21 318 1 PB
21 318 1 PB
kotak dengan ketinggian kotak masingmasing 1 meter, sehingga variasi finitedifference atau interval besaran dari
gradien vertikal dapat ditentukan.
Untuk pengukuran gayaberat dengan tiga
beda tinggi yaitu h(i-1), h(i), dan h(i+1),
2g
1 + f + m 2 f sin 2
h
a
0
66
T1
T2
T3
T4
67
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
-5
-15
-20
-25
25
20
15
4D FVD (muka airtanah 15 m dengan 10
m)
4D FVD (muka airtanah 15 m dengan 5 m)
10
0
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
-5
0.10
0.08
0.06
4D FVD (t2-t1)
4D FVD (t3-t1)
0.04
0.02
0.00
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
Jarak (m)
Kejadian
Gayaberat
Penurunan
muka Lebih kecil
airtanah
Imbuhan Airtanah
Lebih besar
Amblesan
Lebih besar
Penurunan
muka Lebih kecil
airtanah + amblesan
Imbuhan airtanah + Lebih besar
amblesan
FVD
Lebih kecil
& positif
Lebih besar
& positif
Konstan
Lebih kecil
& positif
Lebih besar
+ positif
Time-lapse
FVD
Negatif
Positif
Nol
Negatif
Positif
70
September
2002
menampakan bahwa :
1. Anomali time-lapse FVD negatif
tinggi (-80 s/d 160 mikroGal/m),
menunjukan penurunan muka airtanah
yang besar. Keadaan ini terjadi di
kawasan pusat kota (Kec. Semarang
Tengah), pelabuhan Tanjung Mas,
dan kawasan Pandean LamperKedung Mundu.
2. Anomali
time-lapse FVD negatif
rendah (0 s/d - 80 mikrogal/m),
menunjukan penurunan muka air
sedang atau penurunan muka air
terjadi pada reservoir dalam. Terjadi
disekitar daerah Hotel Siranda dan
kawasan Simpang Lima, sebagian
kawasan Stasiun Poncol, Stasiun
Tawang. Selain itu kawasan sebelah
barat Kali Garang dan Banjir Kanal
Barat Mulia dari kawasan Bongsari,
Kali Banteng menerus ke utara yaitu
kawasan PRPP dan juga kawasan
industri Kaligawe.
3. Anomali time-lapse FVD positif,
menunjukan terjadi imbuhan airtanah.
Imbuhan airtanah dapat berasal dari
recharge area dari perbukitan
diatasnya, intrusi air laut dan imbuhan
dari sungai (influent stream).
4. Kawasan yang imbuhannya stabil
diperkirakan terjadi pada kawasan
Candi Atas, dimana airtanah disuplai
dari daerah perbukitan diatasnya,
karena kemiringannya cukup curam
sehingga terjadi imbuhan secara
stabil. Kawasan tersebut meliputi
sebagian besar kawasan Kec. Gajah
Mungkur dan Kec. Semarang Selatan.
Sedangkan zona positif untuk daerah
yang lebih utara (Semarang Bawah)
diperkirakan lebih banyak dikontrol
oleh imbuhan dari dua sungai besar,
yaitu di bagian barat oleh Kali
Garang, Banjir Kanal Barat, dan
disebelah timur oleh Banjir Kanal
Timur juga intrusi air laut.
110o 24 30
110 22 30
110 23 30
110 25 30
rito
Jl. Ba
Jl. Kom
06 57
Jl. Madukoro
an
Ja n
a tin
Unisula
e
aw
a lig
Jl. K
n
po
ga
en
Jl. P
ata
R.F
Jl.
06 58
sm
Jl. U
rsito
Kel. Dadapsari
ar
Jl. Mpu Tantul
Barat
Banjir Kana l
Kec. Semarang
Utara
Jl. Ronggowa
. Laut
RSPS
PRPP
110o 27 30
110 26 30
Pela
Tan buhan
jung
Mas
Kec.
Semarang Timur
St. Poncol
Kel. Muktiharjo
Kidul
Jl. K
ata
m so
Kel.
Peterongan
Jl. Sup
riyadi
06 59
Kec.
Gayamsari
Kec . Gajah
Mungkur
Htl. Elizabet
Jl. Mric
Kel. Lamper
Tengah
an
Tol
Kel. Jomblang
Kec . Candisari
Keterangan :
Statsiun Gayaberat
Jalan
07 00
Jl. M
ajap
ahit
Kedung
Mundu
Skala Warna :
MikroGal/m
120
Jalan
80
Jalan Tol
40
Sungai
-40
Lintasan Interpretasi
-80
-120
-160
Kesimpulan
Pengukuran gayaberat secara berulang
dapat digunakan untuk mengetahui
adanya dinamika air tanah di bawah
permukaan. Pengurangan air tanah akan
menurunkan nilai respon gayaberat dan
penambahan air tanah akan meningkatkan
respon gayaberat yang terukur.
Metode Turunan Vertikal Pertama
anomali gayaberat mikro-4D, merupakan
71
Daftar Pustaka
1. Allis, R.G, T.M, Hunt. 1986. Analisis
of
Exploration-induced
gravity
changes at Wairakei geothermal
Field. Geophysics, 51, p. 1647-1660
72