar kebal terhadap fluconazole, dan dosis yang
kami gunakan meningkat setelah beberapa tahun. Hanya beberapa tahun
yang lalu, dosis 100 mg per hari selama 10 hari menyembuhkan 90%
perempuan dari gejalanya. Sekarang kami menemukan bahwa dosis ini
kurang memadai. Untuk kasus-kasus kebal, bahan antijamur yang lebih
baru yaitu itraconazole, dapat digunakan meskipun bukan jawaban
(terhadap kasus-kasus tersebut) juga tidak mempunyai efek yang sangat

kuat melawan Candida.


Resep (untuk) Anda akan berupa 400 mg fluconazole sebagai dosis
pertama, dilanjutkan oleh 100 mg dua kali sehari sampai bebas nyeri
selama seminggu penuh, biasanya berarti minimal (dikonsumsi) selama
dua minggu. Berdasarkan pengalaman kami, ini merupakan jaminan untuk
mencegah kekambuhan. Kalau Anda mengalami nyeri puting, lanjutkan
dengan Salep Puting Serbaguna (dengan atau tanpa gentian violet dan
sari biji grapefruit/sejenis jeruk) sambil mengkonsumsi fluconazole.
Bagaimanapun, meski sebagian besar ibu hanya membutuhkan 2 minggu
pengobatan biasa, beberapa ibu membutuhkan waktu yang lebih lama.
Terkadang bahkan perlu 7-10 hari hanya untuk merasa bahwa sakitnya
mulai berkurang. Hubungi kami (atau konselor laktasi Anda) jika tidak
ada gejala sembuh (berkurangnya nyeri) dalam 7 hari. Jika tidak ada
gejala sembuh sama sekali dalam 10 hari, sangat mungkin fluconazole
bukan pengobatan yang sesuai. Untuk kasus yang sudah sangat kebal
kami menggunakan 100 mg tiga kali sehari selama 1 minggu.
Terkadang bermanfaat jika bayi juga ikut diobati. Dosis untuk bayi adalah
6 mg/kg berat bayi sebagai pemberian pertama, diikuti oleh 3 mg/kg/hari
sekali minum dengan periode yang sama dengan ibunya. Lebih baik
sebelumnya bayi diobati dengan oral probiotik (lihat lembarCandida
Protocol). Pengobatan ini mudah dilakukan dan relatif murah. Sedikit
bubuk probiotik dibubuhkan di ujung jari ibu yang sudah dibasahi,
kemudian biarkan bayi menghisapnya selama beberapa detik sebelum
menyusu. Lakukan ini 2x sehari selama 4-7 hari cukup untuk mengobati
bayi yang menderita sariawan.
Pertanyaan? Pertama-tama kunjungi laman nbci.ca atau
drjacknewman.com. Jika informasi yang Anda butuhkan tidak ada,
klik Contact Usdan tulis pertanyaan Anda ke dalam email. Informasi juga
tersedia di dalam Dr. Jack Newman's Guide to
Breastfeeding (atau The Ultimate Breastfeeding Book of Answers);
dan/atau DVD kami, Dr. Jack Newman's Visual Guide to
Breastfeeding (tersedia dalam bahasa Perancis atau dengan teks dalam
bahasa Spanyol, Portugis dan Itali); dan/atau The Latch Book and Other
Keys to Breastfeeding Success; dan/atau L-eat Latch and Transfer
Tool; dan/atau GamePlan for Protecting and Supporting
Breastfeeding in the First 24 Hours of Life and Beyond.
untuk membuat perjanjian dengan klinik kami kunjungi www.nbci.ca.
jika Anda kesulitan mengirim email atau mendapat akses internet,
hubungi (416) 498-0002.

Anda mungkin juga menyukai