PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap penelitian tentu tidaklah terlepas dari masalah penelitian, sebab penelitian
ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang ada.
Permasalahan tersebut dapat timbul karena adanya kesangsian, kebingungan, atau unsur
ambiguitas terhadap suatu hal atau fenomena. Atau dapat pula timbul dari adanya
halangan, rintangan, atau celah baik antarkegiatan atau antarfenomena, baik yang telah
ada ataupun yang akan ada. Oleh karena itu suatu penelitian diharapkan dapat
memecahkan masalah-masalah tersebut.
Seorang peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi penelitiannya, kemudian
merumuskannya, untuk bisa memperoleh jawaban dari permasalahan tersebut. Perumusan
masalah merupakan hulu dari sebuah penelitian dan tentunya merupakan sebuah langkah
yang sangat penting. Namun, perumusan masalah penelitian bukanlah pekerjaan yang
mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman.
Untuk bisa merumuskan masalah penelitian, tentunya seorang peneliti perlu
memahami tentang bagaimana memperoleh dan merumuskan masalah penelitian. Oleh
karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang masalah penelitian, yang
mencakup sumber, kriteria, pedoman, dan jenis dari pertanyaan-pertanyaan penelitian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa saja sumber-sumber masalah penelitian?
2. Bagaimana kriteria dalam pemilihan masalah penelitian?
3. Bagaimana pedoman dalam merumuskan masalah penelitian?
4. Apa saja jenis-jenis pertanyaan dalam masalah penelitian?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sumber-sumber masalah penelitian.
2. Untuk mengetahui kriteria dalam pemilihan masalah penelitian.
3. Untuk mengetahui pedoman dalam merumuskan masalah penelitian.
4. Untuk mengetahui mengenai jenis-jenis pertanyaan dalam masalah penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SUMBER-SUMBER MASALAH PENELITIAN
Perluasan analisis maupun metode dan teknik dengan equipment yang lebih modern
akan membuat masalah dapat dipecahkan ecara lebih memuaskan. Misalnya, kerja
Steinhauser telah menemukan minyak cod-liver untuk menyembuhkan penyakit
criket di tahun 1840 belum dapat dijelaskan secara terperinci sampai dengan
penelitian selanjutnya bertahun-tahun kemudian. Ataupun penemuan penisilin oleh
Fleming di tahun 1929 telah terhenti beberapa lama, sampai kemudian Florey
meniliti kembali sifat-sifat penisilin sebagai alat penyembuh penyakit.
e. Cabang Studi yang Sedang Dikembangkan
Kadangkala masalah ditemukan, bukan dari bidang studi itu sendiri, tetapi dari
cabang yang timbul kemudian, yang mula-mula dipikirkan tidak berapa penting
sifatnya. Misalnya, ketika Pasteur meneliti penyakit kolera dengan menyuntik ayamayam percobaannya dengan mikroba kolera, pada suatu hari ia kehabisan ayam-ayam
sehat. Dilihatnya, ayam-ayam tersebut tidak mati akibat suntkan mikroba kolera. Dari
percobaan ini ia tertarik akan ketahanan ayam-ayam tersebut, dan ia menemukan
masalah yang mendorongnya meniliti tentang prinsip-prinsip kekebalan atau
imunisasi. Ketika William Perkins mencoba mengubah aniline menjadi quinine
dalam percobaannya, ia menemukan suatu masalah lain yang menghasilkan alat
pencelup aniline yang ungu. Begitu juga ketika W.R Whitney meneliti ion air raksa
sebagai sumber cahaya, ia menemukan fakta-fakta yang telah menggiring ia
merumuskan masalah yang menghasilkan alternating current rectifier.
f. Catatan dan Pengalaman Pribadi
Catatan pribadi serta pengalaman pribadi sering merupakan sumber dari
masalah penelitian. Dalam penelitian ilmu sosial, pengalaman serta catatan pribadi
tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi ataupun kegiatan professional dapat
merupakan sumber masalah untuk penelitian.
g. Praktik serta Keinginan Masyarakat
Praktik-praktik yang timbul dan keinginan-keinginan yang menonjol dalam
masyarakat dapat merupakan sumber dari masalah. Praktik-praktik tersebut dalam
merupakan tunjuk perasaan, pernyataan-pernyataan pemimpin, otoritas ilmu
pengetahuan baik bersifat lokal, daerah, maupun nasional. Adanya gejolak rasial,
misalnya dapat merupakan sumber masalah. Adanya ketimpangan antara input dan
produktivitas sekolah dapat merupakan suatu masalah penelitian. Ataupun ucapan
ketua ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), ataupun Prof. Dr. Sumitro, dapat
merupakan sumber masalah, karena otoritasnya dalam ilmu pengetahuan.
h. Bidang Spesialisasi
d. Prioritas, masalah yang dipilih merupakan masalah yang lebih mendesak untuk
diteliti, karena jika tidak akan menimbulkan dampak negatif untuk masyarakat.
Suatu masalah tertentu, mungkin menjadi permasalahan yang sangat penting pada
beberapa periode yang akan datang, namun belum terlalu penting untuk diteliti
pada saat sekarang.
e. Kemampuan Peneliti, masalah yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat
keahlian si peneliti, waktu dan biaya yang dibutuhkan, serta menarik bagi si
peneliti. Sehingga penelitian dapat lebih mudah dilaksanakan dan memberikan
manfaat yang lebih besar daripada biayanya.
Pemahaman terhadap pemilihan masalah tersebut menjadi sangat penting agar
terhindarkan dari upaya pemecahan masalah yang bukan merupakan masalah penelitian.
Suatu masalah, bukan merupakan masalah penelitian sudah tentu tidak memenuhi
kriteria yang telah disebutkan di atas, atau ketika kemungkinan jawaban dari pemecahan
masalah tersebut hanya ada satu tanpa ada kemungkinan alternatif yang lain dari satu
jawaban tersebut.
2.3 PEDOMAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya,
dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian, atau judul penelitian.
Umumnya rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi berikut:
a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b. Rumusan hendaklah jelas dan padat.
c. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Perlu juga diperhatikan bahwa dalam memilih masalah, hindarilah memilih
masalah serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal
ataupun terlalu argumentatif. Disamping itu, masalah ilmiah tidak boleh merupakan
pertanyaan-pertanyaan etika atau moral. Sebab hal-hal tersebut berkaitan dengan nilai
dan value judgment yang tidak bisa dijawab secara ilmiah. Contohnya, Perlukah
kepemimpinan organisasi secara demokrasi? atau Apakah metode mengajar secara
otorita menuju ke cara belajar yang buruk? Penggunaan kata perlukah dan belajar
yang buruk menunjukkan preferensi dan mengandung value judgment sehingga kalimat
atau kata seperti ini sebaiknya tidak digunakan.
Ada dua cara untuk merumuskan masalah, yakni dengan menurunkan masalah
dari teori yang telah ada atau observasi langsung di lapangan. Jika masalah tersebut
diperoleh dari hasil observasi di lapangan, maka perlu juga dihubungkan dengan teoriteori yang telah ada, agar dapat memberikan dalil dan membentuk sebuah teori.
5
disempurnakan akan mempunyai fokus yang lebih baik dan akan menggerakkan
penelitian ke depan dengan lebih jelas ketimbang pertanyaan yang telah
diformulasikan sebelumnya.
Selain menyempurnakan pertanyaan orisinal, aktivitas penelitian lain yang
terkait dengan pertanyaan tersebut harus dibahas dalam fase ini untuk memperbaiki
arah proyek:
1. Memeriksa konsep dan konstruk yang akan digunakan dalam studi. Apakah
konsep dan konstruk telah didefinisikan secara memuaskan? Apakah definisi
operasional sudah digunakan secara semestinya?
2. Mengulas pertanyaaan penelitian dengan tujuan untuk merincinya menjadi
pertanyaan tingkat kedua dan ketiga yang lebih spesifik.
3. Apabila hipotesis digunakan, pastikan apakah hipotesis tersebut memenuhi uji
kualitas.
4. Menentukan bukti apa yang harus dikumpulkan untuk menjawab bermacam
pertanyaan dan hipotesis.
5. Menetapkan cakupan studi dengan menyatakan apa yang bukan bagian dari
pertanyaan penelitian. Ini akan menetapkan batas untuk memisahkan masalah
yang berada dekat dengan sasaran utama.
Ketika karakteristik atau alasan yang masuk akal dari masalah telah
didefinisikan dengan baik dan pertanyaan penelitian dinyatakan secara jelas, maka
selanjutnya dapat mendeduksi subpertanyaan esensial yang akan menuntun
perencanaan proyek dalam proses penelitian.
2. PERTANYAAN MANAJEMEN
Manajer harus melangkah dari dilema manajemen ke pertanyaan manajemen
untuk melanjutkan proses riset. Pertanyaan manajemen menyatakan kembali dilema
dalam bentuk pertanyaan:
Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat perputaran karyawan?
Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan lamanya masa tinggal
penyewa dan mengurangi tingkat kepindahan?
Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi biaya?
Kategori Pertanyaan Manajemen
Jumlah pertanyaan manajemen terlalu banyak untuk didaftar, tetapi kita dapat
menggolongkannya:
Pilihan tujuan atau sasaran.
Pembuatan dan evaluasi solusi.
Pelacakan masalah atau situasi kontrol.
Jenis pertama berkenaan dengan pilihan tujuan dan sasaran. Pertanyaan
umumnya adalah Apa yang ingin kita capai? Pada tingkat perusahaan,
7
atau situasi control. Masalah biasanya melibatkan pemantauan atau diagnose atas
penyebab kegagalan seperti, dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkannya.
Kelompok
ini
mencakup
pertanyaan
seperti,
Mengapa
departemen
kita
terhadap perusahaan.
Riset sekunder untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan lain untuk
memoles citra mereka.
Studi untuk meramalkan ekspektasi pada perubahan sikap sosial.
Pertanyaan sehubungan dengan sasaran negosiasi tenaga kerja MetalWorks
dapat mendorong riset mengenai penyelesaian terkini di dalam industry atau survey
di kalangan pekerja untuk mencari tahu seberapa baik manajemen telah memenuhi
kepeduliannya mengenai kualitas kehidupan kerja. Adalah tanggung jawab bersama
periset dan manajemen untuk memilih proyek yang paling produktif.
Sifat Pertanyaan Manajemen
menjadi
pertanyaan-pertanyaan
yang
lebih
spesifik
untuk
dalam proposal riset, karena pertanyaan ini menuntun pengembangan desain riset.
Pertanyaan ini adalah dasar untuk menciptakan instrument pengumpulan data riset.
Periset yang mengerjakan proyek BankChoice mengembangkan dua
pertanyaan
investigasi
utama
untuk
mempelajari
pasar
dengan
beberapa
4. PERTANYAAN PENGUKURAN
Pertanyaan pengukuran harus disiapkan begitu aktivitas perencanaan proyek
selesai, tetapi biasanya menunggu pengujian percobaan untuk penyempurnaan. Ada
dua jenis pertanyaan pengukuran: pertanyaan yang sudah didesain dan teruji
sebelumnya dan pertanyaan yang didesain menurut pesanan. Pertanyaan pengukuran
10
yang didesain sebelumnya adalah pertanyaan yang sudah dirumuskan dan diuji oleh
periset sebelumnya, tercatat di dalam literature, dan dapat diterapkan secara harfiah
atau diadaptasi untuk proyek yang ditangani. Beberapa studi menggunakan alat
pengukuran yang sudah siap ini karena meningkatkan keabsahan dan dapat
mengurangi biaya proyek. Namun, pertanyaan pengukuran lebih sering dibuat
berdasarkan pesanan sesuai pertanyaan investigasi. Sumber daya untuk hal ini adalah
wawasan kolektif yang berasal dari semua aktivitas dalam proses riset yang telah
diselesaikan hingga titik ini, khususnya wawasan dari eksplorasi. Selanjutnya, selama
pengujian percobaan atas instrument pengumpulan data, pertanyaan yang dibuat
sesuai pesanan ini akan disempurnakan.
Dalam survey, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang benar-benar
kita ajukan kepada responden. Pertanyaan ini muncul dalam kuisioner. Dalam studi
observasi, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus dicatat oleh periset
observasi mengenai tiap subjek yang dipelajari.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
11
12