Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termasuk emisi) yang dihasilkan
dapat ditelusuri asal muasalnya (tracked).
2.
Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur dengan menggunakan
luasan bioproduktif untuk menjaga pasokan sumber daya dan absorpsi buangan.
3.
Luasan bioproduktif yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu
hektar global (gha). Setiap hektar global pada satu tahun mencerminkan bioproduktif yang
sama dan semua dapat dijumlahkan.
4.
Luasan permintaan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area
supplied), jika permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk
menyediakannya. ( sumber : Calculation Methodology for the National Footprint Accounts,
2010 10 Edition Brad Ewing)
th
Metoda yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi adalah metoda yang
dikembangkan oleh Global Footprint Networt (GFN-USA). Dalam menghitung tapak ekoologi
ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor ekuivalensi dan faktor panen.
Faktor Ekuivalensi
Faktor ini merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan tapak ekologi dari
lahan yang berbeda-beda. Agar ini dapat dikombinasikan maka dibutuhkan koefisien untuk
menyamakannya. Dengan kata lain, ini dipakai untuk mengkonversi satuan lokal lahan
tertentu menjadi satuan yang universal, yaitu hektar global (gha). Faktor penyama telah
ditentukan oleh Global Footprint Network (GFN) untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu: lahan
pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33),
lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan karbon/lahan yang diperlukan untuk
mengabsorsi CO2 yang bersumber dari bahan bakar fosil (1,33).
Faktor Panen
Telapak ekologis menggambarkan kebutuhan barang dan jasa yang diperlukan oleh
manusia dari alam yang dicerminkan dalam konsumsi bersih (net consumption) dari produk
produk yang dikategorikan seperti produk pertanian, produk peternakan, produk kehutanan,
produk perikanan, keperluan ruang dan lahan, serta konsumsi energi. Konsumsi bersih
merupakan konsumsi aktual yang dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan (eksporimpor).
Perhitungan konsumsi aktual akan menambahkan barang yang diimpor dan mengurangi
barang yang diekspor yang dinyatakan dengan persamaan berikut:
Konsumsi Bersih/Total (ton) = Produksi Lokal (ton) + Impor (ton) Ekspor (ton)
EF = ( P x YF x EQF ) / YN
Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);
Telah tersedia di internet kalkulator ekologi. Dalam web tersebut, dikeluarkan pertanyaan
pertanyaan tentag pola makan, kebiasaan perjalanan atau transportasi yang digunakan, stuf
yang kita miliki, dan tentang rumah seperti kondisi rumah, jumlah urang yang ada di rumah,
sumber energi yang ada di rumah,(sumber :http://footprint.wwf.org.uk/questionnaires )
Amerika memiliki nilai tapak ekologi semesar 9.7 gha/orang , eropa sebesar 4.7 gha/orang,
china 1.6 gha/orang, India 0.8 gha/orang , dan Jepang 4.8 gha/orang ( sumber : Miller Jr.,
G.T. & S.E. Spoolman. Living in the Environment. 17 Edition. Brooks/Cole: Belmont, CA,
USA. 2012 ).
th.
Normalnya, nilai tapak ekologi maksimal yang masih diizinkan agar bumi bekerja secara
normal adalah 1 gha/ orang. Dengan nilai 1 gha/orang maka dibutuhkan 1 bumi untuk
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Miller dalam bukunya, bahwa perubahan budaya yang
semakn canggih dapat memperbesar nilai tapak ekologi. Hal ini sesuai dengan data yang
ada jika dibandingkan dengan kebudayaan yang ada di Negara-negara tersebut.
Jika dibandingka dengan Negara maju lainnya, nilai tapak ekologi Indonesia masih relatif
kecil tetapi sudah melebihi nilai maksimal untuk keoptimalan fungsi kerja bumi.
Berdaasarkan kalkulator tapak ekologi , dapat dikatakan bahwa nilai tapak ekologi akan
semakin tinggi jika teknologi di suatu Negara tinggi pula, karena ini akan merubah kebiasaan
masyarakatnya sehingga masyarakatnya membutuhkan lahan yang sangat luas untuk
kehidupannya serta untuk mengolah limbahnya sendiri.
Ecological Footprint atau tapak ekologi merupakan sejumlah area yang terdiri dari lahan dan air yang
produktif secara biologi yang dibutuhkan oleh individu, populasi, atau aktivitas tertentu untuk
memproduksi bahan konsumsi dan untuk mengolah limbahnya dengan teknologi dan manajemennya.
Secara singkat tapak ekologi juga dapat didefinisikan sebagai alat ukur yang mengkaji tingkat
konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Tapak ekologi sering dinyatakan dalam
satuan global hektar (gha) karena yang menjadi runag lingkup dalam tapak ekologi individu
mencakup lahan atau laut dari seluruh dunia.
Dengan cara membandingkan tapak ekologi hasil perhitungan dengan ketersediaan kapasitas
biologis bumi, maka dapat ditentukan apakah pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan
energi dapat dilanjutkan atau tidak. Dengan adanya ecological footprint sebagai alat ukur ini, maka
dapat dijadikan sebagai indikator apakah pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh
manusia mengakibatkan penurunan kualitas ekologi atau tidak, sehingga keseimbangan alam dapat
lebih terjaga. Pada perhitungan tapak ekologi ini, terlebih dahulu dibutuhkannya asumsi-asumsi.
Asumsi yang umum digunakan yaitu.
Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termsuk emisi) yang dihasilkan dapat
ditelusuri asal mulanya (tracked).
Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur dengan menggunakan luasan
bioproduktifitas untuk menjaga pasokan sumber daya dan absorbsi buangan.
Luasan bioproduktifitas yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu
hektar global (gha). Setiap hektar global pada satu tahun mencerminkan bioproduktifitas yang sama
dan semua dapat dijumlahkan.
Permintaan terhadap sumber daya alam disebut tapak ekologis (ecological footprint), dan
dapat dibandingakan dengan biokapasitas (biocapacity) dengan satuan hektar global (gha).
Luasan perminataan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area supply), jika
permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk menyediakannya, maka
dalam hal ini akan terjadi defisit. ( sumber : Calculation Methodology for the National Footprint
Accounts, 2010 10th Edition Brad Ewing)
Metode yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi selama ini merupakan merode yang
dikembangkan oleh Global Footprint Network (GFN-USA). Dalam menghitung tapak ekologi, ada 2
faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor ekuivalen dan faktor panen.
1.
Faktor Ekuivalen : merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan tapak
ekologi dari lahan yang berbeda-beda. Satuan universal yang digunakan yaitu hektar global (gha).
Dimana faktor ekuivalen yang telah ditentukan oleh GFN yaitu untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu:
lahan pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33),
lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan karbon/lahan yang diperlukan untuk mengabsorsi CO2
yang bersumber dari bahan bakar fosil (1,33).
2.
Faktor Panen : faktor ini menggambarkan perbandingan antara luasan lahan bioproduktif di
suatu wilayah dengan luasan lahan produktif yang sama di wilayah lain untuk tiap komoditas yang
sama.
Perhitungan tapak ekologi yang diumpamakan sebagai perhitungan konsumsi diamkan akan
menambah barang yang diimpor dan akan mengurangi barang yang diekspor, dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Konsumsi Bersih/Total (ton) = Produksi Lokal (ton) + Impor (ton) Ekspor (ton)
Telapak Ekologis(TE/EF) untuk semua kategori lahan dihitung dengan menggunakan persamaan:
EF = ( P x YF x EQF ) / YN
Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);
P = jumlah produk dipanen atau limbah yang dihasilkan;
YN = produktivitas nasional ratarata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor ekivalensi untuk kategori lahan dimaksud).
Menurut data yang diperoleh dari wikipedia :
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_ecological_footprint
nilai tapak ekologi indonesia yaitu sebesar 1,21 gha/orang sedangkan biokapasitasnya yaitu 1,35
gha/orang. Hal ini mempunyai arti bahwa rata-rata setiap individu yang ada di Indonesia
membutuhkan lahan produktif seluas 1,21 hektar yang didalamnya juga terdapat air yang dapat
digunakan manusia untuk memproduksi sesuatu yang berguna untuk kebutuhan hidupnya serta untuk
mengolah limbahnya sendiri. Sedangkan nilai tapak ekologi yang ada pada negara lain yaitu Amerika
memiliki nilai tapak ekologi sebesar 9,7 gha/orang, Eropa sebesar 4,7 gha/orang, China
1,6gha/orang, India sebesar 0,8 gha/orang, dan jepang sebesar 4,8gha/orang ( sumber : Miller Jr.,
G.T. & S.E. Spoolman. Living in the Environment. 17th.Edition. Brooks/Cole: Belmont, CA, USA.
2012 ).
Jika dua faktor yang dijelaskan sebelumnya merupakan faktor yang digunakan untuk menghitung
tapak ekologi secara umum, maka untuk menghitung suatu tapak ekologi per individu, juga terdapat
faktor yang menjadi aspek untuk menentukan berapa besar tapak ekologi per individu. Faktor-faktor
tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut.
Transportasi : metode atau kendaraan apa yang digunakan dalam bepergian, apakah
menggunakan motor, mobil, ataukah berjalan kaki.
Penggunaan air : menunjukkan seberapa banyak air yang digunakan setiap harinya, dan
lama penggunaan air bersih.
Makanan : menunjukkan berapa banyak makanan yang dikonsumsi dengan menu 4 sehat 5
sempurna.
Sampah : menunjukkan metode pembuangan sampah yang dilakukan, dan berapa banyak
sampah yang dihasilkan dalam sehari.
TUGAS
NAMA
NIM
: HASNIYATI
: 12.13101.00.06
DOSEN PEMBIMBING
PROF. SUPLI EFFENDI RAHIM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah pendekatan yang baru-baru ini populer dengan Ecological Footprintmenjadi alat
ukur yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep
"jejak kaki ekologis" (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh William
Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).
Ecological Footprint mengukur permintaan penduduk atas alam dalam satuan metric yaitu
area global biokapasitas. Dengan membandingkan Ecological Footprintdengan ketersediaan
kapasitas biologis bumi, analisis Ecological Footprintmenyarankan apakah pemanfaatan
lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan energy itu dapat dilanjutkan.
Pada 2001 kapasitas lahan kehidupan (biocapacity) bumi hanyalah 11.3 miliar global
hektare, yang hanya merupakan seperempat permukaan bumi atau hanya memberi jatah
paling tinggi 1,8 gha per orang. Adapun WWF (2005) pernah menghitung bahwa rata-rata per
kapita jejak ekologi per orang di bumi adalah 2,2 gha, artinya selama ini, secara rata-rata
penduduk bumi mengalami defisit 0,4 gha.
Rata-rata jejak ekologi tertinggi per kapita penduduk Amerika Serikat (9,5 gha), Inggris
(5,45 gha), dan (Swiss 4 gha), sedangkan Indonesia diperkirakan rata-rata 1,2 gha. Adapun
jejak ekologi terendah adalah Bangladesh, dengan rata-rata 0,5 gha. Pendekatan ini
menunjukkan bahwa semakin kaya suatu negara dan bangsa, semakin besar jejak ekologi
mereka dalam menguras sumber daya di bumi. Dengan demikian, kapasitas yang diperlukan
dengan gaya hidup negara-negara maju jauh lebih boros, sehingga untuk bangsa Amerika
guna memenuhi gaya hidup mereka diperlukan 9,5 planet setara dengan bumi, sedangkan
warga Inggris memerlukan lima planet dan pola jejak ekologi rakyat Swiss memerlukan
empat planet lagi. Jadi gaya hidup mereka di negara-negara kayalah yang menjadi penekan
kemampuan bumi dalam menyediakan suplai sumber daya alam.
B. Tujuan
-
Untuk mengetahui gambaran dan metode pengukuran jejak ekologis penulis dalam satu
tahun.
Memberikan gambaran kebutuhan lahan perorang pertahun berdasarkan kriteria di
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekological Footprint
1. Pengertian
Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam
mengukur penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi
manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam
hektar. Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui
apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa
besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis
dalam satuan luasan hektar (ha).
2. Konsep Ecologi footprint
Tapak ekologi (Ecological Footprint) adalah konsep untuk mencermati pengaruh manusia terhadap
cadangan dan daya dukung bumi
Memahami tapak ekologi memungkinkan untuk melihat seberapa besar kekayaan alam (renewable)
yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh konsumsi manusia terhadap ketersediaannya
Tapak ekologi atau ecological footprint adalah perangkat analisis untuk mengukur dan
mengomunikasikan dampak pemanfaatan sumber daya pada lingkungan.
Komponen yang dianalisis dalam tapak ekologi adalah penggunaan energy langsung.
-
pangan
transport personal
air
bangunan
3. Perilaku konsumen
Jika manusia (secara keseluruhan, kaya ataupun miskin) menjadi tertuduh atas
penyebab kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, apa yang bisa dilakukan. Sekarang ini
target yang dilakukan oleh para pembela lingkungan adalah bagaimana sesegera mungkin
orang dapat mengubah pola gaya hidup dan perilaku.
Ada empat faktor yang diperkirakan dapat menentukan perubahan bagi perilaku
manusia, baik secara individual maupun kolektif yaitu :
a. Nilai-nilai moral dan budaya didalamnya termasuk nilai keagamaan yang mengkristal.
Dengan keyakinan, seseorang akan terdorong untuk tidak cenderung merusak atau melakukan
sesuatu berlebih-lebihan. Misalnya agama sangat menganjurkan manusia tidak berlaku boros
dan bertindak mubazir. Di lain pihak, budaya pula yang dapat mendorong atau menahan
seseorang berperilaku konsumtif dan hedonis.
5. Area bagi total untuk permintaan manusia ini dapat dibandingkan dengan jasa ekologis yang
ditawarkan alam, saat itulah kita dapat menaksir area produktif diatas planet.
1.
2.
3.
4.
5.
BAB III
PEMBAHASAN
Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur
penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia
dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.
Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa
besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis
dalam satuan luasan hektar (ha).
Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan
menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Dari pernyataan diatas dapat saya jabarkan jejak ekologi hasil dari lembar kerja yang
telah saya isi sebagai perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya
dan bagaimana pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau meluas.
a.
Transportasi
Saya setiap hari pergi dan pulang ke kantor juga untuk bepergian bersama keluarga
menggunakan kendaraan pribadi baik menggunakan motor atau mobil.
b.
Penggunaan Air
Saya mandi setiap hari 2 kali sehari, setiap mandi sekitar 10 menit menggunakan air bersih
yang berada di bak mandi dengan menggunakan timba air.
c.
Berpakain
Saya menggunakan pakaian sekali sehari, namun kadang- kadang pakaian yang telah saya
pakai tetapi hanya sebentar, besoknya saya pakai kembali.
d.
Rekreasi
Saya melakukan kegiatan olahraga 1x seminggu dan saya dan keluarga juga pergi rekreasi
jalan jalan ke tempat rekreasi.
e.
Makanan
Saya makan setiap hari pada umumnya makan makanan seperti sayur mayur, lauk pauk dan
buah-buahan dari produk lokal yang dimasak sendiri dan kadang-kadang beli di rumah
makan. Saya juga berusaha untuk menghabiskan makanan yang saya makan, walau kadangkadang masih tersisa sedikit kalau sedang tidak nafsu makan.
f.
Sampah
Saya membuang sampah dikotak sampah yang tersedia, dimana sampah pribadi saya sekitar
hanya sekotak sepatu saja.
g.
Ruang Tinggal
Rumah sebagai ruang tinggal saya digunakan oleh saya dan keluarga, begitu pula dikantor,
saya dan teman-teman kantor menggunakan satu ruangan.
Jejak Ekologiku
Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan
menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Lembar kerja berikut adalah perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi
saya dan bagaiman pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau
meluas.
Menghitung Seberapa Besar Jejak Ekologiku.
A. Transportasi
1. Dengan apa anda bepergian hari ini?
a) Berjalan..0
b) Bersepeda..5
c) Dengan Angkutan Umum. 10
d) Menumpang.....15
e) Kendaraan Pribadi . 2 x 30
(Kalikan setiap skor dengan berapa sering metode tsb dipakai dalam satu hari dan kemudian
di total.)
Nilaiku 30
Sub-Total: 60
B. Penggunaan Air
1. Seberapa banyak air yang digunakan?
a) Tidak mandi.0
b) Mandi, 1-2 menit. .5
c) Mandi, 3-6 menit..10
d) Mandi, 10 menit .2x 20
e) Mandi dengan air satu bath tub penuh.20
f) Mandi dengan air setengah bath tub.10
divided by # of people = 2
Sq meters
d) other sq. meters = __________________
divided by # of people = __________________ Sq meters
Nilaiku untuk Total 2 = 42
Total 2: 42
TOTAL KESELURUHAN= (Total 1 + Total 2) X 3
( 195+42) x 3 = 237 x 3 = 711
Saya telah menghitung total dari tiga tipikal keseharianku. Sekarang total keseluruhan
tersebut menjadi jejak ekologis pribadiku, menggunakan rumus dibawah:
Total keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis anda dalam satuan hektar
JADI JEJAK EKOLOGIS PRIBADI = 7,11 HEKTAR
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui
apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Jejak ekologis pribadiku sebesar 7,11 Hektar.