PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara berkembang yang masuk dalam salah satu
Negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Tak lepas dari pada
itu semakin banyak jumlah penduduk resiko menghasilkan limbah atau sampah
sangat besar baik itu berupa sampah organik maupun sampah anorganik.
Permasalahan yang mendasar adalah mengenai kesadaran bagaimana
pemerintah ataupun masyarakat mengelola sampah dalam artian pentingnya
kesadaran ini agar mereka mengerti jika sampah merupakan masalah yang
sangat besar yang harus dihadapi karena akibat yang ditimbulkan dapat
merugikan kita semua. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor :
18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia, sampah adalah bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa atau
utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercatat dalam
pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan yang ditolak dan dibuang
(Istilah Lingkungan 1994).
Manusia setiap harinya menghasilkan sampah baik itu sampah organik
nataupun anorganik. Sistem persampahan memiliki tahap-tahap dalam
mengamplikasikan sehari-hari. Tahap pertama ialah tahap timbulan,tahap kedua
ialah tahap perwadahan, tahap ketiga ialah pengumpulan, tahap keempat ialah
pengangkutan dan pengolahan kembali serta tahp kelima ialah tahap pembungan
akhir.
Kota Makassar merupakan salah satu kota yang memilki tingkat kepadatan
penduduk yang cukup besar. Kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan dan 143
kelurahan salah satunya adalah
kecamatan dengan
Rantasa?
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti:
Menambah pengetahuan dan wawasan serta melatih dalam
mengungkapkan berbagai pikiran secara ilmiah dan sistematis.
2. Bagi pemerintah :
Sebagai bahan informasi, dalam menentukan kebijakan dalam
meningkatkan kualitas lingkungan yang bersih dari sampah.
3. Perguruan tinggi :
Sebagai bahan referensi dan sumber bacaan bagi peneliti berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
(2015), Program
Sampah bukanlah hal yang terlampau sulit untuk dilakukan oleh individual
secara mandiri. Kunci yang harus dipegang adalah kemauan yang kuat untuk
memulai dan melestarikannya kepada kelompok masyarakat lainnya. Pentingnya
kepemilikan kesadaran untuk melakukan pengelolaan sampah terletak pada efek
yang dihasilkan oleh sampah terhadap lingkungan. Pendeknya, pengelolaan
sampah akan meminimalisir atau bahkan menghilangkan dampak negatif yang
selama ini lebih sering tertuju pada pencemaran yang berujung kerusakan
lingkungan. Dengan mengetahui cara pengelolaan sampah yang baik dan benar,
kita bisa mengambil langkah tepat terkait bagaimana memperlakukan sampah
sehingga tidak merugikan orang per orang berikut lingkungannya.
Pengumpulan dan pengangkutan sampah tidak dapat berjalan dengan baik, jika
tidak adanya partisipasi masyarakat (Pramono, 2008:12) sebagaimana yang
dilakukan di kota-kota di Indonesia, masyarakat terlibat dalam pengumpulan
sampah. Sedangkan peran serta masyarakat adalah sistem pengumpulan sampah atas
kesadaran masyarakat sendiri untuk membawa sampahnya ke TPS terdekat
Pramono (2008:5).
Organisasi terasteral (rukun tetangga dan rukun warga) merupakan organisasi
penting yang mengkoordinir pengumpulan sampah dipermukiman-permukiman
yang tidak memiliki akses ke jalan utama (Nurmandi 2006:298).
Berdasarkan hal tersebut, menurut e-dukasi.net (2008), sistem pengumpulan
sampah, khususnya sampah rumah tangga yang saat ini dilakukan didasarkan pada
kondisi dan kultur masyarakat. Salah satu pendekatan kepada masyarakat untuk
dapat membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah bagaimana
membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai dengan tujuan program
tersebut, yang menyangkut:
1. Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib,
lancar, dan merata.
2. Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat.
3. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.
Tanpa adanya partisipasi masyarakat, semua program pengelolaan sampah
(kebersihan) yang direncanakan akan sia-sia.
Menurut Rukmana, et. all, (1993), partisipasi masyarakat akan
membangkitkan semangat kemandirian dan kerjasama diantara masyarakat
Dump Truck. Kendaraan ini merupakan modifikasi dari truck biasa, bak
truck dapat digerakkan secara hidrolik sehingga proses bongkar sampah bisa
fektif, sedangkan lama operasionalisasi sama dengan truck biasa. Bak
terbuat dari baja dengan kapasitas bervariasi 8 m3, harganya relatif lebih
mahal dari truck biasa. Kapasitas operasional adalah 2-3 rit perhari. Untuk
jenis kendaraan ini digunakan pada pola operasional sistem door to door,
jemput bola, transfer depo, dan juga sistem TPSS atau container yang
berfungsi sebagai TPSS.
Arm-Roll Truck. Yaitu truck tanpa bak dengan lengan hidrolik untuk
menggerakkan Dengan kendaraan ini, operasi pengangkutan dan
pembuangan sampah menjadi lebih praktis. Bentuk dan ukurannya
bervariasi menurut container. Harga kendaraan relatif lebih mahal dari
dump truck. Kapasitas operasional adalah 3-4 rit perhari, tergantung pada
jarak pengangkutan. Jenis kendaraan ini digunakan pada pola operasional
sistem transfer depo dan container.
1.
1. Tong (Bin)
Salah satu wadah sampah yang sering digunakan oleh masyarakat di Kota
Makassar adalah menggunakan bak sampah dari pasangan batu bata, yang pada
umumnya digunakan pada daerah permukiman. Disamping sebagai wadah
individual, beberapa bak sampah juga merupakan wadah komunal sebelum
sampah diangkut ke TPS atau kontainer.
10
11
juga kurang ekonomis. Dari beberapa dan kelebihan dan kekurangan sistem ini,
maka penggunaan bak batu bata kurang dianjurkan.
3. Kantong plastik
12
Dengan
mempertimbangkan
kelebihan
dan
kekurangannya
maka
4. Lubang tanah/penimbunan
13
tersebut memiliki daya dukung lingkungan yang masih cukup tinggi, namun
apabila digunakan pada daerah yang cukup padat dapat mencemari lingkungan.
14
15
RT
RT
RT
RT
RT
RT
TPS
TPS
TPA
rumah
tangga
dikumpulkan
di
tempat
penampungan
sampah
Sanitaly landfill, sampah digunakan sebagai bahan pengisi tanah yang akan
diurung
b.
16
d.
17
G. Sumber sampah
1. Sampah dari Rumah Tangga
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga antara lain berupa
sisa hasil pengolahan makanan, barang bekas dari perlengkapan rumah
tangga, kertas, kardus, gelas, kain, tas bekas, sampah dai kebun dan
halaman,batu baterai dan lain lain.terdapat jenis sampah rumah tangga yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), yang perlu penanganan
khusus, agar tidak berdampak pada lingkungan,seprti batu baterai, bekas
kosmetik, pecahan lampu, bekas semir sepatu dan lain-lain.
2. Sampah dari Pertanian
Sampah yang berasal dari kegiatan pertanian pada umumnya berupa
sampah yang mudah membusuk, seperti rerumputan dan jerami.Penanganan
sampah dari kegiatan pertanian pada umumnya dilakukan pembakaran,yang
dilakukan setelah panen. Jerami dikumpulkan di pojok sawah, kemudian
dibakar. Masih sedikit petani yang memanfaatkan jerami untuk pupuk.
Selain sampah yang mudah membusuk, kegiatan pertanian menghasilkan
sampah yang masuk kategori B3 sepeti petisida, dan pupuk buatan, sehingga
perlu
dilakukan
penanganan
khusus
agar
tidak
mencemari
18
di
Industri
menghasilkan
jenis
sampah
yang
Sampah organik
Sampah organik bersifat biodegrable, yaitu sampah yang dapat
Sampah Anorganik
Sampah anorganik bersifat non biodegrable,yaitu sampah yang tidak
dapat didegradasi atau diuraikan secara sempurna melalui proses biologis baik
secara aaerob maupun secara anaerob. Sampah anorganik ada yang dapat diolah
dan digunakan kembali karena memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas
bekas, kain perca, Styrofoam. Namun demikian sampah anorganik ada juga
yang tidak dapat diolah sehingga tidak memiliki nilai secara ekonomi seperti
kertas karbon, pamers, pembalut, dan lain-lain (Bambang, 2012 : 12 ).
I. Masalah Sampah
21
22
KERANGKA PIKIR
23
Mengumpulkan sampah
Kerja Bakti
Pelaksanaan di
Masyarakat
Evaluasi
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
24
25
26
27
c.
d.
28
Kelurahan
RW
Sampel
1.
Tanjung Merdeka
29
2.
Manuruki
3.
Barombong
12
4.
Maccini Sombala
5.
Balang Baru
10
6.
Jongaya
14
7.
Bongaya
12
8.
Mangasa
12
9.
Pabaeng baeng
10
10.
Parang tambung
16
111
34
Jumlah
30
teknik
wawancara
adalah
proses
memperoleh
31
32
2. Sadar
:3-5
3. Sangat sadar : 6 - 8
Perhitungan data menggunakan klasifikasi Equal interval yaitu Nilai
tertinggi Nilai terendah + 1 dibagi jumlah kelas sehingga menghasilkan
interval 3
Dalam penelitian ini, data yang dihasilkan kemudian dinilai secara
kualitatif dan selanjutnya dideskripsikan secara logis dan sistematis.
Berikut adalah kriteria tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
Program Makassar Tidak Rantasa.
1. Masyarakat tahu atau tidak tentang progran MTR.
2. Dapat menjelaskan tentang tujuan program MTR.
3. Mengetahui apakah pemerintah setempat pernah mengadakan
program MTR.
4. Mengetahui apa-apa saja yang harus dilakukan untuk mendukung
program MTR.
5. Mengetahui cara mengatasi sampah yang tertuang dalam program
MTR.
6. Mengetahui kendala-kendala tentang pelaksanaan program MTR.
7. Mengetahui pentingnya program MTR dilaksanakan.
8. Mengetahui sarana dan prasaran yang disediakan pemerintah.
Keterangan: Setiap kriteria tingkat pengetahuan tentang MTR akan diberi skor = 1
Adapun kriteria tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelas yaitu:
33
1. Kurang Tahu : 0 - 2
2. Cukup Tahu
:3-5
3. Sangat Tahu : 6 8
Perhitungan data menggunakan klasifikasi Equal interval yaitu Nilai
tertinggi Nilai terendah + 1 dibagi jumlah kelas sehingga menghasilkan
interval 3
Dalam penelitian ini, data yang dihasilkan kemudian dinilai
secara kualitatif dan selanjutnya dideskripsikan secara logis dan
sistematis.
34