Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(BAHAN AJAR)
MATA KULIAH
MICRO TEACHING
Oleh:
Saminanto, S.Pd., M.Sc
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Hanya dengan berkah dan petunjuk-Nyalah,
penulis selaku dosen dapat menyusun bahan ajar ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu diteladani dan diharapkan syafaatnya.
Dalam proses perkuliahan dosen memiliki tugas membuat perencanaan perkuliahan,
melaksanakan perkuliahan dan melakukan penilaian. Perencanaan perkuliahan meliputi pembuatan
silabus perkuliahan, satuan ajar perkuliahan (SAP) yang dilengkapi dengan bahan ajar perkuliahan.
Bahan ajar sangat penting dikembangkan untuk mendukung dan memberikan panduan perkuliahan
terkait materi apa saja yang akan menjadi substansi dari suatu kompetensi yang akan di capai.
Untuk itu dosen dalam melaksanakan perkuliahan diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar
sendiri sesuai dengan kompetensi yang diinginkan.
Dengan berbekal kemauan yang berdasarkan kebutuhan perkuliahan yang tertuang dalam
silabus yang dijabarkan dalam SAP terwujudlah hand out/bahan ajar perkuliahan yang sederhana
ini. Penulis menyadari dan memaklumi sepenuhnya bahwa bahan ajar ini jauh dari sempurna.
Karenanya, segala kritik konstruktif dan saran perbaikan senantiasa diharapkan dan diterima
dengan lapang dada dan senang hati untuk perbaikan penyusunan bahan ajar perkuliahan
berikutnya.
Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga bahan ajar ini bermanfaat untuk perkuliahan.
Hanya kepada Allah-lah penulismenyembah dan memohon pertolongan, semoga laporan penelitian
yang sederhana ini bermanfaat. Amien ...
Micro Teaching | 1
DAFTAR ISI
BAB I
Micro Teaching | 2
BAB I
PROFESIONALISME GURU
Guru merupakan salah satu faktor penentu kualitas pendidikan. Bila Gurunya
memiliki kualitas akademik, berkompeten dan profesional, maka diharapkan proses
pendidikan yang berjalan dapat optimal dan menghasilkan output lulusan yang kompetitif.
Sebaliknya, bila Guru tersebut tidak memenuhi kualitas akademik, tidak berkompeten dan
tidak profesional maka keseluruhan proses pendidikan tidak akan optimal. Untuk dapat
menghasilkan Guru yang profesional maka upaya peningkatan dan pengembangan
kompetensi Guru mutlak diperlukan. Sebelum membahas bagaimana mengembangkan
kompetensi guru, perlu dikemukakan terlebih dahulu, sebenamya apa yang dimaksud
dengan sebuah profesi dan Guru yang profesional itu?
Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan
keahliannya (expertise). Ini berarti suatu pekerjaan/jabatan itu harus dikerjakan oleh orang
yang sudah terlatih/disiapkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ciri-ciri profesi adalah:
pertama, profesi merupakan seperangkat keterampilan yang dikembangkan secara khusus
melalui seperangkat norma yang dianggap cocok dalam suatu masyarakat; kedua, seorang
profesional dituntut untuk memiliki landasan pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan dalam waktu yang panjang selama pendidikan dan pelatihan, dan ketiga,
seorang profesional harus berorientasi pada usaha memberikan layanan ahli serta dituntut
untuk dapat mengevaluasi kerjanya sebagai balikan bagi upaya peningkatan (Nyoman
Dentes, 1996).1
Nyoman Dentes menambahkan bahwa para ahli profesional di Indonesia
merumuskan ciri-ciri utama profesi sebagai berikut: pertama, memiliki fungsi dan
signifikansi sosial yang crucial. Kedua, adanya tuntutan penguasaan keahlian keterampilan
sampai tingkatan tertentu. Ketiga, memiliki perolehan keahlian/keterampilan tersebut bukan
hanya dilakukan secara rutin, tetapi melalui pemecahan masalah atau penanganan situasi
krisis melalui penggunaan metode ilmiah. Keempat, memiliki batang tubuh disiplin ilmu
Subijanto, "Pemantauan Tenaga Kependidikan TK, SO, dan SOLB di Kabupaten Badung,
Propinsi Bali" dalam Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Balitbang Oikdasmen Oikti PLSP
Kebudayaan, Oepartemen Pendidikan Nasional, 200]), h.5. Sebagaimana diakses melalui
www.depdiknas.go.id.
Micro Teaching | 3
yang jelas, sistematis dan ekplisit, dan kelima, penguasaan profesi membutuhkan masa
pendidikan yang relatif lama, pada jenjang perguruan tinggi.2
Menurut Encyclopedi Americana No. 28, disebutkan bahwa profesi merupakan
suatu jabatan atau pekerjaan profesional bila yang bersangkutan minimal mendapat
pendidikan 1 tahun setelah SMA, dimana: pertama, proses pendidikan yang ditempuh
merupakan wahana bagi sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan siswalsiswa yang
mengikutinya. Kedua, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat/klien, seorang
profesional berpegang teguh kepada kode etik, yang pelaksanannya dikontrol oleh
organisasi profesi, dan setiap pelanggaran kode etik dapat dikenakan sangsi.
Ketiga, anggota suatu profesi mempunyai kebebasan untuk menetapkan judgement
sendiri dalam menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya. Keempat,
tanggung jawab profesional adalah komitmen kepada profesi berupa pelayanan sebaikbaiknya kepada masyarakat/klien dan praktik profesional itu otonom dari campur tangan
pakar luar, dan kelima, sebagai imbalan dari proses pendidikan dan latihannya yang lama
dan komitmen pada seluruh jasaJpekerjaannya sehingga seorang profesional mempunyai
prestise yang tinggi di masyarakat dan oleh karenanya berhak mendapatkan imbalan yang
layak atau dengan kata lain "bertanda jasa".
Ciri-ciri pekerjaan yang berkualifikasi profesional adalah: memerlukan persiapan
atau pendidikan khusus (ijazah, sertifikat, pelatihan, dan sebagainya), membutuhkan
pendidikan pra-jabatan, dan memenuhi persyaratan (administratif, dan akademik).3 Sedang
kriteria pendidik profesional adalah: memberi pelayanan kepada masyarakat kampus,
mengikuti pelatihan, memberi sumbangan bagi kode etik, tergabung dalam asosiasi profesi,
melakukan publikasi karya ilmiah, mengikuti ujian dalam pendidikan tertentu dan
pembatasan perilaku.
Berdasarkan uraian di atas, hal mendasar yang semestinya dipahami berkaitan
dengan profesi adalah kepedulian yang didasari atas kearifan atau pengabdian berdasarkan
keahlian demi kemaslahatan orang lain. Frank. H. Blackington menyatakan: a profession
must satisfy an indispensable sosial need and be based upon well established and sosially
acceptable scientific principles, yakni bahwa sebuah profesi harus memenuhi kebutuhan
masyarakat yang sangat diperlukan dan didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang
diterima oleh masyarakat. Senada dengan itu, Nyron Lieberman menyatakan bahwa
2
lbid.
3
Micro Teaching | 4
tekanan utama seorang profesional adalah terletak pada pengabdian yang harus
dilaksanakan dari pada keuntungan ekonomi.4 Berkaitan dengan karakteristik profesional
tersebut, pertanyaan yang patut diajukan adalah sudah optimalkah tenaga kependidikan
nasional kita dalam melaksanakan tugasnya sebagai profesi?
Dengan demikian, Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki
kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Studi yang
dilakukan oleh Ace Suryani menunjukkan bahwa Guru yang bermutu dapat diukur dengan
lima indikator, yaitu: pertama, kemampuan profesional (professional capacity),
sebagaimana terukur dari ijazah, jenjang pendidikan, jabatan dan golongan, serta pelatihan.
Kedua, upaya profesional (professional efforts), sebagaimana terukur dari kegiatan
mengajar, pengabdian dan penelitian. Ketiga, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan
profesional (teacher's time), sebagaimana terukur dari masa jabatan, pengalaman mengajar
serta lainnya. Keempat, kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya (link and match),
sebagaimana terukur dari mata pelajaran yang diampu, apakah telah sesuai dengan
spesialisasinya atau tidak, serta kelima, tingkat kesejahteraan (prosperiousity) sebagaimana
terukur dari upah, honor atau penghasilan rutinnya. Tingkat kesejahteraan yang rendah bisa
mendorong seorang pendidik untuk melakukan kerja sambilan, dan bilamana kerja
sambilan ini sukses, bisa jadi profesi mengajarnya berubah menjadi sambilan.
Guru yang profesional amat berarti bagi pembentukan sekolah unggulan. Guru
profesional memiliki pengalaman mengajar, kapasitas intelektual, moral, keimanan,
ketaqwaan, disiplin, tanggungjawab, wawasan kependidikan yang luas, kemampuan
manajerial, trampil, kreatif, memiliki keterbukaan profesional dalam memahami potensi,
karakteristik dan masalah perkembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana
studi dan karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan
kurikulum.
Khusus untuk Guru agama Islam, perlu diperhatikan penguasaan bidang agama
Islam
dan
ketaatan
dalam
beribadah
maupun
amaliah
sehingga
ia
mampu
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Bandung: Gema lnsani Pers, 1995), h.173-175.
Micro Teaching | 5
dan berakhlak mulia.5 Al-Abrasyi menambahkan, bahwa Guru dalam pendidikan Islam
hendaklah memiliki sifat zuhud, bersih, ikhlas, pemaaf, berperilaku kasih sayang pada
murid layaknya orang tua pada anak, mengetahui watak murid, dan menguasai pelajaran.6
Al-Abrasyi memandang bahwa Guru adalah spiritual father atau bapak-rohani bagi
seorang murid. Gurulah yang memberi santapan jiwa dengan ilmu dan akhlak. Pendek
kata, Guru agama Islam dituntut untuk memiliki sifat-sifat utama (fadlilah) dan karakter
positif sebagai pendidik (akhlak al-karimah). Seterusnya, Guru agama Islam hendaknya
menuntut ilmu tidak sekedar thalabu al- 'ilmi li dzat al- 'ilmi atau science for science,
melainkan thalabu al- 'ilmi li mardlatillah7. Memang, semakin detail kualifikasi seorang
Guru agama Islam diuraikan, semakin sulit mendapatkan figure tersebut. Akan tetapi,
sebagai acuan untuk merealisasikan pendidikan yang unggul, berbagai karakter dan
tipologi Guru agama Islam yang profesional tadi, merupakan suatu keniscayaan untuk
dapat dicapai, dan oleh karenanya perlu dilakukan pembinaan secara terus-menerus.
Al-Ghazali cukup konprehensif dalam menjelaskan karakteristik ideal Guru agama
Islam tersebut atas dasar kode etik yang patut dimilikinya. Bagi al-Ghazali, Guru agama
Islam mestilah menerima segala problem anak didik dengan hati dan sikap yang terbuka
lagi tabah, bersikap penyantun dan penyayang (QS. 3: 159),8 tidak angkuh terhadap sesama
(QS. 53:32),9tawadlu (QS. 15:88),10taqarrub (QS.98:5),11menghindari aktivitas yang siasia, lemah lembut pada anak, tidak pemarah, tidak menakutkan bagi anak, memperhatikan
Micro Teaching | 6
pertanyaan mereka, menerima kebenaran dari anak yang membantahnya, mencegah anak
mempelajari ilmu yang berbahaya, serta mengaktualisasikan ilmu yang dipelajarinya.12
Sayangnya, konsepsi Guru agama Islam ideal seperti itu harus disepelekan akibat
perubahan modernitas dan pergeseran sosial-budaya. Profesionalisme kadang kala
dimaknai secara sempit dengan slogan ada upah ada kerja, padahal, pekerja keras dan
berat belum tentu mendapat upah yang setimpal dan layak. Bisa jadi, pekerta tanpa
keringat mendapat upah jauh lebih besar dari selainnya. Pekerja profesional juga terlanjur
dilembagakan (institutionalized), akibatnya pendidik yang secara individual patut disebut
profesional, tidak diakui. UPah dan pengakuan, sebagaimana diuraikan terdahulu, memang
menjadi kriteria profesionalisme pendidik, namun implementasinya tidak hanya
menekankan kedua hal tersebut secara sepihak dengan mengesampingkan kriteria lainnya,
semi sal professional capacity, professional efforts, link and match, dan bagi Guru agama
Islam masih ada nilai tambah lagi, yaitu iman, taqwa, ikhlas, tawaddlu, taqarrub, dan lain
sebagainya.
Performance Guru
Perilaku Guru dirancang untuk menentukan seberapa baik para Guru dapat
melaksanakan keterampilan mengajar minimum tertentu yang dipandang secara umum
penting bagi pembelajaran efektif. Untuk mengukur efektifitas kemampuan perilaku Guru
tersebut disusunlah instrumen uji kompetensi yang disebut dengan Teacher Performance
Assessment Instruments atau TPAI. Sebagai sebuah pengukuran langsung bagi Guru yang
sedang mengajar, TPAI ini berangkat lebih dari sekedar tes tertulis (paper and pen test),
dimana dari situ kesimpulan dapat dibuat tentang bagaimana kualitas mengajarnya melalui
pengetahuan Guru tentang konsep pendidikan pada umumnya. Sementara instrumen
lainnya digunakan untuk mengukur apa yang diketahui oleh Guru tentang mata pelajaran,
siswa, dan bagaimana perkuliahan tersebut dilaksanakan. Di sini TPAI menjadi sarana
yang tepat untuk mengukur kemampuan Guru yang sedang mengajar.
TPAI ini dirancang untuk pemberian sertifikasi mengajar guru dan dapat digunakan
melalui berbagai cara, baik secara in-service educational development maupun pre-service
teacher educational program. Sebenarnya apa isi instrumen TPAI tersebut? Secara singkat
akan dijelaskan berikut ini.
12
Micro Teaching | 7
Instrumen TPAI meliputi lima komponen, yaitu: pertama, rencana mengajar dan
materi pelajaran guru (Teacher Plans and Materials atau TPM). Fokusnya adalah
keterampilan mengajar yang berkaitan dengan persiapan mengajar. Guru yang diuji
kompetensinya diminta untuk menyiapkan portofolio untuk satuan pembelajaran. Setelah
mempelajari portofolio tersebut dan mewancarainya, para pengumpul data menilai seluruh
item komponen yang terkait dengan perencanaan, pemilihan tujuan, dan penentuan bahan
dan alat yang dipakai dalam pembelajaran.
Kedua, langkah-Iangkah yang dilakukan oleh Guru di ruang kelas (The Classroom
Procedures atau CP). Fokusnya adalah praktik pengajaran langsung di ruang kelas. Para
pengumpul data menggunakan instrumen ini untuk mengidentifikasi praktik mengajar guru
dalam setting ruang kelas yang sedang berjalan. Karenanya, pengamatan secara langsung
di ruang kelas ketika Guru sedang mengajar menjadi sumber penilaian yang utama. Uji
kompetensinya menyangkut metode dan teknik mengajar.
Ketiga, kemampuan kepribadian (The Interpersonal Skills atau IS) yang
menyatakan kompetensi dalam menciptakan iklim sosial yang menyenangkan, berupa
sikap hangat dan bersahabat dalam mengelola interaksi di ruang kelas. Skor uji kompetensi
ini juga didasarkan pada pengamatan langsung pada perilaku Guru selama proses
pembelajaran di ruang kelas sedang berjalan.
Keempat, standar profesional (The Professional Standards atau PS). Uji
kompetensi ini tidak membutuhkan portofolio maupun observasi langsung, sebab tes ini
menguji perilaku profesional Guru menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, serta
keterlibatannya dalam berbagai kegiatan. Uji kompetensi ini dilakukan melalui interview
dengan Guru tersebut, kolega, serta atasannya sebagai sumber utama penelilaian.
Kelima, persepsi siswa (The Student Perceptions atau SP). Uji kompetensi ini
menilai persepsi siswa terhadap perilaku mengajar gurunya di ruang kelas. Alat
penilaiannya meliputi berbagai item yang ada dalam CP dan IS yang disusun sedemikian
rupa mudah dipahami oleh siswa. Misalnya saja, siswa ditanya apakah mereka berpendapat
bahwa gurunya bersahabat, memahami mereka, atau memotivasi perbuatan siswa. Jawaban
siswa bisa berjenjang dari "tidak pernah", "kadang-kadang", sampai pada "sering".
Sedangkan komponen kelima, yaitu Studens Perceptions (SP) instrumen dan
indikatomya
merupakan
perpaduan
antara
Classroom
Procedures
(CP)
dengan
Interpersonal Skills (IS) di atas. Hal itu dilakukan untuk tujuan validasi dan trianggulasi
Micro Teaching | 8
dari hasil penilaian guru tersebut. Seluruh komponen, intrumen dan indikator guru di atas
bisa dijadikan sebagai salah satu model pemberian sertifikasi.
Beranjak dari seluruh uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam rangka
mewujudkan profesionalisme guru diperlukan serangkaian upaya dan proses peningkatan
kualitas akademik, pengembangan kompetensi, pemberian pengakuan dalam bentuk
sertifikasi, pemberian insentif yang layak, kesiapan SDM, dukungan politik, hukum, sosial,
budaya, serta faktor terkait lainnya.
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). , telah diterbitkan PERMEN no. 16 tahun
2007 tentang Standar Kompetensi bagi pendidik.Uraian sebagaimana terlampir :
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2007
TENTANG
STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang
Mengingat
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK
DAN KOMPETENSI GURU.
.
Pasal 1
(1)
(2)
Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
yang berlaku secara nasional.
Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya.
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Micro Teaching | 11
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007
STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU
A.
Micro Teaching | 12
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
2.
Keterangan:
Tanda * pada halaman ini dan halaman-halaman berikutmya, hanya untuk guru kelompok
mata pelajaran normatif dan adaptif.
B.
Tabel 3
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK*
KOMPETENSI INTI
GURU
Kompetensi Pedagodik
1 Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek
fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural,
emosional, dan
intelektual.
No.
Mengembangkan
kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran
yang diampu.
Micro Teaching | 14
No.
KOMPETENSI INTI
GURU
Menyelenggarakan
pembelajaran yang
mendidik.
Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
Memfasilitasi
pengembangan potensi
peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimiliki.
Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
Micro Teaching | 15
No.
KOMPETENSI INTI
GURU
santun dengan peserta
didik.
Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar.
Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
Micro Teaching | 16
No.
10
KOMPETENSI INTI
GURU
Melakukan tindakan
reflektif untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran.
Kompetensi Kepribadian
11
12
13
14
15
Kompetensi Sosial
Micro Teaching | 17
No.
16
17
KOMPETENSI INTI
GURU
Bersikap inklusif,
bertindak objektif, serta
tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi.
Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun dengan sesama
pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua,
dan masyarakat.
16.2
17.1
17.2
17.3
18
19
Beradaptasi di tempat
bertugas di seluruh
wilayah Republik
Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
18.1
Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri
dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau
bentuk lain.
19.1
18.2
Menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang diampu.
Micro Teaching | 18
No.
21
KOMPETENSI INTI
GURU
Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu.
22
Mengembangkan materi
pembelajaran yang
diampu secara kreatif.
23
Mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan
melakukan tindakan
reflektif.
24
Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan
diri.
Micro Teaching | 19
BAB II
8 KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR
menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar
mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut
respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di
bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.
a. Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu
diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang
di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian
acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan
pemberian tuntunan.
b.
meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.
Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu
dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat
memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan
penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan,
penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan
penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga
hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan
respons yang negatif.
Contohnya : yaitupenguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/ kalimat
yang di ucapkanseperti: bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamucerdas,
setuju, ya, betul, tepat, dansebaagainya kepada peserta didik atas usaha yang
dilakukan peserta didik.
variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.Penggunaan variasi pola
interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi
secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen
ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara
unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang
sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi,
pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
Contohnya : Guru terampil menjelaskan tentang materi bangun ruang, dengan
menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui
oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar siswa lebih memahami.
Micro Teaching | 23
2. Ketrampilan Penguatan
Guru : Bu guru akan memberikan tugas kepada kalian semua. Tugas dikerjakan
sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. Kelompok yang pekerjaannya paling
bagus akan mendapatkan nilai yang paling tinggi. Ibu berharap kalian mengerjakan
tugas dengan sungguh-sungguh dan kompak.
3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Guru : kemarin ibu telah member soal kepada kalian, dan kalian telah
memecahkan/mengerjakan soal tersebut. Sekarang bergantian kalian yang membuat
soal secara mandiri dan bisa mengerjakan soal yang telah dibuat. setelah itu kalian
maju kedepan untuk mempresentasikan soal dan jawaban yang telah kalian buat.
4. Ketrampilan Menjelaskan
Guru : anak-anak hari ini kita akan mempelajari lingkaran, lingkaran adalah
tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari suatu titik tetap. Titik tetap
tersebut disebut pusat lingkaran dan jarak yang sama disebut jar-jari. Coba kita
lihat disekitar kita. Banyak benda disekitar kita yang berbentuk lingkaran.
Contohnya : Roda, piring yang berbentuk lingkaran, mainan anak-anak yang
berbentuk lingkaran, uang logam.
5. Ketrampilan Membukan dan Menutup Pelajaran
Membuka :
Guru : Assalamualaikum,.
Sebelum kita mulai pelajaran, bagaimana kabarnya?Sudah siap
menerima pelajaran? Sebelum kita mulai pelajaran, kita ingat-ingat materi
pertemuan kemarin, apa yang dimaksud persegi dan persegi panjang? Dan
bagaimana sifat-sifat keduanya? Hari ini kita akan membahas tentang
keliling dan luas persegi panjang. Tujuannya agar anak-anak dapat
menghitung keliling dan luas persegi panjang.Coba kita lihat benda
disekitar kita yang berbentuk persegi dan persegi panjang.Dengan
mengetahui rumus persegi dan persegi panjang, anak-anak dapat
menghitung benda-benda disekitar.Seperti menghitung keliling dan luas
kamar, rumah, papan tulis.
Menutup :
Dari apa yang kita pelajari hari ini, kita dapat menyimpulkan bahwa keliling
persegi yaitu (4 x s) dan luas persegi yaitu (s x s). selanjutnya tugas, buka
Micro Teaching | 26
Micro Teaching | 28
BAB III
TATA TERTIB DAN PROSEDUR MICRO TEACHING
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Micro Teaching | 29
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGUMUMAN
Berdasarkan ketentuan teknis pelaksanaan perkuliahan micro teaching Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo semester genap tahun akademik 2010-2011, maka:
1. Mahasiswa micro dikenakan biaya praktikum micro teaching (termasuk pemrosesan
CD) sebesar Rp. 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) per orang
2. Pembayaran dilaksanakan secara kolektif (dikoordinir) oleh ketua kelas
3. Pembayaran dilaksanakan paling lambat pada tengah semester ( Akhir April 2011)
4. Pembayaran dilaksanakan melalui transfer ke :
Bank Jawa Tengah Capem IAIN Walisongo
An. LAB. PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH
Nomor rekening : 2-056-00719-1
5. Ketua kelas/petugas transfer menunjukkan bukti pembayaran dari Bank ke pengelola
Laboratorium Pendidikan Fakultas Tarbiyah
Micro Teaching | 30
Nama
:
Kelas
: Peer Teaching
Pengajaran : Utama/Ujian *)
Petunjuk :
Lingkarilah angka yang anda anggap sesuai, mulai dari angka 1 (lemah) sampai angka 10
(sempurna)
No.
1
ASPEK
KETERAMPILAN
Perencanaan
Pembelajaran dan
Pengorganisasian
Kelas
INDIKATOR
NILAI
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Micro Teaching | 31
FORMAT PENILAIAN
PRAKTIK MICRO TEACHING (MODEL KONVENSIONAL)
TARBIYAH IAIN Materi
WALISONGO
SEMARANG
Nama
: FAKULTAS
Pokok : .....
Kelas
: Peer Group/ Murid Sungguh*)
Team Teaching: .
Pengajaran : Utama/Ulang *)
Petunjuk :
Lingkarilah angka yang anda anggap sesuai, mulai dari angka 10 (lemah) sampai angka 50
(sempurna)
No.
1.
ASPEK
KETERAMPILAN
Membuka Pelajaran
INDIKATOR
NILAI
Micro Teaching | 32