Anda di halaman 1dari 15

Cara Menghitung Tapak Ekologi Tapak Ekologi Indonesia

POSTED ON SEPTEMBER 10, 2013


deunelLo
Sumedang, 10 September 2013
Tulisan ini adalah tugas salah satu mata kuliah saya.. Hanya ingin berbagi :D
Tapak Ekologi dan Cara Menghitungnya
Tapak ekologi adalah sejumlah area yang terdiri dari lahan dan air yang produktif secara
biologi yang dibutuhkan oleh individu, populasi atau aktivitas tertentu untuk memproduksi
bahan konsumsi dan untuk mengolah limbahnya dengan teknologi dan management. Tapak
ekologi sering dinyatakan dalam satuan global hektar (gha) karena yang menjadi ruang
lingkup dalam tapak ekologi individu mencakup lahan atau laut dari seluruh dunia.
( sumber
:http://www.footprintnetwork.org/en/index.php/GFN/page/glossary/#Ecologicalfootprint )
Sebelum menghitung tapak ekologi, dibutuhkan asumsi. Asumsi yang umum digunakan
adalah :
1.

Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termasuk emisi) yang dihasilkan
dapat ditelusuri asal muasalnya (tracked).

2.

Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur dengan menggunakan
luasan bioproduktif untuk menjaga pasokan sumber daya dan absorpsi buangan.

3.

Luasan bioproduktif yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu
hektar global (gha). Setiap hektar global pada satu tahun mencerminkan bioproduktif yang
sama dan semua dapat dijumlahkan.

4.

4. Permintaan terhadap sumber daya alam disebut telapak ekologis (ecological


footprint/demand),dan dapat dibandingkan dengan biokapasitas (biocapacity/ supply )
dengan satuan hektar global (gha).

Luasan permintaan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area
supplied), jika permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk
menyediakannya. ( sumber : Calculation Methodology for the National Footprint Accounts,
2010 10 Edition Brad Ewing)
th

Metoda yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi adalah metoda yang
dikembangkan oleh Global Footprint Networt (GFN-USA). Dalam menghitung tapak ekoologi
ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor ekuivalensi dan faktor panen.

Faktor Ekuivalensi

Faktor ini merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan tapak ekologi dari
lahan yang berbeda-beda. Agar ini dapat dikombinasikan maka dibutuhkan koefisien untuk
menyamakannya. Dengan kata lain, ini dipakai untuk mengkonversi satuan lokal lahan
tertentu menjadi satuan yang universal, yaitu hektar global (gha). Faktor penyama telah
ditentukan oleh Global Footprint Network (GFN) untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu: lahan
pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33),
lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan karbon/lahan yang diperlukan untuk
mengabsorsi CO2 yang bersumber dari bahan bakar fosil (1,33).

Faktor Panen

Faktor panen menggambarkan perbandingan antara luasan lahan bioproduktif di suatu


wilayah dengan luasan lahan bioproduktif yang sama di wilayah yang lain untuk tiap
komoditas yang sama. Faktor ini juga menggambarkan kemampuan suatu populasi untuk
menyertakan penguasaan teknologi dan manajemen dalam pengelolaan lahan. Setiap
wilayah memiliki faktor panen masingmasing dan dihitung per tahun.
( Sumber :http://penataanruang.net )

Telapak ekologis menggambarkan kebutuhan barang dan jasa yang diperlukan oleh
manusia dari alam yang dicerminkan dalam konsumsi bersih (net consumption) dari produk
produk yang dikategorikan seperti produk pertanian, produk peternakan, produk kehutanan,
produk perikanan, keperluan ruang dan lahan, serta konsumsi energi. Konsumsi bersih
merupakan konsumsi aktual yang dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan (eksporimpor).

Perhitungan konsumsi aktual akan menambahkan barang yang diimpor dan mengurangi
barang yang diekspor yang dinyatakan dengan persamaan berikut:

Konsumsi Bersih/Total (ton) = Produksi Lokal (ton) + Impor (ton) Ekspor (ton)

Telapak Ekologis(TE/EF) untuk semua kategori lahan dihitung dengan menggunakan


persamaan:

EF = ( P x YF x EQF ) / YN

Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);

P = jumlah produk dipanen atau limbah yang dihasilkan;


YN = produktivitas nasional ratarata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor ekivalensi untuk kategori lahan dimaksud).

Telah tersedia di internet kalkulator ekologi. Dalam web tersebut, dikeluarkan pertanyaan
pertanyaan tentag pola makan, kebiasaan perjalanan atau transportasi yang digunakan, stuf
yang kita miliki, dan tentang rumah seperti kondisi rumah, jumlah urang yang ada di rumah,
sumber energi yang ada di rumah,(sumber :http://footprint.wwf.org.uk/questionnaires )

Tapak Ekologi Indonesia dan Maknanya

Menurut data yang diperoleh


dari http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_ecological_footprint , nilai tapak ekologi
Indonesia adalah 1,21 gha/ orang dan biokapasitasnya 1,35 gha/orang. Arti dari nila ini
adalah rata-rata setiap individu yang ada di Indonesia membutuhkan lahan produktif seluas
1,21 hektar yang didalamnya juga terdapat air yang dapat digunakan manusia untuk
memproduksi sesuatu yang berguna untuk kebutuhan hidupnya serta unruk mengolah
limbahnya sendiri. Nilai ini didapat dengan pendekatan dan rumus yang sudah dijelaskan
diatas. Hal ini juga telah mempertingkan pola-pola tingkah laku manusia yang ada di
Indonesia baik di bidang makanan, tempat tinggal, emisi karbon, energi yang dipakai dan
yang diperbaharui, tingkah laku manusia terhadap air, pola tingkah laku terhadap barangbarang yang ada di lingkungannya, dll.

Amerika memiliki nilai tapak ekologi semesar 9.7 gha/orang , eropa sebesar 4.7 gha/orang,
china 1.6 gha/orang, India 0.8 gha/orang , dan Jepang 4.8 gha/orang ( sumber : Miller Jr.,
G.T. & S.E. Spoolman. Living in the Environment. 17 Edition. Brooks/Cole: Belmont, CA,
USA. 2012 ).
th.

Normalnya, nilai tapak ekologi maksimal yang masih diizinkan agar bumi bekerja secara
normal adalah 1 gha/ orang. Dengan nilai 1 gha/orang maka dibutuhkan 1 bumi untuk

melakukan produksi dan memanfaatkan hasilnya tanpa menghabiskan modal alam.


Berdasarkan data diatas, India termasuk Negara yang nilai tapak ekologinya bagus.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Miller dalam bukunya, bahwa perubahan budaya yang
semakn canggih dapat memperbesar nilai tapak ekologi. Hal ini sesuai dengan data yang
ada jika dibandingkan dengan kebudayaan yang ada di Negara-negara tersebut.

Jika dibandingka dengan Negara maju lainnya, nilai tapak ekologi Indonesia masih relatif
kecil tetapi sudah melebihi nilai maksimal untuk keoptimalan fungsi kerja bumi.
Berdaasarkan kalkulator tapak ekologi , dapat dikatakan bahwa nilai tapak ekologi akan
semakin tinggi jika teknologi di suatu Negara tinggi pula, karena ini akan merubah kebiasaan
masyarakatnya sehingga masyarakatnya membutuhkan lahan yang sangat luas untuk
kehidupannya serta untuk mengolah limbahnya sendiri.

Ecological Footpirnt (Tapak Ekologi)


Kuliah pasti tidak akan jauh dari tugas, kali ini saya akan membagi tugas kuliah pengetahuan
lingkungan mengenai tapak ekologi yang mungkin juga ada yang sedang mencari bahan tersebut.
Bahannya yaitu sebagai berikut :

Ecological Footprint atau tapak ekologi merupakan sejumlah area yang terdiri dari lahan dan air yang
produktif secara biologi yang dibutuhkan oleh individu, populasi, atau aktivitas tertentu untuk
memproduksi bahan konsumsi dan untuk mengolah limbahnya dengan teknologi dan manajemennya.
Secara singkat tapak ekologi juga dapat didefinisikan sebagai alat ukur yang mengkaji tingkat
konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Tapak ekologi sering dinyatakan dalam
satuan global hektar (gha) karena yang menjadi runag lingkup dalam tapak ekologi individu
mencakup lahan atau laut dari seluruh dunia.
Dengan cara membandingkan tapak ekologi hasil perhitungan dengan ketersediaan kapasitas
biologis bumi, maka dapat ditentukan apakah pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan
energi dapat dilanjutkan atau tidak. Dengan adanya ecological footprint sebagai alat ukur ini, maka
dapat dijadikan sebagai indikator apakah pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh
manusia mengakibatkan penurunan kualitas ekologi atau tidak, sehingga keseimbangan alam dapat
lebih terjaga. Pada perhitungan tapak ekologi ini, terlebih dahulu dibutuhkannya asumsi-asumsi.
Asumsi yang umum digunakan yaitu.
Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termsuk emisi) yang dihasilkan dapat
ditelusuri asal mulanya (tracked).

Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur dengan menggunakan luasan
bioproduktifitas untuk menjaga pasokan sumber daya dan absorbsi buangan.

Luasan bioproduktifitas yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu
hektar global (gha). Setiap hektar global pada satu tahun mencerminkan bioproduktifitas yang sama
dan semua dapat dijumlahkan.

Permintaan terhadap sumber daya alam disebut tapak ekologis (ecological footprint), dan
dapat dibandingakan dengan biokapasitas (biocapacity) dengan satuan hektar global (gha).
Luasan perminataan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area supply), jika
permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk menyediakannya, maka
dalam hal ini akan terjadi defisit. ( sumber : Calculation Methodology for the National Footprint
Accounts, 2010 10th Edition Brad Ewing)
Metode yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi selama ini merupakan merode yang
dikembangkan oleh Global Footprint Network (GFN-USA). Dalam menghitung tapak ekologi, ada 2
faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor ekuivalen dan faktor panen.

1.
Faktor Ekuivalen : merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan tapak
ekologi dari lahan yang berbeda-beda. Satuan universal yang digunakan yaitu hektar global (gha).
Dimana faktor ekuivalen yang telah ditentukan oleh GFN yaitu untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu:
lahan pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33),
lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan karbon/lahan yang diperlukan untuk mengabsorsi CO2
yang bersumber dari bahan bakar fosil (1,33).
2.
Faktor Panen : faktor ini menggambarkan perbandingan antara luasan lahan bioproduktif di
suatu wilayah dengan luasan lahan produktif yang sama di wilayah lain untuk tiap komoditas yang
sama.
Perhitungan tapak ekologi yang diumpamakan sebagai perhitungan konsumsi diamkan akan
menambah barang yang diimpor dan akan mengurangi barang yang diekspor, dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Konsumsi Bersih/Total (ton) = Produksi Lokal (ton) + Impor (ton) Ekspor (ton)
Telapak Ekologis(TE/EF) untuk semua kategori lahan dihitung dengan menggunakan persamaan:
EF = ( P x YF x EQF ) / YN

Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);
P = jumlah produk dipanen atau limbah yang dihasilkan;
YN = produktivitas nasional ratarata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor ekivalensi untuk kategori lahan dimaksud).
Menurut data yang diperoleh dari wikipedia :
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_ecological_footprint
nilai tapak ekologi indonesia yaitu sebesar 1,21 gha/orang sedangkan biokapasitasnya yaitu 1,35
gha/orang. Hal ini mempunyai arti bahwa rata-rata setiap individu yang ada di Indonesia
membutuhkan lahan produktif seluas 1,21 hektar yang didalamnya juga terdapat air yang dapat
digunakan manusia untuk memproduksi sesuatu yang berguna untuk kebutuhan hidupnya serta untuk
mengolah limbahnya sendiri. Sedangkan nilai tapak ekologi yang ada pada negara lain yaitu Amerika
memiliki nilai tapak ekologi sebesar 9,7 gha/orang, Eropa sebesar 4,7 gha/orang, China
1,6gha/orang, India sebesar 0,8 gha/orang, dan jepang sebesar 4,8gha/orang ( sumber : Miller Jr.,
G.T. & S.E. Spoolman. Living in the Environment. 17th.Edition. Brooks/Cole: Belmont, CA, USA.
2012 ).
Jika dua faktor yang dijelaskan sebelumnya merupakan faktor yang digunakan untuk menghitung
tapak ekologi secara umum, maka untuk menghitung suatu tapak ekologi per individu, juga terdapat
faktor yang menjadi aspek untuk menentukan berapa besar tapak ekologi per individu. Faktor-faktor
tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut.
Transportasi : metode atau kendaraan apa yang digunakan dalam bepergian, apakah
menggunakan motor, mobil, ataukah berjalan kaki.
Penggunaan air : menunjukkan seberapa banyak air yang digunakan setiap harinya, dan
lama penggunaan air bersih.

Berpakaian : menunjukkan berapa pakaian yang digunakan setiap harinya.

Rekreasi : menunjukkan kegiatan refreshing yang dilakukan perminggu ke tempat rekreasi.

Makanan : menunjukkan berapa banyak makanan yang dikonsumsi dengan menu 4 sehat 5
sempurna.

Sampah : menunjukkan metode pembuangan sampah yang dilakukan, dan berapa banyak
sampah yang dihasilkan dalam sehari.

Ruang/tempat tinggal : menunjukkan seberapa luas tanah dan ruangan yang


digunakan untuk individu dan keluarganya tinggal.

TUGAS

ETIKA & NILAI LINGKUNGAN


"JEJAK KAKI EKOLOGIS"
(ECOLOGICAL FOOTPRINT)

NAMA
NIM

: HASNIYATI
: 12.13101.00.06
DOSEN PEMBIMBING
PROF. SUPLI EFFENDI RAHIM

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA


PALEMBANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah pendekatan yang baru-baru ini populer dengan Ecological Footprintmenjadi alat
ukur yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep
"jejak kaki ekologis" (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh William
Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).
Ecological Footprint mengukur permintaan penduduk atas alam dalam satuan metric yaitu
area global biokapasitas. Dengan membandingkan Ecological Footprintdengan ketersediaan
kapasitas biologis bumi, analisis Ecological Footprintmenyarankan apakah pemanfaatan
lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan energy itu dapat dilanjutkan.
Pada 2001 kapasitas lahan kehidupan (biocapacity) bumi hanyalah 11.3 miliar global
hektare, yang hanya merupakan seperempat permukaan bumi atau hanya memberi jatah
paling tinggi 1,8 gha per orang. Adapun WWF (2005) pernah menghitung bahwa rata-rata per
kapita jejak ekologi per orang di bumi adalah 2,2 gha, artinya selama ini, secara rata-rata
penduduk bumi mengalami defisit 0,4 gha.

Rata-rata jejak ekologi tertinggi per kapita penduduk Amerika Serikat (9,5 gha), Inggris
(5,45 gha), dan (Swiss 4 gha), sedangkan Indonesia diperkirakan rata-rata 1,2 gha. Adapun
jejak ekologi terendah adalah Bangladesh, dengan rata-rata 0,5 gha. Pendekatan ini
menunjukkan bahwa semakin kaya suatu negara dan bangsa, semakin besar jejak ekologi
mereka dalam menguras sumber daya di bumi. Dengan demikian, kapasitas yang diperlukan
dengan gaya hidup negara-negara maju jauh lebih boros, sehingga untuk bangsa Amerika
guna memenuhi gaya hidup mereka diperlukan 9,5 planet setara dengan bumi, sedangkan
warga Inggris memerlukan lima planet dan pola jejak ekologi rakyat Swiss memerlukan
empat planet lagi. Jadi gaya hidup mereka di negara-negara kayalah yang menjadi penekan
kemampuan bumi dalam menyediakan suplai sumber daya alam.
B. Tujuan
-

Untuk mengetahui gambaran dan metode pengukuran jejak ekologis penulis dalam satu
tahun.
Memberikan gambaran kebutuhan lahan perorang pertahun berdasarkan kriteria di
Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekological Footprint
1. Pengertian

Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam
mengukur penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi
manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam
hektar. Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui
apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa
besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis
dalam satuan luasan hektar (ha).
2. Konsep Ecologi footprint

Tapak ekologi (Ecological Footprint) adalah konsep untuk mencermati pengaruh manusia terhadap
cadangan dan daya dukung bumi

Memahami tapak ekologi memungkinkan untuk melihat seberapa besar kekayaan alam (renewable)

yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh konsumsi manusia terhadap ketersediaannya
Tapak ekologi atau ecological footprint adalah perangkat analisis untuk mengukur dan
mengomunikasikan dampak pemanfaatan sumber daya pada lingkungan.

Komponen yang dianalisis dalam tapak ekologi adalah penggunaan energy langsung.
-

material dan limbah

pangan

transport personal

air

bangunan

3. Perilaku konsumen
Jika manusia (secara keseluruhan, kaya ataupun miskin) menjadi tertuduh atas
penyebab kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, apa yang bisa dilakukan. Sekarang ini
target yang dilakukan oleh para pembela lingkungan adalah bagaimana sesegera mungkin
orang dapat mengubah pola gaya hidup dan perilaku.
Ada empat faktor yang diperkirakan dapat menentukan perubahan bagi perilaku
manusia, baik secara individual maupun kolektif yaitu :
a. Nilai-nilai moral dan budaya didalamnya termasuk nilai keagamaan yang mengkristal.
Dengan keyakinan, seseorang akan terdorong untuk tidak cenderung merusak atau melakukan
sesuatu berlebih-lebihan. Misalnya agama sangat menganjurkan manusia tidak berlaku boros
dan bertindak mubazir. Di lain pihak, budaya pula yang dapat mendorong atau menahan
seseorang berperilaku konsumtif dan hedonis.

b. Pendidikan, yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas seseorang, baik individu


maupun kolektif, dalam menyikapi dan mengubah diri untuk mendukung gaya hidup yang
lebih ramah lingkungan.
c. Perundang-undangan atau aturan dan tata kerja yang jelas, yang mendorong manusia tidak
akan secara sembrono menguras sumber daya alam. Kealpaan dalam menerapkan sistem legal
ini sangat krusial dan pernah terjadi di Indonesia, sehingga tidak ada ketentuan dan
pembatasan kepemilikan hak pengusahaan hutan. Seorang taipan pernah diperbolehkan
menguasai konsesi hingga 5 juta hektare dan berhasil mempercepat pengurasan sumber daya
kemudian menimbulkan kerugian negara.
d. Harga pasar, yang mendorong seseorang bergerak mengeksploitasi sumber daya guna
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Contoh yang baik sekarang ini tengah terjadi.
Ketika crude palm oilmeninggi, animo dan nafsu para investor serta pelaku bisnis akan lebih
agresif guna membuka kebun-kebun sawit baru, sehingga mereka harus menggusur hutanhutan alam yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi jangka panjang serta bermanfaat di
masa yang akan datang.
Lebih dari itu, sesungguhnya pasar juga bisa memberikan peluang dan dapat mendorong
perilaku konsumennya agar bertindak ramah lingkungan. Gerakan inilah yang dilakukan oleh
Wal Mart, misalnya, dengan cara hanya menjual bola listrik hemat energi. Retailer yang
memiliki 100 juta pelanggan ini mendorong konsumennya agar mengganti bola lampu
berkekuatan 60 watt dengan lampu fluorescent yang berkekuatan 13 watt (karena daya terang
yang sama). Walaupun lampu ini lebih mahal (Rp 20-30 ribu per buah), bola ini mampu
bertahan 8-12 lebih lama dibanding lampu biasa.
Jika dihitung, lampu hemat energi ini mampu menghemat sekitar Rp 300 ribu sepanjang
pemakaian dibanding bila menggunakan lampu biasa. Retail raksasa Amerika ini juga
menghitung, satu bola lampu fluorescent akan menghemat setengah ton gas rumah kaca yang
akan dilepaskan ke udara. Perhitungan lebih lanjut adalah perubahan perilaku konsumen
tersebut dapat mengefisienkan 10 juta ton batu bara yang dibakar dari pembangkit listrik dan
mencegah 20,5 juta ton gas rumah kaca yang terbuang atau sama dengan pencegahan
penggunaan 700 ribu mobil yang membuang gas rumah kaca ke udara.
Penghitungan ekologi Footprint selalu didasarkan dengan lima asumsi (venetoulis dan
thalberth, 2005) sebagai berikut :
1. Sangat mungkin menelusuri jejak hampir seluruh sumber daya yang dikonsumsi orang dan
limbah yang dihasilkannya. Informasi ini dapat ditemukan di kantor statistic.
2. Hampir semua sumber daya dan aliran limbah dapat dikonfersi menjadi area produktif
biologis yang dibutuhkan untuk memelihara aliran tersebut.
3. Perbedaan area dapat diekspresikan dalam satu unit yang sama (hektar atau are)yang disebur
dengan skala proporsional produktivitas biomassa.
4. Sesudah setiap ukuran lahan distandarisasi yang menunjukan jumlah yang sama dari
produktivitas biomassa, maka dapat ditambah dengan jumlah permintaan yang ditunjuk oleh
manusia.

5. Area bagi total untuk permintaan manusia ini dapat dibandingkan dengan jasa ekologis yang
ditawarkan alam, saat itulah kita dapat menaksir area produktif diatas planet.

1.
2.
3.
4.
5.

Rincian asumsi untuk menetapkan kebutuhan lahan perorang adalah :


Kebutuhan pangan adalah berdasarkan 4 sehat 5 sempurna
Kebutuhan papan digunakan standart T 76 perumahan dept. PU :90 m2 untuk keluarga terdiri
dari 3 orang atau 20-30 m2 per orang.
Kebutuhan transfortasi setara 120 kg beras /tahun
Kebutuhan energi setara 120 kg beras / tahun
Kebutuhan untuk daur ulang (air, CO2, limbah/sampah lainnya) setara dengan 120 liter
air/hari untuk kemampuan hutan mendaur ulang air 0.3 liter air untuk setiap 1 liter dengan
tinggi curah hujan rata-rata 2000-2500 mm dan 56 kg CO2 perhektar hutan serta
keanekaragaman hayati.
Manusia hidup butuh PANGAN yang didapatkan dari proses BUDIDAYA TANAMAN, yang
butuh lahan yang luas. Luasan lahan pertanian di Indonesia saat ini mengalami penciutan
akibat perubahan fungsi.
Daya dukung bumi (earth carrying capacity) secara spasial berhubungan dengan ketersediaan
lahan dimana suatu komunitas tinggal. Konsep kapasitas daya dukung bumi tersebut
mengukur besaran maksimum populasi yang mampu ditopang secara berkelanjutan oleh
luasan area tertentu di bumi.

BAB III
PEMBAHASAN
Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur
penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia
dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.
Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa
besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis
dalam satuan luasan hektar (ha).

Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan
menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Dari pernyataan diatas dapat saya jabarkan jejak ekologi hasil dari lembar kerja yang
telah saya isi sebagai perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya
dan bagaimana pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau meluas.
a.

Transportasi
Saya setiap hari pergi dan pulang ke kantor juga untuk bepergian bersama keluarga
menggunakan kendaraan pribadi baik menggunakan motor atau mobil.

b.

Penggunaan Air
Saya mandi setiap hari 2 kali sehari, setiap mandi sekitar 10 menit menggunakan air bersih
yang berada di bak mandi dengan menggunakan timba air.

c.

Berpakain
Saya menggunakan pakaian sekali sehari, namun kadang- kadang pakaian yang telah saya
pakai tetapi hanya sebentar, besoknya saya pakai kembali.

d.

Rekreasi
Saya melakukan kegiatan olahraga 1x seminggu dan saya dan keluarga juga pergi rekreasi
jalan jalan ke tempat rekreasi.

e.

Makanan
Saya makan setiap hari pada umumnya makan makanan seperti sayur mayur, lauk pauk dan
buah-buahan dari produk lokal yang dimasak sendiri dan kadang-kadang beli di rumah
makan. Saya juga berusaha untuk menghabiskan makanan yang saya makan, walau kadangkadang masih tersisa sedikit kalau sedang tidak nafsu makan.

f.

Sampah
Saya membuang sampah dikotak sampah yang tersedia, dimana sampah pribadi saya sekitar
hanya sekotak sepatu saja.

g.

Ruang Tinggal
Rumah sebagai ruang tinggal saya digunakan oleh saya dan keluarga, begitu pula dikantor,
saya dan teman-teman kantor menggunakan satu ruangan.

Jejak Ekologiku
Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan
menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Lembar kerja berikut adalah perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi
saya dan bagaiman pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau
meluas.
Menghitung Seberapa Besar Jejak Ekologiku.
A. Transportasi
1. Dengan apa anda bepergian hari ini?
a) Berjalan..0
b) Bersepeda..5
c) Dengan Angkutan Umum. 10
d) Menumpang.....15
e) Kendaraan Pribadi . 2 x 30
(Kalikan setiap skor dengan berapa sering metode tsb dipakai dalam satu hari dan kemudian
di total.)
Nilaiku 30
Sub-Total: 60
B. Penggunaan Air
1. Seberapa banyak air yang digunakan?
a) Tidak mandi.0
b) Mandi, 1-2 menit. .5
c) Mandi, 3-6 menit..10
d) Mandi, 10 menit .2x 20
e) Mandi dengan air satu bath tub penuh.20
f) Mandi dengan air setengah bath tub.10

g) Mandi dengan air bekas orang lain.10


h) Menggosok gigi dg air kran tetap mengucur.5
i) Mencukur kumis/jenggot dengan air kran tetap mengucur.5
Nilaiku 20
Sub-Total: 40
C. Berpakaian
1. Saya menggunakan pakaian lebih dari sekali sebelum di cuci?
a) Sering.0
b) Kadang-kadang.2x 5
c) Tidak pernah.10
2. Saya menggunakan pakaian bekas (yg diperbaiki)
a) iya.(-5) b) tidak.0
3. Saya memperbaiki baju saya sendiri?
a) ya.(-5) b) Tidak.0
3. 50% dari baju saya adalah baju turunan?
a) ya.(-5) b) tidak.0
4. Saya membersihkan dan mengeringkan baju?
a) none.0 b) 1-5 lembar.10 c) lebih dari 6 lembar.20
Nilaiku 15
Sub-total: 20
D. Rekreasi
Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana aku terlibat, pada hari biasa di waktu
senjang.
1. Seberapa banyak peralatan yg diperlukan ?
a) tidak ada atau sedikit..0 b) beberapa.1x 10 c) cukup banyak.20
2. Seberapa luas lahan yg dibutuhkan untuk bermain di lapangan, dataran es, kolam renang,
untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anda?
a) tidak ada atau sedikit.0 b) sedang (<1 hektar) 1x 10 c) cukup besar (>hektar)20
(Lihat tabel konversi pada akhir kuis untuk bantuan)
3. Saya menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian, baju, peralatan olahraga)?
a) Tidak ada.0 b)$55 c)$1010 c)$10+1 pt. per dollar
Nilaiku 20
Sub-Total: 20
E. Makanan
1. Berapa porsi daging yang dimakan sehari?
a) 0.0 b) 1 porsi.1x 10 c) 2 porsi.20 d) 3 porsi.30
2. Seberapa banyak makan bersisa di piring?
a) tidak ada1x 0 b) sedikit.5 c) cukup banyak.10

3. Saya mengkonsumsi campuran sisa sayur dan buah?


a) ya.0
b) tidak.1x 10
4. Makanan yg saya makan adalah makanan lokal?
a) semuanya.0
b) beberapa...1x 10 c) tidak ada.20
5. Makanan yg saya makan adalah produk organik?
a) semuanya.0
b) beberapa..1x 10 c) tidak ada.20
6. Makanan yg dikonsumsi dibunkus plastik/kertas?
a) Tidak.0
b) beberapa.1x 10
c) Semuanya.20
Nilaiku 35
Sub-Total: 35
F. Sampah
1. Jika saya membuang seluruh sampah pada hari ini, seberapa besar penampungan
sampahnya?
a) peti kayu.30
b) kotak sepatu.1x 20
c) secangkir.5
d) tidak ada sampah.0
Nilaiku 20
Sub-Total: 20
Add Sub-Totals of A-F = Total 1: 195
Adapun total sub nilaiku untuk A-F (Total 1) = 195
G. Ruang Tinggal
1. Hitung dalam satuan meter persegi ruang indoor yang diperlukah dlm keseharian.
Termasuk semua ruangan di rumah (termasuk garasi), sekolah (kantin, kelas), kantor (ruang
kantor pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total ruangan dg jumlah orang di dalamnya.
Contoh:
Living Space Averages
Educ. Space/Per Student
Ave. Dorrm Space 25 sq m Classroom & Lab 30 sq m
Ave. Apt. space - 35 sq m Administration - 3 sq m
Other
- 5 sq m
Add up a-d for Total Square Meters.
(1 sq. meter = 10 sq. feet)
a) Home sq. meters = 240
divided by # of people = 40
Sq meters
b) School sq. meters = __________________
divided by # of people = __________________ Sq meters
c) Office sq. meters = 100

divided by # of people = 2
Sq meters
d) other sq. meters = __________________
divided by # of people = __________________ Sq meters
Nilaiku untuk Total 2 = 42
Total 2: 42
TOTAL KESELURUHAN= (Total 1 + Total 2) X 3
( 195+42) x 3 = 237 x 3 = 711
Saya telah menghitung total dari tiga tipikal keseharianku. Sekarang total keseluruhan
tersebut menjadi jejak ekologis pribadiku, menggunakan rumus dibawah:
Total keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis anda dalam satuan hektar
JADI JEJAK EKOLOGIS PRIBADI = 7,11 HEKTAR

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui
apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Jejak ekologis pribadiku sebesar 7,11 Hektar.

Anda mungkin juga menyukai