KEGIATAN 4
UJI GOLONGAN DARAH DAN MENENTUKAN WAKTU KOAGULASI DARAH
A. TOPIK
Uji Golongan Darah dan Menentukan Waktu Koagulasi Darah
B. TUJUAN
1. Menentukan golongan darah dengan sistem ABO
2. Menentukan waktu koagulasi darah.
C. DASAR TEORI
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan tingkat tinggi) yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah manusia adalah
cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan
oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormonhormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih
dari dua bentuk sel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari
alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotipe untuk
karakter ini. Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini
menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan
pada permukaan sel darah merah. Kesesuaian golongan darah sangatlah penting
dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai factor (A atau B) yang dianggap
asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibody yang diproduksi oleh
resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan
sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal (Campbell, 2003).
1. Golongan darah sistem ABO
Penggolongan darah dengan sistem ABO ditemukan oleh Landsteiner yang
merupakan sistem penggolongan darah berdasarkan antigen/aglutinogen yaitu A,B
dan H/O. Dalam sistem ini darah dibagi menjadi 4 golongan yaitu golongan A,B,AB
dan O. Antigen A dan antigen B juga ditemukan dalam jaringan, kelenjar liur, saliva,
pankreas, ginjal, hati, paru-paru, testis, semen dan cairan amnion. Antibodi terhadap
aglutinogen dinamakan aglutinin. Antibodi terdapat di alam (diturunkan) dengan
cara mencampur sel-sel darah merah dari individu lain atau lebih dikenal dengan
transfusi darah.
Sistem penggolongan darah ABO ditentukan oleh antigen A, B dan H/O.
Golongan darah A jika mempunyai aglutinogen (antigen) A dan aglutinin beta ().
Golongan darah B jika mempunyai aglutinogen (antigen) B dan aglutini alfa ().
Golongan darah AB jika mempunyai aglutinogen A dan B serta tidak memiliki
aglutinin. Golongan darah O jika tidak mempunyai aglutinogen dan aglutinin.
Aglutinin dalam plasma merupakan gamma globulin seperti halnya dengan
antibodi lainya yang dihasilkan oleh sel-sel sama yang menghasilkan antibodi setiap
antigenya. Antigen A dan B dalam jumlah sedikit maasuk ke dalama tubuh melalui
makanan, bakteri, atau dengan cara lain. Zat ini mengawali pembentukan aglutinin
anti A dan aglutinin anti B. Bayi baru lahir mempunyai aglutinin sedikit, hal ini
menunjukan bahwa pembentukan aglutinin terjadi setelah lahir.
Selain itu, masih terdapat sistem penggolongan darah lainnya yaitu Lewis.
Antigen Lewis yaitu Le-, Le- yang terdapat di dalam plasma darah. MN grup
berdasarkan adanya protein glikoporin. Glikoporon A untuk golongan M dan
glikoporin B untuk golongan N. Demikian juga golongan Rh+ dan Rh-.
Golongan darah A, B, AB dan O mempunyai arti sangat penting dalam
transfusi darah kerena adanya interaksi antigen-antibodi dari pemberi darah (donor)
dengan penerima darah (resipien) yang dapat menimbulkan penggumpalan
(aglutinasi). Penggumpalan terjadi bila antigen A bertemu dengan anti-A dan antigen
B bertemu dengan anti-B.
Kedua antigen yang telah diuraikan di atas diwariskan oleh satu seri alel. Alel
itu diberi simbol I (berasal dari kata Isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada
permukaan sel eritrosit). Orang yang membentuk antigen-A mempunyai alel IA,
yang mampu membentuk antigen-B mempunyai alel IB, sedangkan yang tidak
mampu membentuk antigen sama sekali mempunyai alel resesif ii.
a. Golongan Darah A
Seseorang dengan golongan darah A berarti dalam membran eritrositnya
mengandung antigen A, plasma darah golongan darah A mengandung antibodi
anti B. Golongan darah tipe ini aman ditransfusi ke golongan darah A dan AB
serta aman ditransfusi dari golongan darah A dan O. Pada percobaan ini dengan
sistem ABO, golongan darah dapat diketahui dengan cara diberi anti A atau
anti B. Jika dia tidak menggumpal dengan anti B maka sudah bisa dipastikan
golongan darah tersebut adalah golongan darah A. Tidak terjadinya
tertentu
(faktor
pembekuan)
di
dalam
darah
membentuk
disebabkan
oleh
pembentukan
bekuan
sistemik
yang
berlebihan. Antikoagulan yang terjadi secara alami meliputi antitrombin III (kofaktor heparin), protein C dan protein S. Antitrombin III bersirkulasi secara
bebas di dalam plasma dan menghambat sistem prokoagulan, dengan mengikat
trombin serta mengaktivasi faktor Xa, IXa, dan XIa, menetralisasi aktivitasnya
dan menghambat pembekuan. Protein C, suatu polipeptida, juga merupakan
suatu antikoagulan fisiologi yang dihasilkan oleh hati, dan beredar secara bebas
dalam bentuk inaktif dan diaktivasi menjadi protein Ca. Protein C yang
diaktivasi menginaktivasi protrombin dan jalur intrinsik dengan membelah dan
menginaktivasi faktor Va dan VIIIa. Protein S mempercepat inaktivasi faktorfaktor itu oleh protein protein C. Trombomodulin, suatu zat yang dihasilkan
oleh dinding pembuluh darah, diperlukan untuk menimbulkan pengaruh
Protein
dalam
bersirkulasi,
yang
dikenal
sebagai
proaktivator
Protrombin
Ca2+
Aktivator Protrombin
Trombin
Fibrinogen
Fibrinogen monomer
Ca2+
Benang-benang fibrin
Trombin
D. METODE PRAKTIKUM
Jenis kegiatan
: Observasi
Objek pengamatan : Darah Probandus
Alat dan Bahan
:
Alat yang digunakan untuk uji golongan darah istem ABO :
1. Kapas
2. Alcohol
3. Obyek gelas 2 buah
4. Tusuk gigi beberapa batang
5. Serum anti-A dan serum anti-B
6. Larutan garam fisiologis.
7. Blood lancet steril (disposable)
Alat untuk koagulasi darah :
1. Kaca obyek 1 buah
2. Jarum pentul
3. Blood lancet steril
4. Kapas
5. Alcohol
Bahan
Darah probandus
Cara Kerja
:
Cara pengujian golongan darah dengan sistem ABO
1. Menyiapkan kaca obyek dan membersihkan kemudian memberi tanda
lingkaran sebanyak 2 bauah dengan spidol.
2. Mesterilkan kulit jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol,
membiarkan sampai mengering.
3. Menusuk jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan Blood
lancet steril (disposable) sehingga darah keluar dan meneteskan pada masingmasing bulatan satu tetes darah pada kaca obyek yang telah dipersiapkan di
atas.
4. Uji tetes pertama dengan serum anti-A, tetse darah kedua dengan serum anti-B
kemudian mengaduk dengan menggunakan pengaduk (dari batang tusuk gigi
atau korek api), asalkan ujung yang telah digunakan untuk mengaduk tidak
dipergunakan untuk mengaduk lagi. Mengamati pada masing-masing tetes
darah, apakah terjadi aglutinasi atau tidak, kemudian menentukkan apakah
jenis golongan darah naracoba tersebut.
Cara menentukan koagulasi darah
1. Mesterilkan kulit jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol,
membiarkan sampai mengering.
2. Menusuk jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan Blood
lancet steril (disposable) sehingga darah keluar.
3. Meneteskan satu tetes darah pada kaca obyek yang telah dipersiapkan,
kemudian setiap 30 detik sekali melakukan tusukan dengan menggunakan
tusuk gigi pada tetesan darah tadi.
4. Mengamati adanya benang-benang fibrin, jika ada mencatat waktunya.
Waktunya tersebut merupakan waktu koagulasi darah.
E. HASIL PRAKTIKUM
No
Nama
Anti A
Anti B
Menggumpal
An Nissa Rakhmi
Menggumpal
3
4
Ayu Natasha
Ferdiantika Ratri
Ruchyan Intani
Miftakhurohmah
Dwi Astuti
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
Golongan
Darah
A
A
Waktu
Koagulasi
30 detik ke10
30 detik ke-8
30 detik ke-8
B
O
30 detik k35
30 detik ke-8
30 detik ke-8
12
Yosi Titriasari
Arummadewi
Desi Nugraheni
13
14
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Menggumpal
15
Menggumpal
16
17
19
20
Ratih Dewanti
21
22
23
Nilam Cahya
Nugraheni
Fita Rahmawati
24
Rahmadiyono Widodo
25
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Indah wardaniyati
Ajeng Narulita
Kusumas Tuti
Nurul Endah
Rahmawati
Lannna Murpi Pertiwi
9
10
11
18
Presentase :
a. Golongan darah A =
4
x 100 = 16%
25
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Menggumpal
30 detik ke-7
30 detik ke-1
O
B
30 detik ke1
30 detik ke-7
Menggumpal
30 detik ke-7
Menggumpal
30 detik ke-6
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Menggumpal
30 detik ke-5
A
A
30 detiik ke7
30 detik ke-8
30 detik ke-3
Menggumpal
30 detik ke-1
Menggumpal
30 detik ke-1
Tidak
menggumpal
Menggumpa
l
Tidak
menggumpal
Tidak
menggumpal
Menggumpal
30 detik ke-8
30 detik ke-5
30 detik ke-2
30 detik ke-2
30 detik ke-3
Tidak
menggumpal
Menggumpal
30 detik ke-2
30 detik ke-8
b. Golongan darah B =
10
x 100 =40
25
c. Golongan darah O =
11
x 100 =44
25
d. Golongan darah AB = 0%
F. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan golongan darah dengan sistem
ABO dan menentukan waktu koagulasi darah. Alat dan bahan yang digunakan
yaitu blood lancet steril (disposable), kapas, alkohol, object glass, tusuk gigi, serum
anti-A dan serum anti-B. Prosedur kerja yang dilakukan antara lain mensterilkan
ujung jari tengan atau jari manis dengan kapas yang telah ditetesi alkohol, biarkan
hingga kering. Kemudian menusuk ujung jari dengan blood lancet steril (disposable)
sehingga darah keluar dan meneteskan pada object glass sebanyak 3 tetes berbeda.
Uji tetes pertama dengan serum anti-A, tetes kedua dengan serum anti-B, kemudian
diasuk ketiganya. Untuk tetes ketiga, diamati setiap 30 detik hingga diketahui waktu
koagulasinya.
Dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis golongan darah yaitu golongan darah
ABO, golongan darah Rhesus (Rh), dan golongan darah MN. Tetapi cara pengujian
golongan darah yang paling umum dilakukan adalah dengan sistem ABO. Golongan
darah manusia dapat digolongkan menjadi empat kelompok. Pengelompokan ini
berdasarkan ada tidaknya suatu zat dalam sel darah merah yang disebut dengan
aglutinogen atau antigen. Aglutinin ada 2 macam, yaitu aglutinogen A dan
aglutinogen B.
Apabila antigen-A bertemu dengan anti-A, demikian juga antigen-B bertemu
dengan anti B, maka darah akan menggumpal dan terjadi hemolisis atau pemecahan
sel darah merah. Sehingga dalam melakukan tranfusi darah baik donor maupun
resipien
harus
diperiksa
terlebih
dahulu
golongan
darahnya
berdasarkan
yang sama dapat mengikat dua sel darah merah sehingga menyebabkan sel melekat
satu sama lain dan menggumpal.
Berdasarkan data hasil percobaaan pengujian golongan darah dari seluruh
naracoba dikelas Pendidikan Biologi Internasional 2013 diketahui bahwa terdapat
tiga macam golongan darah di kelas:
1. Golongan darah A berarti pada sel darah merahnya mengandung aglutinogen
A (antigen A) dan aglutinin beta (), sebanyak 16%.
2. Golongan darah B berarti mengandung aglutinogen B (antigen B) dan
aglutinin alfa (), sebanyak 40%
3. Golongan darah O berarti dalam sel darah merahnya tidak mengandung
aglutinogen (antigen A dan B) dan aglutinin, sebanyak 44%
Pengujian golongan darah menggunakan sistem ABO dapat dilakukan
dengan cara meneteskan darah naracoba pada gelas objek sebanyak 2 tetes pada
tempat yang berbeda, kemudian tetes pertama diberi anti A dan untuk tetes kedua
diberi anti B. Jika tetes darah pertama menggumpal dan tetes darah kedua tidak
menggumpal maka naracoba tersebut bergolongan darah B. Jika tetes darah pertama
tidak menggumpal dan tetes darah kedua menggumpal maka naracoba tersebut
bergolongan darah A. Bila keduanya tidak menggumpal maka naracoba tersebut
bergolongan darah O. Jika kedua-duanya menggumpal, maka naracoba tersebut
bergolongan darah AB. Penggumpalan darah disebut dengan aglutinasi.
Golongan darah lebih ditentukan oleh faktor genetis oleh karena itu salah
satu manfaat tes golongan darah yaitu menentukan hubungan keluarga, dan tranfusi
darah. Dalam trafusi darah dari satu orang ke orang lain, darah donor dengan darah
penerima dalam keadaan normal. Klasifikasi golongan darah tergantung pada ada
atau tidaknya kedua aglutinogen.
Kegiatan kedua pada praktikum ini adalah mengetahui waktu koagulasi
darah. Pada kegiatan pratikum yang kedua bahan dan alat yang digunakan untuk
menentukkan waktu koagulasi darah yaitu seperti
meletakkan sampel darah, jarum pentul atau batang tusuk gigi untuk menggaduk
perlahan-lahan, blood lancet steril (disposable) serta kapas alkohol.
Langkah kerja yang pertama yang harus dilakukan yaitu mesterilkan kulit
jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol, membiarkan sampai mengering.
Kemudian menusuk jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan
Blood lancet steril (disposable) sehingga darah keluar. Selanjutnya meneteskan satu
tetes darah pada kaca obyek yang telah dipersiapkan, kemudian setiap 30 detik
sekali melakukan tusukan dengan menggunakan tusuk gigi pada tetesan darah tadi.
Dan kemudian mengamati adanya benang-benang fibrin, jika ada kemudian
mencatat waktunya. Waktu yang diperoleh tersebut merupakan waktu koagulasi
darah.
Teori koagulasi darah menurut Morowitz (1904) yaitu pada peristiwa
pendarahan, maka jaringan yang robek (rusak) akan menyebabkan trombosit pecah
dan membebaskan tromboplastin kemudian tromboplastin dan ion Ca mengaktifkan
protrombin menjadi trombin. Trombin tersebut akan mempengaruhi perubahan
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin, sehingga menutup jaringan yang rusak.
Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons
terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic
pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan negative.
Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang sama
yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan
fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada peristiwa diatas
melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses
koagulasi
b. Kofaktor
c. Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya
Pada hasil praktikum pada seluruh naracoba tersebut rata-rata waktu
koagulasi darah dari naracoba kelas Pendidikan Biologi Internasional 2013 adalah
30 detik ke-8. Waktu tercepat koagulasi darah adalah 30 detik ke-1 dan waktu
terlama koagulasi darah adalah 30 detik ke-10.
Proses koagulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Suhu
Koagulasi merupakan proses kimia yang melibatkan enzim. Apabila suhu rendah,
maka koagulasi akan lamban. Sedangkan apabila suhu tinggi, maka koagulasi
akan cepat.
2. Pengocokan
Apabila darah dikocok dengan perlahan, maka koagulasi akan dipercepat,
sedangkan kalau dikocoknya keras maka koagulasi akan diperlambat.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengujian golongan darah dapat dilakukan dengan system ABO, yaitu berdasarkan
terjadinya aglutinasi atau tidak. Presentase golongan darah yang teramati di kelas
Pendidikan Biologi Internasional 2013 adalah:
a. Golongan darah A =
4
x 100 = 16%
25
b. Golongan darah B =
10
x 100 =40
25
c. Golongan darah O =
11
x 100 =44
25
d. Golongan darah AB = 0%
Golongan darah dapat ditentukan:
- Golongan darah A berarti pada sel darah merahnya mengandung aglutinogen
-
menghindari kehilangan darah saat terjadi luka. Saat peristiwa pendarahan, maka
jaringan yang robek (rusak) akan menyebabkan trombosit pecah dan membebaskan
tromboplastin kemudian tromboplastin dan ion Ca mengaktifkan protrombin menjadi
trombin. Trombin tersebut akan mempengaruhi perubahan fibrinogen menjadi
benang-benang fibrin, sehingga menutup jaringan yang rusak. Pada hasil praktikum
pada seluruh naracoba tersebut rata-rata waktu koagulasi darah dari naracoba kelas
Pendidikan Biologi Internasional 2013 adalah 30 detik ke-8. Waktu tercepat koagulasi
darah adalah 30 detik ke-1 dan waktu terlama koagulasi darah adalah 30 detik ke-10.
H. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Keloma Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Ganong, W. F., 2001, Fisiologi kedokteran, penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Kimball, J.W. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nurcahyo, Heru. 2015. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta:
FMIPA UNY.
Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.
Sadikin,M., 2001 Biokimia Darah. Widya Medika: Jakarta
Sturkie, P. D. and P. Griminger. 1976. Blood: Physical Characteristics, Formed
Wulangi, S. Kartolo. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud.