Anda di halaman 1dari 37

Arus dan Konduktor

Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Audrey Fuadi
1110952014
Avicenna Zikrullah 1110952079
Ilham Wario
1110952045
Julian Rahman
1110951017
Ricky Yuliandri D
1110952051
Wendi Permana
1210953046

5.1 Arus dan Kerapatan Arus


Arus dinyatakan sebagai laju pergerakan muatan yang
melewati suatu penampang tertentu per satuan waktu
I

dimana

dQ
dt

: I = arus listrik (ampere)


dQ = Laju peubahan muatan pada suatu
titik atau permukaan
dt
= Laju perubahan waktu

Kerapatan arus (J) yaitu suatu vektor yang menyatakan


banyaknya arus dan arahnya pada luas bidang
tertentu : disini, pertambahan arus parsial (I) yang
melewati atau menembus permukaan parsial (S) yang
normal tehadap kerapatan arus adalah :
I = J S

dan total arus pada permukaan diperoleh dengan


integrasi :

I s J .dS

Kerapatan arus dapat dihubungkan dengan kecepatan


pergerakan suatu muatan volume tertentu di sebuah
titik.
Dari kondisi tersebut, arus yang timbul dapat dihitung
Q
x
I
v S
t
t

Sehingga, untuk menentukan kerapatan arus kita akan


mendapatkan persamaan :

J vv

5.2 Kontinuitas Arus


Persamaan kontinuitas menjabarkan prinsip kekelan
muatan untuk sembarang daerah yang dilingkupi oleh sebuah
permukaan tertutup. Arus yang menembus keluar dari
permukaan tertutup ini adalah

Prinsip kekekalan muatan menggariskan bahwa

Persamaan
diatas adalah bentuk integral dari persamaan

kontinuitas, dan bentuk differensial atau bentuk titiknya
dapat diturunkan dengan menggunakan teorema dinvergensi
; yaitu dengan mengubah integral permukaan di dalam
persamaan ini menjadi integral volume :

Berikutnya kita menuliskan , muatan total yang terkurung di


dalam permukaan, sebagai integral volume dari kerapatan
muatan didalam permukaan,

Jika diasumsikan permukaan tertutup ini adalah permukaan


konstan, maka turunan dalam persamaan ini berubah menjadi
turunan parsial

Persamaan ini berlaku pula untuk volume parsial

Dari persamaan ini kita dapat menurunkan bentuk titik dari


persamaan kontinuitas

Sebuah kerapatan arus yang mengarah radial keluar dan


meluruh nilainya secara eksponensial terhadap waktu,

Mengambil waktu sesaat t = 1 s, kita dapat menghitung arus


total yang menembus keluar dari permukaan r = 5 m :

Pada permukaan bola yang jari-jari sedikit lebih besar, r = 6


m,

Untuk hal diatas, perlu diperhatikan kerapatan muatan volume


dan kecepatan muatan. Pertama-tama, menggunakan
persamaan kontinuitas :

Karena
adalah sebuah turunan parsial terhadap variabel

waktu, maka konstanta integrasi untuk persamaan integral
ini diasumsikan adalah sebuah fungsi r,

Jika kemudian diasumsikan bahwa untuk K(r) = 0 dan,

Kini dapat digunakan untuk menentukan kecepatan gerak


muatan.

5.3 konduktor logam

Konduktor yang baik adalah yang memiliki


tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya
logam bersifat konduktif. Emas, perak,
tembaga, alumunium, zink, besi berturutturut memiliki tahanan jenis semakin
besar. Jadi sebagai penghantar emas
adalah sangat baik, tetapi karena sangat
mahal harganya, maka secara ekonomis
tembaga dan alumunium paling banyak
digunakan

Berikut adalah ilustrasi struktur pita energy


dalam tiga jenis material

Energi

Pita
Konduksi
kosong

Pita
Konduksi
kosong

Celah Energi

Pita
Konduksi
terisi

Celah Energi

Pita
Konduksi
terisi

(a) Konduktor (b) Isolator

Pita
Konduksi
kosong

Pita
Konduksi
terisi

(c) Semikonduktor

Konduktor Listrik
Untuk
bahan ini, elektron-elektron valensi atau konduksi atau bebas,

bergerak dalam pengaruh sebuah medan listrik. Dengan adanya medan E,


sebuah elektron yang memiliki muatan Q = -e akan mengalami gaya,

Di dalam ruang hampa elektron ini akan mengalamin percepatan konstan


dan terus bertambah kecepatannya, di dalam bahan kristalin, pergerakan
elektron akan terhambat oleh tumbukan-tumbukan yang berulangkali dengan
strukutr internal Kristal, sehingga dalam waktu singkat elektron tersebut akan
memiliki kecepatan rata-rata yang konstan. Kecepatan konstan ini memiliki
hubungan linear dengan intensitas medan listrik. Kita melambangkan
mobilitas partikel dengan symbol (myu), sehingga

Dimana e adalah kerpatan muatan elektron bebas yang


muatannya negative. Kerapatan muatan total adalah nol.
Akibat terdapatnya muatan positif dan negative dalam
jumlah yang sama di setiap bahan netral. Nilai negative e
dan tanda minus di depannya menghasilkan sebuah
kerapatan arus J yang searah dengan intensitas medan listrik
E.
Tetapi hubungan antara J dan E untuk sebuah konduktor
logam dapat pula dinyatakan oleh parameter konduktivitas
(sigma),

Dimana di ukur dalam satuan siemens4 per meter (S/m)

Apabila kita menggabungkan (7) dan (8) konduktivitas


dapat dinyatakan dalam besaran-besaran kerapatan
muatan dan mobilitas elektron,

dari definisi mobilitas, kita dapat memperhatikan bahwa


suhu yang lebih tinggi akan menyebabkan getaran yang
lebih besar pada struktur internal kristalin, sehingga
hambatan bagi pergerakan elektron menjadi semakin besar,
mengakibatkan kecepatan mengambang yang lebih kecil,
mobilitas yang lebih rendah, konduktivitas yang lebih
rendah menurut (9) dan resistivitas yang tinggi.

Penerapan bentuk titikhukum Ohm dalam skala


mikroskopik. Asumsikan bahwa J dan E bernilai seraam, ,
untuk suatu daerah rung berbentuk silinder. Karena kedua
besaran ini seragam,

Dan

Dimana

Dari persamaan-persamaan integral umum (10) dan (11) dan bentuk titik
hukum Ohm (8), kita dapat menuliskan persamaan matematika untuk
tahanan listrik secara umum, yang berlaku untuk medan-medan seragam
maupun tak seragam,

Integral garis pada persamaan ini di ambil untuk jalur di antara dua
permukaan ekipotensial di dalam konduktor, dan integral permukaan di
ambil untuk permukaan yang lebih positif antara keduanya

5.4 Sifat Konduktor dan Kondisi Perbatsan

Sifat yang dimiliki oleh sebuah konduktor


yang baik, yaitu :
a. Kerapatan muatan nol (0) dibagian dalam
konduktor.
b. Timbulnya kerapatan muatan permukaan
pada permukaan bagian luar konduktor.

Karakteristik
lainnya,
yang
dinyatakan untuk kondisi statis
dimana tidak ada arus yang mengalir
merupakan konsekuensi langsung
dari hukum ohm : intensitas medan
listrik didalam konduktor adalah nol.
Secara fisik, dapat dibayangkan
bahwa jika terdapat sebuah arus
listrik di dalam konduktor, maka
elektron-elektron akan bergerak dan
menimbulkan arus listrik. Sehingga
kondisinya menjadi tidak statis lagi.

Hukum Gauss digunakan untuk menjawab


pertanyaan mengenai komponen normal
medan eksternal. Fluks listrik yang
meninggalkan atau menembus keluar dari
suatu permukaan parsial sama besar dengan
muatan yang dikandung oleh permukaan
tersebut. Dimana fluks tidak dapat menembus
masuk ke dalam konduktor karena medan total
di bagian dalam konduktor adalah nol. Oleh
sebab itu, fluks harus meninggalkan
permukaan pada arah normal. Sehingga
secara kuantitatif dapat dinyatakan sebagai
berikut :

DN = S

Medan tangensial dapat ditentukan dengan


menerapkan persamaan sebagai berikut :

Untuk suatu lintasan tertutup abcda, integral


diatas harus dipecah menjadi empat
bagian, yaitu :

Mengingat bahwa E = 0 di dalam konduktor,


ditetapkan panjang segmen a ke b dan
segmen c ke d sebagai w, sedangkan segmen
b ke c dan d ke a sebagai h untuk
memperoleh :

Jika
dijadikan mendekati nol, sedangkan
dibiarkan bernilai kecil namun berhingga,
meka medan-medan normal di a dan b dapat
diabaikan sejenak. Karena suku-suku yang
mengandung
pada persamaan diatas akan
mendekati nol. Sehingga :
dan
karenanya

Kondisi untuk medan normal dapat


ditentukan secara mudah dengan
mengamati DN ketimbang EN dan memilih
sebuah silinder kecil sebagai permukaan
gauss. Bila tinggi silinder ini adalah
dan
luas dari masing-masing sisi bagian atas
(atap silinder) dan bawah (lantai silinder)
adalah . Dengan menggunakan hukum
gauss dan jadikan
mendekati nol.

Mengintegrasikan medan DN untuk tiga


permukaan yang berbeda :

Dan didapatkan bahwa dua integral


terakhir, yakni sisi bawah dan selubung
silinder bernilai nol (meskipun sebabnya
berbeda), maka :

Atau

Inilah kondisi-kondisi bidang perbatsan


(boundary conditions) antara konduktor dan
ruang hampa untuk medan-medan
elektrostatik.

1.

2.

3.

Prinsip-prinsip yang berlaku bagi


konduktor di dalam medan-medan
elektrostatik adalah sebagai berikut :
Intensitas medan listrik statis di bagian
dalam konduktor adalah nol.
Intensitas medan listrik statis disetiap titik
pada permukaan konduktor mengarah
normal terhadap permukaan.
Permukaan sebuah konduktor adalah
permukaan ekipotensial.

5.5 Metoda Bayangan


Bidang ini dapat direpresentasikan oleh sebuah plat
konduktor yang luar biasa tipis namun, luasnya tak hingga.
Konduktor ini adalahsebuah permukaan ekipotensial dengan
V=0, dengan intensitas medan listrik yang mengarah normal
disetiap titiknya.

Contoh penggunaan metode bayangan untuk


menentukan kerapatan muatan permukaan dititik
P(2,5,0) pada bidang konduktor z=0, jika terdapat
sebuah muatan garis sebesar 30 nC/m pada lokasi
x=0, z=3, seperti yang terlihat pada gambar a diatas.
Dengan membuang bidang konduktor dan meletakkan
sebuah muatan bayangan -30 nC/m di posisi x=0, z=3 sebagaimana diilustrasikan pada gambar b diatas.
Medan dititik P sekarang dapat diperoleh dari
superposisi dua buah medan yang dihasilkan oleh
pasangan muatan garis tersebut. Vektor radial dari
muatan positif ke titik P adalah R+ = 2ax - 3az,
sedangkan vektor radial dari muatan bayangan ke P
adalah R- = 2ax + 3az. Sehingga medan dari masingmasing muatan garis adalah :

dan

Dengan menjumlahkan kedua medan


ini, didapatkan medan total sebagai
berikut :

Jumlah dari kedua medan atau medan


total merupakan nilai di titik P atau daerah
sedikit diatas titik P untuk kedua konfigurasi
pada gambar a dan b. Untuk memastikan
kebenaran hasil ini, perhatikan bahwa
medan tersebut menggarah normal
terhadap bidang konduktor seperti yang
seharusnya. Dengan demikian D= 0E =
-2,20 az nC/m2 dan karena medan ini
mengarah menuju bidang konduktor, S
bernilai negatif dan memiliki harga numerik
-2,20 nC/m2 di P.

5.6 Semikonduktior
Di dalam sebuah bahan semikonduktor intrinsik, seperti
misalnya germanium murni atau silikon murni, terdapat dua
jenis pembawa arus : elektron dan hole.
Elektron dan hole bergerak dalam pengaruh medan listrik,
dan keduanya bergerak kearah saling berlawanan; sehingga,
masng-masingnya memberikan kontribusi pada arus total
kearah yang sama.
Konduktivitas bahan semikonduktor adalah fungsi dari
mobilitas dan konsentrasi kedua pembawa muatan,

Untuk bahan silikon murni atau intrinsik, mobilitas dan


hole memiliki nilai 0,12 dan 0,025. Sedangkan untuk
germanium murni adalahn 0,36 dan 0,17.
Konsentrasi elektron dan hole dipengaruhi oleh suhu.
Pada suhu 300K kerapatan muatan volumenya 0,0024 C/m 3
untuk silikon intrinsik dan 3,0 C/m3 untuk germanium
intrinsik. Nilai ini menghasilkan konduktivitas sebesar
0,00035 S/m di dalam silikon dan 1,6 S/m didalam
germanium. Seiring dengan naiknya suhu, mobilitas
berkurang, namun kerapatan muatan akan meningkat
dengan sangat cepat. Akibatnya, konduktivitas silikon akan
bertambah dengan faktor kelipatan 10 saat suhu naik dan
berkuang dengan faktor kelipatan 10 saat suhu turun.

Semikonduktor intrinsik juga mematuhi bentuk titik hukum


Ohm: yaitu, konduktivitas di dalam bahan-bahan ini relatif
konstan untuk beragam nilai kerapatan arus dan intensitas
medan listrik, ke segala arah.
Jumlah total pembawa muatan dan besarnya konduktivitas
dapat ditingkatkan secara dramatis dengan menyuntikan
sedikit bahan pengotor (impurities) ke dalam semikonduktor
intrinsik. Bahan pengotor donor memberikan sejumlah elektron
tambahan kedalam semikonduktor murni, dan menghasilkan
semikonduktor tipe-n, sedangkan bahan akseptor menjadikan
jumlah hole di dalam semikonduktor murni bertambah dan
membentuk bahan tipe-p. Proses ini dikenal dengan doping,dan
konsentrasi bahan donor di dalam silikon sebesar 10 7 dapat
melipat gandakan konduktivitas sebesar 105 kali.

Anda mungkin juga menyukai