PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tindak Kriminalitas atau kejahatan bukanlah merupakan peristiwa herediter
(bawaan sejak lahir/warisan) juga bukan merupakan warisan biologis. Tindak
kriminal dapat dilakukan oleh siapapun juga, baik wanita maupun pria dapat
berlangsung pada usia anak, dewasa ataupun usia lanjut. Tindak kejahatan dapat
dilakukan baik secara tidak sadar karena terpaksa untuk mempertahankan
hidupnya maupun sadar dimana tindak kriminal telah dipikirkan, direncanakan,
dan diarahkan pada satu maksud tertentu. Namun tindak kejahatan juga dapat
dilakukan secara setengah sadar. Artinya tindak criminal dilakukan karena adanya
dorongan atau paksaan yang sangat kuat, dan didasari oleh suatu obsesi.
Masyarakat modern yang sangat kompleks menumbuhkan kebutuhan
materil tinggi, dan sering disertai oleh ambisi-ambisi sosial yang tidak sehat.
Dambaan pemenuhan kebutuhan materil yang melimpah, misalnya untuk
memiliki harta kekayaan dan barang-barang mewah, tanpa mempunyai
kemampuan untuk mencapainya dengan jalan wajar, mendorong individu untuk
melakukan
tindak
kriminal.
Dengan
kata
lain
jika
terdapat
3.
4.
5.
6.
kini.
Bagaimana ide/gambaran dari sistem keamanan yang akan dibuat?
Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan hingga penerapan sistem yang
7.
8.
akan dibuat?
Dimanakah sistem akan diterapkan/dipasangkan?
Apa saja teknologi pendukung yang digunakan dalam menciptakan sistem
9.
10.
hukum?
Kapankah sistem dapat digunakan oleh pengguna baik penduduk setempat
11.
atau wisatawan?
Apa saja keuntungan yang dapat dihasilkan dengan menggunakan sistem
keamanan terintegrasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Smart City
Smart City atau secara harfiah berarti kota pintar, merupakan suatu konsep
pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk
suatu wilayah (khususnya perkotaan) sebagai sebuah interaksi yang kompleks di
antara berbagai sistem yang ada di dalamnya. Kata city (kota) merujuk pada kota
sebagai pusat dari sebuah negara ataupun sebuah wilayah, di mana semua pusat
kehidupan berada seperti pemerintahan, perdagangan, pendidikan, kesehatan,
pertahanan, dan lain-lain. Kota memiliki daya tarik tersendiri untuk menetap.
Berbagai kota di berbagai negara yang salah satunya adalah Indonesia
telah menerapkan konsep Smart City. Penerapan Smart City di Indonesia
mencakup berbagai bidang antara lain, pendidikan, kesehatan, pariwisata,
Smart Economy
Implementasi dan oenilaian Smart City pada bagian (dimensi) Smart
Economy meliputi dua hal. Kedua hal tersebut adalah proses inovasi
(inovation) dan kemampuan daya saing (competitive). Kedua hal ini
berguna untuk mencapai peningkatan ekonomi bangsa yang lebih baik dan
pintar (smart), karena inovasi dan kemampuan daya saing merupakan
modal utama majunya sebuah bangsa.
2.
Smart People
Smart People dapat dikatakan sebagai tujuan utama yang harus dipenuhi
di dalam mewujudkan Smart City. Pada bagian/dimensi ini terdapat
kriteria proses kreatifitas (creativity) pada diri manusia dan modal sosial
(social capital).
3.
Smart Governance
Smart Governance merupakan bagian atau dimensi pada Smart City yang
mengkhususkan pada tata kelola pemerintahan. Smart Governance
meliputi segala syarat, kriteria, dan tujuan untuk proses pemberdayaan
(empowerment) dan partisipasi (participation) dari masyarakat dan
pemerintah secara bersama-sama. Adanya kerja sama antara pemerintah
dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya
pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan berdemokrasi, serta kualitas dan
kuantitas layanan publik yang lebih baik.
4.
Smart Mobility
Smart Mobility merupakan bagian atau dimensi pada Smart City yang
mengkhususkan pada transportasi dan mobilitas masyarakat. Pada Smart
Mobility ini terdapat proses transportasi (transport) dan mobilitas
(mobility) yang smart, sehingga diharapkan tercipta layanan publik untuk
transportasi dan mobilitas yang lebih baik serta menghapus permasalahan
umum di dalam transportasi baik dalam menanggulangi kemacetan, lalu
lintas, hingga mengurangi polusi udara.
5.
Smart Environment
Smart Environment merupakan bagian atau dimensi pada Smart City yang
mengkhususkan
kepada
bagaimana
menciptakan
lingkungan
Smart Living
Pada Smart Living terdapat syarat, kriteria, dan tujuan untuk proses
pengelolaan kualitas hidup (quality of life) dan budaya (culture) yang lebih
baik dan pintar (smart). Untuk mewujudkan Smart Living, terdapat tiga
buah subbagian yang harus dipenuhi yaitu fasilitas, penyediaan sarana,
prasarana, informasi dan infrastruktur IT (ICT infrastructure).
2.
3.
4.
2.
10
lainnya (termasuk juga perangkat keras komputer). Jaringan komputer dalam hal
ini meliputi wired (kabel), wireless (nirkabel), Peer To Peer (P2P), Cloud
Computing, Bluetooth, Sensor Network, Wireless Sensor Network (WSN).
2.1.4.4. IOT (Internet Of Things)
IOT
(Internet
Of
Things)
merupakan
sebuah
teknologi
yang
PIN Login
11
Dashboard
Halaman Dashboard adalah halaman awal yang akan pertama kali tampil
ketika aplikasi dijalankan. Halaman ini akan menampilkan daftar
kendaraan bermotor yang dimiliki dan telah terverifikasi berdasarkan
validasi yang dilakukan dengan mencocokan data pada BPKB (Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor), data fisik kendaraan, dan data yang
terdapat pada sistem yang dapat didaftarkan pada kantor-kantor polisi
12
Terlihat pada Gambar 2.2 di atas, aplikasi sudah aktif dan terdapat
beberapa kendaraan yang dimiliki oleh pengguna yang sekaligus
merupakan pemilik dari kendaraan tersebut. Pada halaman Dashboard
juga terdapat tombol untuk melakukan pendaftaran awal yang nantinya
harus diverifikasi pada kantor-kantor polisi diseputaran kabupaten
Badung.
3.
Pendaftaran
Halaman Pendaftaran atau yang mungkin lebih kenal dengan registrasi
adalah halaman yang diperlukan untuk melakukan pendaftaran awal
sebelum validasi kepemilikan kendaraan dilakukan di kantor kepolisian.
Berikut adalah tampilan dari halaman Pendaftaran.
13
Pengamanan
Halaman Pengamanan adalah halaman yang menjadi pusat (central)
kendali dari kendaraan yang dimiliki. Halaman ini memiliki beberapa opsi
pilihan keamanan kendaraan yang dapat digunakan. Berikut adalah desain
prototype dari halaman Pengamanan.
14
15
ini
berfungsi
untuk
memerintahkan
kendaraan
untuk
Temukan Lokasi
Halaman Temukan Lokasi merupakan halaman yang akan menampilkan
titik letak kendaraan berada. Selama dalam mode ini perangkat GPS akan
menentukan titik lokasi berdasarkan titik koordinat yang didapat dari
satelit, kemudian microcontroller akan memberikan perintah kepada
16
Pada Gambar 2.5 di atas titik lokasi kendaraan yang hilang dapat
terdeteksi dengan menggunakan Cloud API Google Maps, dengan
dukungan GPS yang terhubung dengan dan melakukan streaming
menggunakan jaringan internet dengan memanfaatkan teknologi OTT dan
M2M/IOT.
2.2.2. Prosedur dan Bisnis Proses
2.2.2.1.
i. Penggunaan Teknologi Cloud Computing dan Smart City
17
penyimpanan
dalam layanan
IAAS merupakan
media
sebuah media
penyimpanan berbasis
Cloud,
diperlukan pula sistem operasi beserta tools yang dapat digunakan untuk
melakukan manajemen data. Dalam studi kasus ini salah satu solusinya adalah
dengan menggunakan FOSS (Free / Open Source Software). FOSS terbebas dari
biaya lisensi untuk setiap perangkat yang digunakan. Selain itu penggunaan FOSS
sangat bermanfaat dimana selain free (gratis), FOSS juga memiliki tingkat
kehandalan (reliability) yang sangat baik dan dapat dikustom (customized) sesuai
dengan kebutuhan. Dalam studi kasus ini penggunaan FOSS dapat merupakan
penggunaan Linux sebagai sistem operasi dan MySQL sebagai database server.
ii. Penggunaan Teknologi
Cloud ComputingM2M/IOT
18
19
portal-portal pembatas jalan seperti portal pada pembelian tiket jalan tol, dan tiket
pelabuhan dan tidak luput juga perbatasan kota. Pemasangan Antena RFID di
beberapa tempat umum ini bertujuan untuk mencari jejak terakhir dari suatu
kendaraan yang dicuri sehingga dapat membantu aparat kepolisian di daerah
kabupaten Badung untuk mendeteksi dan menemukan pelaku pencurian.
Kemudian, di setiap Antena RFID tersedia juga Pembaca RFID (RFID
Reader) yang nantinya akan membaca ID pada setiap kendaraan dan kemudian
akan dikirimkan melalui sebuah wireless router dengan memanfaatkan teknologi
M2M (Machine To Machine) / IOT(Internet Of Things) yang memanfaatkan
jaringan internet untuk mengirimkan data pada Cloud dengan memanfaatkan
pemodelan deployment Hybrid Cloud Computing sehingga data dapat dengan
mudah disakses dimanapun, oleh berbagai kalangan dengan pembagian otoritas,
serta pembagian data publik ataupun privat. Kemudian data kendaraan yang
terdapat pada Cloud akan ditampilkan pada ruang Control Center yang kemudian
akan membantu mengawasi apabila terjadi sebuah tindak kriminal. Kombinasi
Cloud Computing dengan M2M/IOT serta dukungan RFID tidak hanya dapat
mengatasi kasus pencurian namun juga dapat mengatasi kasus penipuan dimana
ID yang dimiliki dari sebuah kendaraan bermotor menjadi sulit untuk
dimanipulasi sehingga dapat memudahkan pencocokan identitas kendaraan dari
RFID dengan data pada Cloud Server.
iii. Implementasi Panic Button pada Kendaraan Bermotor
dengan Teknologi Cloud Computing, dan OTT, Dengan
Teknologi Pendukung GPS
Panic Button atau yang sering disebut Hijacked Mode Button pada sebuah
pesawat terbang adalah tombol yang ditekan ketika sedang terjadi tindak
kejahatan atau kriminal pada sebuah pesawat. Hal ini dapat diadopsi untuk
digunakan pada setiap kendaraan bermotor baik mobil ataupun sepeda motor di
sekitar daerah kabupaten Badung dengan tujuan untuk mempermudah pengendara
dalam meminta pertolongan dalam kondisi yang berbahaya. Implementasi ini
kedepan diperlukan sebuah kerja antara pihak pemerintah dan manufaktur
kendaraan
bermotor
dalam
pengaplikasiannya.
Namun
tidak
menutup
20
21
untuk mengirim SMS berisi kode khusus, setelah itu ia / dia akan
menerima SMS yang berisi koordinat GPS dari mobil,
SMS memperbarui isinya setiap periode yang telah ditentukan.
Juga pemilik mobil dapat menghubungkan modem GSM lain dengan
laptop untuk melacak kendaraan segera menggunakan Google Earth.
Pelacakan dan keamanan sistem yang diterapkan dapat
digunakan untuk memantau berbagai parameter yang terkait dengan keselamatan
antipencurian, layanan darurat dan mesin kios. Kertas
22
23
24
DAFTAR PUSTAKA
25