Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan SAK No.1 (Standar Akuntansi Keuangan) revisi 4 September 2006,
tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan disebutkan bahwa
tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung
pengambilan keputusan yang tepat. Laporan keuangan harus memberikan informasi
untuk keputusan investasi dan kredit, untuk mengetahui aktiva dan kewajiban, untuk
mengetahui kinerja perusahaan, mengetahui sumber dan penggunaan kas, dan untuk
menilai stewardship (manajemen). Informasi-informasi tersebut akan terangkum dalam
laporan keuangan yang terdiri neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.
Laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi dari suatu entitas ekonomi dalam
satu periode akuntansi yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan aktivitas
perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadapnya. Pengguna laporan
keuangan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu pengguna internal dan pengguna
eksternal. Pengguna internal adalah pengguna yang hasil keputusannya akan
mempengaruhi kelangsungan operasi internal perusahaan. Sebagai contoh adalah
manajemen perusahaan itu sendiri. Pengguna eksternal adalah pengguna yang membuat
keputusan berkaitan dengan hubungannya terhadap perusahaan. Sebagai contoh adalah
kreditor dan investor.
Laporan keuangan tersebut tidak akan memberikan banyak manfaat tanpa
melakukan analisis laporan keuangan. Yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan
adalah mendiagnosis, mengidentifikasi dimana suatu perusahaan yang mempunyai
masalah, meramal dan memperkirakan bagaimana langkah selanjutnya yang akan
dilakukan oleh suatu perusahaan pada masa yang akan datang. Tujuan analisis laporan
keuangan sebagai screening dalam memilih alternatif investasi dan sebagai alat
forecasting. Salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah analisis rasio.

Dalam hal ini diperlukan analisa laporan keuangan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai perusahaan terutama dalam
hal finansial, sehingga dalam membuat kebijakan masa yang akan datang menejer
perusahaan telah memiliki dasar pertimbangan dalam penerapan kebijakan tersebut yang
mengacu pada segi finansial perusahaan. Informasi ini diperoleh dari menganalisa
laporan keuangan. Melalui laporan keuangan dapat diketahui bagaimana perusahaan
dalam memanfaatkan aset untuk menutupi kewajiban finanasial dan bagaimana
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan hutang jangka pendek dengan kekayaan
yang dimiliki.
Analisis rasio menurut Skousen (2001; 65), adalah proses penentuan ciri-ciri
keuangan dan operasi suatu perusahaan yang dijumlahkan dari data akuntansi dan laporan
keuangan lainnya. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang
telah dicapai oleh perusahaan yang digambarkan melalui catatan-catatan dan laporan
keuangan. Melalui analisis keuangan, kita dapat mengukur tingkat likuiditas,
profitabilitas atau indikator-indikator lainnya yang menunjukkan apakah perusahaan
dijalankan secara pengungkapan rasional dan tertib.
Prestasi dan kondisi keuangan dapat dinilai dengan menggunakan ukuran tertentu.
Ukuran umum yang digunakan adalah rasio keuangan atau indeks berdasarkan data
keuangan seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas serta rasio
aktivitas. Prihadi (2009; 10) Hasil analisis terhadap rasio keuangan dapat memberikan
penjelasan tentang capaian kinerja keuangan perusahaan dan pada akhirnya dapat
mengukur efisiensi didalam perusahaan. Sementara itu untuk menganalisis efisiensi dan
kinerja suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu digunakan data perkembangan
neraca perusahaan berupa peningkatan aset, peningkatan investasi dan posisi laba-rugi.
PT. Indosat, Tbk adalah operator tekomunikasi pertama yang menyediakan
layanan sambungan internasional di Indonesia yang

bergerak dalam bidang

telekomunikasi dan multimedia, memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk


perkara pertanyaan seputar telekomuikasi (seluler, SLI, dll), pengaduan, panduan
berlangganan,

pembelian

kartu perdana

prabayar

GSM/CDMA/Kartu prabayar

internet/Voucher isi ulang pembayaran tagihan, dll langsung ditempat hampir seluruh
wilayah Indonesia. Galeri indosat dibagi dalam regional, seperti regional Jabodetabek dan
2

Banten, Sumatra bagian Utara, Sumatera bagian Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Kalimantan, Indonesia Timur dan telah terdapat lebih dari 150 galeri Indosat di seluruh
Indonesia.
Bagi PT Indosat, Tbk sebagai perusahaan yang telah go public, penilaian kinerja
keuangan seharusnya menjadi fokus perhatian, baik dari pihak manajemen maupun
masyarakat yang sudah membeli saham perusahaa tersebut. Untuk manajemen hal ini
dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang benar dan tepat sesuai dengan
strategi yang dijalankan. Sementara itu, masyarakat perlu mendapat informasi apakah
dengan kebijakan yang diambil, misalnya menaikkan tarif, benar-benar telah diikuti
dengan perbaikan dan peningkatan efisiensi kinerja keuangannya.
Analisis rasio yang digunakan penulis untuk menganalisis keuangan PT Indosat,
Tbk adalah rasio likuiditas. Sebagaimana diketahui rasio likuiditas merupakan bentuk
kemampuan yang dalam hal ini adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan dengan alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar
daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Kalau perusahaan sudah
menunjukkan ketidakmampuan dalam membayar hutang jangka pendeknya, maka hampir
dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan yang lebih besar dalam
melunasi hutang jangka panjangnya.
Table 1.1 current rasio PT. Indosat, Tbk
Keterangan

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Aktiva lancar

Rp. 10.794.127

Rp. 9.659.773

Rp. 7.139.627

Hutang lancar

Rp. 11.658.581

Rp. 10.675.245

Rp. 13.068.122

Sumber: PT. Indosat, Tbk


Berdasarkan pengamatan awal yang terlihat bahwa likuiditas PT. Indosat, Tbk
terdapat

ketidakstabilan

aktiva

yang

dikelola

secara

tidak

efisien,

sehingga

mengakibatkan jumlah aktiva yang menurun dari tahun ke tahun. Penulis menggunakan
rasio likuiditas karena mengingat pentingnya analisis rasio ini untuk mengetahui
kemampuan perusahaan yang berasal dari laporan keuangan sehingga dapat diketahui
efisiensi dan efektivitas penggunaan alokasi atau penggunaan dana, serta akan diperoleh
suatu informasi penting yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan operasional,
sehingga dapat mengusahakan keuntungan yang maksimal.
3

Berdasarkan uraian diatas maka penulis terdorong untuk mengkajinya dalam


tugas akhir yang berjudul Analisis Keuangan Menggunakan Rasio Likuiditas pada PT
Indosat, Tbk Oebobo-Kupang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah pokok
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat likuiditas PT. Indosat, Tbk dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya dalam satu periode?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui jumlah aktiva lancar pada PT. Indosat, Tbk;
b. Untuk mengetahui jumlah hutang lancar pada PT. Indosat, Tbk;
c. Untuk mengetahui tingkat likuiditas PT. Indosat, Tbk.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi perusahaan
Memberikan referensi bagi pihak internal sebagai tolak ukur kinerja
manajemen perusahaan dan untuk mengevaluasi kebijakan keuangan dalam
b.

perbaikan kinerja keuangan perusahaan.


Bagi penulis
Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang penulis terima selama di

c.

bangku perkuliahan mengenai analisis rasio likuiditas.


Bagi almamater
Sebagai bahan pustaka untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat
penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan
tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan

atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2004: 2), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut SAK (2004: 2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Sonhaji (2003: 47), mengemukakan bahwa laporan keuangan hasil sistem
informasi akuntansi, sebagai laporan utama yang disajikan untuk pembuat keputusan
pihak luar perusahaan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan
tentang jumlah laba yang diperoleh. Menurut Sonhaji terdapat empat bentuk laporan
keuangan utama yaitu:
1. Neraca yaitu, laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan dan sumber kekayaan perusahaan pada saat tertentu biasanya pada
saat tutup buku. Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan
modal;
2. Laporan Rugi-Laba yaitu, merupakan laporan yang menyediakan informasi
tentang kemampuan perusahaan memperoleh laba selama periode tertentu. Tujuan
pokok laporan laba-rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Laporan laba-rugi suatu perusahaan disajikan
sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang
diperlukan bagi penyajian secara wajar.
3. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu, laporan yang menunjukkan perubahan
ekuitas/modal pemilik selama periode tertentu.
4. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai
untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi. Informasi arus kas berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
5

dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan


membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari
berbagai perusahaan.
Dari definisi yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan sumber informasi utama yang sangat penting bagi
perusahaan dalam pengambilan keputusan yang tepat demi kelangsungan perusahaan
selanjutnya. Untuk itu setiap perusahaan baik besar maupun kecil harus menyusun serta
menerbitkan laporan keuangan.
B. Tujuan laporan keuangan

Tujuan umum laporan keuangan pada sebuah perusahaan adalah untuk


mengetahui posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan tersebut
yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Menurut SAK
No.1 (Standar Akuntansi Keuangan) terdapat tiga tujuan dari laporan keuangan yaitu
sebagai berikut :
1.

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan


posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

2.

dalam pengambilan keputusan ekonomi;


Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan sebagian
besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa

3.

lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan;


Laporan keuangan yang menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk
menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

C. Analisis Laporan Keuangan


6

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan
Keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi
berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus
kas (dana). Dua pengertian tersebut bila digabungkan analisis laporan keuangan berarti
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain antara data kuantitatif maupun nonkuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat. (Munawir, 2004; 36)
Analisis laporan keuangan menyangkut pemeriksaan keterkaitan angka-angka dalam
laporan keuangan dan trend angka-angka dalam beberapa periode. Beberapa tujuan dari
analisis laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk
memperkirakan bagaimana kondisi keuangan yang akan terjadi dimasa mendatang.
Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah evaluasi kinerja dari satu perusahaan
dengan memandang ke tempat yang diidentifikasi bermasalah. Analisis laporan keuangan
adalah mendiagnosis, mengidentifikasi dimana suatu perusahaan mempunyai masalah,
dan meramal, memperkirakan bagaimana langkah selanjutnya yang akan dilaksanakan
suatu perusahaan dimasa mendatang. Pada dasarnya, semua metode dan teknik analisis
mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menyederhanakan data agar lebih mudah
dimengerti dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi oleh pihakpihak yang berkepentingan terhadap laporan perusahaan.
Ada dua metode yang yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan, yaitu
analisa horisontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan
mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat,
sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut pula dengan
metode analisa dinamis. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa
hanya meliputi satu periode atau suatu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara
pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan
diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal disebut
juga sebagai matode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya
untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.
7

1.

Pengertian Analisis Rasio


Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya keadaan
atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart.
Analisis rasio adalah analisis dengan menggunakan metode perhitungan dan
interpretasi rasio yang menunjukkan hubungan antara angka-angka dalam laporan
keuangan. Pada dasarnya, rasio-rasio yang ada dapat diklasifikasikan dalam dua
kelompok, yaitu golongan rasio berdasarkan sumber data keuangan dan berdasarkan
tujuan analisis.

2.

Penggolongan Analisis Rasio berdasarkan sumber data keuangan :


a. Interstatment ratio (rasio antar laporan keuangan), adalah semua angka rasio yang
disusun berdasarkan data dalam neraca dan laporan laba-rugi, misalnya inventory
turnover dan accounts receivable turnover;
b. Income statement ratio (rasio laporan laba-rugi), terdiri dari angka-angka rasio
disusun berdasarkan data dalam laporan laba-rugi, misalnya gross profit margin;
c. Balance sheet ratio (rasio neraca), terdiri rasio yang dihitung berdasarkan data
dalam neraca, seperti current ratio dan quick ratio.

D. Pengertian rasio likuiditas


Pengukuran likuiditas biasanya mengaitkan kewajiban jangka pendek dengan aset
lancar yang tersedia untuk melunasinya. Lingkup pengukuran bisa seluruh aset lancar
atau sebagian aset lancar.
Menurut Syamsudin (2001; 41), rasio likuiditas adalah suatu indikator mengenai
kempuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Menurut Martono (2005:15) rasio likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek atau yang segera harus dipenuhi.
Dari definisi yang dikemukakan para ahli maka penulis menyimpulkan bahwa
rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek.
Kewajban jangka pendek atau hutang lancar adalah hutang yang akan dilunasi dalam
waktu satu tahun. Rasio likuiditas terdiri atas current ratio, quick ratio dan cash ratio.
1) Current Ratio (rasio lancar)

Rasio Lancar adalah ukuran yang umum yang digunakan atas solvensi jangka
pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh
tempo. Kewajiban lancar digunakan sebagai penyebut rasio karena dianggap
menggambarkan hutang yang paling mendesak, harus dilunasi dalam satu tahun atau
satu siklus operasi.
Formula untuk menghitung rasio ini adalah :

2) Quick Ratio/Quick or Acid Test Rasio (rasio cepat)


Rasio Cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada
rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persedian yang dianggap aktiva
lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian.
Formula untuk menghitung rasio ini :

3) Cash Flow Ratio (rasio arus kas)


Rasio Arus Kas menggunakan pembilang sebagai suatu perkiraan sumber kas,
kas dan surat berharga menyajikan jumlah kas yang dihasilkan dari operasi
perusahaan seperti kemampuan menjual persediaan dan menagih kas.
Formula untuk menghitung rasio ini :

E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

1. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya maka yang menjadi kerangka
berpikir dalam penulisan proposal ini dapat penulis sajikan sebagai berikut :

Aktiva lancar
Rasio likuiditas
9

Hutang lancar

Tingkat likuiditas
perusahaan

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

2. Hipotesis
Mengacu pada kerangka berpikir di atas yang menjadi hipotesis penelitian yang
penulis ajukan adalah sebagai berikut :
Jika tingkat likuiditas suatu perusahaan makin tinggi maka perusahaan semakin
mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar perusahaan.

10

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Obyek Penelitian


1) Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan penulis pada anak cabang PT. Indosat, Tbk Kupang
yang beralamat di Jln. Cak Doko No. 28d Oebobo-Kupang.
2) Obyek penelitian
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah analisis laporan keuangan menggunakan
rasio likuiditas.
B. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
Jenis data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Data Kuantitatif
Suharyadi dan Purwanto (2003:10) mengemukakan data kuantitatif merupakan
data yang diukur dalam suatu skala numerik/angka. Data kuantitatif yang
diperoleh dari perusahaan dalam hal ini mengenai laporan keuangan neraca
PT.Indosat, Tbk untuk periode tahun 2008.
b) Data kualitatif
Suharyadi dan Purwanto (2003:10) mengemukakan Data kualitatif merupakan
data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik/angka. Data kualitatif yang
11

diperoleh dari perusahaan dalam hal ini seperti sejarah berdirinya perusahaan, visi
dan misi, struktur organisai perusahaan.
2) Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Suharyadi dan Purwanto
(2003: 10) mendefiniskan data sekunder merupakan data yang sudah diterbitkan dan
digunakan pihak lain. Data sekunder yang didapat dari hasil penelitian diantaranya
seperti laporan neraca, laporan rugi-laba, laporan arus kas, dan buku-buku pedoman
PT. Indosat, Tbk.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi.
Menurut Kunto (2002; 149), Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data yang
bersumber pada benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, majalah dan
brosur PT. Indosat, Tbk.
D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian tersebut kemudian disajikan berdasarkan
analisis secara umum. Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
kuantitatif. Menurut Azwar (2002; 5), dekriptif kuantitatif adalah suatu analisa data
dengan cara menampilkan data berupa angka-angka seperti menghitung laporan
keuangan.
Rumus metode analisis rasio likuiditas menurut Fraser dan Ormiston (2008; 223)
adalah sebagai berikut:
1. Current ratio

2. Quick ratio

12

3. Cash ratio

13

Anda mungkin juga menyukai