Deskripsi Proyek
Jembatan Surabaya-Madura atau lebih dikenal dengan Jembatan Suramadu merupakan
bagian dari Proyek Tri Nusa Bima Sakti yang misinya adalah menghubungkan ketiga pulau,
yaitu Jawa Sumatera, Jawa Bali dan Surabaya Madura yang pada awalnya ditetapkan
melalui Instrulsi Presiden pada tahun 1986. Pengukuhan proyek Jembatan Surabaya
Madura dan Pengembangan Kawasan sebagai proyek nasional adalah dengan
diterbitkannya Keppres No. 55 Tahun 1990 tentang Proyek Pembangunan Jembatan Madura.
Hal-hal utama yang menjadi latar belakang pembangunan Jembatan Suramadu :
Dukungan DPR-RI terhadap pembangunan Jembatan Suramadu melalui surat ketua DPRRI kepada Presiden RI No. KD.02/5857/DPR-RI/2002 tanggal 31 Oktober 2002.
Keputusan Presiden No. 79 tahun 2003 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya Madura.
1. Manfaat Langsung
Manfaat langsung adalah manfaat yang ditimbulkan karena meningkatnya
atau produktivitas dengan adanya proyek tersebut. Manfaat langsung dari Jembatan
Suramadu adalah sebagai berikut :
Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang. Dengan
semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya.
Merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian.
Manfaat langsung lainnya yang dapat diperhitungkan adalah nilai penerimaan dari
tarif tol yang diberlakukan. Transportasi barang dan orang yang semakin meningkat,
akan meningkatkan penerimaan dari tarif tol.
2. Manfaat Tidak Langsung
Manfaat tidak langsung ialah manfaat yang secara tidak langsung disebabkan karena
adanya proyek akan dibangun. Manfaat tidak langsung dari Jembatan Suramadu adalah
sebagai berikut :
Manfaat tidak langsung atau manfaat sekunder adalah multiplier effect dari Jembatan
Suramadu. Ini merupakan dinamika yang timbul dan merupakan pengaruh sekunder
(secondary effect), antara lain:
Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan barang dan
jasa. Selanjutnya
akan
merangsang
meningkatnya
kegiatan
perekonomian,