Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI DAN KONSELING

PENYAKIT DIABETES MELLITUS


(DM)
Oleh
Kelompok 2

Nila Indrawati
1508020072
Ghelsa Miitsaaqan G
1508020134
Neneng Mustikasari 1508020185
Nur Oktafiyani 1508020187
M.Taufik H.
1508020188

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO (UMP)
2015

Apakah Diabetes Mellitus


itu?

Diabetes = pancuran

Mellitus =
madu atau gula

Diabetes Mellitus
G U LA D AR AH
S
S

S
S

S
S

S
S

S
S
S

S
S
S

200

S
S

S
S

S
S
S
S

S
S

S
S
S

100

S
S
S

S
S

S
S

S
S

S
S

S
S

S
S

S
S

SS EE LL

SEL
S

S
S

Se l
H a ti

nilai normal
(hiperglikemia)

S
S

darah melebihi

S
S

kadar glukosa

S
S

ditandai dengan

300

Penyakit
menahun yang

A li r a n D a r a h

400

S
S

S
S

G LU KO SA

Sel
O to t

Sel
Lem ak

akibat kekurangan
hormon insulin
atau kerja hormon
insulin terganggu

Jenis dan Tipe Diabetes Melitus


(WHO, 2006)
DM Tipe

Disebabkan destruksi sel prankreas, sehingga terjadi


insulin absolut. Ada 2 tipe utama : autoimun
1 defisiensi
( 90%, terjadi destruksi sel oleh antibodi terhadap
sel ) dan idiopathic (apabila tidak ada autoimunitas)

DM Tipe 2

DM
Gestasional

Disebabkan karena resistensi insulin dan


gangguan sekresi insulin oleh sel beta

diabetes yang terjadi pada saat kehamilan

Ciri-Ciri Gejala Diabetes


Mellitus
DM Tipe 1
Ciri-ciri : kurus, usia muda, mutlak
membutuhkan insulin
DM Tipe 2
Ciri-ciri : gemuk, dewasa, tidak
mutlak membutuhkan insulin
DM pada kehamilan
DM Tipe lain

Konseling

Konseling merupakan suatu proses untuk


mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien
yang berkaitan dengan penggunaan obat baikpasien
rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien.
Penatalaksanaan diabetes memerlukan kerjasama
yang erat dan terpadu dari penderita dan kaluarga
dengan para tenaga kesehatan antara lain dokter,
farmasi dan ahli gizi.

Bagaimana Pengobatan
DM?

Terapi Kombinasi
Farmakologi
Terapi Non Farmakologi

Terapi Farmakologi
Insulin
Obat Hipoglikemik
Oral
Terapi Kombinasi

Insulin
Mekanisme Kerja
Membantu transport glukosa dari darah ke dalam
sel
Indikasi
Penderita DM Tipe 1, DM Tipe 2, keadaan stres
berat, DM Gestasional dan penderita DM yang
hamil,
ketoasidosis
diabeteik,
pengobatan
sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik,
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Insulin
Mekanisme Kerja
Membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel

Indikasi
Penderita DM Tipe 1, DM Tipe 2, keadaan stres berat, DM
Gestasional dan penderita DM yang hamil, ketoasidosis
diabeteik, pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar
non-ketotik, Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Cara pemberian Insulin


Penyuntikan dilakukan
subkutan
Kegiatan
fisik
yang
dilakukan
segera
setelah
penyuntikan
akan
mempercepat
waktu
mula
kerja
(onset)
dan
juga
mempersingkat
masa
kerja.

Gambar lokasi
penyerapan insulin

Sediaan insulin yang beredar di


Indonesia
Nama

Golongan

Sediaan

Mula

Puncak

Masa

kerja

(jam)

kerja

(jam)
Actrapid HM

Masa kerja

Sediaan*

(jam)

0,5

1-3

40 UI/ml

0,5

2-4

6-8

100 UI/ml

0,5

4-12

24

40 UI/ml

0,5

4-12

24

100 UI/ml

2,5

7-15

24

40 UI/ml

Singkat
Actrapid HM

Masa kerja

Penfill

Singkat

Insulatard

Masa kerja

HM

Sedang, Mula
kerja cepat

Insulatard

Masa kerja

HM Penfill

Sedang, Mula
kerja cepat

Monotard

Masa kerja

HM

Sedang, Mula

dan 100

kerja cepat

UI/ml

Protamin

Kerja lama

4-6

14-20

24-36

Sediaan

0,5

1,5-8

14-16

40 UI/ml

Zinc Sulfat
Humulin

Humulin

Sediaan

0,5

1,5-8

14-16

40 UI/ml

20/80
Humulin

campuran
Sediaan

0,5

1-8

14-15

100

30/70

Campuran

Humulin

Sediaan

40/60

Campuran

Mixtard

Sediaan

30/70 Penfill

Campuran

UI/ml
0,5

1-8

14-15

40 UI/ml

100
UI/ml

Penyimpanan Insulin

Terapi Obat Hipoglikemik


Oral

Golongan

Sulfonilurea

Meglitinida
Turunan

Contoh Senyawa
Gliburida/Glibenklamida

Mekanisme Kerja
Merangsang sekresi insulin di kelenjar

Glipizida

pankreas, sehingga hanya efektif pada

Glikazida Glimepirida

penderita diabetes yang sel-sel

Glikuidon

pankreasnya masih berfungsi dengan

Repaglinide

baik
Merangsang sekresi insulin di kelenjar

Nateglinide

pankreas
Meningkatkan kecepatan sintesis insulin

Metformin

oleh pankreas
Bekerja langsung pada hati (hepar),

fenilalanin

menurunkan produksi glukosa hati. Tidak

Biguanida

merangsang sekresi insulin oleh kelenjar


Rosiglitazone Troglitazone

pankreas.
Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap

Pioglitazone

insulin. Berikatan dengan

Tiazolidindio

PPARperoxisome proliferator

activated receptor-gamma) di otot,


jaringan lemak, dan hati untuk
Acarbose Miglitol

Inhibitor -

menurunkan resistensi insulin


Menghambat kerja enzim-enzim
pencenaan yang mencerna karbohidrat,

1. Efek Samping Golongan


OHO Sulfonilurea

Gangguan saluran Cerna

Gangguan Susunan Saraf


Pusat

Mual, diare, sakit perut


hipersekresi asam
lambung, dan sakit kepala

Vertigo, bingung, ataksia

Gejala hematologik termasuk


leukopenia, trombositopenia,
agranulosistosis dan anemia aplastik
dapat terjadi walau jarang sekali.
Klorpropamida dapat meningkatkan
ADH (Antidiuretik Hormon).

Interaksi Obat Sulfonilurea:


obat yang dapat berinteraksi dengan obat-obat
sulfonilurea, sehingga risiko terjadinya hipoglikemia
harus diwaspadai. Obat atau senyawa- senyawa
yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
sewaktu
pemberian
obat-obat
hipoglikemik
sulfonilurea antara lain: alkohol, insulin, fenformin,
sulfonamida, salisilat dosis besar, fenilbutazon,
oksifenbutazon,
probenezida,
dikumarol,
kloramfenikol, penghambat MAO (Mono Amin
Oksigenase),
guanetidin,
steroida
anabolik,
fenfluramin, dan klofibrat.
Peringatan dan Kontraindikasi :
Lanjut usia, wanita hamil dan menyusui, gangguan
fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, tidak boleh
diberikan obat tunggal pada penderita diabetes
yuvenil.

2. Golongan meglitinida dan


turunan felialanin
Obat

Hipoglikemik Oral

Merupakan

Repaglinida

Keterangan
turunan asam

benzoat.
Mempunyai efek hipoglikemik ringan

Contoh Sediaan:
Prandin/NovoNorm/
GlucoNorm (Novo Nordisk)

sampai
sedang. Diabsorpsi dengan cepat setelah
pemberian per oral, dan diekskresi secara
cepat melalui ginjal. Efek samping yang
mungkin terjadi adalah keluhan

saluran
cerna (Soegondo, 1995b).
Merupakan turunan fenilalanin, cara

Nateglinida

Contoh Sediaan:

Starlix (Novartis Pharma


AG)

kerja
mirip dengan repaglinida. Diabsorpsi
cepat
setelah pemberian per oral dan diekskresi
terutama melalui ginjal. Efek samping
yang
dapat terjadi pada penggunaan obat
ini
adalah keluhan infeksi saluran nafas

atas

3. Golongan Biguanida
Efek Samping (Soegondo, 1995)
Efek samping yang sering terjadi adalah nausea,
muntah,
kadang- kadang diare, dan dapat menyebabkan
asidosis
laktat.
Kontra Indikasi
Sediaan biguanida tidak boleh diberikan pada
penderita
gangguan fungsi hepar, gangguan fungsi ginjal,
penyakit
jantung kongesif dan wanita hamil. Pada keadaan
gawat juga

4. Golongan Tiazolidindon
Obat
Hipoglikemik

Keterangan

Oral

Cara kerja hampir sama dengan


Rosiglitazone

pioglitazon,
diekskresi melalui urin dan feses.
Mempunyai
efek hipoglikemik

Contoh Sediaan:

Avandia
(GlaxoSmithKlin

yang cukup baik

jika
dikombinasikan dengan metformin.
Pada saat
ini belum beredar di Indonesia.

e)

Mempunyai efek menurunkan resistensi


Pioglitazone

insulin
dengan meningkatkan jumlah protein
transporter
glukosa, sehingga

Contoh Sediaan:

Actos (Takeda

meningkatkan
uptake
glukosa di sel-sel jaringan perifer.
Obat
ini
dimetabolisme di hepar. Obat ini

5. Golongan inhibitor glukosidase


Efek samping :
Perut kurang enak, lebih banyak flatus (kadang
diare). Bila
diminum dengan gol. Sulfonilurea atau insulin
dapat terjadi
Obat Hipoglikemik Oral
Keterangan
hipoglikemia.
Akarbose

Acarbose

Contoh Sediaan:

dikombinasi dengan sulfonilurea, metformin,

Blucobay (Bayer)

dapat

diberikan

dalam

terapi

atau insulin.

Precose
Miglitol

Miglitol biasanya diberikan dalam terapi

kombinasi dengan oabt-obatan antidiabetik

Contoh sediaan :

oral golongan sulfonilurea.

Glycet

Terapi Kombinasi

Terapi Non Farmakologi


Mengendalikan Kadar Glukosa
Darah
1. Perubahan Gaya Hidup

Diet

Olah raga

Menjaga berat
badan normal

Mengendalikan Kadar Glukosa


Darah

2. Minum obat
sesuai petunjuk
dokter

3. Periksa ke dokter
secara berkala

3. Periksa ke
laboratorium
secara berkala

Kesimpulan
Konseling pada pasien diabetes mellitus sangat
perlu dilakukan oleh apoteker sebagai konselor
mengenai obat. Obat diabetes mempunyai
beberapa efek samping dan penggunaan khusus
sehingga perlu adanya edukasi yan diberikan
kepada pasien. Tidak hanya konseling, monitoring
juga penting dilakukan untuk menjaga kadar gula
darah tetap pada range normal, sehingga tidak
terjadi hipoglikemia.

Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes
Mellitus. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik : Jakarta.
Handoko, T., dan Suharto B. (1995), Insulin Glukagon dan
Antidiabetik Dalam Farmakologi dan Terapi, edisi IV, editor: Sulistia
G. Ganiswara, Jakarta, Gaya Baru. Halaman 469, 471-472.
Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000 (IONI 2000). Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Departeman Kesehatan
Republik Indonesia, 2000
Menteri Kesehatan, R.I.,2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 30/MenKes/Per/2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskemas.
Soegondo S. 2004. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus
Terkini. Dalam Soegondo S, Soewondo P dan Subekti I (eds).
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Pusat Diabetes dan
Lipid RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo-FKUI, Jakarta.
World Health Organization. 2006. Definition and diagnosis of
diabetes mellitus and intermediate hiperglycaemia. Report of
WHO/IDF Consultation

Anda mungkin juga menyukai