Anda di halaman 1dari 34

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma

NYERI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP) :

OUTLINE TENTIR SKENARIO 8 :


1. Nyeri
2. Farmakologi (Obat Pereda Nyeri)
3. Pulpa (Anatomi, Histologi, Fungsi)
4. Penyakit Pulpa dan Penatalaksanaannya (Gigi Sulung

Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan


akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan.
Secara umum, rasa nyeri yaitu pengalaman multidimensional yang
kompleks yang melibatkan sensasi yang distimulus oleh rangsang dan
respon terhadapnya. Proses terjadinya nyeri dimulai di perifer, dimana

dan Permanen)

serabut-serabut saraf khusus menerima rangsang nyeri. Kemudian serabut-

a. Etiologi

serabut saraf ini mengirim informasi ini ke spinal cord, lalu ke otak,

b. Klasifikasi

dimana informasi tersebut diinterpretasi dan dikenali sebagai nyeri.

c. Histopatologi

Singkatnya, nyeri merupakan rasa tidak nyaman baik ringan maupun berat.

d. Pemeriksaan (Subjektif, Objektif, Radiografik)

MEKANISME NYERI

e. Diagnosis/Diferensial Diagnosis
f. Prognosis dan Rencana Perawatan
JANGAN LUPA BERDOA SEBELUM BELAJAR YA

1. Transduksi

Adanya
Rangsangan

Membran Sel
Saraf
terdispolarisasi

Meningkatkan
Potensial Aksi

GOOD LUCK 2013! 2013 PASTI BISA!


Rasa nyeri
semakin kuat

Pelepasan
Mediator

SSP

Penghentian
Nyeri
1

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Ketika adanya rangsangan nyeri (nociceptive) membran sel saraf

yang akan memasuki brain stem. Primary neuron bersinaps dengan

akan mengalami depolarisasi. Saat membran sel saraf terdepolarisasi,

second-order neuron di subnucleus caudalis region dari trigeminal spinal

potensial aksi akan meingkat. Rangsangan dihantarkan ke sistem saraf

tract nucleus. Saat second order neuron menerima rangsangan, rangsangan

pusat melalui cabang-cabang saraf maksila dan mandibula yang

ini akan diteruskan ke thalamus. Dari thalamus rangsangan akan menuju

merupakan cabang dari N.Trigeminus. Pada saat adanya rangasangan yang

korteks untuk dikenali. Saat rangsangan nyeri mencapai pusat tertinggi di

berlanjut akan dilepaskan mediator inflamasi (CGRP, SP, sitokin, dll), dan

otak, terjadi interaksi antara neuron-neuron pada thalamus, korteks, dan

pada ujung-ujung saraf disertai bertambahnya jumlah kanal ion Na+ dari

limbic system. Saat impuls mencapai korteks, nyeri dikenali.Korteks juga

serabut saraf yang dirangsang sehingga respon nyeri akan semakin kuat.

mempergunakan memori untuk mengevaluasi sensasi.

2. Transmisi
3. Persepsi

Dari saraf
sensoris
perifer

Korda Medula
Spinalis
(primary)

Brain Stem

Persepsi akan terjadi pada saat rangsangan nyeri telah mencapai


korteks. Sebelum terjadi persepsi, terjadi deteksi, Deteksi adalah langkah
pertama dalam persepsi nyeri, yang berperan dalam proses deteksi adalah
neuron perifer yang terdiri dari serat :

Korteks
Serebri

Thalamus

Sub nucleus
caudalis
(secondary)

Conduction

Tipe Serat

Fungsi

Diameter

Motor,

12-20

70-120

5-12

30-70

Velocity

proprioception
(co: reseptor

Nyeri dikenali

periodontal)
A
Rangsang di lanjutkan dari saraf sensoris perifer menuju korda

Tekanan,
sentuhan

medulla spinalis. Di korda medulla spinalis terdapat primary order neuron


2

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


A

Motor, muscle

3-6

15-30

3. Teori gate control


Mekanisme nyeri seperti gerbang yang akan membuka dan

spindle
A

Nyeri, suhu,

1-53

6-30

menutup pada area dorsal horn pada spinal cord (substansia gelatinosa).
Terdapat dua serabut saraf :

sentuhan
C dorsal Root

Nyeri

<3

0,5-2,0

Serabut saraf kecil / reseptor nyeri

Simpatetic

Post ganglionic

0,3-1,3

0,7-2,3

Serabut saraf besar / reseptor normal

symphatetic
Serat A dan C ditemukan dalam pulpa, dengan serat C lebih banyak
jumlahnya.
Persepsi Dipengaruhi oleh :

Lalu serabut tersebut akan bermuara di sel proyeksi projection


cell yg akan menuju otak (pusat saraf tertinggi) dan sinyal akan
diperlemah/diperkuat dengan inhibitory interneurons.

Memori pengalaman rasa sakit yg sama sebelumnya

Gerbang akan terbuka jika projection neuron kirim sinyal ke otak.

Keadaan psikis / tingkat kecemasan pasien (makin cemas makin

Terdapat 3 kondisi :

sakit).

a. Ketika tidak ada rangsangan nyeri


Inhibitory neuron mencegah projection neuron untuk mengirim

TEORI MEKANISME NYERI


1. Teori spesifitas

sinyal ke otak. Sehingga, gerbang tertutup atau tidak ada presepsi nyeri.
b. Ketika rangsangan normal somatosensori (sentuhan, perubahan

Menjelaskan bahwa terdapat saraf spesifik yang menerima impuls.

suhu, dll) terjadi.

Teori ini tidak mampu menerangkan pengaruh psikis dan kognitif pasien
terhadap nyeri
2. Teori intensitas
Dikatakan bahwa jika intensitasnya besar dan sesuai, baru akan
menimbulkan rasa nyeri. Teori ini tidak dapat menjelaskan bahwa pada
beberapa tempat organ tubuh ada yang tidak menghasilkan nyeri walaupun

Rangsangan akan dihantarkan melalui serabut saraf besar


.sehingga menyebabkan inhibitory neuron dan projection neuron aktif,
Tetapi inhibitory neuron mencegah projection neuron untuk mengirim
sinyal ke otak sehingga gerbang masih tertutup dan tidak ada presepsi
nyeri.
c. Ketika nociception (rangsangan nyeri) muncul.

diberikan rangsangan kuat.


3

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Rangsangan akan dihantarkan melaui serabut saraf kecil. Dan ini

Nyeri spontan dapat timbul tanpa adanya stimulus

menyebabkan inhibitory neuron menjadi tidak aktif, dan projection neuron

Nyeri spontan dan terus menerus merupakan indikasi penyakit

mengirimkan sinyal ke otak. Sehingga gerbang terbuka dan presepsi nyeri


muncul

pulpa atau periradikuler yang parah.


3. Berdasarkan kontinuitas :

JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK NYERI


1. Berdasarkan intensitas :

rasa sakit disebut intermiten.

daripada keparahan penyebabnya. Semakin intens nyeri, semakin

karena stimulus termal mengindikasikan pulpitis ireversibel. Jika

besar kemungkinan terjadinya penyakit ireversibel.

pulpa nekrosis, nyeri terus menerus setelah gigi ditekan


mengindikasikan penyakit periradikuler.

Nyeri intens adalah nyeri yang baru terjadi, tidak dapat

pertolongan.
Intensitas nyeri berhubungan langsung dengan durasi. Semakin
besar intensitasnya, semakin pendek toleransi waktunya : nyeri

4. Berdasarkan keparahan :

(kecelakaan, infeksi), beberapa proses penyakit (disfungsi TMJ,


rheumatoid arthritis) dan sebab lain yang tidak diketahui. Nyeri

selama beberapa detik.

kronik tidak bertujuan untuk menandakan adanya kondisi

Semakin tinggi intensitas nyeri, semakin besar kemungkinan nyeri

patologis, tetapi lebih berperan sebagai ukuran rasa sakit yang

bersifat intermiten.

diinduksinya.

Nyeri intens merupakan indikasi adanya pulpitis ireversibel,


periodontitis atau abses apikalis akut.

2. Berdasarkan spontanitas :

Nyeri kronik dapat bertahan dalam waktu yang lama dan sering
berhubungan dengan beberapa faktor seperti kejadian masa lalu

sedangkan nyeri berintensitas tinggi hanya dapat ditoleransi

Nyeri akut secara umum berhubungan dengan kerusakan jaringan


dan menandakan adanya kondisi patologis.

berintensitas rendah dapat ditahan selama beberapa jam,

Nyeri dengan durasi panjang dengan intensitas yang berbeda-beda


disebut nyeri terus menerus. Jika pulpa vital, nyeri terus menerus

Intensitas nyeri lebih menggambarkan kedaruratan perawatan

dihilangkan dengan analgesic dan menyebabkan pasien mencari

Nyeri dengan durasi pendek yang dipisahkan dengan periode tanpa

5. Berdasarkan kualitas :

Ringan : Pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik.

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma

Sedang : Pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi


nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan

8. Berdasarkan mekanisme nyeri :

baik.

Contoh : pukulan ringan.

Berat : Pasien tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon

Nyeri Inflamasi : Stimulasi yang sangat kuat.

terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tapi tidak bisa

Nyeri Neuropatik : Lesi pada sistem saraf ataupun disfungsi

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas

primer. Biasanya diakibatkan oleh taruma, kompresi,keracunan,

panjang.

gangguan metabolik.

6. Berdasarkan sumbernya :

Cutaneus/ superfisial : Mengenai kulit/ jaringan subkutan. Bersifat

9. Berdasarkan lokasi :

burning (seperti terbakar). Co : kegunting/kesilet

Deep somatic/ nyeri dalam : Muncul dari lapisan dinding tubuh

dekatnya. Contoh : nyeri infark miokard.

dan lebih lama daripada cutaneous. Co : sprain sendi.

neuron sensori dari organ yang mengalami nyeri ke dalam medulla

Visceral : Pada organ dalam. Stimulasi reseptor nyeri dalam

spinalis dan mengalami sinapsis dengan serabut saraf yang berada

rongga perut (abdomen), kepala (cranium) dan dada (thorak).

pada bagian tubuh lainnya.

Fisik : Karena stimulus fisik. Contoh : patah tulang paha (fraktur

Psycogenic : Karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi


(emosi/psikis) dan biasanya tidak disadari. Co : orang marahmarah, tiba-tiba nyeri pada dadanya.
Concomitants : Perpaduan 2 sebab tersebut

Intractable pain : Susah dihilangkan. Contoh: nyeri kanker,


keganasan.

femur).

Referred pain (nyeri alih) : Rasa nyeri somatik dalam / viseral


yang terasa didaerah somatik superfisial. Timbul karena masuknya

7. Berdasarkan penyebab :

Radiating pain : Menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di

(ligament, pembuluh darah, tendon dan syaraf). Rasanya menyebar

Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan.

Nyeri Fisiologis : Stimulasi singkat dan tidak merusak jaringan.

Phantom pain : Dirasakan pada bagian tubuh yang hilang. Contoh


: bagian tubuh yang diamputasi yang lumpuh.

10. Berdasarkan nyeri pada rongga mulut :

Nyeri Odontogenic : Nyeri pulpa dan nyeri akibat penyakit


periradicular.
a. Nyeri Pulpa
5

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Perbedaan

Pulpa sehat

Dentin

Pulpitis

Pulpitis

Pulpa

hipersensi

reversibel

ireversibel

nekrosis

tif
Penyebab

(serat C).
Diagnosis

Tes termal,

Tumpatan

Stimulus

Tes

respon

kimia,

amalgam

dingin

termal

Gangguan

Dentin

Setelah

Inflamasi

Rusaknya

nyeri ringan

taktil &

mengkonst

dna listrik

eksternal

yang

perawatan

hebat

saraf

< 2 detik

osmotic

sensitive

riksi

berespon

terekspos

restoratif

peningkata

sensori

setelah

bereaksi

terhadap

pembuluh

negatif.

n tekanan

pulpa

stimulus

positif

panas

darah yang

hilang

tetapi tidak

beberapa

terdilatasi

disebabkan

minggu

&

oleh

setelahnya,

menurunka

penyakit

restorasi

n tek.

dental.

emas

Jairngan

nyeri

bertambah,

meringank

resin

an sejenak

nyeri

nyeri hebat

berkurang

(indikasi

jaringan
Gejala

Tes termal

Nyeri serat

Nyeri

Pulpa vital

Respon

Asimptom

A-delta

singkat,

&

inflamasi

atis. Nyeri

menandakan

terlokalisas

terinflamas

berlebihan

mungkin

utuhmya

i & tajam.

i, mampu

& melebihi

muncul

pulpodentina

Hilang jika

kembali ke

stimulus,

dari

l kompleks

stimulus

homeostasi

hiperalgesi

jaringan

dihilangka

s jika iritan

a, nyeri

periradiku

n.

dihilangka

menetap &

ler yang

hebat

terinflama

(serat A-

si akibat

delta).

degeneras

Sakit

i pulpa.

menjadi
nekrosis)

menjadi
tumpul,
spontan,

b. Nyeri Periradikuler
Perbedaan

Periodontitis

Abses Alveolar

Abses

Apikalis Akut

Akut

Periodontal

difus &
berdenyut

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Penyebab

Gejala

Merupakan

Inflamasi pada

Inflamasi

gambaran

radiologis, lesi

periodontal

kelanjutan

infeksi pulpa &

periodontium

radiologis, tidak

tidak terdeteksi

pulpa vital

pulpitis

nekrosis, dapat

umumnya karena

terlihat

namun tampak

ireversibel atau

timbal sebagai

benda asing yang

perubahan pada

penebalan

pasca perawatan

eksaserbasi dari

terjebak pada

apeks / tampak

ligament perio /

endo

periodontitis

gigi dengan

sedikit

radiolusensi di

apikalis kronik

pulpa vital

penebalan

apikal

Inflamasi

Nyeri cepat,

Nyeri cepat,

meluas ke jar,

spontan, bereaksi

spontan, bereaksi

Dapat mereda

periradikuler

pada tekanan,

pada tekanan,

menjadi

inflamasi

terbentuk pus,

terbentuk pus &

Periodontitis

terlokalisasi

pembengkakan

pembengkakan

Apikalis Kronik

pada ligament

jaringan yang

terlokalisasi,

Supurativa.

perio, nyeri

terlibat. Nyeri

tidak parah.

parah, tumpul,

awal dapat hebat

konstan &

dan menyurut

berdenyut (pada

seiring resorpsi

pulpitis

tulang

Nyeri Non Odontogenic : Berasal dari periodontium, penyakit


sistemik, keadaan psikologis, atau dari neurovaskular.

MACAM-MACAM NYERI
1. Burning pain : sensasi seperti terbakar yang terasa panas / hangat.

ireversibel)
Diagnosis

ligamen perio

Gigi sangat sakit

Tes termal

AAA pulpa

pada rangsang

negatif. Pada

nekrotik

sentuhan. Pada

gambaran

Abses

2. Deep pain : berasal dari struktur visceral/somatik dengan gejala


yang difus/menyebar dan sering dihubungkan dengan gejala dari
daerah lain atau kejang otot.
3. Itch : awal dari nyeri yang mempunyai sensasi hangat / terbakar
7

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


tetapi dapat terjadi terus menerus.

a. Non-Opioid

4. Pricking pain : bersifat intermiten, tajam dan berdurasi pendek

Anti

5. Stinging pain : memiliki intensitas yang meningkat dan

Inflamasi

Non-Steroid

(AINS)

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)

berkelanjutan.
6. Superficial pain : biasanya terlokalisasi dengan tepat di lesi
superficial dengan waktu, lokasi dan intensitas gejala yang dapat

Acethaminophen

Corticosteroid

b. Opioid

digambarkan oleh pasien dengan akurat.


7. Throbbing / pulsatile pain : bersifat intermiten seiring dengan
tekanan sistol jantung.
8. Tickle : sensasi yang diinduksi oleh pergerakan superfisial ringan.

Pure Agonist

Campuran Agonist dan Antagonist

Pure Antagonist

Berikut perbandingan ke dua jenis analgesik tersebut :


FARMAKOLOGI (OBAT PEREDA NYERI)

OPIOID

1. Obat Analgesik

NON-OPIOID

Mengandung Opium

Tanpa Opium

Anti Inflamasi dengan

Anti Inflamasi dengan

efek kecil

efek

Menyebabkan

Achetaminophen)

ketergantungan
-

Obat analgesik digunakan sebagai penghilang rasa sakit atau


nyeri. Analgesik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Hanya

menghilangkan

rasa

sakit,

meredakan demam

tidak

besar

Tidak

(kecuali

menyebabkan

ketergantungan
-

Menghilangkan
sakit

dan

rasa

meredakan

demam (Anti Piretik)

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


A. Non-Opioid
Analgesik

KLASIFIKASI OBAT AINS atau NSAIDs :


Nonopioid

&

Nonsteroidal

Anti

Inflammatory Drugs (NSAIDs)

a. Asam Karboksilat
i.

Asam Asetat

Rasa sakit yang akut seperti yang dihasilkan saat

Derivat Asam Fenilasetat : Diklofenak, Fenklofenak

dental surgery dapat dikendalikan dengan penggunaan obat

Derivat Asam Asetat-inden/indol : Indometasin,

analgesic nonopioid acetaminophen atau obat-obatan yang


termasuk kedalam golongan NSAIDs. Selain itu, obat yang
termasuk kedalam golongan NSAIDs juga memainkan peran
yang penting dalam mengurangi gejala inflamasi dan rasa

Sulindak, Tolmetin
ii. Derivat Asam Salisilat : Aspirin, Benorilat, Diflunisal,
Salisilat
-

sakit.

Derivat
Fenbuten,

Asam Propionat
Fenoprofen,

Asam tiaprofenat,

Flurbiprofen,

Ibuprofen,

Ketoprofen, Naproksen
-

Derivat

Asam

Fenamat

Asam

Mefenamat,

Maklofenamat

iii. Asam Enolat


-

Derivat Pirazolon : Azapropazon, Fenilbutazon,


Oksifenbutazon

Derivat Oksikam : Piroksikam, Tenoksikam

MACAM-MACAM OBAT-OBATAN NSAIDS


A. Asam Salisilat

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Asam asetil salisilat atau yang dikenal dengan nama
aspirin adalah analgesic antipiretik dan anti inflamasi yang

bentuk tablet 100 mg untuk anak-anak dan 500 mg untuk


dewasa.

sangat luas digunakan.


Indikasi
-

B. Ibuprofen

Efek analgesic

: salisilat bermanfaat untuk

mengobati sakit yang tidak spesifik misalnya sakit

Indikasi
Ibuprofen memliki sifat analgesic serta anti-inflamasi

kepala, nyeri haid,dll.

yang tidak terlalu kuat.

Efek anti inflamasi : obat jenis ini juga dapat

Kontraindikasi

mengurangi rasa nyeri, kekakuan, pembengkakan,


rasa panas, dan memerah jaringan sekitar yang
mengalami inflamasi.

cerna. Efek samping lainnya yangditimbukan ialah eritema

Keracunan salisilat yang biasanya terjadi karena


penyalahgunaan obat ini dapat menyebabkan gejala ringan
seperti sakit kepala, mual, muntah, diare, banyak

pengelihatan,

Efek samping
Obat ini memiliki efek samping terhadap saluran

Efek samping

mengeluarkan

Tidak boleh digunakan untuk ibu hamil dan menyusui.

keringat,
gangguan

kebingungan,
pendengaran,

gangguan
lemas

kulit, sakit kepala, dan trombositopenia.


Dosis
Dosis yang dianjurkan 400 mg setiap 4-6 jam.
C. Pyrazolone

dan

Yang termasuk dalam pyrazolone: antipirin (fenazone),

mengantuk. Tetapi pada gejala yang berat, penyalagunaan

aminopropin (amidopirin), fenilbutazone, serta turunannya.

obat ini bahkan dapat menyebabkan kematian.

Merupakan analgesik, antipiretik dan anti inflamasi (lebih kuat

Sediaan

dari aspirin).

Aspirin dan antrium salislat merupakan sediaan yang

Efek samping

paling banyak digunakan. Aspirin disediakan dalam


10

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Agranulotosis, anemia aplastik dan trombositopenia,
obat ini membentuk nitrosamine yang bersifat karsinogenik.
Dosis : 0,3-1 g. Diminum 3 kali sehari.

Penggunaan untuk oral lebih diutamakan pada non-opioid,


beberapa pasien seperti, anak kecil atau pasien yang mempunyai
fiksasi intermaksilari setelah maxillofacial surgery atau trauma,

D. Fenoprofen

tidak dapat menelan tablet atau kapsul. Untuk pasien ini,

Merupakan antiinflamasi, analgesik, antipiretik

liquid/cairan

Efek samping.
Gangguan saluran cerna seperti, konstipasi, mual,
muntah, perdarahan lambung.
Dosis
600 mg 4 kali sehari, setelah memuaskan, dosis
disesuaikan
E. Asam Mefenamat
Indikasi
Nyeri akut dan kronik yang sedang.
Kontraindikasi
Pasien kelainan tukak lambung, diare, ibu hamil dan
asma.

dari

acetaminophen

atau

ibuprofen

dapat

dipertimbangkan.
Untuk kasus yang jarang, seperti pasien yang tidak dapat
menerima obat melalui mulut parenteral (ketorolac) atau rectal
(acetaminophen, aspirin).
b. Acetaminophen
Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal dengan nama
parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas. Acetaminophen
merupakan obat

analgesic antipiretik yang secara luar

digunakan sebagai pengganti asprin karena gangguan lambung


atau kontraindikasi lainnya. Namun, efek anti-inflamasi
asetaminophen hampir tidak ada. Acetaminophen memiliki efek
analgesic dan antipiretik yang equivalent dengan aspirin. Sama

Efek samping
Iritasi lambung, kolik usus dan diare.
Dosis

halnya seperti obat-obatan NSAID lainnya, acetaminophen juga


bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin.
Indikasi

250 mg setiap 6 jam selama tidak lebih dari 7 hari.

11

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Memberikan efek analgesic, pada bidang kedokteran
gigi banyak digunakan setelah prosedur operatif dental, juga
umumnya digunakan setelah ekstraksi gigi molar 3.

arakidonik yang berfungsi dalam mekanisme nyeri, terutama


ketika pulpa terekspose
Efek Samping

Obat ini juga memberikan efek anti-inflamasi,


walaupun tidak sepoten aspirin

Kortikosteroid dapat menurunkan ketahanan terhadap


infeksi sehingga infeksi mungkin menjadi lebih sulit untuk

Kontraindikasi

diobati. Efek samping yang umum terjadi adalah peningkatan

Parasetamol jangan diberikan kepada penderita


hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol dan penderita

nafsu makan, gangguan pencernaan, gugup atau gelisah.


Sediaan

gangguan fungsi hati berat.

Dexamethasone (kortikosteroid untuk obat anti

Efek samping

radang

Keracunan ecetaminophen saat diberikan everdosis


akan mengakibatkan kerusakan hati, dan ginjal.

menekan

sistem

kekebalan

tubuh

atau

imunosupresan).
B. Opioid

Sediaan
Asetaminophen

dan

Analgesic opiod merupakan golongan obat yang memiliki


tersedia

sebagai

obat

tunggal,

sifat seperti opium. Obat-obat yang termasuk kedalam golongan ini

berbentuk tablet 500mg atau sirup yang mengandung 120

umumnya digunakan untuk mengurangi rasa sakit, dan sudah

mg/5ml. Selain itu asetaminophen terdapat sebagai sediaan

dipergunakan secara luas dalam dunia kedokteran gigi.

kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan.


c. Corticosteroid

Golongan ini kemudian dibagi lagi menjadi beberapa


subgolongan yaitu pure agonist, campuran agonist dan antagonist,

Glukokortikosteroid berfungsi menekan rasa sakit

serta pure antagonist. Obat-obatan pure agonist serta campuran

karena inflamasi akut dengan menekan vasodilatasi, migrasi

agonist dan antagonist digunakan untuk mengurangi rasa sakit,

OMN dan fagositosis, serta menghambat formasi asam

sedangkan obat yang pure antagonist digunakan untuk mencegah


atau bekerja berkebalikan dengan obat yang agonist dan campuran
12

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


agonist dan antagonist, biasanya diaplikasikan jika terjadi keracunan

a. Morphine dapat menimbulkan reaksi alergi pada beberapa

opioid.

pasien, yang ditandai dengan mual dan muntah, bentuk

Obat Opioid yang digunakan dalam Kedokteran Gigi:

lainnya ialah timbulnya eksitasi dengan tremor.

A. Morphine

b. Dapat mengakibatkan keracunan jika diberikan dosis yang


besar dan tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan

Morphine termasuk kedalam obat analgesic opioid pure

terganggunya system respirasi karena morphine sendiri

agonist, digunakan secara luas sebagai pain control.

memiliki efek menimbulkan depresi nafas, sehingga terjadi


hypoxia. Jika telah parah dapat menimbulkan koma atau

Indikasi

bakhan kematian.
Keadaan nyeri berat yang tidak dapat diredakan dengan

c. Selain itu, morphine juga memiliki tingkat ketergantungan

analgesik non-narkotik atau analgesik narkotik yang lemah.

yang cukup tinggi, sehingga dosis yang digunakan harus


benar-benar tepat untuk mencegah terjadinya hal tersebut

Kontraindikasi
a. Diketahui hipersensitif terhadap morfin.

B. Codeine

b. Pernapasan atau depresi sistem saraf pusat dengan

Codein, seperti halnya morphine juga merupakan senyawa

kegagalan pernapasan yang akan datang, kecuali pasien

alkaloid yang ditemukan secara alami dalam bubuk opium. Yang

diintubasi atau peralatan dan personil terlatih berdiri untuk

membedakannya hanya penggantian gugus hidroksi dengan gugus

intervensi jika diperlukan.

methoxy

c. Dugaan cedera kepala.Morfin dapat mengaburkan atau


menyebabkan depresi sistem saraf pusat berlebihan.
Efek samping

dalam

molekulnya.

Obat

ini

termasuk

kedalam

subgolongan analgesic agonist


Indikasi
Analgesic dan antitussive (penghilang batuk).
13

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Kontraindikasi

Efek samping

Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan

Mual, pusing dan sedation pada dosis mormal sedangkan pada

intrakranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi

dosis yang memberikan efek toksik efek sampingnya ialah dysphoric

saluran empedu.

effect (depresi).

Efek samping
Pada pemberian dengan dosis yang dianjurkan, efek samping
yang terjadi adalah mual, muntah, konstipasi, pusing, dan sedation
(tenang), depresi pernapasan terutama asma, depresi jantung, dan

D. Naloxone dan naltrexone


Obat

ini termasuk

kedalam

subgolongan opioid pure

antagonist.
Indikasi

syok.
C. Pentazocine

Bekerja sebagai penawar efek dari obat opioid agonist dan


campuran agonist dan antagonist jika terjadi keracunan.

Pentazocine termasuk kedalam golongan obat analgesic


campuran agonist dan antagonist. Obat ini merupakan antagonist
lemah pada reseptor mu, tetapi merupakan agonist yang kuat pada
reseptor kappa.
Indikasi
Analgesic untuk mengatasi nyeri sedang dan kurang efektif
untuk mengurangi nyeri berat. Juga dapat digunakan untuk medikasi
preanastetik.

14

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin

ANATOMI PULPA

mempunyai lebih dari sebuah saluran.


4. Saluran akar lateral atau aksessori atau suplementary jembatan
penghubung pulpa dan periodontium. Saluran ini adalah jalan bagi
penyakit dari pulpa ke periodontium maupun sebaliknya.
5. Foramen Apikal ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada
apeks akar berupa suatu lubang kecil.
6. Orifis saluran menuju saluran akar yang memisahkan saluran
akar dengan kamar pulpa

HISTOLOGI PULPA
Ini cuma recall aja kok materi pas IKGD
a) Lapisan Odontoblast (Odontoblast Layer)

Lokasinya di daerah sebelah luar (perifer) bersebelahan


dengan predentin.

Processus Odontoblast melewati predentin dan berlanjut ke


dentin.

1. Kamar pulpa (Pulp Chamber) rongga pulpa yang terdapat pada

bagian tengah mahkota gigi, memiliki kemampuan untuk


mengendapkan

dentin

sekunder.

Pengendapan

ini

akan

sel dendritik.

mengurangi ukuran dari kamar pulpa

bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar

Pada pulpa koronal terdapat lebih banyak sel daripada pulpa


radikular, biasanya berbentuk kolumnar (sehingga terlihat

2. Tanduk pulpa (Pulp Horn) ujung dari kamar pulpa


3. Saluran akar (Root Canal) rongga pulpa yang terdapat pada

Komposisi : badan sel odontoblast, kapiler, serabut saraf, dan

palisade).

Pada pulpa radikular biasanya berbentuk kuboidal, daerah


dekat foramen apikal tampak lapisan sel yang mendatar
15

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


(squamosa), karena lebih sedikitnya tubulus dentin pada akar

Zona ini terbentuk sebagai hasil dari migrasi peripheral sel

dibanding dengan mahkota, sehingga lebih renggang dan

membentuk populasi pada regio tengah pulpa pada saat gigi

menyebar ke samping.

bererupsi.

Terdapat cell-to cell junction yang terdiri dari desmosomes,


gap junction, dan tight junction.

d) Pulp Core

Khusus untuk tight junction ditemukan paling banyak di

Mengandung sel-sel dan cabang utama saraf serta pembuluh darah

apikal gigi anak-anak yang menentukan permeabilitas lapisan

dan dsebut sebagai inti pulpa.

odontoblast dengan menghambat jalan masuknya molekul,


ion, dan cairan diantara kompartmen ekstraselular.
b) Cell Free Zone

Sempit dan relatif bebas dari sel.

Isinya terdapat kapiler darah, serabut saraf unmyelinated dan


slender cytoplasmic processes of fibroblast.

Biasanya tidak tampak pada gigi anak-anak dimana dentin

Gambaran Mikroskopis

terbentuk secara progresif, atau pada gigi dewasa dimana telah


terbentuk dentin reparatif

c) Cell Rich Zone

Terdapat fibroblast, makrofag, sel dendrit, dan limfosit.

Lebih banyak fibroblast jika debandingkan dengan regio


tengah pulpa dan terlihat lebih jelas pada pulpa koronal.

16

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma

Saraf aferen Menerima impuls sensorik (bermielin/syaraf A dan


tidak bermielin/syaraf C)

Saraf eferen otonom simpatik Regulasi aliran darah ke pulpa

Serabut saraf pulpa memiliki ujung, disebut pleksus raschkow yang


terletak di batas pulpa-dentin. Plexus Raschkow adalah serabut saraf
Keterangan :
A. Dentin
B. Predentin
C. Odontoblasts
D. Subodontoblastic cell-free zone of Weil
E. Cell-rich zone

bermielin yang berlokasi di antara inti pulpa dan cell rich zone. Akson dari
plexus raschkow kehilangan selubung mielin (bukan berupa sel schwann)
ketika berpenetrasi kedalam cell rich zone dan cell free zone untuk
membentuk sinaps dengan badan sel odontoblas dalam tubulus dentin.
Komposisi plexus raschkow paling banyak di bagian mahkota dan semakin
sedikit pada apeks akar.

F. Plexus Parietal

INERVASI PULPA
Pulpa dipersarafi oleh :
17

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Dengan menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan
mineralisasi matriks
3. Nutritif Melalui tubulus dentin pulpa memasok nutrien yang
sangat diperlukan bagi pembentukan dentin dan hidrasi
4. Defensif Odontoblast membentuk dentin sebagai respons
terhadap cedera, terutama jika ketebalan dentin berkurang karena
karies, keausan, trauma, atau prosedur restoratif. Pulpa juga
mempunyai kemampuan untuk menangkal suatu respons inflamasi
dan imunologis untuk menetralisir atau menghilangkan invasi
mikroorganisme penyebab karies dan produk-produk sampingnya
Pleksus raschkow : a (banyak); b (lebih sedikit); c (semakin
sedikit)

ke dalam dentin.
5. Sensatif Melalui sistem saraf, pulpa memancarkan sensasi yang
diperantara oleh email atau dentin ke pusat-pusat saraf yang lebih
tinggi. Stimuli ini diungkapkan dengan rasa nyeri.

FUNGSI PULPA
1. Induktif berpartisipasi dalam induksi dan pengembangan
odontoblast dan dentin, yang kemudian akan menginduksi
pembentukan email.
2. Formatif Odontoblast yang berada di pulpa akan membentuk
dentin dengan 3 cara, yaitu:
Dengan mensintesis dan mensekresi matriks anorganik.
Dengan memasukan anorganik ke dalam matriks dentin yang
baru terbentuk

Nah sekarang ke inti dari skenario ini yaa, yaitu tentang PENYAKIT
PULPA
Etiologi
Sebenernya, penyakit pulpa itu muncul karena adanya inflamasi. Inflamasi
timbul karena adanya iritan. Iritan-iritan tersebut antara lain:
1. Iritan Mikroba/Mikroorganisme
Bakteri yang terdapat dalam karies merupakan sumber utama
iritasi terhadap jaringan pulpa.

18

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Proses jika pulpa belum terbuka : Bakteri produksi toksin

Prevotella intermedia dapat ditemukan pada infeksi

penetrasi ke dalam pulpa melalui tubulus dentinalis sel-sel

simtomatik

inflamasi kronik (makrofag, limfosit, sel plasma) berinfiltrasi

ditemukan pada saluran akar

secara lokal pada jaringan pulpa

maupun

asimtomatik,

paling

umum

Selain itu ditemukan juga jamur dan virus

Proses jika pulpa terbuka infiltrasi sel-sel inflamasi akut


(leukosit PMN) membentuk suatu daerah nekrosis pada lokasi
terbukanya pulpa.

2. Iritan Mekanik
Yang termasuk ke dalam iritan mekanik antara lain :

Jaringan pulpa bisa tetap terinflamasi untuk waktu yang lama

Preparasi kavitas yang dalam tanpa pendinginan yang

sampai akhirnya menjadi nekrosis atau bisa dengan cepat menjadi

memadai peningkatan jumlah dan diameter tubulus

nekrosis. Hal ini bergantung pada virulensi bakteri, kemampuan

dentinalis. Jika terjadi pada darah yang mendekati pulpa

mengeluarkan cairan inflamasi guna mencegah peningkatan

iritasi pulpa meningkat karena semakin banyak dentin

tekanan intra pulpa, ketahanan host, jumlah sirkulasi, dan drainase

yang terbuang

limfe.
Bakteri yang dapat menyebabkan inflamasi pada pulpa :

Streptococcus mutans, Lactobacilli dan Actinomyces

dan akar

Kuretase periodontal yang dalam menyebabkan

ditemukan pada karies

gangguan pembuluh darah dan saraf di daerah apeks

Enterococcus Faecalis penyebab pulpitis, dapat

merusak pulpa

menembus dentin 40 mikron, paling patogen

Trauma oklusal dengan ataupun tanpa fraktur mahkota

Gerakan pada perawatan orthodonti aplikasi gerakan

Bakteri Pigmentasi Hitam (BPH) merupakan spesies yang

yang melebihi batas toleransi fisiologis ligamentum

paling sering terlibat pada abses apikalis akut

periodontal

Porphyromonas

mengakibatkan gangguan pada pasokan darah dan saraf

ginggivalis

dan

Porphyromonas

endodontalis hanya ditemukan pada infeksi akut

pada

perawatan

ortodonsi

akan

jaringan pulpa

19

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


3. Iritan Termal

Adanya arus galvanik dari tumpatan metalik berdekatan yang

Panas karena preparasi kavitas Ditimbulkan oleh

berbeda, misalnya emas dan amalgam. Walaupun bahan tumpatan

instrumen bur dengan kecepatan tinggi yang tidak disertai

logam yang berbeda ini tidak berkontak, namun iritasi pulpa tetap

pendinginan yang memadai

dapat terjadi karena adanya aliran saliva yang mengandung

Panas karena pemolesan terjadi akibat gesekan, nyeri

elektrolit

yang timbul hanya sementara

Panas dari material restorasi Restorasi metalik yang


dekat pada pulpa tanpa suatu dasar semen perantara

Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Subjektif

dapat menyalurkan secara cepat perubahan panas ke

Keluhan utama

pulpa. Selain itu, panas yang ditimbulkan oleh semen

Riwayat kesehatan umum

selama proses setting dapat paling tidak menyebabkan

pasien

injury sementara pada pulpa


4. Iritan Kimiawi

Data demografis mengidentifikasikan karakter

Riwayat medis yang lengkap dapat membantu


penegakan diagnosis, menyediakan informasi

Dentin sterilizer, misalnya AgNO3, fenol, eugenol

mengenai kerentanan dan reaksi pasien terhadap

Cavity cleanser: Alcohol, hydrogen peroksida, kloroform

infeksi, hal-hal mengenai pendarahan, obat-obat

Zat yang terkandung dalam tumpatan permanen atau

yang telah diberikan dan status emosionalnya.

sementara, liner dan basis kavitas

Cukup formulir pemeriksaan singkat yang berisi

Iritan antibakteri Digunakan selama cleaning and

penyakit serius yang sedang dan pernah diderita,

shaping, pengobatan intrakanal, dan beberapa terkandung

dan cedera serta pembedahan yang pernah

di dalam material obturasi

dialami. Jika ditemukan adanya penyakit fisik

atau psikologis yang parah atau penyakit yang


5. Iritan Listrik

masih diragukan yang mungkin mengganggu


diagnosis dan perawatan, lakukan pemeriksaan
20

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


lebih lanjut dan konsultasikan dengan profesi

biasanya tidak intens. Nyeri intens dapat timbul dari pulpitis

kesehatan lainnya. Kontraindikasi bagi perawatan

ireversibel atau periodontitis atau abses apikalis akut.

saluran akar antara lain radiasi jaringan rongga

Nyeri spontan. Timbul tanpa adanya stimulus. Nyeri spontan jika

mulut atau penyakit yang mengganggu sistem

digabung dengan nyeri intens biasanya mengindikasikan adanya

imun pasien dan penyakit jantung yang parah.

penyakit pulpa atau periradikuler yang parah. Nyeri intensdan

Riwayat dental

terus menerus yang hanya reda oleh dingin adalah tanda dari

Riwayat ini memberi informasi mengenai sikap

pulpitis ireversibel

pasien terhadapt kesehatan gigi, pemeliharaan,

Nyeri terus menerus. Nyeri ini bersifat terus menerus dan bahkan

serta perawatannya. Informasi ini tidak hanya

intensitasnya meningkat setelah stimulusnya hilang. Nyeri terus

mengidentifikasikan

pasien,

menerus akibat stimulus termal biasanya menandakan adanya

melainkan juga membantu dalam memilih tes atau

pulpitis ireversibel. Nyeri teris menerus setelah aplikasi tekanan

cara perawatannya. Riwayat dental merupakan

pada gigi mengindikasikan penyakit periradikuler.

sumber

keluhan

langkah awal teramat penting dalam menentukan


diagnosis yang spesifik.

2. Pemeriksaan Objektif
a. Pemeriksaan visual dan taktil

Pemeriksaan subjektif dapat dilakukan dengan bertanya kepada pasien

Dilakukan menggunakan mata, jari tangan, eksplorer, probe

bagaimana jenis rasa sakitnya (menusuk, tumpul, menyebar, berdenyut),

mengandalkan prinsip three Cs : color, contour, consistency

lokasi rasa sakit, durasi rasa sakit, spontanitasnya, dan penyebab rasa sakit.

gusi warna : merah muda, jika terjadi inflamasi akan

Hal-hal terkait nyeri yang perlu ditanyakan dalam anamnesis

menjadi merah darah, kontur : berubah dengan terjadinya

Intensitas nyeri. Makin kuat nyerinya, makin besar kemungkinan

pembengkakan, konsistensi : perubahan konsistensi jaringan

adanya penyankit yang ireversibel. Nyeri intens adalah nyeri yang

menjadi lunak, fluktuan

baru terjadi, tak dapat diredakan oleh analgesik dan menyebabkan

gigi warna : berkurangnya warna translusen, opak, dan

pasien mencari pertolongan. Nyeri yang sudah berlangsung lama

staining merupakan indikasi terjadinya suatu kelainan pada


gigi kontur : kontur berubah akibat fraktur, abrasi, restorasi
21

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


yang overhanging dan overcontour, konsistensi : gigi yang
karies, konsistensinya akan lebih lunak jika dibanding gigi

d. Tes Mobilitas Depresibilitas

normal
b. Perkusi (untuk evaluasi periodonsium)

Bersama-sama

dengan

tes

rah lateral dengan menggunakan 2 tangkai instrumen

palpasi,

mobilitas,

dan

depresibilitas digunakan untuk menguji keutuhan ikatan

Mula-mula diperkusi dengan jari, kemudian di perkusi

Tes depresibilitas dilakukan dengan menggunakan gigi ke


arah vertikal

dengan tangkai instrumen (intensitas ditingkatkan)

Tujuannya : untuk mengetahui apakah gigi terikat secara


kuat atau longgar pada alveolusnya

ligamen periodontal dan tulang

Tes mobilitas dilakukan dengan menggerakkan gigi kea

Klasifikasi : derajat pertama adanya depresibilitas,

Adanya respon menandakan telah terjadi periodontitis

derajat kedua depresibilitas dalam jarak 1 mm, derajat

Perkusi dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal

ketiga depresibilitas >1mm

c. Palpasi (untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa

e. Pengujian Pulpa dengan Listrik (untuk menguji vitalitas pulpa)

sakit)

Walaupun sebenarnya vitalitas pulpa bergantung pada

Nilainya terletak pada terjadinya pembengkakan

sirkulasi darah intrapulpa, namun tes listrik digunakan

Tes ini dilakukan dengan ujung jari dan hendaknya

untuk menstimulasi saraf

memakai paling sedikit satu gigi pembanding.

merupakan indikasi adanya nekrosis pulpa

hati-hati bila melakukan palpasi pada nodus limfa pada


infeksi akut, untuk menghindari kemungkinan penyebaran

Tidak adanya respon terhadap stimulus listrik dapat

Digunakan dengan menaikkan arus perlahan-lahan dimulai

infeksi melalui pembuluh limfatik

dari 1/3 insisal, 1/3 tengah, dan 1/3 servikal hingga pasien

menentukan seberapa jauh proses inflamasi telah meluas

merasakan sensasi geli atau kehangatan

ke

arah

periapeks.

Respon

positif

menandakan adanya inflamasi periradikuler.

pada

palpasi

Dilakukan bersama dengan tes dingin atau pengujian


kavitas
22

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma

Dapat juga berupa respon positif-palsu , gigi yang nekrosis

memberikan respon sensitive yang sebenarnya berasal dari


gigi sebelahnya

Diletakkan 1/3 oklusobukal mahkota yang terbuka, bila


tidak ada respon dipindahkan ke servikal gigi

Panas tidak digunakan secara rutin tetapi akanbermanfaat

Dapat juga berupa respon negatif-palsu, bila terdapat

jika gejala utamanya adalah kepekaan terhadap panas dan

pengapuran didalam jaringan pulpa atau dentin telah

pasien tidak dapat menunjukkan gigi yang terkena.

meluas, seperti terbentuknya dentin sekunder, dentin


reparative (dibutuhkan lebih banyak arus listrik untuk
merangsang vitalitas pulpa)

Tes dingin

Digunakan 1. Udara dingin 2. Disemprot etil klorida, yang


cepat menguap dan mengabsorpsi panas 3. Membungkus

f.

Tes Termal

Respon terhadap dingin menunjukkan pulpa vital

Respon abnormal terhadap panas menunjukkan gangguan


pulpa atau periapikal yang memerlukan perawatan

sekerat es dengan kain kasa, kemudian ditempel ke gigi 4.


Air yang dibekukan pada kapsul anestetik kosong untuk
membuat batang es yang dingin

endodontik

Metode lainnya: memakai es biasa, karbondioksida kering


(es kering), dan refrigerant (disimpan dalam kaleng

Terdiri dari tes panas dan tes dingin

penyemprot). Respon yang sebentar dan tajam dari

Tes panas

stimulus dingin akibat pengaplikasian batangan es atau

Daerah yang di tes diisolasi dan dikeringkan agar tidak

pelet kapas besar yang dibasahi refrigerant menandakan

timbul hasil positif palsu.

pulpa vital.

Gunakan 1. Air panas 2. Burnisor panas 3. Gutta percha

Temperatur -78 derajat celcius mampu menembus

panas 4. Intrumen yang dipanaskan

restorasi penuh pada gigi untuk mendapatkan respon dari

Teknik yang paling aman,baik dan mudah adalah dengan

jaringan gigi dibawahnya

memutarkan caret profi kering pada permukaan gigi untuk


mendapatkan panas gesekan.

g. Tes Anestetik
23

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma

Menggunakan injeksi, infiltrasi, atau intraligamen

pulpa tidak dapat dibebani iritasi lagi untuk dapat bertahan sebagai

Lakukan injeksi pada gigi yang paling belakang pada gigi

suatu pulpa yang sehat. Hiperemia bukan merupakan suatu penyakit,

yang dicurigai sebagai penyebab rasa sakit, bila tetap

tetapi suatu tanda bahwa ketahanan pulpa yang normal telah ditekan

terasa sakit, anestesi gigi sebelah mesialnya

sampai kritis

Bila pasien tidak dapat melokalisasi gigi yang sakit di

Hiperemia pulpa ada 2 jenis, yaitu :

rahang atas atau rahang bawah maka dapat dilakukan blok

Arteri (aktif) terjadi peningkatan peredaran darah arteri

mandibula, bila masih terasa sakit maka gigi penyebab

Vena (pasif) terjadi pengurangan peredaran darah vena

sakit berada di maksila, kemudian dilakukan intraligamen


pada gigi yang dicurigai

Hiperemia dapat disebabkan oleh :


a. Trauma trauma oklusi, syok termal saat preparasi
kavitas,

h. Tes Kavitas (untuk menguji vitalitas pulpa)

Pengeburan berkecepatan rendah dilakukan tanpa air


pendingin ke arah DEJ, jika nyeri maka pulpa masih vital

dehidrasi akibat

penggunaan alkohol atau

kloroform, syok galvanic, iritasi terhadap dentin yang


terbuka disekitar servikal gigi
b. Kimiawi makanan yang asam atau manis, iritasi
terhadap bahan tumpatan silica atau akrilik, bahan
sterilisasi dentin (fenol, H2O2, alkohol, kloroform)
c. Bakteri yang dapat menyebar melalui lesi karies atau

Klasifikasi, Histopatologi, dan Diagnosis/DD Penyakit Pulpa


1. Hiperemia Pulpa (Pulpitis Reversible)

tubulus dentin ke pulpa. Yang masuk ke pulpa hanya


toksinnya saja

Hiperemia pulpa adalah penumpukan darah secara berlebihan pada


pulpa akibat adanya kongesti vaskular. Hiperemia pulpa biasanya
diikuti dengan inflamasi pulpa ringan sampai sedang dimana pulpa
mampu kembali pada keadaan semula setelah stimuli ditiadakan.
Terjadi vasodilatasi pembuluh darah ke pulpa yang menandakan bahwa

Histopatologi

24

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Bakteri belum mencapai pulpa. Terdapat pergerakan fluida dalam

Pulpitis akut Sakit lebih hebat, lebih lama dan spontan. Jika

tubula dentin yang merangsang odontoblast dan serabut saraf A-delta

rangsang dihilangkan, rasa sakit masih menetap selama beberapa

dalam pulpa untuk menghasilkan nyeri. Secara mikroskopis terlihat

menit

dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, dilatasi pembuluh


darah, extravasasi cairan edema dan tampak adanya respon sel imun.

2. Pulpitis Irreversible
a. Pulpitis Irreversible Akut

Diagnosis

1.) Serosa

Nyeri tajam, sebentar, dapat hilang jika rangsangan

Merupakan kondisi inflamasi pulpa yang persisten,

dihilangkan

disebabkan oleh suatu stimulus noksius. Etiologi

Pemeriksaan objektif :

lanjutan dari pulpitis reversible (hiperemia pulpa) yang

- Karies dentin

tidak sembuh.

- Tes termal (+)


- Elektrik (+)

Histopatologi

- Perkusi (-)

- Palpasi (-)

Pemeriksaan radiografik tidak terdapat kelainan

Bakteri belum sampai pulpa, hanya toksinnya yang


sampai ke pulpa

Terlihat adanya eksudat serosa

Terjadi pelebaran pembuluh darah mikro,

sel

Diferensial Diagnosis

odontoblas rusak, dan terlihat sel-sel radang akut

Diferensial Diagnosis dilakukan dengan membandingkan dua penyakit

(PMN) dan sel radang kronik (makrofag dan sel

yang memiliki gejala yang mirip untuk mendapatkan diagnosis yang

plasma)

tepat guna melakukan rencana perawatan yang sesuai. Diferensial


Diagnosis dari hiperemia pulpa (pulpitis reversible adalah

Diagnosis

Nyeri tajam, spontan, menjalar, berdenyut

25

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma

Pemeriksaan Objektif :
Tes termal : peka, terutama jika diberi

Bakteri belum sampai pulpa, hanya toksinnya


yang sampai ke pulpa

rangsangan dingin

Terdapat pus di permukaan atau di dalam pulpa

Sondasi, Perkusi, Elektris (+)

Sel odontoblas rusak, disekitar pus terdapat sel

Palpasi (-)

radang akut, vasodilatasi pembuluh darah mikro,

Pemeriksaan radiografik : tidak menunjukkan

dan

perubahan,

jaringan pulpa

hanya

kavitas

yang

mungkin

penyebaran

mikroabses

di

permukaan

mendekati pulpa atau melibatkan pulp horn, atap


pulpa sangat tipis

Diferensial Diagnosis

Diagnosis

Nyeri : tajam, spontan, menjalar, berdenyut

Lama : menit / jam

Sakit sangat hebat jika tidak ada hubungan

Hiperemia pulpa tidak ada sakit spontan

Pulpitis akut supurativa rasa sakit bertambah

terbuka dengan luar, yaitu jika pada kavitas

jika

terdapat sisa makanan dan tertekan

diberi rangsangan panas (lebih peka

terhadap rangsangan panas)

2.) Supurativa

Pemeriksaan Objektif :
- Tes termal : peka terhadap rangsangan

Merupakan kondisi inflamasi pulpa yang persisten,

panas

disebabkan oleh suatu stimulus noksius. Etiologi

- Tes elektrik, perkusi (+)

Lanjutan dari pulpitis akut serosa. Hal ini disebabkan oleh

- Palpasi (-)

tertutupnya jalan keluar radang dari ruang pulpa.

Pemeriksaan

Radiografik

menunjukkan

Akibatnya, terjadi kerusakan sel jaringan pulpa meluas

kavitas yang dalam, terkadang terdapat di bawah

dan terjadi pengumpulan pus.

restorasi

Histopatologi
26

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Diferensial Diagnosis

Dengan pemeriksaan visual terlihat pada dasar kavitas

Alveolar abses akut :

suatu lapisan yang abu-abu di atas pulpa yang terbuka

- Gigi non vital

dan terdiri atas sisa makanan, leukosit, kuman, dan

- Tes Palpasi (+)

sel-sel darah

- Tes Perkusi (+)


- Pemeriksaan radiografik menunjukkan kelainan
bagian apikal

Jika dilakukan preparasi sampai di tempat ini sering


tercium bau busuk
Ekskavasi yang lebih dalam akan dirasakan sakit dan
bahkan perdarahan dapat terjadi

b. Pulpitis Irreversible Kronik

Pemeriksaan Objektif :

1.) Ulseratif

- Sondasi dentin (-), sondasi pulpa (+)

Pulpa terbuka lebar karena drainase produknya kurang lancar.

- Reaksi terhadap peningkatan suhu kurang, baik

Etiologi proses karies yang berlanjut dan menembus pulpa

dingin atau panas


- Tes listrik terkadang menimbulkan reaksi

Histopatologi

Bakteri sudah mencapai pulpa

Terdapat ulkus yang dibatasi oleh sel-sel limfosit

Dibawah dan disekitar ulkus dikelilingi jaringan


pulpa yang telah mengalami kalsifikasi

Gambar jaringan pulpa di saluran akar normal


atau terjadi infiltrasi sel-sel limfosit

Pemeriksaan radiografik karies yang dalam dengan


pulpa yang terbuka

Diferensial Diagnosis
Pulpitis akut serosa rasa sakit tajam, lebih sering,
bahkan dapat terus menerus
Nekrosis parsial reaksi terhadap tes elektris
membutuhkan arus yang lebih besar daripada pulpitis

Diagnosis

kronik ulseratif

2.) Hiperplastik
27

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


Inflamasi

pulpa

produktif

yang

disebabkan

oleh

Hanya sakit bila ditekan

pembukaan karies yang besar pada pulpa muda. Etiologi

Tidak peka terhadap suhu

karies yang lambat dan progresif, kavitas besar, pulpa

Tes Elektris : kurang peka

muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang

kronis misalnya tekanan dari pengunyahan.

Pemeriksaan Radiografis
-

Kavitas dalam dan pulpa sudah terbuka

Pulp chamber lebih lebar dari normal karena

Histopatologi

umur gigi yang masih muda

Permukaan pulpa polip tertutup oleh stratified


squamosa

Diferensial Diagnosis

Jaringan pulpa dalam pulp chamber meradang dan

Polip gingiva warna sama dengan gingiva, halus,

berbentuk jaringan granulomatosa

tidak mudah berdarah, tangkai terdapat pada gingiva.


Perbedaan antara polip pulpa dan polip gingiva adalah
asalnya.

Diagnosis

Pulpitis ini biasanya hanya terdapat pada anak3. Degenerasi Pulpa

anak muda, disebut juga polip pulpa

Pemeriksaan Subjektif

Degenerasi pulpa adalah kemunduran dari vitalitas pulpa, BUKAN

Tidak ada gejala nyeri kecuali bila terdesak

berarti pulpa menjadi non vital.

makanan

Etiologi Iritasi ringan yang persisten sewaktu muda, misal atrisi

Pemeriksaan Objektif

abrasi. Seringkali etiologi degenerasi pulpa tidak ada hubungannya

Tonjolan

polip

berwarna

merah

yang

menutupi ruang kavitas dan menempati

dengan karies atau infeksi. Reaksi terhadap tes vitalitas sama


dengan normal

seluruh permukaan oklusal


-

Permukaan pulpa polip berbenjol-benjol dan

Keadaan ini biasanya asimtomatis (tanpa gejala). Gigi tidak mengalami

bila disentuh mudah berdarah

perubahan warna dan pulpa dapat berinteraksi terhadap tes termal atau
28

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


elektrik. Jika degenerasi pulpa total, misalnya akibat trauma atau infeksi,
gigi dapat berubah warna dan tidak memberikan respon terhadap
rangsangan. Macam-macam degenerasi pulpa :
a. Degenerasi hialin terjadi penebalan jaringan ikat pulpa karena
penebalan karbohidrat.
b. Degenerasi amyloid terlihat gumpalan-gumpalan sel pada
pulpa.

4. Nekrosis Pulpa
a. Parsial
Kematian sebagian jaringan pulpa. Dikarenakan sistem
pertahanan pulpa yang sudah tidak dapat menahan besarnya
rangsang. Etiologi pulpitis irreversible, trauma injury, atau
gangguan jangka panjang pada suplai darah ke pulpa.

c. Degenerasi kapur terjadi mineralisasi pada pulpa sehingga


terbentuk dentikel. Mineralisasi ini dapat terjadi pada jaringan

Histopatologi

saraf, jaringan ikat, terutama saluran akar. Dentikel dibagi menjadi

Pulpa masih vital

dua yaitu dentikel asli (terbentuk pada saluran akar pada di masa

Saraf sensori pulpa telah mengalami kerusakan

pembentukan gigi) dan dentikel palsu ( terbentuk pada kamar

Kavitas pulpa berisi jaringan pulpa nekrotik, debris

pulpa karena degenerasi sel pulpa setelah pembentukan akar


sempurna).

selular, dan mikroorganisme

Jaringan periodontal mungkin mengalami inflamasi

d. Degenerasi Atropik mengecilnya jaringan pulpa keseluruhan


karena pembentukan dentin kontinyu. Tipe ini banyak terjadi pada
orang-orang tua.
e. Degenerasi Fibrosa Ditandai dengan penggantian elemen
jaringan pulpa dengan jaringan fibrosa. Jaringan pulpa menjadi

Diagnosis
Pemeriksaan Subjektif nyeri spontan
Pemeriksaan Objektif

seperti serabut yang menyerupai kulit.

Stimulus termal : (+) karena adanya serabut


saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di
dekatnya

f.

Resorpsi internal disebut juga granuloma interna. penyebabnya


belum diketahui biasanya karena trauma. Jika granuloma interna

Stimulus dingin, tes elektris pulpa, tes kavitas


(-)

terbentuk pada akar disebut pink spot.


29

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma

b. Total
Kematian seluruh jaringan pulpa. Etiologi pulpitis

Pulpitis kronis pulpa di apeks vital, sedangkan di


mahkota mengalami nekrosis.

irreversible, trauma injury, atau gangguan jangka panjang


pada suplai darah ke pulpa

Abses alveolar gigi terasa nyeri dengan tes perkusi


dan tekanan, palpasi pada daerah apeks (+), biasanya
diikuti dengan kegoyangan gigi.

Histopatologi

Pulpa sudah nonvital

Saraf sensori pulpa telah mengalami kerusakan.

RENCANA PERAWATAN
Pada kasus dimana pulpa terekspose langsung ke rongga mulut,
perlu dilakukan beberapa perawatan. Ada beberapa pendekatan yang

Diagnosis

dilakukan dengan tujuan melindung pulpa, menghilangkan rasa sakit serta

Pemeriksaan subjektif : Asimtomatis

membnetuk suatu kondisi yang baik dan sehat untuk jangka waktu yang

Pemeriksaan objektif :

panjang. Namun ada beberapa pendekatan atau prosedur lainnya dimana

Terjadi perubahan warna gigi

langsung diangkat seluruh jaringan pulpanya dan digantikan dengan root

Pemeriksaan sonde (-)

canal filling.

Pemeriksaan perkusi (-)

Beberapa rencana perawatan pulpa :

Pemeriksaan radiografis

Terlihat suatu karies yang besar dan dalam

Terlihat pulp chamber yang telah terbuka

Jaringan

periodontal

penebalan

memperlihatkan

1. Stepwise excavation/ ekskavasi bertahap, yaitu membentuk


ekskavasi karies menjadi bertahap dengan tujuan untuk mencegah
pulpal exposure. Biasanya prosedur ini dilakukan pada karies yang
sangat dalam dan tidak memiliki tanda-tanda inflamasi pulpa yang
irreversible.

Diferensial Diagnosis Nekrosis Pulpa

2. Pulp capping
a. Indirect pulp capping. Biasanya digunakan apabila residual
caries dibiarkan berada di kavitas permanen, serta ini dapat
30

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda yang

Gigi goyang secara patologik

kariesnya telah luas dan sangat dekat dengan pulpa. Tujuan

Kalsifikasi jarinngan pulpa

dari indirect pulp capping ialah untuk membuang lesi dan

Radiolusensi di periapeks atau di antara akar.

melindungi pulpa, serta membantu jaringan pulpa untuk bisa


memperbaiki dirinya sendiri yaitu dengan membuat dentin
sekunder.

b. Direct pulp capping/ partial pulpotomy. Prosedur ini bertujuan


untuk mempertahankan dan menjaga pulpa yang telah
terekspose ke rongga mulut. Pulpa yang terbuka dan

Indikasi

terekspose ini akan ditutupi/sealed dengan wound dressing.

Pulpa yang masih vital

Tujuan penutupan ini ialah untuk mengurangi akses organism

Lesi nya dalam dan dekat dengan pulpa namun tidak

bakteri masuk ke dalam kavitas serta membantu dalam

sampai mencapai pulpa.

pemulihan jaringan lunak dan jaringan keras. Pada pulp

Bisa dilakukan pada gigi sulung dan atau gigi permanen

capping tidak dilakukan pengambilan atau pengangkatan

muda dengan pulpitis reversible serta

gigi tersebut

jaringan pulpa, namun pada partial pulpotomy terdapat

mengalami karies dentin yang sangat dalam tapi jaringan

prosedur pengangkatan jaringan pulpa, yaitu sisi yang

karies terdalam dibiarkan tetap dikavitas atau tidak

tersekspose hingga kedalaman sekitar 1 2 mm. pengangkatan

dibuang untuk menghindari terbukanya pulpa.

sebagain jaringan pulpa ini bertujuan untuk membersihkan

infected tissue serta memberikan jarak atau space untuk


Kontraindikasi :

diberikan wound dressing. Biasanya dilakukan untuk gigi


yang pulpanya terbuka akibat karies ataupun trauma namun

Nyeri spontan nyeri pada malam hari.

Pembengkakan.

Peka terhadap perkusi

Resorpsi akar eksterna dan interna

Fistula

masih kecil dan tidak dalam kondisi patologis.


Indikasi:

Gigi

sulung

dengan

pulpa

terbuka

karena

sebabmekanis dengan besar tidak lebih dari 1mm


31

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


persegi dan di kelilingi oleh dentin bersih serta tidak

3. Perawatan Saluran Akar. Bentuk perawatan ini dapat membantu

ada gejala.

dalam hal mempertahankan gigi tanpa harus dilakukan pencabutan

Gigi permanen dengan pulpa terbuka karena

gigi saat saraf gigi telah terinfeksi. Perawatan ini biasa dikenal

sebab mekanis atau karena karies dan lebarnya

dengan perawatan endodontic, yaitu mengangkat pulpa gigi yang

tidak lebih dari 1 mm persegi dan tidak ada gejala.

terinfeksi, rusak atau mati. Apabila gigi berlubang termasuki

Pulpa masih vital.

bakteri, dapat berubah menjadi abses yang menyebabkan timbul


rasa sakit dan sulit menelan. Penanganan abses ialah pencabutan
gigi. untuk menghindari hal tersebut, dapat dilakukan perawatan

Kontra Indikasi:

saluran akar segera

Nyeri spontan nyeri pada malam hari.

Pembengkakan.

Fistula.

Peka terhadap perkusi.

Gigi goyang secara patologik.

Resorpsi akar eksterna.

Resorpsi akar interna.

Radiolusensi di periapeks atau di antara akar.

Kalsifikasi jaringan pulpa.

Terbukanya pulpa secara mekanis dan instrumen

a. Pulpotomi, pengambilan jaringa pulpa vital yang telah


mengalami infeksi di bagian kamar pulpa mahkota gigi
(sebagian atau seluruhnya), meninggalkan jaringan pulpa sehat
dan vital dalam saluran akar.
Indikasi : Gigi sulung dan gigi tetap muda dengan pulpa
terbuka, vital, karies atau trauma dengan reversible pulpitis
atau tanpa pulpitis. Pulpotomi juga biasanya untuk gejala

yang dipakai telah memasuki jaringan pulpa.

Perdarahan yang banyak sekali pada tempat

Terdapat

pus

punya daya penyembuhan yan baik. selain itu juga untuk gigi
yang tidak ada tanda-tanda gejala peradangan.
Kontraindikasi:

terbukanya pulpa.

hyperemia pulpa atau keradangan ringan sehingga pulpa

atau

eksudat

pada

tempat

Tidak bisa digunakan apabila terdapat pembengkakan

terbukanya pulpa.
32

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


akibat perdangan pulpa, gigi goyang patologik, sakit spontan,
terasa sakit saat tidur malam,palpasii ataupun perkusi.
Pulpotomi

juga

tidak

digunakan apabila

pada

gambaran

radiografik, periapikal terlihat radiolusensi, resorbsi akar eksterna


patologik, resorbsi akar interna, kalsifikasi pulpa

penyangga
7. Tanda-tanda/gejala

terus

menerus

setelah perawatan

pulpotomi
8. Pembengkakan bagian bukal
Kontra Indikasi:

b. Pulpektomi adalah perawatan yang dilakukan dengan adanya

1. Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif

pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan

2. Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar

korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan

3. Resorbsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi

pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat

4. Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek

irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras

5. Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang

yang luas. Pulpektomi memiliki prognosis yang baik. Jika


seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar
diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik
pula.

6. Tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di


rumah sakit tidak mungkin dilakukan.
Macam-macam Pulpektomi :
a. Pulpektomi Vital. Sering digunakan untuk gigi anterior

Indikasi:
1. Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa
2. Saluran akar dapat dimasuki instrument.

berlebihan

pada

pemotongan

dengan karies yang telah meluas kea rah pulpa ataupun gigi
yang mengalami fraktur. Perawatannya biasanya hanya satu kali
kunjungan.

3. Ruang pulpa kering


4. Pendarahan

karena infeksi

pulpa

b. Pulpektomi Devital. Pulpektomi devital sering dilakukan pada

(pulpotomi) tidak berhasil

gigi posterior yang telah mengalami pulpitis atau dapat juga

5. Sakit spontan tanpa stimulasi

pada gigi anterior pada pasien yang tidak tahan terhadap

6. Keterlibatan tulang interradikular tanpa kehilangan tulang

anestesi.Perawatan ini sekarang sudah jarang dilakukan pada gigi

33

SKENARIO 8 | Anandita dan Nurrachma


tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan pulpektomi vital
walaupun pada gigi posterior.Pulpektomi devital masih sering
dilakukan hanya pada gigi sulung, dengan mempergunakan bahan
devitalisasi paraformaldehid, seperti Toxavit, dan lain-lain. Bahan
dengan komposisi As2O3 sama sekali tidak digunakan lagi.
c. Pulpektomi Nonvital. Perawatan saluran akar ini sering
dilakukan pada gigi anterior yang mempunyai saluran akar
satu.Gigi yang dirawat secara pulpektomi nonvital adalah gigi
dengan gangrene pulpa atau nekrosis.
Thank You!
Semangat ya! Semoga bermanfaat

34

Anda mungkin juga menyukai