PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan
memerlukan
pengelolaan
secara
profesional
dengan
yang
baik
dapat
mempertimbangkan
klasifikasi
pasien
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari laporan ini adalah mahasiswa mampu melaksanakan
praktek manajemen keperawatan di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar
ruangan Lontara 1 Atas Depan.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan laporan ini bermanfaat sebagai pengembangan pelayanan
manajemen keperawatan, yang berfokus pada:
1. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
2. Membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
3. Adanya manajemen akan berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
serta menjaga keseimbanagan dari berbagai tujuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
cara
lain,
yaitu
dengan
terjun
langsung
ke
lapangan
mempropagandakan cita-citanya ke kalangan para bangsawan atau priyayipriyayi bumiputera. Ia pun mengadakan perjalanan keliling Jawa menemui
kalangan elit masyarakat, mengajak mereka ikut aktif memikirkan pendidikan
bangsa yang masih rendah tingkat kecerdasannya. Ia membiayai sendiri
perjalanannya tersebut. Akhir tahun 1907, dalam perjalanan menuju Banten,
Wahidin singgah di Stovia. Ia memaparkan cita-citanya kepada R. Soetomo
dan M. Soeradji dan kedua siswa STOVIA tersebut sangat terkesan oleh
segala upaya Wahidin. Dari pertemuan inilah Soetomo semakin terbakar untuk
mendirikan Boedi Oetomo.
Apa
yang
dilakukan
Dr.Wahidin
Sudirohusodo,
menunjukkan
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas antara suatu bagian
dengan bagian lainnya, baik pada tingkat manajemen atas, menengah, maupun
tingkat bawah. Suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang
sesuai dengan sifat dan jenis usahanya.
Pada gambar berikut ini kita akan dapat melihat bentuk struktur
organisasi dari RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo:
DEWAN
PENGAWAS
DIREKTUR
UTAMA
DIREKTUR
ADMINISTRASI
DAN
KEUANGAN
DIREKTUR
PELAYANAN
DAN
PENDIDIKAN
DIVISI
DIREKTUR
SARANA
DAN SDM
DIREKTUR
PERENCANAAN
PENGEMBANGAN
DAN FARMASI
DIVISI
DIVISI
DIVISI
UNIT PELAYANAN
DAN INSTALASI
Gambar 3.1 Bagan Stuktur Organisasi RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
9
2.
3.
4.
11
menangani
pasien
yang
memerlukan
tindakan
operasi
Bedah Saraf
Bedah Anak
Bedah Tumor
Bedah Urologi
Bedah Orthopedi
Bedah Obgyn
Bedah Plastik
Bedah THT
Bedah Digestif
Bedah Mata
Pelayanan ini juga didukung oleh 6 ahli anastesi, tenaga paramedic terlatih
serta peralatan peralatan yang canggih antara lain mesin anastesi yang modern
dengan monitor invasive dan non invasive, microscope untuk bedah mikro, bedah
laser untuk operasi mata, peralatan bedah endoscopy untuk berbagai bidang
seperti ; THT, Urologi, Ortopedi, Obgyn dan Digestif.
13
Rehabilitasi Musculoskeletal
Rehabilitasi Cardiovascular
Rehabilitasi Anak.
7. Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Laboratorium ini berfungsi sebagai penunjang diagnostik
memberikan pelayanan hematologi dan bank darah, kimi klinik, imunlogi, cairan
tubuh, mikrobiologi, parasitology, serta pelayanan patologi anatomi. Pelayanan ini
menyediakan pelayanan 24 jam yang didukung oleh tenaga yang terampil,
peralatan yang canggih dengan internal quality control yang ketat.
8. Cardiac Center
Cardiac center memberikan pelayanan terpadu tentang masalah masalah
penyakit jantung da pembulu darah untuk pasien anak dan dewasa yang meliputi
penanganan kegawatdaruratan jantung, rawat jalan untuk pasien penyakit jantung
dan penanganan intensif (ICCU).
Cardiac Center dilengkapi dengan peralatan penunjang yang canggih
seperti tread mill. Echocardiography, dan cateterisasi jantung yang dapat
mendeteksi dini berbagai kelainan pada jantung dan pemasangan stent untuk
melebarkan pembuluh nadi tanpa operasi.
9. Pelayanan Radiologi
Pelayanan radiology memberikan pelayanan radio imaging serta pelayanan
radiotherapy. Pelayanan ini memiliki 15 orang tenaga ahli radiology dan
radiotherapy serta ditunjang dengan alat-alat canggih seperti: CT Scan, MRI,
Mammography, USG, After loading dan C.arm
14
Peracikan obat
Penyimpanan dan penyaluran obat obatan dan bahan kimia ke unitunit pelayanan
ini
dalam
pengembangan
penerapan
system
15
D. Struktur Manajemen
tentang
motivasi
kerja
dan
konsep
tentang
tenaga
untuk
melanjutkan
edukasi
secara
bebas
dan
18
4. Pengembangan Staf
Tujuannya adalah membantu individu untuk meningkatkan diri dalam
pengetahuan, keterampilan serta pengalaman dibidangnya melalui kegiatan
pendidikan berkelanjutan, prograam pelatihan dan lain sebagainya. Berbagai
macaam pengembangan penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan baik
pelatihan maupun pendidikan yang bermaanfaat untuk pekerjaaan, pengetahuan,
ketrampilan,
serta
sikap
perawat.
Pengaturannya :
a. Di RS yang besar terdapat pada bagian tersendiri yang ada
5.
kategori
perawat
yang
akaan
ditugskaan
untuk
20
c. Menentukan
jumlah
masing-masing
kategori
perawaat
yaang
dibutuhkan.
d. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada.
e. Melakukan selekssi calon-calon yng ada.
f. Menentukaan tebaga perawt sesuai dengan unit atu shif.
g. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan.
6. Sistem Penugasan
1) Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan pertama pada saat perang dunia ke-2 . pada
saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi, misalnya merawat
luka kepada semua pasien di bangsal.
manajemen
klasik
yang
menekankan
efisiensi,
konsep
kooperatif
dan
kolaboratif.
Model
ini
22
tim
sebagai
perawat
professional
harus
mampu
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
dan
pengawasan.
1. Perencanaan
23
Mengikuti
visite
dokter
untuk
mengetahui
kondisi,
keperawatan,
membimbing
penerapan
proses
2. Pengorganisasian
Tahap pengorganisasian dalam melaksanakan tugas meliputi :
-
Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
3. Pengarahan
Tahap pengarahan meliputi:
-
Memberikan
motivasi
dalam
peningkatan
pengetahuan,
Menginformasikan
hal-hal
yang
dianggap
penting
dan
4. Pengawasan
a. Pengawasan langsung terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
-
Melalui komunikasi
25
Melalui supervise
Supervisi dapat dilakukan dengan cara:
Pengawasan langsung melalui inspeksi , mengamati sendiri,
atau
melalui
laporan
secara
lisan
dan
yaitu
mengevaluasi
upaya
pelaksanaan
dan
26
Kelebihan :
a. Bersifat kontinu dan kompeherensif
b. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah
sakit (Gillies,1989).
Kelemahan:
Hanya dapat dilaakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman
dan
pengetahuan
yang
memadai
dan
kriteria
asertif,
self
menguasai
keperawatan
klinik,akuntabel,serta
mampu
27
Kekurangan:
a. Perawat penanggung jawab belum dapat teridentifikasi
b. Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar
yang sama.
7. Penjadwalan
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal atau
unit tertentu. Pertimbangan pimpinan dalam penjadualan:
a. Berapa lama jadwal disiapkan
b. Hari apa kalender penjadwalan mulai
c. Hari libur atau mingguan dapaat dipecah / beruntun
d. Waktu kerja maksimum dan minimum
e. Berapa lama waktu untuk mengajukan libur mingguan /cuti
Prinsip Penjadwalan
a. Keseimbangan kebutuhan tenagaa dan pekerjan serta rekreasi
b. Siklus penjadualan serta jam kerja adil antar staf
c. Semua karyawan ditugaskan sesuai siklus
d. Bila jadwal sudah dibuat penyimpangan dilakukan melalui surat
permohonan
28
e. Jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk tiap unit atau shif
f. Jadwal harus dapat meningkatkan perawatan yang berkesinambungan
dan pengembangan kerja tim.
Hal Yang Perlu Diperhatikan pada Penjadwalan
Jadwal dikembangkan bersifat relatif permanen didasarkan kebutuhan.
a. Perawat dapat mengantisipasi waktu libur mereka karna jadwal
dikembangkan untuk kurung waktu 6-12 bulan
b. Perencanaan personeldibuat sesuai dengan alasan daan kenyataan
c. Dapat dimodifikasi untuk antisipasi periode kelebihan beban kerja atau
bersifat sementara untuk memenuhi keadaan emergensi
d. Jadwal dibangun berdasarkanpersetujuan staf dan manejer
e. Pola siklus jadwal dapat merefleksikan kebijakan,kelebihan beban/
menurunnya beban kerja dan pilihan staf.
f. Pola siklus dievaluasisecara periodik untuk memenuhi filosofi,tujuan
dan sasaaran organisasi divisi keperawatan.
8. Permasalahan Staf
Berbagai permasalahn staf yang sering terjadi adalah:
a. Absensi
1) Demografi ; kodrat sebagai wanita (melahirkan,menyusui)
2) Kehidupan pribadi (pengalaman traumatik atau masaalah
keluarga)
3) Kebutuhan seseorang
4) Kebijakaan organisasi
5) Perencanaan
dan
penjaadwalaan
tidak
sesuai
dengan
keinginannya.
b. Upaya mengatasinya
1) ada daftar hadir
2) pola absen individu
3) pengembangan ketrampilan
4) sistem penghargaan dan
5) sediakan pengobataan.
29
kemampuan
pada
manajer
keperawatan
untuk
Minimal
Parsial
Total
Pagi
Sore
Malam
Pagi
Sore
Malam
Pagi
Sore
Malam
0,17
0,14
0,07
0,27
0,15
0,10
0,36
0,30
0,20
0,34
0,28
0,14
0,54
0,30
0,20
0,72
0,60
0,40
0,51
0,42
0,21
0,81
0,45
0,30
1,08
0,90
0,60
Dst
Contoh:
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan
ketergantungan minimal, 8 orang dengan ketergantungan parsial dan 6
orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan:
Minimal
Parsial
Total
Jumlah
Pagi
0,17 x 3 = 0,27 x 8 = 0,36 x 6 = 4,83 (5) orang
0,51
2,16
2,16
Sore
0,14 x 3 = 0,15 x 8 = 0,3 x 6 = 3,42 (4) orang
0,42
1,2
1,8
Malam
0,07 x 3 = 0,10 x 8 = 0,2 x 6 = 2,21 (2) orang
0,21
0,8
1,2
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari
11 orang
b. Metode Sistem Akuitas
Kelas I
: 2 jam/hari
Kelas II
: 3 jam/hari
33
Untuk tiga kali pergantian shift pagi : sore : malam = 35% : 35% :
30%
Contoh:
Rata-rata jumlah klien:
1. Kelas I
: 3 orang 2 jam/hari
= 6 jam
2. Kelas II
: 8 orang x 3 jam/hari
= 24 jam
3. Kelas III
= 18 jam
4. Kelas IV
: 2 orang x 6 jam/hari
= 12 jam
Jumlah jam:
-
60 jam
rata-rata
jumlah
klien/hari
hari libur
jumlah
Masing-masing
tiap perawat
hari/tahun
Jumlah hari/tahun
jam kerja
Perawat
Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun
= jumlah jam keperawatan yang diberikan perawat/tahun
= jumlah perawat di satu unit
x 4 = 3 jam,
ditambah
20%
(untuk
antisipasi
kekurangan/cadangan)
35
Contoh:
Rata-rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
Rata-rata = 17 klien/hari (3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 0rang ketergantungan parsial, dan 6 orang
ketergantungan total)
Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari/minggu)
jadi jumlah jam kerja perhari 40 dibagi 6 = 7 7 jam/hari
Jumlah hari libur: 73 hari (52 + 8 (cuti) + 13 libur nasional)
Ketergantungan partial
Katergantungan total
Jumlah jam
= 63 jam
2044
Pada satu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata-rata perhari
Jumlah jam kontak langsung perawat klien = 5 jam/klien/hari
1) Total jam perawat/hari: 17 x 5 jam = 85 jam
2) Total jam kerja / minggu = 40 jam
Jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggu
Jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang.
(jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang)
Menurut Wartsler dalam Swansburg dan Swansburg (1999),
merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu
hari pagi : siang : malam = 47% : 36% : 17%
Sehingga jika jumlah total staf keperawatan / hari = 14 orang
-
Pagi
Sore
37
Nama Ruangan
1.
Ruang Perawatan
2.
3.
Ruang Konsultasi
4.
Ruang Tindakan
5.
R. Administrasi/
Kantor
6.
R. Dokter
7.
8.
Fungsi
Ruang untuk pasien yang
memerlukan asuhan dan
pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara
berkesinambungan lebih
dari 24 jam.
Ruang utk melakukan
perencanaan,
pengorganisasian asuhan
dan pelayanan keperawatan
(pre dan post-confrence,
pengaturan jadwal),
dokumentasi sampai
dengan evaluasi pasien
Besaran Ruang /
Luas
Tergantung Kelas
& keinginan
desain, kebutuhan
ruang 1 tt min. 7.2
m2
Min. 8 m2
(Ket : perhitungan
1 stasi perawat
untuk melayani
maksimum 25
tempat tidur)
9-16 m2
Ruang Perawat
Ruang untuk
menyelenggarakan kegiatan
administrasi khususnya
pelayanan pasien di Ruang
Rawat Inap, yaitu berupa
registrasi & pendataan
pasien, penandatangan-an
surat pernyataan keluarga
pasien apabila diperlukan
tindakan operas
Ruang Dokter terdiri dari 2
bagian :
1. Ruang kerja,
2. uang istirahat/kamar
jaga
Ruang istirahat perawat
Ruang kepala
instalasi rawat inap
8-16 m2
12-25 m2
Kebutuhan Fasilitas
Tempat tidur pasien,
lemari, nurse call, meja,
kursi, televisi, tirai
pemisah bila ada, (sofa
untuk ruang perawatan
VIP).
Meja, Kursi, lemari arsip,
lemari obat,
telepon/intercom
Tersedia peralatan
keperawatan sesuai
dengan kemampuan
pelayanan yang ada, alat
monitoring untuk
pemantauan terus
menerus fungsi2 vital
pasien.
Meja, Kursi, lemari arsip,
telepon/intercom,
peralatan kantor lainnya
Lemari alat periksa &
obat, tempat tidur periksa,
tangga roolstool,
wastafel, lampu periksa,
tiang infus dan
kelengkapan lainnya.
Meja, Kursi, lemari arsip,
telepon/
intercom, komputer,
printer dan peralatan
kantor lainnya
9-16 m2
9-16 m2
38
9.
10.
11.
Gudang Kotor
(Spoolhoek/Dirty
Utility
12.
KM/WC (pasien,
petugas, pengunjung
Min. 4 m2
Lemari
Min. 4 m2
4-6 m2
KM/WC
pria/wanita luas 2
13.
Dapur Kecil
(;Pantry)
14.
Gudang Bersih
16.
Ruang Evakuasi
Pasien
m 3m
Min. 6 m2
Min. 6 m2
Lemari
Min. 4-6 m2
Lemari/rak
Sesuai kebutuhan
39
BAB III
Pendekatan Pengkajian Terhadap Aspek Manajemen RS (Pelayanan/Asuhan
Keperawatan)
A. Pengumpulan Data
Kuesioner Struktur Manajemen Pelayanan Keperawatan di Tingkat Ruang
Perawat Berdasarkan Pengelolaan SPSS 16
Tabel 4.1 Disrtibusi Frekuensi Berdasarkan Struktur Managemen Pelayanan
Keperawatan di Lontara I Atas Depan (n = 18)
Kategori penilaian
Kurang
Baik
Ketenagaan (M1)
18
100
22.2
14
77.8
18
100
33.3
12
66.7
27.8
13
72.2
5.6
17
94.4
18
100
16.7
15
83.3
16.7
15
83.3
12
66.7
33.3
18
100
11.1
16
88.9
11.1
16
88.9
44.4
10
55.6
27.8
13
72.2
Supervisi (M3-8)
12
66.7
33.3
Sentralisasi
Obat (M3-4)
Model Praktek
Pelayanan
Profesional
(MPKP) (M3-1)
40
X 100 %
1
Jumlah
2
kejadian
dekubitus
Jumlah
9
pasien
beresiko
terjadi
dekubitis
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
2
10
2
tanggal
11
12
2
2
10
10
10
13
2
14
2
15
2
16
2
17
2
total
34
10
10
10
10
10
155
34/155x100%
21%
Kejadian flebitis
Formula
X 100 %
41
1
1 Jumlah kejadian flebitis
a. Mechanical
b. Bacterial
1
c. chemical
1
2 Jumlah pasien beresiko 5
terjadi flebitis
Angka kejadian felbitis = 12 x 10%
91
= 13%
X 100 %
1
2
1
Jumlah pasien
0
jatuh
Jumlah pasien yang 8
7
0
8
0
9
0
tanggal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total
0 0 0 0 0 0 0 0
1
2
0
3
0
4
0
5
1
6
0
10 10 10 10 10 9
141
42
beresiko jatuh
Angka kejadian pasien jatuh
= 1 x 10%
141
= 0,7 %
Medication Error
Formula
Angka KTD/Sentinel dalam pemberian obat:
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak diharapkan dalam pemberian obat
Jumlah pasien pada hari tersebut
Angka KNC dalam pemberian obat:
Jumlah pasien yang terkena kejadian nyaris cedera dalam pemberian obat
Jumlah pasien pada hari tersebut
X 100 %
X 100 %
Jumlah
pasien yang
terkena
kejadian
tidak
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0
tanggal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total
0 0 0 0 0 0 0 0
0
43
diharapkan
dalam
pemberian
obat
a. tidak
tepat
pasien
b. tidak
tepat
obat
c. tidak
tepat
waktu
pemberia
n
d. Tidak
tepat
dosis
obat
e. Tidak
tepat
cara
pemberia
n
f. Tidak
tepat
dokumen
tasi
Jumlah
33 34 34 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
563
44
pasien pada
hari tersebut
Angka kejadian KTD
= 0%
Jumlah
pasien yang
terkena
kejadian
tidak
diharapkan
dalam
pemberian
obat
g. tidak
tepat
pasien
h. tidak
tepat
obat
i. tidak
tepat
waktu
pemberia
n
j. Tidak
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0
tanggal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total
0 0 0 1 0 0 0 0
1
45
tepat
dosis
obat
k. Tidak
tepat
cara
pemberia
n
l. Tidak
tepat
dokumen
tasi
Jumlah
33 34 34 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
pasien pada
hari tersebut
Angka kejadian KNC
= 0,1%
563
46
KEPUASAN PASIEN
Formula
X 100 %
Elemen Indikator
1
2
3
4
5
6
Waktu
Pre
10
0
5
0
0
1
16
34
Angka kepuasan
Post
10
2
8
3
0
2
25
34
Pre
Post
= 16 x100 %
34
= 25 x 100%
34
= 47%
= 73 %
47
KENYAMANAN
Angka tata laksana pasien nyeri
Formula
x 100 %
1 Jumlah pasien
nyeri yang
terdukomentasi
2 Total pasien
33 34 34 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
563
48
tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total
10 10 10 10 10 11 11 11 11 10 10 10 10 10 10 10 10
174
Jumlah
tindakan
perawat
sebagai
respon nyeri
Total pasien
10 10 10 10 10 11 11 11 11 10 10 10 10 10 10 10 10
nyeri skala
4
Persentase tatalaksana pasien nyeri
= 174 x 100 % = 100 %
174
174
X 100 %
Jumlah
pasien
1
4
2
4
3
5
4
5
5
5
6
6
7
6
8
6
9
6
tanggal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total
6 5 5 5 6 6 6 6
92
49
dengan nyeri
terkontrol
Total pasien
10 10 10 10 10 11 11 11 11 10 10 10 10 10 10 10 10
yang nyeri
Persentase pasien dengan nyeri terkontrol
= 92 x 100 % = 53 %
174
174
X 100 %
Variabel
tanggal
Pre
Jumlah pasien
Cemas ringan
Cemas sedang
2
Jumlah pasien yang dirawat
Angka kecemasan:
Post
Pre
6
4
34
6
34
: 6 x 100 % = 18%
34
50
PERAWATAN DIRI
FORMULA
No
Variabel
Makan
Mandi Bersih
pada
Porsi diet
Gigi dan
Mulut
Mata
Rambut
Kulit
Kuku
Telinga
Tidak
bau
badan
Perineal
Berpakaian
Baju
dan
bersih
berpenampilan dan
kering
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Total
15 15 15 14 14 14 14 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
17 17 17 17 17 16 16 16 16 16 18 18 18 18 18 18 18
17 17 17 17 17 16 16 16 16 16 18 18 18 18 18 18 18
51
Wajah
segar
Eliminasi
Berkemih 17 17 17 17 17 16 16 16 16 16 18 18 18 18 18 18 18
Defekasi
Perawatan diri tidak
17 17 17 17 17 18 18 18 18 18 16 16 16 16 16 16 16
terpenuhi
Jumlah pasien dirawat
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
dengan ketergantungan
total dan partial care
287
374
287/374x100%
76%
PENGETAHUAN
Pengetahuan Tentang Perawatan Penyakitnya
FORMULA
Variabel
Jumlah Pasien yang kurang pengetahuan
Total Pasien
Tanggal
Pre
Post
20
11
34
34
52
Angka Pengetahuan
Pre
: 20
x 100% = 58%
34
Post
: 11 x 100% = 32%
34
53
B. Analisa SWOT
ANALISIS SWOT
Strenght
Rumah Sakit
Weakness
1) RSWS
Opportunity
Threatened
memiliki 1) RSWS memiliki lift di 1) RSWS terletak di wilayah yang 1) RSWS merupakan rumah sakit
Wahidin
kelengkapan
Sudirohusodo
perangkat
strategis,
sudah
memadai
sehingga
organisasi,
sehingga
menghambat
kuat.
tugas
pokok
dan fungsi.
2) RSWS
menerima 2) RSWS
mahasiswa
praktik
dari
berbagai institusi
3) RSWS
tidak
memiliki
tenaga
memiliki
peralatan
medis
yang
yaitu:
berdekatan
yang
semakin
berkembang
persaingan antar
menghambat
Kedokteran
kerja
dalam
pemeriksaan penunjang.
Fisioterapi,
Psikologi,
Gigi,
Fakultas
harus
di
minimalkan.
memiliki
Farmasi,
Provinsi,
Laboratorium
pemberian
roda,
profesional
Kesehatan Lingkungan.
ruangan.
memberikan
pelayanan
brangkar
yang
Dinas
yang
Balai
Kesehatan 3) Tuntutan
sakit
masyarakat
akan
pelayanan
yang
yang
semakin
bertaraf
54
4) RSWS
yang
memiliki
luas
telah
dan
membagun gedung-gedung
yang
terutama
perawatan
rujukan
Indonesia
ruang
tenaga-tenaga kesehatan.
wilayah
bertugas di administrasi
Kedokteran
pada
Keperawatan UNHAS
Timur
semua
memiliki
sistem
data
perawat
mengimputnya
sudah
komputer.
berjalan
memiliki
semua penyakit.
6) RSWS
di
5) RSWS
masih
dengan
internasional.
yang
menaungi
pasien
yang
dalam
informasi
data
di
unit
Manajemen
55
Rumah
Sakit
(SIMRS)
7) RSWS
dalam
absensi
kurang
masing-masing
siftnya
disiplin
ilmu .
dalam
sesuai
teori
2) Terdapat
tenaga
keperawatan
setiap
dengan
ketergantungan pasien
2) Fasilitas perawatan yang
kualifikasi pendidikan S1
berjumlah
melakukan
orang,
dari
bidang
keperawatan
kepala
rumah sakit.
profesional
melanjutkan
pengembalian
akan
pelayanan
yang
semakin
pendidikan/mengikuti pelatihan
khusus bagi staff perawat.
tindakan 3) Adanya
keperawatan.
3) Jadwal
pemberian
yang
masyarakat
mahasiswa
S1
pelayanan
untuk
56
kolaborasi)
baik.
Sarana
tenaga
dengan
perawatan 1) Ada
hubungan
dengan
klasifikasi S1 berjumlah 6
melakukan
institusi/perusahan
keperawatan.
orang.
3) Format
penunjang
asuhan
keperawatan
yang
sudah
(pengkajian, dll).
ada
lembaga
dalam
mahasiswa
melakukan
menangani
Manajemen Keperawatan.
dengan HCU
kamar
1 orang 4) Sebagai
dengan ketergantungan
yang berbeda-beda.
atau
praktik
sarana
2) Kebijakan ruangan
pelaksanaan
profesional
tindakan
kerja
yang
profesi
pendidikan,
pelaksanaan
yang
menyebabkan
bentuk
tersedia
berkurangnya
pelayanan
yang
diberikan.
2) Tarif RS yang masih terasa
tinggi
(berlaku
umum)
57
S1 Ners.
rumit
baik
dalam
kepengurusan
administrasi,
obat-obatan
dan
lain
sebagainya.
Dokumentasi
Keperawatan
1) Tersedia
sarana
dan
1) Pendokumentasian
Adanya mahasiswa S1
proses
dan
keperawatan/ASKEP
ruangan tersebut.
tenaga
(Format
kesehatan
Pengkajian,
Implementasi,
Kuesioner
evaluasi,
tingkat
belum
optimal
dikarenakan
lebih professional.
format
refisi
mencakup
guna
seluruh
aspek
kebutuhan/keluhan
pasien.
2) Penggunaan
lembar
58
Timbang
Terima
(Operan)
dan
lebih
professional
keperawatan
status
rumah
2) Tenaga/staf keperawatan
rumah
sakit
dalam
dengan
sakit
yang
berstandar internasional.
3) Operan
dilaksanakan
59
60
C. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang didapatkan adalah:
1. Masih terdapat beberapa peralatan pasien yang kurang tersedia, misalnya
tiang infus, rostur
2. Fasilitas untuk pasien masih kurang memuaskan, mis. tempat tidur yang
sudah rusak masih tetap digunakan.
3. Timbang terima antar perawat ke pasien masih kurang
4. Isi laporan timbang terima hanya mengenai implementasi yang telah
dilakukan dan rencana tindak lanjut.
5. Perawat kurang memberi informasi ke pasien tentang indikasi obat yang
diberikan
6. Tidak tersedianya buku penerimaan obat
7. Tidak tersedianya buku cek alat/obat
8. Obat diberikan tanpa label, hanya ditulis di spoit.
9. Pembagian tugas dalam PPB belum ada dalam TIM
10. Perawat masih kurang memberi informasi kesehatan kepada pasien dan
keluarga.
11. Tersedia leaflet tetapi kurang dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga.
12. Masih ada beberapa perawat yang menggunakan model yang sudah lama
dalam pengisian status.
13. Masih banyak perawat DIII yang belum melakukan pelatihan
14. Supervisi jarang dilakukan secara langsung, sehingga perawat banyak
yang kurang mengetahui tentang supervise.
61
Kegiatan
Survey
struktur
manajemen
pelayanan
keperawatan
Analisis
Mutu
Pelayanan
Umum
Untuk
memperoleh
hasil
pengelolaan
mengenai
struktur
manajemen
pelayanan
keperawatan
Untuk
mengetahui
mutu
pelayanan
keperawatan
Khusus
- Untuk
memperoleh
hasil pengelolaan
mengenai:
1. Ketenagakerjaan
2. sarana dan
prasarana
3. MPKP
4. Timbang terima
5. Ronde
Keperawatan
6. Sentralisasi obat
7. Penerimaan
pasien baru,
8. Discharge
planning,
9. Dokumentasi
keperawatan
10. Supervisi
- Untuk
mengidentifikas
i mutu
pelayanan
patient safety
mengenai:
26
27
MINGGU I
28 29 30
31
MINGGU II
3 4 5 6
10
MINGGU III
11 12 13
14
Sasaran
Lokasi
Perawat
18 org
Pasien 34
orang
L. 1
AD
34 Pasien
L.1
AD
Indikator
Keberhasilan
75%
perawat
mengetahui
pengelolaan
struktur
manajemen
pelayanan
keperawatan
85%
pasien
menyampaikan
pendapatnya
mengenai
pelayanan
keperawatan
yang diberikan
oleh
petugas
kesehatan
85%
Pasien
Safety
dapat
terpenuhi.
62
1.
2.
3.
4.
5.
Seminar
Awal
Mempresenta
sikan
hasil
survey
dan
analisa data
yang
telah
didapatkan
Dekubitus
Flebitis
Pasien jatuh
Kenyamanan
Kepuasan
pasien
Menguraikann
kekurangan dan
kelebihan yang
ditemukan
dengan tujuan
untuk
pengambangan
ruang perawatan
- Untuk memantau
tingkat
ketergantungan
pasien sesuai
kebutuhannya
- Untuk
memberikan
pelayanan
keperawatan
sesuai dengan
tingkat
ketergantungan
pasien.
- Mengetahui
- Mengetahui
kelengkapan
kelengkapan alat
alat
yang
yang disediakan
disediakan
oleh RS
oleh RS
CI
lahan/Inst
itusi
Katim
PP
Kabid RS
R.
Perte
muan
RSP
L.2
Role
Play - Untuk
berdasarkan
memantau
shift
pasien selama
24 jam
- Untuk
membentuk
sebuah tim
dalam
memberikan
pelayanan
keperawatan
Mahasisw
Pasien
L.1
AD
Pembuatan
buku
laporan
linen
dan
pengecekan
Mahasisw
Perawat
L.1
AD
Masalah
yang
dipaparkan
dalam presentasi
dapat
diselesaikan dan
didiskusikan
bersama.
Sasaran
dalam
kegiatan ini dapat
hadir.
75%
pasien
mengemukakan
kepuasannya
terhadap
pelayanan
keperawatan
yang diberikan
oleh
petugas
kesehatan
80% kebutuhan
linen terpenuhi
untuk pasien.
63
linen
Ronde dan
Supervisi
Penyuluhan
Kesehatan
Gagal
Ginjal, HD,
dan Nutrisi
Analisa
Data
dan
penyajian
mutu
pelayanan
Seminar
Akhir
Melaksanakan
proses ronde dan
supervisi
Pasien
dan
keluarga
mengetahui
tentang
gagal
ginjal,
hemodialisa, dan
nutrisi
- Pasien
dan
keluarga
melaksanakan
program
hemodialisa
- Untuk
- Menguraikan
menguraikan
hasil survey
hasil
survey
mutu pelayanan
mutu
keperawatan
pelayanan
selama 3 minggu
kesehatan
baik individu
maupun populasi
selama 3 minggu
- Mempresentasi - Menguraikan
kan
hasil
kelebihan dan
survey
dan
kekurangan
analisa
data
pelayanan
yang
telah
keperawatan
didapatkan
yang didapat di
ruang perawatan
(administrasi,
askep, sarana dan
Mahasisw
a, Karu,
dosen
L.1
AD
keluarga
pasien
L.1
AD
Perawat
dan
pasien
L.1
AD
- 80%
perawat
mampu
melaksanaakan
implementasi
dalam mencapai
suatu
perbaikan
yang lebih baik
Diklat
RSWS
L.3
- 80%
perawat
mampu
melaksanaakan
implementasi
dalam mencapai
suatu
perbaikan
yang lebih baik
CI
lahan/Inst
itusi
Katim
PP
Kabid RS
80% mahasiswa
mampu
melakukan ronde
dan supervise.
- 80% pasien dan
keluarga
mengetahui dan
melaksanakan
program
hemodialisa
64
prasarana,
ketenagaan,
MPKP, timbang
terima, dll)
Ket.
Jadwal pelaksanaan
Lanjutan pelaksanaan
65
BAB IV
Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi
A. Tahap Implementasi
1. Hasil Survey
Data dari tabel distribusi frekuensi menunjukkan bahwa ketenagaan
perawat yang ada di Lontara 1 Atas Depan masih kurang yaitu sekitar 100% hal
ini sesuai dengan jumlah ketenagaan perawat yang masih kurang dibandingkan
dengan pasien yang ada. Dari hasil perhitungan Douglas (dalam Swansburg &
Swansburg, 1999) didapatkan bahwa jumlah perawat yang sesuai setiap hari
adalah sekitar 16 orang perawat/hari sedangkan dari hasil survey didapatkan
bahwa jumlah perawat yang bertugas setiap hari hanya 11 orang baik dari TIM A,
B, maupun HCU.
Data dari tabel distribusi frekuensi menunjukkan bahwa sarana dan
prasarana yang ada di Lontara 1 Atas Depan dalam memenuhi kebutuhan perawat
dan pasien berada dalam kategori baik (77.8%) dengan kelengkapan alat/ATK
yang tersedia baik dari lemari obat maupun jumlah tempat tidur setiap kamar,
tetapi sekitar 22.2% masih dalam kategori kurang baik dari segi perlengkapan
pasien seperti tiang infus yang masih kurang dan beberapa tempat tidur yang
sudah tidak layak pakai karena dapat menimbulkan resiko cedera pada pasien
misalnya penghalang tempat tidur yang tidak ada dengan kategori pasien parsial.
Model asuhan keperawatan yang digunakan berdasarkan MPKP berada
dalam kategori baik (100%) yang sesuai dengan standarisasi rumah sakit yang
bertaraf international dan efektifitas serta efisiensi model keperawatan dalam
menjalankan pelayanan keperawatan kategori baik (66.7%).
Distribusi frekuensi menunjukkan bahwa model asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat dalam pelayanan rumah sakit sebagian besar dalam
kategori baik (72.2%) dan tanggung jawab dan pembagian tugas yang dirasakan
oleh perawat menunjukkan kategori baik (94.4%).
System timbang terima antara perawat dengan perawat dan perawat ke
pasien seluruhnya baik (100%) dimana setiap melakukan operan jaga dicatat di
buku laporan dan diserahkan ke shift selanjutnya kemudian operan dilakukan ke
66
pasien setiap ruangan dan ronde keperawatan dapat dijalankan dengan baik
(83.3%) tetapi perawat masih kurang memahami jalannya ronde keperawatan
(16.7%).
Sentralisasi obat dalam hal alur penerimaan obat masih kurang yaitu
sekitar 66.7% dimana dari hasil survey bahwa kebanyakan obat pasien tidak
tersedia atau keterlambatan dalam penerimaan obat dari farmasi ke ruang
perawatan sehingga kebutuhan obat pasien mengalami keterlambatan. Hal ini
dikarenakan jumlah ketenagaan farmasi dalam menyampaikan obat masih rendah
sehingga terkadang pasien yang harus mengambil obatnya sendiri ke depo farmasi
ataukah perawat yang mengambilkannya sedangkan menurut Depkes RI (2007)
menyatakan bahwa alur penerimaan obat harus dilakukan antara farmasi ke
perawat.
Penerimaan pasien baru yang datang ke ruang inap Lontara 1 Atas Depan
sebagian kecil menunjukkan kategori baik
Ketenagaan (M1)
Tingkat
Ketergantungan
Pasien
Standarisasi
Douglas (1984, dalam Swansburg
& Swansburg, 1999)
Kategori I : self care/perawatan
mandiri, memerlukan waktu 1-2
jam/hari
1. Kebersihan diri, mandi, ganti
pakaian dilakukan sendiri
2. Makanan dan minum dilakukan
sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital
setiap pergantian shift
5. Pengobatan minimal dengan
status psikologi stabil
6. Perawatan luka sederhana.
Kategori
II
:
Intermediate
care/perawatan partial, memerlukan
waktu 3-4 jam/hari
1. Kebersihan diri dibantu, makan
minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital
setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu
4. Pengobatan dengan injeksi
5. Klien dengan kateter urin,
pemasukan dan pengeluaran
dicatat
6. Klien dengan infus, dan klien
dengan pleura pungsi.
Kategori III : Total care/Intensif
care, memerlukan waktu 5-6
jam/hari
1. Semua kebutuhan klien dibantu
2. Perubahan posisi setiap 2 jam
Kategori I: 8 pasien
Permasalahan:
Terdapat 1 pasien dengan
kategori III tidak berada dalam
ruang HCU (Health Care Unit)
dimana terpasang monitor,
infus, oksigen, perawatan diri
dibantu, observasi TTV tiap 2
jam, pengobatan intravena.
Sedangkan terdapat satu pasien
dengan kategori I dirawat di
ruang HCU.
68
Metode
dengan bantuan
3. Observasi tanda-tanda vital
setiap 2 jam
4. Makan dan minum melalui
selang lambung
5. Pengobatan intravena perdrip
6. Dilakukan suction
7. Gelisah / disorientasi
8. Perawatan luka kompleks.
Metode TIM
Metode yang digunakan
Penugasan
PP HCU (1org)
Shift Sore
Katim Shift B (1org)
PP A (1org)
PP HCU (1org)
Shift Malam
Katim Shift HCU (1org)
PP A (1org)
PP B (1org)
Permasalahan:
Metode ini adalah metode baru
yang dikeluarkan oleh peraturan
dari RS Wahidin sendiri,
dengan tujuan agar semua tim
69
Tenaga
DIII: 14 org
Keperawatan
Pelatihan: 8 org
KARU: S1 Ners
dengan
MPKP
Karu
org
dengan pengalaman
-
Kemampuan
Keperawatan
atau
DIII
SPK
yg
berpengalaman.
-
Permasalahan:
MPKP 1: S1 Ners
PP:
Jumlah perawat/hari: 11
Shift
Minimal
Partial
Total
Jumlah
Pagi
0.17x8 = 1.36
0.27x16 = 4.32
0.36x6 = 2.16
8 org
70
Sore
0.14x8 = 1.12
0.15x16 = 2.4
0.3x6 = 1.8
5 org
Malam
0.07x8 = 0.56
0.10x16 = 1.6
0.2x6 = 1.2
3 org
16 org
Ruang Stasi
Perawat (;Nurse
Station)
Ruang Konsultasi
Ruang Tindakan
R. Administrasi/
Kantor
R. Dokter
Ruang Perawat
Ruang kepala
instalasi rawat
inap
Ruang Linen
Bersih
Lemari
Ruang Linen
Kotor
71
Gudang Kotor
(Spoolhoek/Dirty
Utility
KM/WC (pasien,
petugas,
pengunjung
Dapur Kecil
(;Pantry)
Gudang Bersih
Janitor/ Ruang
Petugas
Kebersihan
Ruang Evakuasi
Pasien
Lemari/rak
Lemari/rak
Instalasi telepon
Tidak tersedia
72
2. Penerapan MPKP
a. Role Play
ROLE PLAY MAHASISWA PROFESI NERS A UNHAS
BAGIAN MANAGEMEN KEPERAWATAN
LONTARA 1 ATAS DEPAN RS. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Nama Mahasiswa
Senin
2/02/2015
Selasa
3/02/2015
KARU
PA
PP siang
Jumat
06/02/2015
Sabtu
07/02/2015
PP malam
PP siang
PP siang
Sutriani
PP siang
KARU
PA
PP siang
PP malam
PP siang
Helma Pelu
PP siang
PP siang
KARU
PA
PP pagi
PP malam
Elly Hastuti
PP malam
PP siang
PP pagi
KARU
PA
PP pagi
Wahyuni Tahir
PP pagi
PP malam
PP siang
PP pagi
KARU
PA
PA
PP pagi
PP malam
PP siang
PP siang
KARU
Ket.
No.
JADWAL DINAS
Rabu
Kamis
4/02/2015
5/02/2015
73
b. Kasus Kelolaan
FORMAT PENGKAJIAN
PASIEN Tn. AL DENGAN SINDROM NEFROTIK
LONTARA I ATAS DEPAN (INTERNA)
RS. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
A.
Identitas Pasien
Nama Pasien
: A. Lasmana
Usia
: 22 tahun
Tanggal masuk
: 27/12/2014
No. RM
: 694465
Dari
: IGD RSWS
Suku Bangsa
: Kendari
C.
Waktu
: 09.00 WITA
Dirasakan sejak 1 bulan yang lalu saat masuk di rumah sakit dimana
pasien merasa badannya sulit untuk digerakkan karena terasa kaku pada
tangan maupun pada kaki, rasa tidak nyaman pada mulut sehingga muntah
apabila makan, sulit menelan dan nafsu makan berkurang. Rasa sesak
dirasakan terutama pada malam hari tetapi akan menghilang di pagi hari.
Otot kaki dan tangan mengecil disertai nyeri pada sendi dan wajah nampak
bengkak sehingga klien sulit untuk bangun ataupun berjalan terutama ke
kamar mandi dimana kebutuhan ADL pasien harus dibantu. Terdapat
luka/ulkus pada scrotum dan terasa nyeri jika bergerak dimana hal ini
dirasakan sejak sebelum masuk rumah sakit.
D.
E.
F.
Diagnosa Sekunder:
-
Dispepsia organic
G.
Sepsis
Aktifitas Istirahat
Gejala (Subjektif)
Pekerjaan : SMA/Pelajar
Aktifitas saat sakit : Hanya terbaring di tempat tidur
Waktu luang: Istirahat
Perasaan bosan atau tidak puas : Pasien merasa bosan di rumah sakit
Keterbatasan karena kondisi : Pasien dalam kondisi lemah dan sulit untuk
bergerak karena kekakuan sendi.
Tidur jam
: Tidak menentu
Tidur siang
Perasaan segar saat bangun : Pasien selalu gelisah dan tidak merasa nyaman
Tanda (objektif)
Respon terhadap aktifitas yang teramati : Pasien hanya terbaring di tempat
tidur
Kardiovaskuler : S1, S2 reguler, tidak ada bunyi tambahan
Pernapasan : Bunyi napas vesikuler, irama teratur, ronkhi (+), sesak (+),
dyspnea (+)
Status mental (mis menarik diri/letargi) : Menarik diri dimana pasien jarang
berbicara
Pengkajian Neuromuskular : Terlampir
H.
SIRKULASI
Gejala (subjektif)
Riwayat tentang Hipertensi : Tidak ada
Masalah Jantung : Tidak ada
Demam Rematik : Tidak, hanya nyeri sendi
: Tidak ada
Ekstremitas
: Nampak mengecil
Kebas
: Tidak ada
Tanda (objektif)
TD
: 100/60 mmHg
Nadi
: 112x/mnt
: denyutan lemah
Getaran
Dorongan
: Lemah
Bunyi Jantung
: S1&S2 reguler
Irama
Frekuensi : Teratur
: Teratur
Kualitas : Lemah
Friksi Gesek
: Tidak ada
Bunyi Nafas
: Vesikuler
: Lengkap
Suhu : Hangat
Pengisian Kapiler
: < 2 detik
Tanda Hoffmans
: Tidak ada
Abnormalitas kuku
: Tidak
I.
: Warna Cokelat
Warna : Hitam
Bibir
Warna : Pucat
INTEGRITAS EGO
Gejala (subjektif)
76
Faktor Stres
Masalah Finansial
Agama
: Islam
Kegiatan Keagamaan
Gaya Hidup
: Malas makan
Perubahan Terakhir
Perasaan-perasaan
Ketidakberdayaan
Keputusasaan
: Tidak ada
Tanda (objektif)
Status Emosional (beri tanda cek yang sesuai)
J.
Tenang
Cemas
Marah
Menarik Diri
Takut
Mudah Tersinggung
Tidak Sabar
Euforik
Eliminasi
Gejala (subjektif)
Pola BAB
: Lancar 4x seminggu
Penggunaan Laksatif
Karakter Fese
: Tidak
: Lunak
Diare : Tidak
: Tidak
: Sindrom nefrotik
: Tidak
77
Tanda (objektif)
Abdomen
K.
nyeri tekan
: Tidak
Massa
: Tidak
Bissing Usus
: Tidak
: Via kateter
MAKANAN/ CAIRAN
Gejala (subjektif)
Diit biasa (tipe) : Via oral berupa:
-
Makanan biasa+lauk+sayur
Buah
: Makanan biasa+lauk+sayur
: Tidak ada
: Tidak ada
: Lengkap
Status gizi
: Gizi buruk
kurang)
Tanda (objektif)
Berat Badan
: 40 kg
: kurang elastis
Edema
Umum
Periorbital
: Tidak
Asites
: Tidak
: Tidak
: Candidiasis
Penampilan lidah
: Putih kering
Membrane mukosa
: Kering
Bising Usus
Bunyi Nafas
: Vesikuler
: Via kateter
HIGIENE
Gejala (subjektif)
Aktifitas sehari-hari : Dibantu
Tergantung/mandiri
: Tergantung
Mobilitas
: Dibantu
Makanan
: Disuap
Higiene
: Dibantu
Berpakaian
: Dibantu
Toileting
: Ditempat tidur
M.
Penampilan umum
: Bersih
Cara berpakaian
Kebiasaan pribadi
: Tirah baring
Bau Badan
: Tidak
: Bersih
Adanya kutu
: Tidak ada
NEUROSENSORI
Gejala (subjektif)
Rasa ingin pingsan : Tidak ada
pusing
: Tidak ada
Sakit kepala
:Tidak ada
79
: Normal
Kehilangan penghilatan
: Tidak
Pemeriksaan terakhir
: Visus normal
Galukoma
: Tidak
Katarak
: Tidak
Telinga
Kehilangan pendengaran
: Tidak
Tanda (objektif)
Status Mental
Terorientasi/ disorientasi
Waktu
: Terorientasi
Tempat
: Terorientasi
Orang
: Terorientasi
Kesadaran
: Composmentis
Mengantuk
Letargi
: Tidak
Memori
: Baik
: Tidak
: Tidak
:Ka/ki
: 3mm/3mm
Facial drop
Menelan
: Sulit menelan
:Ka/Ki
: Kaku /
: Tidak
Paralisis :Tidak
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
80
Lokasi
Frekuensi
: Hilang timbul
Kualitas
: Tertusuk-tusuk
Durasi
: Lama
Penjalaran
O.
Mengerutkan muka
Respon emosional
: Tidak
Penyempitan focus
: Tidak
PERNAFASAN
Gejala (Subjektif)
Dispnue yang berhubungan dengan batuk/sputum
: Tidak ada
Tuberkulosis
: Tidak ada
Pneumoni kambuhan
: Tidak ada
Tanda (Objektif)
Pernapasan
Frekuensi
: 26x/mnt
Kedalaman
: Dalam
KEAMANAN
Gejala (subjektif)
Alergi/sensitivitas
: sinar matahari
: Tidak pernah
Tanda (Objektif)
Suhu tubuh
: 38,80C
Diaforesis
Integritas kulit : Jelek banyak terdapat hematoma bekas suntikan jarum dan
kulit kering
Jaringan parut : Banyak di daerah lengan
Kemerahan
Ulserasi
: Didaerah scrotum
Kekuatan umum
Tonus otot
Cara berjalan
ROM
Parestesia/paralisis
: Tidak
INTERAKSI SOSIAL
Gejala (Subjektif)
status perkawinan
: Belum kawin
Hidup dengan
: Orangtua
Perubahan bicara
: Tidak
Tanda (Objektif)
Bicara
: Pelo
candidiasis oral yang diderita pasien sehingga berbicara juga sangat susah
Penggunaan alat bantu bicara : Tidak ada
Komunikasi verbal/non verbal dengan keluarga/orang terdekat lain :
Komunikasi verbal saat berbicara dengan keluarga maupun orang lain
Pola interaksi keluarga (perilaku)
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala (Subjektif)
Bahasa dominan (khusus)
: SMA/Pelajar
: Tidak
Tuberkulosis
Penyakit jantung
Stroke
TD Tinggi
Epilepsi
Penyakit Ginjal
Kanker
Penyakit jiwa
Lain-lain
:
83
Tujuan Pemberian
Sebagai antibakteri dan antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi pada kulit maupun infeksi
lainnya.
Methylprednisolon 12 mg/24 Menekan sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi
jam/oral
gejala peradangan seperti pembengkakan, nyeri,
dan ruam. Obat ini dapat digunakan untuk
menangani peradangan atau inflamasi dalam
berbagai penyakit.
Cellcept 500 mg/12 jam/oral Profilaksi dalam mengobati penyakit lupus dan
pengobatan reaksi penolakan organ pada pasien
transplantasi ginjal alogenik.
Cavit D3/12 jam/oral
Pemberian kalsium untuk mencegah terjadinya
osteoporosis
Nystatin drop 10 tetes/8
Antijamur (antifungi) dalam mengobati candidiasis
jam/oral
atau anti infeksi jamur pada mulut.
Plasbumin 25%/24 jam/iv
Penambah
albumin
bagi
pasien
dengan
hipoalbuminemia dan mengurangi edema akibat
penyakit ginjal.
Zinc 20 mg/24 jam/oral
Untuk pencegahan atau pengobatan dehidrasi
(menggunakan oralit) dan pencegahan gangguan
nutrisi (menggunakan mineral Zinc).
Neurodex 1 tab/12 jam/oral Digunakan pada gejala-gejala kekurangan vitamin
neurotropik, kelainan saraf, anemia, penambah
tenaga untuk masa penyembuhan, lelah, dan usia
lanjut.
Vit C 250 mg/8 jam/oral
Suplemen
penambah
system
imun
dan
meningkatkan kondisi fisik tubuh.
Curcuma 200 mg/8
Membantu memelihara kesehatan fungsi hati,
jam/syrup
memperbaiki nafsu makan dan melancarkan buang
air besar.
Obat obat tanpa resep : Paracetamol saat pasien demam
Diagnosa saat masuk per dokter
: Sindrom nefrotik
: Otot atropi
: 27 Desember 2014
1.
: 25 Februari 2015
2.
: Obat oral
3.
Keuangan : JKN
4.
5.
Penyiapan makanan
kebutuhan
Transportasi
keluarga
Ambulansi
: Tidak perlu
: Kursi roda
: Tidak ada
: Tidak ada
85
S.
GENOGRAM
T.
Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
Pasien
Meninggal
Tinggal serumah
86
U. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis
Pemeriksaan
Hematologi
Kimia Darah
Elektrolit
Fungsi Ginjal
Urinalisa
Komponen
Pemeriksaan
RBC
HGB
HCT
WBC
PLT
Protein Total
Albumin
Globulin
Kolesterol Total
Trigliserida
Natrium
Kalium
Klorida
Ureum
Kreatinin
Protein Esbach
Hasil Pemeriksaan
22/01/15
27/01/15
10/01/15
13/01/15
15/01/15
4.7 106/mm3
4.03 106/mm3
3.43 106/mm3
1.5 106/mm3
11.2 g/dL
11.2 g/dL
9.6 g/dL
11.3 g/dL
27.8 %
33 %
3
10.0 10 /mm
3
27.8 %
3
11.6 10 /mm
3
36 %
3
15.2 10 /mm
3
03/02/15
06/02/15
3.43 106/mm3
3.51 106/mm3
3.60 106/mm3
3.66 106/mm3
4.50-6.50
9.6 g/dL
9.0 g/dL
9.2 g/dL
9.6 g/dL
14.0-18.0
27.8 %
3
7.5 10 /mm
3
Nilai Rujukan
30/01/15
28 %
3
15.2 10 /mm
3
27.8 %
3
6.6 10 /mm
3
27.8 %
3
11.7 10 /mm
3
40.0-54.0
3
12.0 10 /mm
3
4.0-10.0
380 10 /mm
149 10 /mm
147 10 /mm
223 10 /mm
147 10 /mm
367 10 /mm
304 10 /mm
305 10 /mm
150-400
3.1 gr/dl
3.1 gr/dl
3.1 gr/dl
3.1 gr/dl
3.1 gr/dl
3.1 gr/dl
3.1 gr/dl
3.1 gr/dl
6.6-8.7
1.4 gr/dl
1.2 gr/dl
1.8 gr/dl
1.5 gr/dl
1.9 gr/dl
2.0 gr/dl
1.7 gr/dl
1.8 gr/dl
3.5-5.0
1.3 gr/dl
1.3 gr/dl
1.3 gr/dl
1.3 gr/dl
1.3 gr/dl
1.3 gr/dl
1.3 gr/dl
1.3 gr/dl
1.5-5
124 mg/dl
124 mg/dl
124 mg/dl
124 mg/dl
124 mg/dl
124 mg/dl
124 mg/dl
124 mg/dl
200
437 mg/dl
437 mg/dl
437 mg/dl
437 mg/dl
437 mg/dl
437 mg/dl
437 mg/dl
437 mg/dl
200
140 mmol/l
141 mmol/l
140 mmol/l
140 mmol/l
140 mmol/l
140 mmol/l
140 mmol/l
140 mmol/l
136-145
3.5 mmol/l
2.8 mmol/l
3.5 mmol/l
3.5 mmol/l
3.9 mmol/l
3.5 mmol/l
3.5 mmol/l
3.5 mmol/l
3.5-5.1
117 mmol/l
113 mmol/l
117 mmol/l
117 mmol/l
118 mmol/l
117 mmol/l
117 mmol/l
117 mmol/l
97-111
40 mg/dl
40 mg/dl
40 mg/dl
40 mg/dl
66 mg/dl
40 mg/dl
40 mg/dl
40 mg/dl
10-50
0.70 mg/dl
0.70 mg/dl
0.70 mg/dl
0.70 mg/dl
0.78 mg/dl
0.70 mg/dl
0.70 mg/dl
0.70 mg/dl
11 gr/dl
11 gr/dl
11 gr/dl
11 gr/dl
11 gr/dl
11 gr/dl
11 gr/dl
11 gr/dl
L<3, P<1.1
Negatif
Kesan:
-
87
Hipoalbuminemia
Hypokalemia
Trombositopenia
Proteinuria
Hasil/Hari ke7
8
S D S D
100
60
110
70
100
60
90
70
90
70
100
70
100
Pemeriksan
BP
HR
RR
T
50
90
70
10
11
S D
100
60
100
70
90
60
12
13
Nilai Rujukan
14
90
60
100
60
100
60
120/80 mmHg
112
110
110
100
90
100
110
99
80
111
100
105
100
101
60-100x/mnt
26
26
28
30
24
30
23
24
26
28
28
26
28
28
18-23x/mnt
38,8
37,8
38,9
36,8
37,7
39,8
37,8
37,7
37,8
37,8
37,7
39,8
36,7
37,7
36,5-37,50C
88
RBC
5
4.7
4.03
3.43
3.66
1.5
RBC
HGB
12
10
8
6
4
2
0
11.3
11.2 11.2
9.6
9.6
9.2
9.6
HGB
HCT
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
36%
33%
28%
28%
HCT
89
WBC
16
14
12
10
8
6
4
2
0
15.2
10
15.2
11.7 12
11.6
7.5
6.6
WBC
PLT
400
350
300
250
200
150
100
50
0
380
367
304
305
223
149
147
147
PLT
ALBUMIN
2.5
2
1.5
1
1.9
1.8
1.4
1.5
2
1.7
1.8
1.2
ALBUMIN
0.5
0
90
Tekanan Darah
120
110
100
100
100
80
70
60
60
100 100
100 100
90 90
90
70 70 70
70
60
100 100
90 90
70
60
60 60 60 60
50
40
Sistolik
Diastolik
20
0
1
10 11 12 13 14
100
111
110
100
100
100
99
105
100 101
90
80
80
Nadi
60
Pernapasan
40
26 26 28 30 24 30 23 24 26 28 28 26 28 28
20
0
1
9 10 11 12 13 14
91
Temperatur
41
40
39.8
39
38.9
38.8
38
39.8
37.8
37.7
37
36.8
37.7
Suhu
36.7
36
35
1
10 11 12 13 14
Hasil
Nilai Rujukan
pH
7.430
7.35-7.45
pCO2
18.0 mmHg
SO2
97.8%
PO2
80.2 mmHg
80-100
HCO3
12.1 mmol/l
22-26
Kesan/Hasil: Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sempurna
Update: 06/02/2015
Hasil Radiologi
1. Foto Thorax PA/AP (06/02/15)
-
92
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Status Vital
TD
: 100/60 mmHg
RR
HR
: 112x/mnt
T
Status Neurologis
GCS
: E4 M6 V5
Derajat Kesadaran : Composmentis
Kualitas Kesadaran : Terorientasi
Pemeriksaan Nervus Cranialis
Nervus Cranialis
N.I
N.II
: 26x/mnt
: 38,8oC
Hasil Pemeriksaan
Masih bias mencium bau
Ketajaman (-)
Lapang pandang Ki/Ka (-)
Pupil isohor 0,25 mm
Gerakan bola mata (+)
Gerakan bola mata: A/B (+)
Motorik: Gerakan mengunyah (-)
Sensorik: (+) Ada reaksi
Ada lirikan bola mata
Klien tdk mampu melakukan,
menelan (-), pergerakan rahang (-)
Pendengaran Ka/Ki (+)
Tdk dapat dilakukan
Refleks Menelan (-)
Mengangkat bahu (+)
Pergerakan lidah (-)
N.III
N.IV
N.V
N.VI
N.VII
N.VIII
N.IX
N.X
NXI
N.XII
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Pemeriksaan Motorik
P:
5
5
5
5
5
5
5
K:
T:
93
Hasil Pemeriksaan
Refleks Superficial
Refleks Cahaya
Refleks Cornea
Refleks Abdominalis
Refleks Biseps
Refleks Triseps
KPR
APR
WR
Refleks Patologis
Jenis Refleks
Babinski
Hasil Pemeriksaan
Normal
Hoffman Tromner
Chaddock
Normal
Oppenheim
Normal
Gordon
Normal
94
ANALISA DATA
No
1.
2.
3.
Data
Masalah
Ketidakefektifan pola napas
DS:
- Klien mengatakan merasa sesak
napas.
DO:
- Dyspnea
- Menggunakan otot bantu napas
- Diaphoresis
- Gelisah
- Nampak anemis
- RR: 26x/mnt
- Hasil AGD: alkalosis respiratorik
terkompensasi sempurna
- Hasil foto thorax: efusi pleura sinistra
DS:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Keluarga mengatakan klien malas kebutuhan tubuh.
makan dan jika makan akan
dimuntahkan
DO:
- Anoreksia
- Mual, muntah
- Menolak untuk makan
- Membran mukosa kering dan
pecahpecah
- Tonus otot buruk/menurun
- Rambut rontok
Gizi buruk, hasil LILA: 12 cm/29.3
cm x 100% = 40% (Gizi kurang)
- Sulit menelan
- Candidiasis oral
- Hasil Lab: Hipoalbuminemia, anemia
normositik normokrom, Hb: 9.2gr/dl
DS:
Kekurangan volume cairan
- Keluarga mengatakan klien sering
haus
DO:
- Turgor kulit jelek, tonus otot
menurun
- Lidah nampak putih
- Candidiasis oral
- Membrane mukosa kering dan pecah95
4.
5.
DS:
DO:
DS:
-
DO:
-
6.
pecah
Kulit
kering
nampak
banyak
hematoma
Mual, muntah
Hipertermi, S: 38.80C
HR: 112x/mnt, RR: 26x/mnt, BP:
100/60 mmHg
Diaforesis
Kelemahan
Nampak anemis
Hasil Lab: Hipoalbuminemia
Hipertermia
Klien mengeluh demam
Kulit nampak merah
Suhu: 38.80C
RR: 26x/mnt
Dyspnea
Kulit teraba hangat
Kelemahan
Hambatan mobilitas fisik
Klien
mengatakan
sulit
menggerakkan badan sehingga perlu
dibantu oleh keluarga
Keterbatasan Tingkat 3
Kesulitan untuk berdiri atau bangun
Dyspnea saat beraktivitas
Tonus otot buruk/menurun
Otot atropi
Melambatnya pergerakan
Tirah baring
Kelemahan
5 5
Kekuatan:
5 5
Tonus:
DS:
Nyeri akut
- Klien mengeluh nyeri pada sendi dan
srotum
DO:
- Skala nyeri 4 VAS
- Meringis saat nyeri
- Tonus otot menurun
- Memegang daerah yang sakit
96
7.
8.
9.
10.
DS:
- Klien mengeluh luka pada scrotum
dan tangan lebam lebam bekas
suntikan
DO:
- Terdapat luka/ulkus pada scrotum
yang didapatkan sebelum masuk RS
- Hambatan mobilitas fisik
- Tirah baring
- Ukuran luka pxl= 7x5 cm
Faktor Resiko:
- Hasil lab: Leukositosis WBC:
11,7.103/ul
- Trombositopenia, PLT: 147.103/ul
- Hb: 9.2gr/dl anemia
- Sistemik lupus eritematous
- Gizi buruk
- Hambatan mobilitas fisik
- Kulit dan membrane mukosa kering
Faktor Resiko:
- Terdapat luka decubitus
- Hasil lab: Leukositosis WBC:
11,7.103/ul
- Trombositopenia, PLT: 147.103/ul
- Hb: 9.2gr/dl anemia
- Sistemik lupus eritematous
- Gizi buruk
DS:
- Klien mengatakan merasa malu
dengan kondisinya
DO:
- Menunjukkan ekspresi tidak berguna
dan pasrah dengan kondisinya saat ini
- Pasien terkadang menangis
- Gelisah
- Selalu menutup diri
- Jarang berbicara dengan orang lain.
Resiko Cedera
Resiko Infeksi
97
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Prioritas
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
98
B. Tahap Evaluasi
a. Hasil Survey
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa struktur manajemen yang dijalankan Lontara 1 Atas
Depan sebagian besar sudah baik (88.9%) yang berdasarkan atas
standarisasi rumah sakit international baik dari ketersediaan akomodasi,
administrasi, dan asuhan keperawatan dimana hal ini harus dipertahankan
namun masih terdapat beberapa kekurangan baik dari segi ketenagaan
(100%), alur penerimaan obat (66.7%), dan supervise (66.7%) yang perlu
untuk ditingkatkan demi kelangsungan pemberian pelayanan asuhan
keperawatan kepada pasien dan mengurangi beban kerja perawat dimana
diketahui bahwa Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo sudah bertaraf
international.
b. Penerapan MPKP
1. Role Play
Dijalankan sesuai dengan peran masing-masing selama 2 minggu.
2. Kasus Kelolaan
Masalah yang belum teratasi
-
Nutrisi kurang
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam meningkatkan kebutuhan nutrisi
pasien dan diit makanan yang dapat dikonsumsi oleh pasien.
HDR
Meningkatkan dan memberi semangat kepada pasien.
99
C. Refleksi Individu
REFLEKSI GERBONG MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Apa yang anda dapat ?
Selama praktek gerbong manajemen saya lewati sekitar 3 minggu
saya
mendapatkan
cukup
banyak
pelajaran
tentang
bagaimana
100
101
untuk
manajemen
berikutnya
penyeluhan
102
memberikan
waktu
di
sela-sela
kesibukan
untuk
membimbing mahasiswa.
103
104
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Praktek manajemen yang telah dilakukan selama 3 minggu di ruang
Lontara I Atas Depan (Interna) merupakan proses pembelajaran dan
pelaksanaan manajemen keperawatan dimana dari segi struktur maupun
pelayanannya telah berkembang sesuai dengan akreditasi yang telah diperoleh
sehingga ruangan ini sangat baik untuk dijadikan sebagai pengemban dalam
praktek manajemen selanjutnya.
B. Saran
1. Manajemen Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Sebaiknya rumah sakit lebih memperhatikan atau mengkoordinir struktur
serta ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di ruangan serta
kekurangan yang menjadi penghambat dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan sehingga hal ini dapat mengurangi beban kerja kepala ruangan
dalam menutupi masalah-masalah yang terjadi.
2. Manajemen Lontara 1 Atas Depan
Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan staf dalam
setiap pengambilan keputusan yang menyangkut tentang asuhan
keperawatan. Ruangan ini dapat dijadikan sebagai tempat pelaksanaan
praktek manajemen selanjutnya.
106
DAFTAR PUSTAKA
DepKesRI (2007), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th.
Ed,. Mosby-year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition.
Philadelphia : WB Saunders.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making
for Nurses (3rd ed). Philadelphia: Lippincot-Raven Publisher
Marquis,
B.L. dan
Management
Huston,
Roles
and
Functions in
107
LAMPIRAN
108