Anda di halaman 1dari 18

SOSIOLOGI

INTERAKSI SOSIAL
OLEH : KLP. 6
IDHA ZAKIAH IBRAHIM
IKRIMA MAULANA ACHMAD
MIFTAKHUL HAERAH DZAKIRAH
MUHAIMIN ASADI

Luthfia wardani

FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI SOSIAL


Imitasi => adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik

seseorang secara berlebihan. Contoh : seorang siswa meniru penampilan artis terkenal,
seperti rambut gondrong, memakai anting, dan kalung secara berlebihan. Tindakan
seperti itu akan mengundang reaksi dari lingkungan sosial yang menilai penampilan itu
sebagai urakan atau tidak sopan.

Sugesti => adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak

lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh atau
pandangan itu dan akan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir
panjang. Contohnya, pimpinan partai politik melakukan kampanye di hadapan
pendukungnya agar memilih partai politiknya. Tindakan itu dilakukan untuk meyakinkan
dan memengaruhi orang banyak agar mengikuti partainya.
Identifikasi => adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama

dengan orang lain. Contohnya,seorang remaja mengidentifikasikan dirinya


dengan seorang penyanyi terkenal yang ia kagumi. Lalu, ia akan berusaha
mengubah penampilan dirinya agar sama dengan penyanyi idolanya, mulai dari
model rambut, pakaian, gaya bicara, bahkan sampai makanan kesukaan. Pada
umumnya, proses identifikasi berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang.
Namun, yang pasti sang idola yang menjadi sasaran identifikasi benar-benar
dikenal, entah langsung (bertemu, berbicara) ataupun tidak langsung (melalui
media informasi).

Simpati => adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik

dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari atau didorong oleh keinginankeinginan untuk memahami pihak lain untuk memahami perasaannya
ataupun bekerja sama dengannya.
Motivasi => merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi

yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang
diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan itu
secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya, seorang
kepala daerah yang berwibawa penuh kharisma menjalankan pemerintahan
didaerahnya melalui serangkaian proses sosial untuk memotivasi warga
agar berperan aktif dalam membangun daerah yang lebih sejahtera.
Empati => adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam

perasaan orang lain. Baik suka maupun duka. Contohnya, kalau kita melihat
orang mendapat musibah sampai luka berat, seolah-olah kita ikut
menderita. kita tidak hanya merasa kasihan terhadap orang yang terkena
musibah itu tetapi juga ikut merasakan penderitaannya.

SYARAT-SYARAT INTERAKSI SOSIAL


Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat,
yaitu kontak sosial dan komunikasi.
A. Kontak Sosial > Kata kontak (Inggriscontact") berasal daribahasa Latin

conataucumyang artinya bersama-sama dantangereyang artinya menyentuh. Jadi, kontak


berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu
terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial
dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat
elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu
kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para
peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di
dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja
makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu
perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW
mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW
menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya,
yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.

B. Komunikasi

Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting


dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku
(pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan
yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai
berikut.
1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau
pikiran kepada pihak lain.
2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan,
pikiran, atau perasaan.
3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat
berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat
berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah
mendapatkan pesan dari komunikator.

TEORI INTERAKSI SOSIAL


A.Teori Perbandingan sosial

Teori ini di kemukakan oleh Festinger (1950, 1954). Pada dasarnya teori ini
berpendapat bahwa proses saling mempengaruhi dan perilaku saling
bersaing dalam interaksi sosial ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk
menilai diri sendiri (self evaluation) dan kebutuhan ini dapat dipenuhi
dengan memebandingkan diri dengan orang lain.
Teori Inferensi Korespodensi

Teori ini dikembangkan oleh Jones & davis (1965). Teori ini pada dasarnya
mencoba untuk menernagkan kesimpulan yang ditarik oleh seorang
pengamat (perceiver) dari pengamatannya atas perilaku tertentu dari orang
lain. Dengan perkataan lain pengamat mengadakan peramalan (inferences)
terhadap niat (intention) orang lain dari perilaku orang lain tersebut.
Tesis utama dari teori ini adalah sebagai berikut : perkiraan tentang intensi
dari suatu perbuatan tertentu bisa ditarik dengan mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat dilakukan oleh si pelaku.

C. Teori Atribusi Eksternal.


Teori atribusi eksternal adalah teori yang membahas tentang prilaku
seseorang. Apakah itu di sebabkan karena faktor internal, misalnya sifat,
karakter, sikap, dan sebagainya. Atau karena faktor eksternal, misalnya
tekanan situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang
melakukan perbuatan tertentu. Sehingga pengamat dapat mengambil
kesimpulan atas prilaku yang sedang di tampilkan orang lain. Ini berarti
setiap individu pada dasarnya adalah seorang ilmuan semu yang berusaha
mencari sebab kenapa seseorang berbuat dengan cara tertentu.

D. Teori Penilaian Sosial.

Teori penilaian sosial adalah suatu teori yang memusatkan bagaimana kita
membuat penilaian tentang opini atau pendapat yang kita dengar dengan
melibatkan ego dalam pendapat tersebut.
Teori ini dikemukakan oleh Sherif dan Hovland (1961)mencoba menggabungkan
sudut pandangan psikologi, sosiologi dan antropologi.mereka mengatakan bahwa
dalil yan mendasar dari teorinyaini adalah oan yang membentuk situasi yang
penting buat dirinya. Jadi ia tidak ditentukan oleh factor intern (sikap, situasi dan
motif) maupun ekstern (obyek, orang-orang dan lingkungan fisik). Interaksi dan
factor intern dan ekstern inilah yang menjadi kerangka acuan dari setiap perilaku.
Pasokan-[sokan inilah yang dianalisis oleh Sherif dalam teorinya dan dicari sejah
mana pengaruhnya terhadap penilaian social dilakukan oleh individu.
Jadi teori penilaian social ini khususnya mempelajari proses psikologis yang
mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap melalui komunikasi. Anggapan
dasarnya adalah bahwa dalam menilai manusia membuat deskripsi dan
kategorisasi khusus. Dalam kategorisasi manusia melakukan perbandinganperbandingan diantara berbagai alternatifyang disusun oleh individu untuk menilai
stimulus-stimulus yang dating dari luar.

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL (PROSES ASOSIATIF)


Adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama.

Pembagiannya :
1. Kerja sama (cooperation)
-> bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi
sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi
kepentingan atau kebutuhan bersama. 4 macam kerjasama :
- Kerja sama spontan (spontaneous cooperation)-> kerjasama yang
timbul secara spontan.
- Kerja sama langsung (directed cooperation)
-> kerjasama karena adanya perintah atasan/penguasa.
- Kerja sama kontrak (contractual cooperation)
-> kerjasama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang
disetujui dalam jangka waktu tertentu.
- Kerja sama tradisional (traditional cooperation)
-> kerjasama karena sistem tradisi yang kondusif.

2. Akomodasi (accomodation)

-> proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan


antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
Tujuan akomodasi :
- mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau
permusuhan antarsuku atau antarnegara.
- mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik.
- mengupayakan terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang
dipisahkan oleh sistem kelas atau kasta.
- mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara
kelompok kesukuan atau ras.
3. Asimilasi (assimilation)
-> proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak
merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama.
4. Akulturasi (acculturation)
-> proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
sendiri.

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL


(PROSES DISOSIATIF)
Adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan perpecahan. Pembagiannya :

1. Persaingan (competition)
-> perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan
ancaman atau benturan fisik.
2. Kontraversi
-> bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau
konflik.
Bentuk-bentuk kontraversi :
- kontraversi umum : penolakan, keengganan, pengacauan rencana, & kekerasan.
- kontraversi sederhana : memaki, mencerca, memfitnah, & menyangkal pihak lain.
- kontraversi intensif : penghasutan, penyebaran desas-desus, & mengecewakan
pihak lain.
- kontraversi rahasia : mengumumkan rahasia pihak lain & berkhianat.
- kontraversi taktis : intimidasi, provokasi, & membingungkan pihak lawan.

3. Pertentangan / Konflik Sosial

-> proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu


akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar
sehingga menimbulkan adanya semacam jurang pemisah diantara mereka.

STATUS, PERAN & KELAS


SOSIAL
STATUS
Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana
seseorang menjalankan kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, sekaligus
merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapanharapan. Dengan
kata lain status merupakan posisi social seseorang dalam suatu kelompok atau
masyarakat. Menurut Ralph Linton, dalam kehidupan masyarakat dikenal tiga
macam status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.
1) Ascribed Status
Ascribed status adalah status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu.
Status sosial demikian biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau
kelahiran. Contohnya seorang anak yang lahir dari lingkungan bangsawan, tanpa
harus berusaha, ia sudah dengan sendirinya memiliki status sebagai bangsawan.

2) Achieved Status
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan
kata lain status ini diperoleh seseorang dengan melakukan
usaha-usaha yang disengaja untuk mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang dapat menjadi dokter
setelah memenuhi persyaratanpersyaratan tertentu, seperti
lulus sebagai sarjana kedokteran.

3) Assigned Status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena
jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya tersebut,
orang diberi status khusus oleh lembaga, badan, atau kelompok
tertentu. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih
kalpataru, dan lainnya.

PERAN

Dalam hidup bermasyarakat, selain mempunyai status yang


mencerminkan kedudukanmu, kamu juga mempunyai perananperanan tertentu sesuai dengan status yang melekat pada dirimu.
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status.
Peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang
dimilikinya. Misalnya di rumah kamu berstatus sebagai seorang
anak yang mempunyai peranan untuk menaati dan mematuhi
nasihat orang tua, membantu pekerjaan rumah orang tua, tidak
melanggar peraturan dalam keluarga, dan lain-lain.

Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat merupakan hubungan


antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada tiga hal yang
tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut.
1) Norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang
dalam masyarakat.
2) Suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3) Perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat.

KELAS SOSIAL
Kelas sosialataugolongan sosialmerujuk kepada

perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau


kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya
kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun
tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori
golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik
stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian
kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa
masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak memiliki
golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap
pula. Oleh karena itu masyarakt seperti ini menghindari
stratifikasi sosial.Dalam masyarakat seperti ini, semua
orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak
ada pembagian pekerjaan.

~SYUKRAN~
BY. KLP 6 xD

Anda mungkin juga menyukai