Tentir Ikgk 1 SK 8 2013
Tentir Ikgk 1 SK 8 2013
NYERI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP) :
dan Permanen)
a. Etiologi
serabut saraf ini mengirim informasi ini ke spinal cord, lalu ke otak,
b. Klasifikasi
c. Histopatologi
Singkatnya, nyeri merupakan rasa tidak nyaman baik ringan maupun berat.
MEKANISME NYERI
e. Diagnosis/Diferensial Diagnosis
f. Prognosis dan Rencana Perawatan
JANGAN LUPA BERDOA SEBELUM BELAJAR YA
1. Transduksi
Adanya
Rangsangan
Membran Sel
Saraf
terdispolarisasi
Meningkatkan
Potensial Aksi
Pelepasan
Mediator
SSP
Penghentian
Nyeri
1
berlanjut akan dilepaskan mediator inflamasi (CGRP, SP, sitokin, dll), dan
pada ujung-ujung saraf disertai bertambahnya jumlah kanal ion Na+ dari
serabut saraf yang dirangsang sehingga respon nyeri akan semakin kuat.
2. Transmisi
3. Persepsi
Dari saraf
sensoris
perifer
Korda Medula
Spinalis
(primary)
Brain Stem
Korteks
Serebri
Thalamus
Sub nucleus
caudalis
(secondary)
Conduction
Tipe Serat
Fungsi
Diameter
Motor,
12-20
70-120
5-12
30-70
Velocity
proprioception
(co: reseptor
Nyeri dikenali
periodontal)
A
Rangsang di lanjutkan dari saraf sensoris perifer menuju korda
Tekanan,
sentuhan
Motor, muscle
3-6
15-30
spindle
A
Nyeri, suhu,
1-53
6-30
menutup pada area dorsal horn pada spinal cord (substansia gelatinosa).
Terdapat dua serabut saraf :
sentuhan
C dorsal Root
Nyeri
<3
0,5-2,0
Simpatetic
Post ganglionic
0,3-1,3
0,7-2,3
symphatetic
Serat A dan C ditemukan dalam pulpa, dengan serat C lebih banyak
jumlahnya.
Persepsi Dipengaruhi oleh :
Terdapat 3 kondisi :
sakit).
sinyal ke otak. Sehingga, gerbang tertutup atau tidak ada presepsi nyeri.
b. Ketika rangsangan normal somatosensori (sentuhan, perubahan
Teori ini tidak mampu menerangkan pengaruh psikis dan kognitif pasien
terhadap nyeri
2. Teori intensitas
Dikatakan bahwa jika intensitasnya besar dan sesuai, baru akan
menimbulkan rasa nyeri. Teori ini tidak dapat menjelaskan bahwa pada
beberapa tempat organ tubuh ada yang tidak menghasilkan nyeri walaupun
pertolongan.
Intensitas nyeri berhubungan langsung dengan durasi. Semakin
besar intensitasnya, semakin pendek toleransi waktunya : nyeri
4. Berdasarkan keparahan :
bersifat intermiten.
diinduksinya.
2. Berdasarkan spontanitas :
Nyeri kronik dapat bertahan dalam waktu yang lama dan sering
berhubungan dengan beberapa faktor seperti kejadian masa lalu
5. Berdasarkan kualitas :
baik.
panjang.
gangguan metabolik.
6. Berdasarkan sumbernya :
9. Berdasarkan lokasi :
femur).
7. Berdasarkan penyebab :
Pulpa sehat
Dentin
Pulpitis
Pulpitis
Pulpa
hipersensi
reversibel
ireversibel
nekrosis
tif
Penyebab
(serat C).
Diagnosis
Tes termal,
Tumpatan
Stimulus
Tes
respon
kimia,
amalgam
dingin
termal
Gangguan
Dentin
Setelah
Inflamasi
Rusaknya
nyeri ringan
taktil &
mengkonst
dna listrik
eksternal
yang
perawatan
hebat
saraf
< 2 detik
osmotic
sensitive
riksi
berespon
terekspos
restoratif
peningkata
sensori
setelah
bereaksi
terhadap
pembuluh
negatif.
n tekanan
pulpa
stimulus
positif
panas
darah yang
hilang
tetapi tidak
beberapa
terdilatasi
disebabkan
minggu
&
oleh
setelahnya,
menurunka
penyakit
restorasi
n tek.
dental.
emas
Jairngan
nyeri
bertambah,
meringank
resin
an sejenak
nyeri
nyeri hebat
berkurang
(indikasi
jaringan
Gejala
Tes termal
Nyeri serat
Nyeri
Pulpa vital
Respon
Asimptom
A-delta
singkat,
&
inflamasi
atis. Nyeri
menandakan
terlokalisas
terinflamas
berlebihan
mungkin
utuhmya
i & tajam.
i, mampu
& melebihi
muncul
pulpodentina
Hilang jika
kembali ke
stimulus,
dari
l kompleks
stimulus
homeostasi
hiperalgesi
jaringan
dihilangka
s jika iritan
a, nyeri
periradiku
n.
dihilangka
menetap &
ler yang
hebat
terinflama
(serat A-
si akibat
delta).
degeneras
Sakit
i pulpa.
menjadi
nekrosis)
menjadi
tumpul,
spontan,
b. Nyeri Periradikuler
Perbedaan
Periodontitis
Abses Alveolar
Abses
Apikalis Akut
Akut
Periodontal
difus &
berdenyut
Gejala
Merupakan
Inflamasi pada
Inflamasi
gambaran
radiologis, lesi
periodontal
kelanjutan
periodontium
radiologis, tidak
tidak terdeteksi
pulpa vital
pulpitis
nekrosis, dapat
umumnya karena
terlihat
namun tampak
ireversibel atau
timbal sebagai
perubahan pada
penebalan
pasca perawatan
eksaserbasi dari
terjebak pada
apeks / tampak
ligament perio /
endo
periodontitis
gigi dengan
sedikit
radiolusensi di
apikalis kronik
pulpa vital
penebalan
apikal
Inflamasi
Nyeri cepat,
Nyeri cepat,
meluas ke jar,
spontan, bereaksi
spontan, bereaksi
Dapat mereda
periradikuler
pada tekanan,
pada tekanan,
menjadi
inflamasi
terbentuk pus,
Periodontitis
terlokalisasi
pembengkakan
pembengkakan
Apikalis Kronik
pada ligament
jaringan yang
terlokalisasi,
Supurativa.
perio, nyeri
terlibat. Nyeri
tidak parah.
parah, tumpul,
konstan &
dan menyurut
berdenyut (pada
seiring resorpsi
pulpitis
tulang
MACAM-MACAM NYERI
1. Burning pain : sensasi seperti terbakar yang terasa panas / hangat.
ireversibel)
Diagnosis
ligamen perio
Tes termal
AAA pulpa
pada rangsang
negatif. Pada
nekrotik
sentuhan. Pada
gambaran
Abses
a. Non-Opioid
Anti
Inflamasi
Non-Steroid
(AINS)
berkelanjutan.
6. Superficial pain : biasanya terlokalisasi dengan tepat di lesi
superficial dengan waktu, lokasi dan intensitas gejala yang dapat
Acethaminophen
Corticosteroid
b. Opioid
Pure Agonist
Pure Antagonist
OPIOID
1. Obat Analgesik
NON-OPIOID
Mengandung Opium
Tanpa Opium
efek kecil
efek
Menyebabkan
Achetaminophen)
ketergantungan
-
Hanya
menghilangkan
rasa
sakit,
meredakan demam
tidak
besar
Tidak
(kecuali
menyebabkan
ketergantungan
-
Menghilangkan
sakit
dan
rasa
meredakan
&
Nonsteroidal
Anti
a. Asam Karboksilat
i.
Asam Asetat
Sulindak, Tolmetin
ii. Derivat Asam Salisilat : Aspirin, Benorilat, Diflunisal,
Salisilat
-
sakit.
Derivat
Fenbuten,
Asam Propionat
Fenoprofen,
Asam tiaprofenat,
Flurbiprofen,
Ibuprofen,
Ketoprofen, Naproksen
-
Derivat
Asam
Fenamat
Asam
Mefenamat,
Maklofenamat
B. Ibuprofen
Efek analgesic
Indikasi
Ibuprofen memliki sifat analgesic serta anti-inflamasi
Kontraindikasi
pengelihatan,
Efek samping
Obat ini memiliki efek samping terhadap saluran
Efek samping
mengeluarkan
keringat,
gangguan
kebingungan,
pendengaran,
gangguan
lemas
dan
Sediaan
dari aspirin).
Efek samping
D. Fenoprofen
liquid/cairan
Efek samping.
Gangguan saluran cerna seperti, konstipasi, mual,
muntah, perdarahan lambung.
Dosis
600 mg 4 kali sehari, setelah memuaskan, dosis
disesuaikan
E. Asam Mefenamat
Indikasi
Nyeri akut dan kronik yang sedang.
Kontraindikasi
Pasien kelainan tukak lambung, diare, ibu hamil dan
asma.
dari
acetaminophen
atau
ibuprofen
dapat
dipertimbangkan.
Untuk kasus yang jarang, seperti pasien yang tidak dapat
menerima obat melalui mulut parenteral (ketorolac) atau rectal
(acetaminophen, aspirin).
b. Acetaminophen
Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal dengan nama
parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas. Acetaminophen
merupakan obat
Efek samping
Iritasi lambung, kolik usus dan diare.
Dosis
11
Kontraindikasi
Efek samping
radang
menekan
sistem
kekebalan
tubuh
atau
imunosupresan).
B. Opioid
Sediaan
Asetaminophen
dan
sebagai
obat
tunggal,
opioid.
A. Morphine
Indikasi
bakhan kematian.
Keadaan nyeri berat yang tidak dapat diredakan dengan
Kontraindikasi
a. Diketahui hipersensitif terhadap morfin.
B. Codeine
methoxy
dalam
molekulnya.
Obat
ini
termasuk
kedalam
Efek samping
saluran empedu.
effect (depresi).
Efek samping
Pada pemberian dengan dosis yang dianjurkan, efek samping
yang terjadi adalah mual, muntah, konstipasi, pusing, dan sedation
(tenang), depresi pernapasan terutama asma, depresi jantung, dan
ini termasuk
kedalam
antagonist.
Indikasi
syok.
C. Pentazocine
14
ANATOMI PULPA
HISTOLOGI PULPA
Ini cuma recall aja kok materi pas IKGD
a) Lapisan Odontoblast (Odontoblast Layer)
dentin
sekunder.
Pengendapan
ini
akan
sel dendritik.
palisade).
menyebar ke samping.
bererupsi.
d) Pulp Core
Gambaran Mikroskopis
16
bermielin yang berlokasi di antara inti pulpa dan cell rich zone. Akson dari
plexus raschkow kehilangan selubung mielin (bukan berupa sel schwann)
ketika berpenetrasi kedalam cell rich zone dan cell free zone untuk
membentuk sinaps dengan badan sel odontoblas dalam tubulus dentin.
Komposisi plexus raschkow paling banyak di bagian mahkota dan semakin
sedikit pada apeks akar.
F. Plexus Parietal
INERVASI PULPA
Pulpa dipersarafi oleh :
17
ke dalam dentin.
5. Sensatif Melalui sistem saraf, pulpa memancarkan sensasi yang
diperantara oleh email atau dentin ke pusat-pusat saraf yang lebih
tinggi. Stimuli ini diungkapkan dengan rasa nyeri.
FUNGSI PULPA
1. Induktif berpartisipasi dalam induksi dan pengembangan
odontoblast dan dentin, yang kemudian akan menginduksi
pembentukan email.
2. Formatif Odontoblast yang berada di pulpa akan membentuk
dentin dengan 3 cara, yaitu:
Dengan mensintesis dan mensekresi matriks anorganik.
Dengan memasukan anorganik ke dalam matriks dentin yang
baru terbentuk
Nah sekarang ke inti dari skenario ini yaa, yaitu tentang PENYAKIT
PULPA
Etiologi
Sebenernya, penyakit pulpa itu muncul karena adanya inflamasi. Inflamasi
timbul karena adanya iritan. Iritan-iritan tersebut antara lain:
1. Iritan Mikroba/Mikroorganisme
Bakteri yang terdapat dalam karies merupakan sumber utama
iritasi terhadap jaringan pulpa.
18
simtomatik
maupun
asimtomatik,
paling
umum
2. Iritan Mekanik
Yang termasuk ke dalam iritan mekanik antara lain :
yang terbuang
limfe.
Bakteri yang dapat menyebabkan inflamasi pada pulpa :
dan akar
merusak pulpa
periodontal
Porphyromonas
ginggivalis
dan
Porphyromonas
pada
perawatan
ortodonsi
akan
jaringan pulpa
19
logam yang berbeda ini tidak berkontak, namun iritasi pulpa tetap
elektrolit
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Subjektif
Keluhan utama
pasien
Riwayat dental
terus menerus yang hanya reda oleh dingin adalah tanda dari
pulpitis ireversibel
Nyeri terus menerus. Nyeri ini bersifat terus menerus dan bahkan
mengidentifikasikan
pasien,
sumber
keluhan
2. Pemeriksaan Objektif
a. Pemeriksaan visual dan taktil
lokasi rasa sakit, durasi rasa sakit, spontanitasnya, dan penyebab rasa sakit.
normal
b. Perkusi (untuk evaluasi periodonsium)
Bersama-sama
dengan
tes
palpasi,
mobilitas,
dan
sakit)
dari 1/3 insisal, 1/3 tengah, dan 1/3 servikal hingga pasien
ke
arah
periapeks.
Respon
positif
pada
palpasi
Tes dingin
f.
Tes Termal
endodontik
Tes panas
pulpa vital.
g. Tes Anestetik
23
pulpa tidak dapat dibebani iritasi lagi untuk dapat bertahan sebagai
tetapi suatu tanda bahwa ketahanan pulpa yang normal telah ditekan
sampai kritis
dehidrasi akibat
Histopatologi
24
Pulpitis akut Sakit lebih hebat, lebih lama dan spontan. Jika
menit
2. Pulpitis Irreversible
a. Pulpitis Irreversible Akut
Diagnosis
1.) Serosa
dihilangkan
Pemeriksaan objektif :
- Karies dentin
tidak sembuh.
Histopatologi
- Perkusi (-)
- Palpasi (-)
sel
Diferensial Diagnosis
plasma)
Diagnosis
25
Pemeriksaan Objektif :
Tes termal : peka, terutama jika diberi
rangsangan dingin
Palpasi (-)
dan
perubahan,
jaringan pulpa
hanya
kavitas
yang
mungkin
penyebaran
mikroabses
di
permukaan
Diferensial Diagnosis
Diagnosis
jika
2.) Supurativa
Pemeriksaan Objektif :
- Tes termal : peka terhadap rangsangan
panas
- Palpasi (-)
Pemeriksaan
Radiografik
menunjukkan
restorasi
Histopatologi
26
sel-sel darah
Pemeriksaan Objektif :
1.) Ulseratif
Histopatologi
Diferensial Diagnosis
Pulpitis akut serosa rasa sakit tajam, lebih sering,
bahkan dapat terus menerus
Nekrosis parsial reaksi terhadap tes elektris
membutuhkan arus yang lebih besar daripada pulpitis
Diagnosis
kronik ulseratif
2.) Hiperplastik
27
pulpa
produktif
yang
disebabkan
oleh
Pemeriksaan Radiografis
-
Histopatologi
Diferensial Diagnosis
Diagnosis
Pemeriksaan Subjektif
makanan
Pemeriksaan Objektif
Tonjolan
polip
berwarna
merah
yang
perubahan warna dan pulpa dapat berinteraksi terhadap tes termal atau
28
4. Nekrosis Pulpa
a. Parsial
Kematian sebagian jaringan pulpa. Dikarenakan sistem
pertahanan pulpa yang sudah tidak dapat menahan besarnya
rangsang. Etiologi pulpitis irreversible, trauma injury, atau
gangguan jangka panjang pada suplai darah ke pulpa.
Histopatologi
dua yaitu dentikel asli (terbentuk pada saluran akar pada di masa
Diagnosis
Pemeriksaan Subjektif nyeri spontan
Pemeriksaan Objektif
f.
b. Total
Kematian seluruh jaringan pulpa. Etiologi pulpitis
Histopatologi
RENCANA PERAWATAN
Pada kasus dimana pulpa terekspose langsung ke rongga mulut,
perlu dilakukan beberapa perawatan. Ada beberapa pendekatan yang
Diagnosis
membnetuk suatu kondisi yang baik dan sehat untuk jangka waktu yang
Pemeriksaan objektif :
canal filling.
Pemeriksaan radiografis
Jaringan
periodontal
penebalan
memperlihatkan
2. Pulp capping
a. Indirect pulp capping. Biasanya digunakan apabila residual
caries dibiarkan berada di kavitas permanen, serta ini dapat
30
Indikasi
gigi tersebut
Pembengkakan.
Fistula
Gigi
sulung
dengan
pulpa
terbuka
karena
ada gejala.
gigi saat saraf gigi telah terinfeksi. Perawatan ini biasa dikenal
Kontra Indikasi:
Pembengkakan.
Fistula.
Terdapat
pus
punya daya penyembuhan yan baik. selain itu juga untuk gigi
yang tidak ada tanda-tanda gejala peradangan.
Kontraindikasi:
terbukanya pulpa.
atau
eksudat
pada
tempat
terbukanya pulpa.
32
juga
tidak
digunakan apabila
pada
gambaran
penyangga
7. Tanda-tanda/gejala
terus
menerus
setelah perawatan
pulpotomi
8. Pembengkakan bagian bukal
Kontra Indikasi:
Indikasi:
1. Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa
2. Saluran akar dapat dimasuki instrument.
berlebihan
pada
pemotongan
dengan karies yang telah meluas kea rah pulpa ataupun gigi
yang mengalami fraktur. Perawatannya biasanya hanya satu kali
kunjungan.
karena infeksi
pulpa
33
34