Makalah TRL
Makalah TRL
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan keputusan Menter Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : Kep58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit,
yang mengharuskan bahwa setiap rumah sakit untuk mengelola air limbah sampai
standar yang diizinkan, maka kebutuhan akan teknologi pengolahan air limbah
rumah sakit khususnya yang murah dan hasilnya baik perlu dikembangkan. Hal
ini mengingat bahwa kendala yang paling banyak dijumpai yakni teknologi yang
ada saat ini masih cukup mahal, sedangkan dilain pihak dana yang tersedia untuk
membangun unit pengolahan air limbah tersebut terbatas sekali.
Perbedaan tipe rumah sakit menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi mutu dan kualitas dari pengelolaan limbah rumah sakit.
Pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk pengolahan limbah menjadi
sebuah program yang wajib dikembangkan untuk menyelamatkan masyarakat dari
bahaya limbah rumah sakit. Untuk pengolahan air limbah rumah sakit
dengankapasitas yang besar, umumnya menggunakan teknologi pengolahan air
limbah Lumpur Aktif atau Activated Sludge Procces, ttapi untuk kapasitas kecil
cara tersebut, perlu untuk menyebarluaskan informasi teknologi khususnya
teknologi pengolahan air limbah rumah sakit beserta aspek pemilihan teknologi
serta keunggulan dan kekurangannya.
Dari latar belakang diatas, maka sebagai mahasiswa farmasi yang
dipersiapkan untuk berkarya dan siap melayani masyarakat baik itu di industri
maupun di rumah sakit perlu untuk memperhatikan air limbah yang di produksi.
Dengan adanya informasi yang jelas maka pihak rumah sakit dapat memilih
teknologi pengolahan air limbah yang sesuai dengan kondisi dan jumlah air
limbah yang akan diolah yang layak secara teknis, ekonomis dan memenuhi
standar.
Maka, dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai pengelolaan air limbah
rumah sakit sebagai salah satu peranan dari teknologi ramah lingkungan. Yang
artinya bahwa teknologi yang digunakan tepat sasaran dan akan mereduksi
kerusakan lingkungan yang seharusnya dihindari namun dapat dilakukan oleh
pihak rumah sakit sesuai dengan tipe rumah sakit yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknologi ramah lingkungan ?
2. Bagaimana cakupan teknologi ramah lingkungan?
3. Dimana usulan area teknologi ramah lingkungan
4. Bagaimana kriteria dan indikator dari teknologi ramah lingkungan?
5. Bagaimana aplikasi teknologi ramah lingkungan pada pengolahan air
limbah rumah sakit?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah memberikan informasi kepada
pembaca mengenai teknologi ramah lingkungan dan bagaimana aplikasinya
dalam dunia kefarmasian dan salah satu yang diangkat sebagai tema besar dari
makal ini yaitu teknologi ramah lingkungan yang aplikatif untuk pengolahan
limbah industri dan rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sub-kriteria
Indikator
Sumberdaya
SD Energi
SD Mineral
Perubahan
Iklim
Dampak
Ekosistem
Limbah
Dampak karena
operasi normal
Dampak dari
kecelakaan
Limbah kimia
disimpan dibawah
tanah
EKONOMI
Dampak
Pelanggan
Dampak Ekonomi
SOSIAL
Keamanan
Penerimaan tenaga
kerja
Risiko finansial
Ancaman politik
keberlangsungan
penyediaan energi
Fleksibilitas dan
adaptasi
Biodiversity
Ekotoksisitas
Asidifikasi dan
eutrofikasi
Lepasnya hidrokarbon
Kontaminasi radioaktif
Harga listrik
Stabilitas Politik
Kualitas Hidup
Potensi membuat
konflik sosial
Kemauan untuk
berbuat
Perlunya partisipasi
membuat keputusan
Estimasi resiko oleh
ahli pada normal
operasi
Estimasi resiko oleh
ahli pada keadaan
kecelakaan
Pengembangan
masyarakat
Dampak pada
Diversifikasi penyediaan
energi primer
Managemen limbah
Fleksibilitas untuk
merubah teknologi
Potensi energi
menyebabkan konflik
Kemauan LSM dan
gerakan masy untuk
bergerak
Perlunya partisipasi
membuat keputusan utk
berbagai teknologi
Penurunan harapan
hidup
Jumlah yang sakit
Efek kesehatan krn
kecelakaan
Jumlah orang yang
terkena per kecelakaan
Kondisi hidup yang
layak
Kualitas kerja
perumahan
meningkatkan daya saing pada level organisasi melalui pemilihan teknologi ramah
lingkungan yang dapat meningkatkan produktivitasnya.
10
c. RSU kelas C yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasar lengkap.
d. RSU kelas D yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurangkurangnya pelayanan medik dasar.
2.4 Peraturan Perundnagan yang Mengatur Pengelolaan Lingkungan Rumah
Sakit
Adapun peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan di lingkungan
rumah sakit yaitu :
Hidup
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 PP No. 85 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, (Rumah Sakit
termasuk penghasil limbah B3 dari sumber yang spesifik dengan kode
limbah D. 227).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang
Lingkungan
Hidup
No.
Kep-
Sakit.
Keputusan Direktur Jenderal PPM & PLP No. HK 00.05.6.44 tentang
Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tatacara Penyehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
10
11
Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidpu Nomor 17 Tahun 2001
Tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan
11
12
darah ini
Bahan-bahan linen dari kasus penyakit infeksi
Seluruh jaringan tubuh manusia, bangkai/jaringan hewan dari
12
13
13
14
dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air
limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung
logam berat yang mana bila air limbah tersebut dialirkan ke dalam proses
pengolahan secara biologis, logam berat tersebut dapat menganggu proses
pengolahan.
Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit, maka air limbah
yang berasal dari laboratorium dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara
kimia-fisika. Selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah
yang lain, dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis.
Diagram proses pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum dapat dilihat
pada gambar 2.1
14
15
15
16
sedikit
Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan
euthropikasi
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil
Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar
Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
16
17
17
18
Air limbah yang dihasilkan dari proses kegiatan rumah sakit atau
puskesmas dikumpulkan melalui saluran air limbah, kemudian dialirkan ke bak
kontrol untu memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil dibubuhi dengan
larutan kapur atau larutan NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob. Di
dalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik yang ada di dalam air
limbah akan teruraikan oleh mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas
methan dan H2S. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah
dapat diturukkan sampai kira-kira 400-500 ppm (efisiensi pengolahan 60-70%).
Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses pengolahan lanjut
dengan sistem biofilter anaerob-aerob.
18
19
bak kontrak anaerob tersebut diisi dengan media plastik berbentuk sarang tawon.
Jumlah bak kontraktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan
kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang
ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik.
Setelah beberapa dari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan
film mikro-organisme . Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari bak kontraktor anaerob dialirkan ke bak kontraktor
aerob. Di dalam bak kontraktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil,
platik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaserasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-organisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana
hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat zat organik, deterjen
serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilang ammonia
menjadi lebih besar. Proses ni sering dinamakan Aerasi Kontak (Contact
Aeration). Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini
lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa
kembali kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) di alirkan ke bak khlorinasi. Di dalam
bak kontraktor khlor ini air limbah dikontrakan dengan senyawa khlor untuk
membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah
19
20
proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan
kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik
(BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat, dan lainnya.
Dengan adanya proses pengolahan lanjut tersebut konsentrasi BOD dalam air
olahan yang dihasilkan relatif rendah yakni 20-30 ppm.
20
21
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar 3.2 Skenario Proses IPAL Serta Reduksi Polutan Organik (BOD)
Kapasitas Rencana
: 20 M3 / hari
BOD masuk
: 400 mg/lt
21
22
SS masuk
: 200 mg/lt
BOD keluar
: 20 mg/lt
SS keluar
: 20 mg/lt.
blower udara,
pompa air limbah, dan
pompa sirkulasi
22
23
23
24
24
25
25
26
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
Nomor
KEP-
26
27
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan terhadap penerapan teknologi
Bio filter Kombinasi Anaerob-Aerob untuk pengolahan limbah industri farmasi
dari rumah sakit maka dapat disimpulkan keunggulan dari teknologi ini yaitu :
a. Efisiensi pengolahan cukup tinggi.
b. Pengelolaannya sangat mudah.
c. Biaya operasinya rendah, untuk kapasitas IPAL 20 m3 perhari diperlukan
d.
e.
f.
g.
4.2 Saran
Perlu diadakannya pemberian informasi pengolahan limbah lebih lanjut
agar dapat diaplikasikan dengan baik.
27
28
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Kep-51MENKLH/10/1995 Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kesehatan
Rumah Sakit. Jakarta : Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan.
Kardono, Prof. Dr. 2011. Teknologi Ramah Lingkungan : Kriteria, Verifikasi, dan
Arah Pengembangan. Lokakarya Nasional. Jakarta : BPPT.
Metclaf, and Eddy 1978. Waste Water Engineering. Mc Grow Hill.
Mosey, F.E. 1983. Water Science Technology. Vol. 15.
Said, N.I. 2000. Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob.
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.1 No. 2. Jakarta.
Sueisgi, T., dkk. 1987. Sanitary Engineering. Tokyo: Kajima Shuppan Kai.
29
30
30
31
Oleh :
Kelompok 4
Agus Taufik
(31111054)
Ahmad Fauzi
(31111053)
Aisyah Nurul
(31111057)
(31111069)
Neneng Mustikasari
(31111089)
Resha Resmawati
(31111095)
Farmasi 4B
31
32
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kita sebagai umatnya.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas teori Farmasi
Lingkungan. Dalam makalah ini akan membahas mengenai definisi teknologi
ramah lingkungan (TRL), cakupan TRL, kriteria dan indikator, serta
pengaplikasiannya dalam mengolah air limbah dari industri dan rumah sakit
menggunakan biofilter anaerob-aerob.
Ucapkan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari
bahwa
penyusunan
makalah
ini
masih
ada
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan menjadi masukan yang
bermanfaat bagi penulis guna menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi
penulis itu sendiri.
Penyusun
32
33
33