PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah Indonesia dengan iklim hujan tropis menyebabkan tingginya tingkat
kelembaban udara (Relative humedity > 80%) dengan suhu rata-rata 28-33 0C.
(1)
(5)
dapat menyebabkan infeksi yang invasif pada paru maupun sinus dan sering diikuti
perluasan infeksi secara hematogen ke organ lain. (6)
Indonesia memiliki ribuan macam tanaman, dimana keanekaragaman hayati
yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional.
Masyarakat Indonesia telah memakai dan memamfaatkan obat tradisional sejak jaman
dahulu untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sekarang ini dengan semakin
meningkatnya resistensi terhadap berbagai jenis obat kimia maka obat tradisional
menjadi alternatif lain dalam pengobatan. Salah satu tanaman yang sering digunakan
adalah kencur.
ii
Kencur, temulawak, kunyit dan jahe termasuk dalam kelompok rimpangrimpangan (Zingiberaceae) yang sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai obat
tradisional dan diklaim bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit. (7) Berdasarkan
penelitian sebelumnya, semua tanaman tersebut diatas memiliki efek antifungi.
(8)
Pada penelitian lain juga menyatakan bahwa minyak fraksi etanol rimpang kencur
(Kaempferia galangal L.) memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan beberapa
spesies jamur dan bakteri. (9)
Penelitian antifungi ekstrak Rimpang kencur (Kaempferia galangal L.) terhadap
jamur Aspergillus sp belum pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut
saya sebagai peneliti tertarik untuk melihat efek antifungi Rimpang kencur
(Kaempferia galangal L.) dalam menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka di ambil beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galaga L.) memiliki daya
hambat terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus sp?
2. Berapa konsentrasi ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galaga L.) yang
dapat memberikan daya hambat optimal terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus
sp?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya daya hambat dari ekstrak etanol rimpang kencur
(Kaempferia galaga L.) terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus sp.
2. Untuk mengetahui berapa konsentrasi ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia
galaga ssL.) yang dapat memberi daya hambat optimal terhadap pertumbuhan
jamur Aspergillus sp.
ii
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aspergillus sp
Aspergillus sp. adalah saprofit yang terdapat di alam. A. fumigates adalah
patogen yang sering menyerang manusia, selain itu ada juga spesies lain yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia di antaranya A. flavus, A. niger dan A. terreus.
Kapang ini menghasilkan banyak konidia kecil yang mudah di aerosol. Pada orang
yang mengalami atropik sering terjadi reaksi alergi berat terhadap antigen konidia. (10)
Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin. Aflatoksin merupakan suatu
mikotoksin yang dihasilkan dari hasil metabolisme sekunder jamur Aspergillus flavus.
(3)
makanan hasil fermentasi seperti kecap dan oncom serta rempah-rempah. (11) A. flavus
biasanya mengkontaminasi biji-bijian. Selain menghasilkan aflatoksin, A. flavus juga
mampu menginfeksi manusia dan hewan sehingga menghasilkan penyakit yang
disebut aspergillosis.
Aspergillus terreus dan Aspergillus niger merupakan jamur yang juga mampu
memproduksi mikotoksin. Mikotoksin yang dihasilkan oleh A. terreus antara lain,
aflatoksin, patulin, dan sitrinin. Sedangkan, A. niger memproduksi okratoksin. (12)
Aspergillus fumigatus memiliki tangkai-tangkai panjang (conidiophores) yang
mendukung kepalanya yang besar (vesikel). Pada bagian kepalanya terdapat spora
yang membangkitkan sel hasil dari rantai panjang spora. Aspergillus fumigatus ini
mampu tumbuh pada suhu 370C (sama dengan temperatur tubuh). Pada rumput kering
Aspergillus fumigatus dapat tumbuh pada suhu di atas 500C. (10)
2.1.1
Toksonomi Aspergillus sp
Aspergillus sp di klasifikasikan sebagai berikut : (13)
Kingdom
: Fungi
Fillum
: Ascomycota
Sub fillum
: Pezizomycotina
Kelas
: Eurotiomycetes
Ordo
: Eurotiales
Family
: Trichocomaceae
Genus
: Aspergillus
Spesies
: Aspergillus sp
ii
Gambar 1: Aspergillus Sp
( Sumber : Anonimous 2009 )
2.1.2
Patogenesis Aspergillus sp
Infeksi Aspergillus sp pada umumnya di dapat dengan cara inhalasi conidia ke
paru-paru walaupun cara lain dapat juga dijumpai seperti terpapar secara lokal akibat
luka operasi, kateter intravenous dan armboard yang terkontaminasi. Invasif
aspergillosis jarang di jumpai pada pasien immunokompeten. Spesies Aspergillus sp
pada umumnya memproduksi toksin atau mikotoksin yang dapat berperan pada
ii
(16,17,18)
Aspergillosis
ii
saponin dan flavonoid yang terdapat didalam rimpang kencur juga memiliki daya anti
jamur. (21)
Di beberapa wilayah di Indonesia kencur memiliki nama yang berbeda-beda,
antara lain ceuko (Aceh), tekur (Gayo), kaciwer (Batak), kopuk (Mentawai), cakue
(Minangkabau), cokur (Lampung), kencur (Melayu), cikur (Sunda), kencur (Jawa),
kencor (Madura), cekor (Nusa Tenggara), cekuh (Bali), sikum (Minahasa), humopoto
(Gorontalo), tukulo (Bual), cekuru (Makasar), eku (Bugis), cekir (Sumba). (13)
2.2.1 Jenis Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L.)
Berdasarkan tipe daunnya terdapat 2 jenis kencur yaitu : (22)
1. Kencur bedaun lebar, yakni dicirikan dengan bentuk daunnya yang lebar-lebar dan
besar, hampir bundar dan tangkai daun relatif sangat pendek. Jenis kencur inilah
yang saat ini paling banyak di tanam petani. Beberapa kultivar ( klon ) kencur
berdaun lebar banyak ditemukan pada daerah Boyolali, Boro, Kalipare, Ketawang,
Ajosari, Koral, dan Bogor.
2. Kencur berdaun sempit, di cirikan dengan bentuk daunnya yang memanjang dan
ramping menyempit dan tangkai daun relatif lebih panjang daripada daun yang
berbentuk lebar.
2.2.2 Toksonomi
Rimpang kencur (Kaempferia galaga L.) diklasifikasikan sebagai berikut: (23)
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Sub Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (Berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus
: Kaempferia
Spesies
: Kaempferia galangal L.
2.2.3 Morfologi
Kencur (Kaempferia galaga L.) merupakan tanaman berimpang yang tumbuh
subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak
terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan
ii
susunan berhadapan. Tanaman yang daunnya bulat melebar dengan ujung mengecil,
berwarna hijau gelap ini memiliki batang semu yang tergolong pendek dengan tinggi
10 hingga 50 cm. Rimpang kencur tumbuh bergerombol dan bercabang-cabang.
Warna rimpang cokelat gelap dan berkesan mengkilap. Kencur juga bisa berbunga,
yang muncul disela - sela daun bentuknya kecil . (24)
ii
ii
2. Fenolik
Senyawa fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus hidroksil
yang menempel di cincin aromatik atau data disebut juga senyawa yang memiliki
sekurang-kurangnya satu gugus fenol. Terdapat lebih dari 8.000 jenis senyawa yang
termasuk kedalam golongan senyawa fenolik. Anggota senyawa fenolik mulai dari
yang paling sederhana dengan berat molekul yang kecil sehingga senyawa yang
kompleks dengan berat molekul lebih dari 30.000 Da. (29)
3. Saponin
Saponin merupakan senyawa glikosida komplek yang kerangka dasarnya
berhubungan dengan struktur gugus glukosa dan triterpenoid. Apabila senyawa
tersebut dihidrolisis, akan terbentuk suatu senyawa triterpenoid dan glikosida (gula).
Glikosida sangat banyak mengandung gugus OH sehingga dapat larut didalam air .
(30)
Saponin diyakini memiliki efek biologi, antara lain efek antifungi, sitotoksin
melawan sel tumor, hemolisis, aktivitas kekebalan tubuh dan antikanker. Sebagai
antifungi, saponin dapat merusak membran sel pada jamur, sehingga menyebabkan
kebocoran sel yang akhirnya memacu terjadinya kematian sel. (31)
ii
Kerangka Teori
Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L )
merupakan tananaman yang kandungannya
terdapat etil p-metoksi sinamat, senyawa ini
turunan asam sinamat, beberapa dari
turunan asam sinamat ini memiliki berbagai
aktivitas biologis seperti antibakteri,
anestetik, antiinflamasi, antispasmodik,
antimutagenik, fungisida, herbisida, serta
penghambat enzim tirosinase
ii
Flavanoid
Saponin
Fenolik
Antifungi
Aspergilus sp
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboraturium. Rancangan
penelitian yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan 4
kali pengulangan. Rancangan ini terdiri dari 6 kelompok, yaitu 4 kelompok perlakuan
dan 2 kelompok kontrol. Kelompok perlakuan terdiri dari P1, P2, P3 dan P4 masingmasing dari kelompok perlakuan adalah ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galaga
L.) dengan konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%. Kelompok control terdiri dari P 5
sebagai kontrol positif (Nistatin) untuk Aspergillus dan P5 sebagai kontrol negatif
( akuades steril ). Rancangan untuk penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Table 3.1 Rancangan Acak Lengkap
Perlakuan
( P)
P0
P1
I
P0 I
P1 I
Ulangan
III
P0 III
P1 III
II
P0 II
P1 II
ii
IV
P0 IV
P1 IV
P2
P3
P4
P5
P6
P2 I
P3 I
P4 I
P5 I
P6 I
P2 II
P3 II
P4 II
P5 II
P6 II
P2 III
P3 III
P4 III
P5 III
P6 III
P2 IV
P3 IV
P4 IV
P5 IV
P6 IV
Keterangan:
P1 : Ekstrak etanol rimpang kencur dengan konsentrasi 5%.
P2 : Ekstrak etanol rimpang kencur dengan konsentrasi 10%.
P3 : Ekstrak etanol rimpang kencur dengan konsentrasi 20%.
P4 : Ekstrak etanol rimpang kencur dengan konsentrasi 40%.
P5 : Akuades steril ( kontrol negatif ).
P6 : Nistatin ( kontrol positif ).
Dasar pemilihan konsentrasi pada penelitian ini adalah menguji ekstrak
rimpang kencur dari rentang konsentrasi terkecil ( 5% ) sampai konsentrasi terbesar
( 40% ) dan membaginya menjadi 4 kelompok, oleh karena itu konsentrasi yang
digunakan adalah 5%, 10%, 20%, dan 40%. Jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
didapatkan berdasarkan penghitungan menggunakan rumus Federer sebagai berikut:
t 1 (r -1) 15
Dengan t = 6 perlakuan (4 konsentrasi, 1 kontrol negatif dan 1 kontrol positif)
maka banyaknya jumlah ulangan yaitu:
t - 1 (r - 1) 15
6 - 1 (r - 1) 15
5r 5 15
5r 20
r4
Keterangan:
t = jumlah perlakuan
r = jumlah pengulangan
Jumlah pengulangan yang dilakukan pada penelitian ini minimal sebanyak 4
kali.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 - November 2013.
Pembuatan ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L.) dan uji fitokimia
ii
Konsentrasi ekstrak
etanol rimpang kencur
ii
ii
1. Pemeriksaan mikroskois
a. Uji Germ Tube
Serum 0,5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian di inokulasi isolat
aspergillus dan diinkubasi pada suhu 370C selama 3 jam. Lalu ambil dengan
menggunakan ose yang telah di pijarkan terlebih dahulu dengan api spiritus dan
letakkan pada object glass, kemudian tutup dengan cover glass, selanjutnya amati di
bawah mikroskop. Pada pemeriksaan ini dilihat ada tidaknya pembentukan Germ
tube.
b. Uji KOH
Teteskan KOH 10 % sebanyak 1-2 tetes di atas object glass dengan
menggunakn ose yang telah di pijarkan pada spiritus, ambil aspergillus dan letakkan
di atas object gelas, lalu di aduk sampai tercampur merata dengan larutan KOH,
fiksasi sedian dan kemudian tutup dengan cover glass, hindari pembentukan udara.
Sedian di amati di bawah mikroskop. Pada pemeriksaan di lihat ada tidaknya
pseudohifa, sel ragi, atau sel tunas.
2. Tes Biokimia
Timbang NaCl sebanyak 0,15 gr dan pepton 0,25 gr di masukkan ke dalam labu
erlemeyer yang telah diisi 40 ml aquades. Masukkan larutan NaCl dan pepton ke
dalam microwave sampai kedua zat larut sempurna dan di bagi dalam 4 tabung reaksi
yang telah dimasukkan tabung Durham kedalamanya dengan posisi mulut tabung
Durham berada di bawah, isi masing-masing sebanyak 10 ml. masukkan maltosa,
sukrosa, laktosa, dan glukosa 0,1 gr ke masing-masing tabung reaksi tadi dan
tambahkan bromthymol blue secukupnya tutup mulut tabung dan diseal, kemudian di
sterilkan dalam autoklaf dengan tekanan 2 atm suhu 1210C. Inkubasi keempat larutan
selama 1x24 jam. Setelah di inkubasi ambil biakan aspergillus yang telah di
regenerasi lalu homogenkan ke dalam tabung reaksi. Inkubasi kembali selama 24 jam
dan di lihat hasilnya.
3. Pemeriksaan Makroskopis
ii
Fungi aspergillus di biakkan dalam media SDA dan di inkubasi selama 24 jam
suhu 370C. Identifikasi aspergillus berdasrkan warna yaitu krem dengan bau seperti
ragi bentuknya bulat dan menonjol dari permukaan.
3.5.4 Ekstraksi Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L.)
Rimpang kencur di kupas dan di kering aginkan selama 7 hari dengan suhu
ruangan, kemudian di belender. Hasil blender rimpang kencur tersebut di ekstraksi
dengan menggunakan 1 liter pelarut etanol 96 % diuapkan, pelarut etanol 96%
diuapkan pada suhu 500 C menggunakan rotary evaporator samai di dapatkan ekstrak
kental. Ekstrak selanjutnya di bagi dalam 4 konsentrasi, yaitu 25%, 50 %, 75%, dan
100% . (34)
Pengenceran di lakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
V1 M1 = V2 M2
v = v 2 v1
Keterangan :
V1 = volume awal
V2 = volume yang diinginkan
M1 = kosentrasi awal
M2 = kosentrasi yang diinginkan
v = jumlah larutan aquades
3.5.5 Uji Fitokimia
Uji fitokimia dilakukan pada sampel ekstrak etanol Rimpang Kencur
(Kaempferia galaga L.), berdasarkan : (26)
a. Uji Flavonoid
Ekstrak rimpang kencur di uji dengan 10 ml etanol 80% selanjutnya
ditambahkan 0,5 magnesium dan HCL 0,5 ml, apabila terdapat warna merah muda
atau ungu menunjukan adanya flavonoid .
b. Uji Tanin
Ekstrak rimpang kencur di uji dengan mencampurkan 10 ml FeCl 3 apabiala
terdapat warna hijau menunjukan adanya tanin dan apabila terdapat warna ungu
menunjukkan adanya fenol.
c. Uji Alkaloid
ii
ii
ii
DAFTAR PUSTAKA
1. Talanca AH, Masud S. Pengelolaan Cendawan Aspergillus flavus pada Jagung. In
Seminar Nasional Serilia; 2009: Balai Penelitian Tanaman Serelia. p. 445-449.
2. Djaafar T, S R. Cemara Mikroba pada Produk Pertanian, Penyakit yang
Ditimbulkan dan Pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian. 2007; 26(2): p. 6775.
3. Kasno A. Pencegahan Infeksi A.flavus dan Kontaminasi Aflatoksin Pada Kacang
Tanah. Jurnal Litbang Pertanian. 2004; 23(3): p. 75-81.
4. Pitt JL, Hocking AD. Fungi and Food Spoilage. Second Edition ed. New York:
Blackie Academic & Professional; 1997.
5. Fitzpatrick's. Aspergillosis. In : Dermatology In General Medicine. Sixth Edition
ed. freedberg I, Eisen A, Wolff K, editors. McGraw-Hill; 2003.
6. Richardson M, Warnock D. Asergillosis. In : Fungal Infection Diagnosis dan
Management. Second edition ed.: Blacwell Publishing; 1997.
7. Departemen Pertanian (. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman
Obat. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen
Pertanian; 2007.
8. Winarti C, Nurdjhanah N. Peluangan Tanaman Rempah dan Obat Sebagai
Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 2005; 24(2): p. 47-55.
9. Gholib D. Daya Hambat Ekstrak Kencur (Kaempferia Galanga L.) Terhadap
Trichophyton Mentagrophytes dan Cryptococcus Neoformans Jamur Penyebab
Penyakit Kurap pada Kulit dan Penyakit Paru. Balai Besar Penelitian Veteriner. ;
20 NO.1: p. 59-67.
10. Brooks G, Butel J, Morse S. Mikrobiologi Kedokteran. 23rd ed. Jakarta: EGC;
2007.
11. Makfoeld D. Mikotoksin Pangan Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 1990.
12. Wang ZG. The first find of Yeast-like cells of Fusarium moniliforme and
ii
ii
ii
Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Penelitian Mulai dari Persiapan Hingga Perbaikan Skripsi
N
Kegiatan
O
1
Studi
Kepustakaan
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Pendahuluan
Seminar
5
6
Proposal
Penelitian
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan Akhir
Seminar Skripsi
Juni/
Juli/
Nov/
Des/
2013
2013
2013
2013
2013
dan Perbaikan
Skripsi
DAFTAR ISI
ii
2013
2013
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................3
1.5 Hipotesis.............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Aspergillus sp......................................................................................................4
2.1.2 Morfologi dan Identifikasi...........................................................................5
2.1.3 Manifestasi Klinis Infeksi Aspergillus sp.....................................................6
2.2 Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L.)..........................................................7
2.2.1 Jenis Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L.)...........................................7
2.2.2 Toksonomi....................................................................................................7
2.2.3 Morfologi.....................................................................................................8
2.2.4 Kandungan Kimia dan Manfaat Rimpang Kencur......................................9
2.2.5 Uji Aktifitas antifungi...................................................................................9
2.2.6 Mekanisme Anti Jamur Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L.)...........10
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................13
3.1 Rancangan Penelitian........................................................................................13
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................14
3.3 Alat dan Bahan Penelitian.................................................................................14
3.3.1 Alat Penelitian............................................................................................14
3.3.2 Bahan Penelitian.........................................................................................15
3.4 Variabel Penelitian...........................................................................................15
3.5 Prosedur Penelitian..........................................................................................15
3.5.1 Sterilisasi Alat dan Bahan..........................................................................15
3.5.2 Pembuatan Media Saboraud Dextrose Agar ( SDA).................................15
3.5.3 Re-identifikasi jamur Aspergillus...............................................................16
3.5.4 Ekstraksi Rimpang Kencur (Kaempferia galaga L.)..................................17
ii
ROUZANNA ISMA
NIM : 1007101010040
ii
Oleh :
ROUZANNA ISMA
NIM : 1007101010040
pembimbing II
NIP : 196507161992031004
NIP: 199709112005011001
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal yang berjudul
Daya hambat Ekstrak Rimpang kencur (Kaempferia Galanga L.) Terhadap
Pertumbuhan Aspergillus sp Secara In Vitro . Shalawat beriringkan salam tidak
lupa kita haturkan atas Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari
alam kegelapan dan kebodohan ke alam yang terang dan penuh dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.
Maksud dan tujuan penyusunan proposal ini adalah salah satu syarat
melakukan penelitian untuk skripsi. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini
dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing
Drs.Zulfitri, M.Biomed dan Drh.Faizal Jamin, M.Si yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan, dorongan, semangat, serta saran-saran yang bermamfaat
kepada penulis mulai dari persiapan judul penelitian hingga penyelesaian proposal
penelitian.
Persembahan terimakasih yang tulus, rasa hormat dan sembah sujud kepada
ayahanda dan ibunda tercinta (Ismail.P dan Salbiah Arifin) yang telah membesarkan
penulis dengan kasih saying yang tulus. Kepada semua teman-teman terimakasih atas
motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga dengan selesainya
proposal penelitian ini penulis dapat melakukan penelitian yang menghasilkan skripsi
berkualitas serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan membawa mamfaat
untuk kita semua. Amin
Banda Aceh, 25 Oktober 2013
Penulis,
Rouzanna Isma
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
ii
ii