Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul DIVERTIKULITIS ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan dan juga sebagai panduan
belajar.
Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah
pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman yang telah
mendukung.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................
B. Tujuan........................................................................................................
BAB II Konsep dasar teori
A. Pengertian..................................................................................................
B. Etiologi......................................................................................................
C. Patofisiologi...............................................................................................
D. Manifestasi klinis.......................................................................................
E. WOC..........................................................................................................
F. Pemeriksaan penunjang.............................................................................
G. Penatalaksanaan
H. Komplikasi................................................................................................
BAB III Konsep dasar Askep
A. Pengkajian teoritis.....................................................................................
B. Analisa Data..............................................................................................
C. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul..........................................
D. Rencana Asuhan Keperawatan (NCP).......................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit divertikular belum dikenal di Negara Barat sebelum abad ke20. Setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industri yang diikuti dengan
perubahan pola makan dan konsumsi jenis makanan dari yang mengandung
banyak serat ke jenis makanan yang kurang mengandung banyak serat,
penyakit divertikular mulai muncul dan makin meningkat prevalensinya sesuai
dengan peningkatan umur penduduk.
Divertikulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang dicirikan
dengan adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk
kantong berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami
peradangan, keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis.
Divertikulosis dapat dibawa dari lahir, tetapi umumnya ditemukan
setelah lahir. Insidensi diverticulosis secara keseluruhan tinggi; penyakit ini
menyerang sekitar 10% penduduk menurut sebagian besar pemeriksaan mayat.
Divertikulosis jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun, tetapi meningkat
seiring bertambahnya usia sehingga pada usia 85 tahun, dua pertiga penduduk
mengalami penyakit ini. Lokasi terjadinya divertikula yang paling sering
adalah kolon sigmoid, yaitu sekitar 90% kasus.
Maka dari uraian di atas, penulis mencoba mengangkat masalah tentang
Divertikulitis.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk
mempelajari
Divertikulitis.
tentang
asuhan
keperawatan
pada
klien
dengan
Tujuan Khusus
1.
2.
BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS
A. Definisi
Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan
keluar abnormal berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang
meluas sepanjang defek di lapisan otot,merupakan penonjolan dari mukosa
serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan manifestasi motalitas yang
abnormal.Divertikulum dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran
gastrointestinal.
Divertikulum adalah lekukan luar seperti kantong yang terbentuk dari
lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan otot. Divertikula dapat
terjadi di mana saja sepanjang saluran gastrointestinal. Divertikulosis
merupakan divertikula multipel yang terjadi tanpa inflamasi atau gejala.
Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulim
yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan
akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses (Keperawatan
Medikal-Bedah Volume 2, 2001:hal.1100).
Divertikulosis merupakan divertikula multiple yang terjadi tanpa
inflamasi atau gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan
di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat
membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan
abses.
Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%).Hal ini
telah diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis
mengalami divertikulitis pada titik yang sama. Divertikulitis paling umum
terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu
dengan usia lebih dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat
gangguan pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah
serat diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit. Divertikulitis dapat
terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu
dan lama.
B. Etiologi
a. Mikro dan makro perforasi
b. Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan
dalam dinding colon.
c. Diet rendah serat
d. Kuman-kuman seperti taenia coli
C. Patofisiologi
Diverticulitis dapat dibawa dari lahir (factor congenital) yang tidak
diketahui penyebabnya (idiopatik) dimana seluruh lapisan usus merupakan
dinding divertikel. Tetapi hal ini jarang terjadi, umumnya ditemukan setelah
lahir dan kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon sigmoid dan
kolon desendens.
Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon
mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal
yang tinggi, volume colon yang rendah(isi kurang mengandung serat),dan
penurunan kekuatan otot dalam dinding colon(hipertrofi muskuler akibat masa
fekal yang mengeras).Divertikulum menjadi sumbatan dan kemudian
terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke
dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas
kolon. Abses dapat terjadi, menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi
pembuluh darah(arterial)dapat menimbulkan perdarahan.
D. Manifestasi Klinis
a. Konstipasi
b. Nyeri abdomen
c. Tanda-tanda divertikulosis akut adalah iregularitas usus dan interval diare,
nyeri dangkal dan ram pada kuadran kiri bawah dari abdomen dan demam
ringan.
d. Mual, muntah
e. Pada inflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada
striktur fibrotik, yang menimbulkan kram,feces berukuran kecil-kecil, dan
peningkatan konstipasi.
f. Perdarahan samar dapat terjadi, menimbulkan anemia defisiensi besi
g. Kelemahan dan keletihan
E. Pemeriksaan penunjang
Kolonoskopi
dilakukan
untuk
mengobservasi
divertikula
dan
F. Penatalaksanaan
a. Usus di istirahatkan dengan menunda asupan oral,memberikan cairan
intravena,dan melakukan pengisapan nasogastrik bila ada muntah atau
distensi.
b. Antibiotika spektrum luas diberikan selama 7 sampai 10 hari Pemeridin
(Demerol) diberikan untuk menghilangkan nyeri.
c. Antispasmodik
seperti
propantelin
bromide(Pro-Banthine)
dan
oksifensiklimin(daricon)dapat diberikan
d. Menggunakan pelunak feces(colace)/supositoria.
e. Reseksi derajat-satu pada bagian sigmoid yang terkena untuk serangan
berulang
f. Prosedur derajat-multipel untuk komplikasi, seperti obstruksi, perforasi
dan fistula.
G. Komplikasi
Komplikasi diverticulitis mencakup:
Penyumbatan usus
Perdarahan.
Fistula
BAB III
KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
(nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam masuk RS, no register dan diagnosis medis).
2. Keluhan Utama
Pada pasien dengan divertikulum datang dengan keluhan nyeri
abdomen bersifat kram dan tersering terlokalisasi atau diare, gangguan
BAB, mual muntah atau gejala urinarius menetap, distensi abdomen
dan masa abdomen, sampai dengan komplikasi serius seperti perforasi
(asimtomatik) beberapa jam sebelum dibawa ke Rumah Sakit.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Selama mendapat riwayat kesehatan, pasien ditanya tentang awitan dan
durasi nyeri serta pola eliminasi saat ini dan masa lalu. Kebiasaan diet
dikaji ulang untuk menentukan asupan serat. Pasien ditanya tentang
mengejan saat defekasi,adanya konstifasi dengan periode diare,
tenesmus (spasme sfingter anal dengan nyeri dan dorongan untuk
defekasi) terus-menerus, kembung abdomen, dan distensi.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah mempunyai riwayat inflamasi usus
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang
mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Perhatikan apakah pasien tampak pucat lesu, nyeri abdomen, mual
muntah, BAB pasien.
b. Palpasi
Palpasi pada daerah divertikulitis tampil pada nyeri tekan ringan pada
kuadran kiri bawah
c. Auskultasi pada daerah abdomen
d. Perkusi
e. Pemeriksaan Diagnostik
2) Sirkulasi
Tanda
3) Eliminasi
Gejala
4) Integritas ego
Gejala
Tanda
5) Makanan/ cairan
Gejala
: anoreksia, mual/muntah
Penurunan BB
Tidak
toleran
terhadap
diet/sensitive
mis:buah
6) Higiene
Tanda
7) Nyeri/ kenyamanan
Gejala
8) Keamanan
Gejala
vaskulitis.
Arthritis (memperburuk gejala dengan eksaserbasi
penyakit usus)
Peningkatan suhu 39,6-40o (eksaserbasi akut)
Penglihatan kabur
Alergi terhadap makanan/ produk susu (mengeluarkan
histamine ke dalam usus dan mempunyai efek
inflamasi)
Tanda
9) Seksualitas
Gejala
B. Analisa Data
Nama klien :
Ruang rawat :
Diagnosa medik
N
o
Data
DS:
DO:
:
Etiologi
Masalah Keperawatan
1. Nyeri
2. Penyempitan kolon,
sekunder akibat penebalan
segmen otot dan striktur.
2. Konstipasi
3. Proses infeksi
3. Perubahan perfusi
jaringan
gastrointestinal
Klien
tampak
meringis
kesakitan
akibat
nyeri
Tidak
nafsu makan :
mual
dan
muntah
Demam
ringan
TTV :
DS:
DO:
Klien
tampak
susah
BAB
Nafsu
makan
klien
berkurang, hanya
mampu
menghabiskan
porsi.
DO:
Penurunan
haluaran urine
Mual
dan
muntah
Kulit pucat
Pasien tampak
gelisah
TTV
TD: 100/70 mmHg
ND: 70/i
RR: 16/i
S: 38 C
No
1
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Nyeri berhubungan
Setelah
dilakukan
infeksi,
intervensi
Ditandai
Kriteria
Intervensi
Hasil
Nyeri
MANDIRI :
Rasional
MANDIRI :
berkurang.
untuk
Meminta
melaporkan nyeri
keperawatan
analgetik
selama 3 x 24
sesuai
karakteristik
jam diharapkan
kebutuhan
dapat menunjukkan
intensitas (0-10).
penyebaran
penyakit/ terjadinya
selama episode
perubahan
komplikasi.
akut.
karakteristik nyeri
nyeri
berkurang.
Mentaati
diet
rendah
serat
TTV DBN:
mentoleransi nyeri
Perubahan
pada
nyeri
Dapat
- TD: 110/70-
faktor yang
menunjukkan
120/80 mmHg
meningkatkan atau
dengan tepat
- ND: 60-100
menghilangkan nyeri
x/i
pemberat atau
mengidentifikasi
- S: 36,5-37,5
terjadinya
komplikasi.
Menurunkan
tegangan abdomen
dan meningkatkan
rasa control.
berikan tindakan
nyaman
Meningkatkan
relaksasi,
memfokuskan
kembali perhatian,
dan meningkatkan
kemampuan
koping.
KOLABORASI
Berikan analgetik
(mis: analgetik)
Untuk
meredakan
nyeri
Untuk menurunkan
spasme usus
Berikan preparat
antispasmodic sesuai
2
Konstipasi
Setelah
Mendapatkan pola
berhubungan dengan
dilakukan
eliminasi normal
penyempitan kolon.
intervensi
Melaporkan
program
MANDIRI :
Berikan asupan cairan
melancarkan
defekasi
cadangan jantung
selama 3 x 24
abdomen
pasien)
jam diharapkan
berkurang
Melaporkan
Membantu
keperawatan
klien
MANDIRI :
Berikan makanan
yang lembut tetapi
Untuk
mendapatkan
pasase feses
mempunyai serat
meningkatkan bulk
dan
lembut dan
tinggi
feses dan
mempertahanka
berbentuk,
memudahkan
n pola eliminasi
tanpa nyeri
peristaltic, sehingga
normal
Menambah-
meningkatkan
defekasi.
kan sekam
yang tidak
terproses
Berikan program
latihan individual
Minum
sedikitnya 10
Masukkan laksatif
bulk harian seperti
dapat
Metamucil
ditoleransi
hari
menyusun waktu
Membantu
asupan cairan
Latihan setiap
gelas cairan
sehari (bila
tonus otot
Untuk membuat
dalam
makanan
Untuk memperbaiki
mendorong feses
melewati kolon.
Untuk menurunkan
mengejan saat
Untuk melunakkan
feses dan
menurunkan
Berikan enema
inflamasi.
retensi-minyak
3
Perubahan
perfusi
Setelah
Mencapai perfusi
MANDIRI :
jaringan
dilakukan
jaringan
gastrointestinal
intervensi
gastrointestinal
berhubungan dengan
keperawatan
normal.
derajat/
proses infeksi.
selama 3 x 24
Memenuhi
ketidakadekuatan
MANDIRI :
Memberikan
informasi tentang
jam diharapkan
pembatasan
ada perbaikan
makanan
membantu
perfusi jaringan
gastrointestinal.
Haluaran urine
menentukan
kebutuhan
adekuat
intervensi
TTV DBN:
- TD: 110/70-
Berikan cairan IV
Untuk
120/80 mmHg
menggantikan
- ND: 60-100
kehilangan volume
x/i
sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Burner and suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,-edisi 8,volume 2, EGC, Jakarta
Engram, Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2,
EGC, Jakarta.
Price, Silvia A. 2006. Patofisiologi, volume 2. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Setiyohadi, bambang dan Tambunan, A.Sanusi. 2006. Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 4, Jilid 2. Jakarta: EGC