Anda di halaman 1dari 12

Arsitektur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pantheon, Roma

1.

PENGERTIAN ARSITEKTUR

Berdasar Ilmu Pengetahuan

Arsitektur adalah karya manusia dan untuk kehidupan manusia pula


(sumber: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan Arsitektur, Made
AL, Ark. Djauhari S, Bandung, 1981)

Arsitektur adalah mendirikan bangunan


(sumber:Bouwkondige Encyclopedia)

Arsitektur adalah suatu perpaduan praktek seni dengan rangka-rangka yang


komplek dari faktor masyarakat, teknologi, iklim, dan ekonomi.(Ben Farmer,
Comoditie)

Arsitektur adalah seni mendesain bangunan yang baik, bangunan yang


atraktif, terencana dengan baik, dan terbangun dengan baik, dan keduanya
sesuai dan berarti untuk kalangan masyarakat.(Ben Farmer: Needs and
Means)

dilihat

dari

segi

keindahan

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri
mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur
mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level
makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level
mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk
kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Seni dalam mendirikan bangunan, termasuk didalamnya segi perencanaan,


konstruksi dan penyelesaian dekorasinya antara lain :
1
Sifat / bentuk bangunan
2
Proses membangun bangunan
3
Bangunan
4
Kumpulan bangunan
(sumber banhart c.l. dan jess stein)
Arsitektur merupakan lingkungan buatan sebagai wahana ekspresikultural,
untuk menata kehidupan jasmaniah, psikologis dan sosial manusia (sumber:
Kerangka Kerja Makna didalam Arsitektur,R.Christian, J.Sinar Tanudjaya, Universitas
Atmajaya, Yogyakarta, 1991)

Berdasar Aspek

Arsitektur adalah bagian dari kegiatan manusia dalam menciptakan sesuatu untuk dirinya
agar keluar dan menundukkan alam.(sumber: Maclaine Pont, Arsitektur Kolonial Belanda Di
Indonesia, Yuliano Sumalyo, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1995),(Maclaine Pont),
(Samalyo, Yulianto..Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia.Yogyakarta: UGM Press.1995.
Cetakan ke-2)
Arsitektur adalah penataan beberapa masa dengan ulung, tepat dan baik srekali
digabungkan bersama dalam cahaya mata kita yang diciptakan untuk melihat bentuk-bentuk
dalam cahaya. (sumber: Samaly,Yulianto, Arsitektur Kolonial Belanda Di Indonesia, UGM Press,
Yogyakarta, 1995. Cetakan ke-2)

Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia (sumber:pencerminan


nilai budaya dalam arsitektur di indonesia van ramondhi penerbit djambatan 1982 jakarta)
Arsitektur adalah jalan dan cara untuk mencapai terwujudnya hubungsn harmonis antara
manusia pencipta dan manusia pemakai penciptaan tersbut.(sumber: Yayasan Lembaga Penyelidi
Menurut Nimpoeno, Arsitektur dari sudut pandang wawasanpembudayaan adalah proses estetika
total, yaitu : dampak dari pengalaman budaya total terhidupan kehidupan organis, psikologis dan
sosial.(sumber : Boedojo, Poedjo.Arsitektur, Manusia Dan Pengamatannya.Laporan Seminar
Tata Lingkungan Mahasiswa Fakultas Teknik UI.Jakarta : Djambatan.1986. Cetakan ke-1)
Arsitektur adalah metode dan gaya rancangan suatu konstruksi.(sumber: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.Cetakan
ke-2)
Menurut Van Ramondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia
(definisi konsepsional). ( Maryono, Irawan dkk. Pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur Di
Indonesia.Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI.
Djambatan : 1985. Cetakan Ke-2)
3

Material

Arsitektur adalah bagian dari seni (seni bangunan) selain seni lukis dan seni pahat yang
karyanya dapat dinikmati dengan melihat luar dan dalamnya. (sumber: Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan Arsitektur, Made AL, Ark. Djauhari S, Bandung,1981),(Kamus
Umum Bahasa Indonesia, WJS Poerwodarminto)
Arsitektur adalah bangunan yang estetis, indah anggun dan menawan. (sumber:
Budiharjo, Eko Ir.Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan.Yogyakarta : Gadjah
Mada University.1987)
Arsitektur adalah ujud dan tatanan ruang , waktu dari lingkungan hidup manusia, baik
individu, maupun masyarakat keseluruhan. (sumber: Cest,I,Ngoerah, Gote.Arsitektur tradisional
Bali.1981).
Seni
Arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan disebut seni terikat.(sumber:
R.Sutrisno.Arsitektur Modern.Jakarta: PT.Gramedia.1983)
Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan (sumber: R.Christian, J.Sinar
Tanudjaya.Kerangka Kerangka Makna didalam Arsitektur.Yogyakarta: Universitas
Atmadjaya.1991)
Arsitektur, tidak seperti kebanyakan bentuk seni yang lain, suatu media dan gambar atau
model hanya dapat mengklarifikasikan ruang alami.(sumber: Bark, Roek.The Temple of The
Cathedral: The Search for Spirituality in Architecture,From The Renaissance at The Present Day)
Arsitektur adalah kemampuan pemahaman seni, mengerti musik, filsafat, puisi, sastra
juga kemampuan untuk merancang dan membangun yang berdasar atas fungsi, bentuk dan
konstruksi.(sumber:arsitektur.tripod.com)
Aspek Sosial

Arsitektur adalah pengejawantahan (manifestasi) dari kebudayaan manusia . (sumber: Ir.


Hindro T. Soemardjan, Arsitektur dan Linghkungannya, Ir. Heinz Frick, Kanisius, 1988)
Arsitektur adalah ekspresi dan wahana suatu kebudayaan dalam fikir alam, cita rasa dan
ungkapan langsung paling jelas, bagaimana suatu masyarakatberfilsafat hidup dan menangani
kehidupan.
( Mangunwijaya, YB.Arsitek dan Arsitektur Indonesia Menyongsong masa Depan)
di 08:49 Diposkan oleh solusi griya
http://thebatabatastudiodesain.blogspot.com/2009/07/pengertian-arsitektur.html

Ruang lingkup dan keinginan


Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis
paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan /
Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat
dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu
unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup
pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi
itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah holak, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi,
humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu
yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan
penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang
arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama
di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, poststrukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang memengaruhi
arsitektur.

Teori dan praktik


Pentingnya teori untuk menjadi Referensi praktik tidak boleh terlalu ditekankan,
meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "praktikdan teori
adalah akar arsitektur. Praktik adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan
sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan
dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses
konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang
arsitek yang berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai
bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktik hanya berpegang
kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan
praktik, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga

dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan". Ini semua tidak lepas dari konsep pemikiran dasar
bahwa kekuatan utama pada setiap Arsitek secara ideal terletak dalam kekuatan idea.

Sejarah
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang
kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).
Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia
menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik,
arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba,
improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah
seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari
pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia pada masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah
surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban.
Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum
seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah
sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di
dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai
bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti
khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karyakarya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad
Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi
profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi
proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih
penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan
kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus
individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara
seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap
ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya
masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya
engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek
menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah
"arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada
unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, cole

des Beaux-Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar
cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga
estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produkproduk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau
melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran
dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiranpemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907)
yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik
lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman
tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni,
ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan
dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh
kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai
"master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena
kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern
pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan,
keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui
Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum
pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat
bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara
fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek /
duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi
dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang
mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan
filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan
kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang
dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris
Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan,
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti
perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.

Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multidisiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional
dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun, arsitek individu masih
disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya,
sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini,
namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.
Arsitektur Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Masjid Agung Yogyakarta memperlihatkan arsitektur Jawa dan mengambil warisan


Hindu yaitu atap Meru.
Arsitektur Indonesia dipengaruhi oleh keanekaragaman budaya, sejarah
dan geograf di Indonesia. Para penyerang, penjajah, dan pedagang membawa
perubahan kebudayaan yang sangat memperuhi gaya dan teknik konstruksi
bangunan. Pengaruh asing yang paling kental pada zaman arsitektur klasik adalah
India, meskipun pengaruh Cina dan Arab juga termasuk penting. Kemudian
pengaruh Eropa pada seni arsitektur mulai masuk sejak abad ke-18 dan ke-19.
1
Arsitektur Keagamaan
Walaupun arsitektur keagamaan tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia,
seni arsitektur ini berkembang pesat di Pulau Jawa. Pengaruh sinkretisasi agama di
Jawa meluas sampai ke dalam arsitektur, sehingga menghasilkan gaya-gaya
arsitektur yang berkhas Jawa untuk bangunan-bangunan ibadah agama Hindu,
Buddha, Islam, dan Kristen.
Sejumlah bangunan agama seperti candi, yang seringkali berukuran besar
dan didisain secara kompleks, banyak dibangun di Pulau Jawa pada zaman kejayaan
kerajaan Hindu-Buda Indonesia antara abad ke-8 sampai ke-14. Candi-candi Hindu
tertua yang masih berdiri di Jawa terletak di Pegunungan Dieng. Diperkirakan
dahulu terdapat sekitar empat ratus candi di Dieng yang sekarang hanya tersisa
delapan candi. Pada awalnya, struktur bangungan-bangunan di Dieng berukuran
kecil dan relatif sederhana. Akan tetapi tingkat kemahiran arsitektur di Jawa
semakin meningkat. Dalam kurun waktu seratus tahun saja kerajaan kedua

Mataram telah dapat membangun kompleks candi Prambanan di dekat Yogyakarta


yang dianggap sebagai contoh arsitektur Hindu terbesar dan terbagus di Jawa.
Candi Borobudur, sebagai monumen umat Buddha yang tercantum di dalam
daftar Situs Warisan Dunia UNESCO, dibangun oleh wangsa Syailendra antara tahun
750 sampai dengan 850 Masehi, tetapi kemudian ditinggalkan sesaat seketika
Borobudur telah siap dibangun, merujuk pada saat mundurnya agama Buddha dan
perpindahan kekuasaan ke sebelah timur Jawa. Borobodur memiliki sejumlah besar
pahatan-pahatan menarik yang menampilkan cerita yang apabila dicermati mulai
dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas merupakan metafor peraihan
pencerahan. Dengan mundurnya Kerajaan Mataram, sebelah timur Jawa menjadi
pusat arsitektur keagamaan dengan gaya yang sangat menarik yang mencerminkan
Siwaisme, Buddha dan pengaruh khas Jawa; sebuah fusi yang mencerminkan
karakteristik agama di seluruh pulau Jawa.
Pada abad ke-15, Islam sudah jadi agama berkuasa di Jawa dan Sumatra,
yaitu pulau-pulau yang paling banyak penduduknya. Seperti agama Hindu dan
Buddha sebelumnya, pengaruh asing yang ikut agama baru ini menampung dan
menafsirkan sedemikian rupa menghasilkan gaya-gaya arsitektur mesjid yang
berkhas Jawa.
2
Arsitektur Adat
Arsitektur adat adalah tempat aktivitas manusia yang berhubungan
dengan bangunan atau wadah aktivitas dan lingkungan yang diwarnai oleh budaya
dan adat istiadat setempat. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai jenis
arsitektur tradisional yang berbeda.[1]
Rumah tradisional Indonesia tidak didesain oleh arsiktek. Orang desa
membuat rumahnya sendiri, atau desanya menyatukan sumber untuk membangun
struktur dibawah bimbingan pemimpin tukang kayu.

Kesimpulan
bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan
bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara
berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih
dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan
yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang
diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah,
tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara
masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai
arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengawasan Lurah Dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Purbaratu
Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
serta pengikutnya sampai akhir nanti. Amin
Penulisan Skripsi ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas akhir dalam rangka
memperoleh gelar sarjana Strata 1 di Program Studi Ilmu Pemerintahan, Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik dan diharapkan dapat memberi kemanfaatan bagi masyarakat umumnya
dan kalangan akademisi pemerintahan pada khususnya.
Pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih
kepada :
Akhir kata tiada gading yang tak retak. Itulah peribahasa yang tepat dapat penyusun
sampaikan. Penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran sangat
penyusun harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin

Tasikmalaya, Februari 2012


Penyusun

DAFTAR ISI
1

Kata pengantar

Pengertian Arsitektur : -

Berdasarkan Aspek

Material

Berdasarkan Ilmu Pengetahuan

1 Ruang Lingkup dan Keinginan


2 Teori dan Peraktik
3 Sejarah
4 Arsitektur Indonesia : - Arsitektur Keagamaan
3
1

Kesimpulan

Arsitektur Adat

MAKALAH SENI BUDAYA


SENI ARSITEKTUR
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Seni Budaya

Di Susun Oleh : kelompok 6


Kelas : X TKJ-1
Ketua : Ipah Latifah
Anggota : -Muhammad Zakaria
-Siti Ratna Ningsih
-Dwi Anggraeni
-Muladi Juliyadi

-Ricky Septian Akbar

SMK NEGERI 4 TASIKMALAYA


Jl. Depok Kel. Sukamenak Kec. Purbaratu, Tlp. (0265) 312059
Website : smkn4-tsm.info Email : smkn4tsm@gmail.com
Kota Tasikmalaya 46196

Anda mungkin juga menyukai